ABSTRAK
Hipertensi merupakan problem kesehatan masyarakat di Indonesia, mengingat prevalensi yang
meningkat cukup tinggi. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Nasional tahun 2007, hipertensi
berada pada urutan ketiga penyebab kematian semua umur, setelah stroke dan TB, dengan proporsi
kematian sebesar 6,8%. Hipertensi merupakan penyebab utama peningkatan risiko penyakit strok,
jantung dan ginjai. Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui faktor risiko kejadian hipertensi
pada pasien yang berobat di Poliklinik Rumah sakit Umum Daerah Labuang Baji Makassar. Variabel
yang diteliti adalah umur, merokok, dan Obesitas. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik
dengan pendekatan case control. Sampel dalam penelitian berjumlah 74 responden yang terdiri dari
37 kasus dan 37 kontrol. Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Labuang Baji Makassar
pada bulan juni sampai juli 2013. Sampel diambil secara Accidental Sampling. Data diperoleh dengan
melakukan observasi dan wawancara langsung serta pemerikasaan fisik berupa pengukuran tekanan
darah, tinggi badan dan berat badan. Pengolahan data menggunakan computer program SPSS versi
16,0 dan disajikan dalam bentuk tabel dan narasi. Analisis yang digunakan adalah analisis Bivariat
dengan menggunakan uji chi-square dan risk estimate. Hasil penelitian dari 74 responden didapatkan
hasil sebagai berikut: dengan taraf kesalahan 0,05 dan tingkat kepercayaan 95% maka terlihat faktor
risiko kejadian hipertensi yaitu faktor umur (p = 0,009; OR = 3,660 dan 95% IC : 1,359-9,860),
obesitas (p = 0,003; OR = 8,4 dan 95% CI : 1,726 40.883). dan merokok (p = 0,116; OR = 2,3 dan
95% IC: 0,801-6728) buakan merupakan faktor risiko. Kesimpulan penelitian ini adalah faktor yang
terbukti menjadi faktor risiko hipertensi yaitu umur, obesitas dan merokok bukan merupakan faktor
risiko kejadian hipertensi di Rumah Sakit Umum Daerah Labuang Baji Makassar.
Kata Kunci : Hipertensi, Umur, Merokok, Obesitas
PENDAHULUAN
Hipertensi atau darah tinggi sangat
bervariasi tergantung bagaimana seseorang
memandangnya. Secara umum hipertensi
adalah kondisi tekanan darah seseorang yang
beradah diatas batas-batasan tekanan darah
normal. Hipertensi disebut juga pembunuh
gelap atau sillen killer. Hipertensi dengan cara
tiba-tiba dapat mematikan seseorang tanpa
diketahui gejala terlebih dahulu.
Hipertensi
diperkirakan
menjadi
penyebab kematian 7,1 juta orang di seluruh
dunia, yaitu sekitar 13% dari total kematian,
dan prevalensinya hampir sama besar baik di
negara berkembang maupun negara maju.
Hipertensi menimbulkan angka morbiditas
(kesakitan) mortalitas (kematian) yang tinggi
karena
hipertensi
karena
hipertensi
merupakan penyebab utama peningkatan
risiko penyakit strok, jantung dan ginjal. Pada
kebanyakan kasus, hipertensi terdeteksi saat
pemeriksaan fisik karena alas an penyakit
tertentu, sehingga sering disebut sebagai
silent killer. Bahkan sering ditemukan
penderita yang telah mengalami berbagai
58
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 5 Nomor 1 Tahun 2014 ISSN : 2302-1721
59
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 5 Nomor 1 Tahun 2014 ISSN : 2302-1721
60
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 5 Nomor 1 Tahun 2014 ISSN : 2302-1721
Merokok
Poliklinik
Total
n
20
54
27.0
73.0
74
100
61
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 5 Nomor 1 Tahun 2014 ISSN : 2302-1721
62
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 5 Nomor 1 Tahun 2014 ISSN : 2302-1721
akan
diteliti,
sehingga
peneliti
mendapatkan sampel yang kurang tepat.
Menurut asumsi peneliti hipertensi
disebabkan oleh berbagai macam faktor,
bukan hanya dengan perilaku merokok,
faktor yang paling sering ditemukan adalah
faktor usia. Faktor ini merupakan salah
satu faktor terjadinya hipertensi. Dengan
bertambahnya usia maka tekanan darah
juga akan meningkat dimana dinding arteri
akan mengalami penebalan oleh adanya
penumpukan zat kolagen pada lapisan
otot, sehingga pembuluh darah akan
berangsur-angsur menyempit dan menjadi
kaku.
Pada penelitian ini telah terlihat
bahwa responden yang tidak merokok lebih
tinggi jumlahnya dibandingkan dengan
responden
yang
merokok.
Namun
berdasarkan usia, yang lebih mendominasi
menderita hipertensi adalah responden
yang berusia >45, hal ini telah jelas bahwa
usia merupakan salah satu faktor risiko
hipertensi.
3. Faktor Obesitas
Tabulasi silang pada 74 responden
yang diuji, dari 14 responden yang
obesitas terdapat 12 orang yang menderita
hipertensi dan 2 orang yang tidak
hipertensi sedangkan dari 60 responden
yang tidak obesitas terdapat 25 responden
yang menderita hipertensi dan 35
responden yang tidak hipertensi.
Berdasarkan tabel 5.8 diperoleh OR
= 8,4 dengan (95% CI : 1,726 40.883)
dapat dikatakan bahwa responden pada
kategori obesitas akan berisiko 8,4 kali
dibandingkan dengan responden yang
tidak obesitas. Secara statistik hal tersebut
bermakna karena nilai p = 0,003 (p=<0,05).
Pada
penelitian
ini
diperoleh
persentasi hipertensi pada responden
dengan obesitas dengan risiko tinggi
dibandingkan dengan responden yang
tidak obesitas. Berdasarkan hasil tersebut
maka dapat disimpulakan bahwa obesitas
bermakana berisiko terhadap kejadian
hipertensi.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh
(Erlyna Nur Syahrini, 2012) menyatakan
bahwa obesitas berisiko terhadap kejadian
hipertensi dimana OR sebesar 3,4 dengan
95% CI= 1,1-10,6 dan p=0,003). Yang
berarti menunjukan bahwa ada hubungan
yang bermakna antara obesitas dengan
kejadian hipertensi.
Selain itu penelitian yang dilakukan
(Agnesia, 2012) juga sejalan dengan
penelitian ini, dimana obesitas merupakan
faktor risiko hipertensi dengan nilai p=
0,007; OR = 9,051 dan 95% CI = 1,804 45,420. Artinya orang yang obesitas 9 kali
63
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 5 Nomor 1 Tahun 2014 ISSN : 2302-1721
DAFTAR PUSTAKA
Aliman, Ibnu Abdullah. 2011. Jadi Benci Merokok Dengan Terapi Amaul Husnah. Laksana: Jogjakarta.
Agus Sugiharto. 2007. Faktor-Faktor Hipertensi Grade II Pada Masyarakat (Studi Kasus di Kabupaten
Karanganyar). Tesis Tidak di Terbitkan. Semarang: Program Studi Magister Epidemiologi Program
Pasca Sarjana Udip.
Angraini, Dkk. Fakto-Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Hipertensi pada Pasien yang Berobat di
Poliklinik Dewasa Puskesmas Bangkinang Periode Januari Sampai Juni 2008, (online), 2009 (cited
2013 maret 28), available from: http://yayanakhyar.file.wordpress.com/2009/
Ardiansyah, M. 2012. Medikal Bedah Untuk Mahasiswa. Diva Pres: Jogjakarta.
Herlambang. 2013. Menaklukan Hipertensi dan Diabetes. Tugu Publisher. Jakarta Selatan.
H.R, Hasdianah. 2012. Mengenal Diabetes Melitus. Nuha Medika: Yogyakarta.
Kartikasari, A.N.,2012. Faktor Risiko Hipertensi Pada Masiarakat Di Desa Kabongan Kidul Kabupaten Rembang.
Jurnal.
M.S.,
Ningsi.
2010.
Hubungan
Antara
Perilaku
Merokok
Dengan
Kejadian
Hipertensi,
(online),(http://MarlinaS.blogs. Proposal Merokok Terhadap. Hipertensi. Html. sitasi tanggal 31
maret 2013).
P., Utami. 2009. Solusi Sehat Mengatasi Hipertensi. PT Agromedia Pustaka: Jakarta.
Rahmat Darmawan, Dkk. 2008. Care Your Self Hipertensi. Penebar Plus: depok.
Riyanto, Agus. 2011. Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Nuha Medika: Yogyakarta.
Rekam Medis Rumah Sakit Umum Daerah Labuang Baji Makassar.2013.
R.N., Anggie Casey. Dan Herbert Benson, M.D. 2006. Panduan Harvard Medical School Menurunkan Tekanan
Darah.PT Bhuana Ilmu Populer.Jakarta
Susilo, Yekti. dan Wulandari, Ari. 2011. Cara Jitu Mengatasi hipertensi. C.V Andi Offset: Yogyakarta.
Sutomo, Budi. 2009. Menu Sehat Penakluk Hipertensi. DeMedia Pustaka: Jogjakarta.
Syukraini Irza. 2009. Analisi Faktor Risiko Hipertensi pada Masyarakat Nagari Bungo Tanjung Sumatra Barat.
Skripsi tidak diterbitkan. Medan: Fakultas Farmasi-Unisu.
Syahrini, E.N., dkk. 2012. Faktor-Faktor Risiko Primer Di puskesmas Tlogosari Kulon Kota Semarang, (online)
http://ejoumals1.undip.ac.id/index. php/jkm. sitasi tanggal 1 april 2013.
64
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 5 Nomor 1 Tahun 2014 ISSN : 2302-1721