Anda di halaman 1dari 6

Analisis jurnal PICO

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU OLAHRAGA, STRESS DAN POLA


MAKAN DENGAN TINGKAT HIPERTENSI PADA LANJUT USIA DI
POSYANDU LANSIA KELURAHAN GEBANG PUTIH KECAMATAN
SUKOLILO KOTA SURABAYA
Latar Belakang
Semakin bertambah umur seseorang semakin banyak pula penyakit yang
muncul dan sering diderita khususnya pada lansia atau lanjut usia. Pada usia
lanjut akan terjadi berbagai kemunduran pada organ tubuh, oleh sebab itu para
lansia mudah sekali terkena penyakit seperti hipertensi. Hipertensi atau penyakit
darah tinggi merupakan kondisi ketika seseorang mengalami kenaikan tekanan
darah baik secara lambat atau mendadak. Diagnosis hipertensi ditegakkan jika
tekanan darah sistol seseorang menetap pada 140 mmHg atau lebih. Nilai
tekanan darah yang paling ideal adalah 115/75 mmHg (Agoes , 2011).
Penyakit degeneratif telah menjadi penyebab kematian terbesar di dunia
hingga saat ini. Menurut laporan WHO, seperti yang dilansir situs resmi
organisasi kesehatan dunia tersebut, disebutkan hampir 17 juta orang meninggal
lebih awal tiap tahunnya. Sebagai akibat epidemi global penyakit degeneratif.
Fakta yang mencengangkan, ternyata epidemi global ini ditemukan lebih buruk di
banyak negara dengan pendapatan nasional rendah dan sedang, dimana 80%
dari kematian akibat penyakit degeneratif. Upaya dalam bentuk kerjasama global
yang diusulkan WHO untuk menanggulangi epidemi penyakit degeneratif ini,
dapat menyelamatkan kehidupan 36 juta orang yang akan meninggal hingga
tahun 20\53. Peningkatan penyakit tidak menular (PTM) disebabkan salah
satunya karena gaya hidup yang tidak sehat"*. Perilaku yang tidak sehat tersebut
yaitu perilaku merokok, pola makan yang tidak seimbang, rendahnya asupan
buah dan sayur, kebiasaan meminum alkohol dan rendahnya aktivitas fisik.
Semua perilaku itu sebenarnya bisa dirubah guna mencegah terjadinya sebagian
besar penyakit tidak menular. Beberapa PTM yang banyak terjadi di masyarakat
adalah penyakit jantung koroner, hipertensi, diabetes, stroke dan kanker.
Penyakit jantung koroner adalah penyakit penyebab kematian paling tinggi di
Indonesia. Diabetes dan stroke yang dahulu lebih banyak terjadi di wilayah

perkotaan, kecenderungan saat ini sudah merambah merambah ke wilayah


pedesaan. Beberapa penyakit seperti hipertensi juga sudah mulai ditemui tidak
hanya oleh orang yang berusia lanjut namun juga di kalangan umur muda.
Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) faktor risiko kejadian
hipertensi meningkat dari 8,3% (tahun 1995) menjadi 21% (tahun 2001).5
Penyakit Sistim Sirkulasi Darah (SSD) yang banyak rawat jalan adalah Hipertensi
essensial yang menempati urutan ke-7 (2,3%)6. Hipertensi merupakan faktor
risiko

bersama

penyakit-penyakit

tidak

menular,

terutama

penyakit

kardiovaskuler. Berdasarkan data Lab. Ilmu Penyakit Saraf RSUD Dr.Soetomo


pada tahun 1993, penyebab stroke paling banyak karena hipertensi (81,7%).
Hipertensi sistolik (isolated systolic hypertension), hipertensi diastolik dan
gabungan hipertensi sistolik dan diastolik adalah faktor risiko dari semua macam
stroke, baik stroke iskemik maupun hemoragik. Pada hipertensi, risiko relatif
stroke adalah 1,5 sampai 2 kali. Pada trombosis serebri 54,5% menderita
hipertensi stadium II, sedangkan pada perdarahan intra serebral 66,4%
menderita hipertensi stadium III dan IV7. Penurunan tekanan danah diastolik 5-6
mmHg selama 5 tahun dapat menurunkan risiko stroke 38% dan risiko PJK 16%
Penurunan tekanan darah sistolik 5 mmHg dapat menurunkan kematian stroke
14% dan 9% kematian jantung koroner. Penyebab tekanan darah meningkat atau
hipertensi adalah peningkatan kecepatan denyut jantung, peningkatan resistensi
(tahanan) dari pembuluh darah tepi dan peningkatan volume aliran darah. Faktor
yang berhubungan dengan terjadinya hipertensi antara lain adalah aterosklerosis
yang berhubungan dengan diet seseorang dan usia. Serat makanan dan
beberapa mikronutrien seperti Mg, Cr, Cu, vitamin C, vitamin E dan B6 penting
dalam pencegahan jangka panjang atau memperlambat aterosklerosis. Selain itu
konsumsi tinggi kolesterol dan lemak akan memicu terjadinya aterosklerosis.
Asupan garam (Natrium Chlorida) dapat meningkatkan tekanan darah. Pada usia
lanjut (usila) pembuluh darah cenderung menjadi kaku dan elastisitasnya
berkurang, sehingga akan memicu jantung untuk meningkatkan denyutnya agar
aliran darah dapat mencapai seluruh bagian tubuh.

No.

Kriteria hasil

Jawab

Pembenaran & critical thinking

1.

Ya

Dalam penelitian ini,masalah yang diteiti atau yang


diambil adalah menganalisis hubungan antara perilaku
olahraga, stres dan pola makan dengan tingkat
hipertensi pada lanjut usia di posyandu lansia
kelurahan Gebang Putih kecamatan Sukolilo kota
Surabaya.

2.

Ya

Penelitian ini tergolong penelitian analitik dengan


menggunakan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam
studi ini adalah para lansia di dua posyandu lansia
dengan besar populasi 144 lansia dan menggunakan
rancangan cross sectional. Cara pengambilan sampel
dengan cara Simple Random Sampling sehingga
didapatkan sampel sejumlah 107 lansia. Lokasi yang
diambil dalam studi ini adalah di posyandu lansia
kelurahan Gebang Putih kecamatan Sukolilo kota
Surabaya dan waktu penelitian yaitu bulan September
2012 sampai Juni 2013. Teknik pengumpulan data
menggunakan data primer yang diperoleh peneliti
melalui wawancara langsung dengan responden
dengan menggunakan beberapa alat bantu antara lain
kuesioner, tensimeter, food frequency quesionaire,
alat ukur kekebalan stress. Data sekunder diperoleh
dari buku KMS lansia di posyandu lansia kelurahan
Gebang Putih kecamatan Sukolilo kota Surabaya.
Data hasil wawancara diolah dengan menggunakan
komputer dengan uji statistik Chi Square

3.

YA

Hasil penelitian ini sesuai juga dengan Suhadak, 2010


yaitu Faktor usia sangat berpengaruh terhadap
hipertensi karena dengan bertambahnya umur maka
semakin tinggi mendapat risiko hipertensi. Kejadian
hipertensi makin meningkat dengan bertambahnya
usia. Hal ini sering disebabkan oleh perubahan
alamiah

di tubuh

yang

mempengaruhi

jantung,

pembuluh darah dan hormon. Hipertensi pada usia


kurang dari 35 tahun akan menaikkan insiden penyakit
arteri koroner dan kematian prematur

4.

Ya

Dari hasil penelitian dapat disimpulan bahwa sebagian


besar lansia hipertensi yaitu sebesar 54,2% dan
sebagian kecil prahipertensi yaitu 22,42%. Untuk
distribusi olahraga paling banyak berolahraga kurang
yaitu 68,22% dan paling sedikit berolahraga sedang
sebanyak 0,93%. Distribusi stres paling banyak
kurang kebal terhadap stress yaitu 63,55% dan paling
sedikit

kebal

terhadap

stress

yaitu

36,44%.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa


pola makan yang sering dikonsumsi harian oleh lansia
untuk jenis makanan pokok adalah nasi dan jagung.
Lauk pauk paling banyak adalah tahu, tempe, telur,
ayam, ikan laut, ikan teri/asin dan ikan tawar. Sayuran
paling

banyak

adalah

bayam,

kangkung,

daun

singkong dan kacang panjang. Buah paling banyak


adalah pisang dan pepaya. Susu paling banyak
adalah susu bubuk. Jajanan paling banyak adalah
kerupuk, gorengan, ubi rebus dan biskuit kemudian
yang terakhir untuk jenis lainnya paling banyak adalah
garam, gula dan sirup.

Implikasi Keperawatan
1. Rumah sakit

Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk lebih memaksimalkan


discharge planning dan penkes untuk pasien lansia yang mengalami
hipertensi agar tidak terjadi rawat inap ulang akibat komplikasi dari hipertensi
2. Praktik keperawatan
Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan implementasi
keperawatan untuk pasien yang melakukan fertilisasi in vitro agar lebih
menjaga gaya hidup yang sehat supaya peluang keberhasilan tindakan ini
besar.
3. Masyarakat
Bisa menjadi sumber informasi bagi masyarakat bahwa gaya hidup yang
sehat akan meminimalisir terjadinya hipertensi pada lansia.
4. Mahasiswa
Sebagai tambahan informasi atau pengetahuan dalam penyakit hipertensi
Keterbatasan Penelitian
1. Dalam penelitian ini menggunakan uji statistik Chi Square, yaitu hanya
mengetahui korelasi atau hubungan antar variabel tetapi tidak mengetahui
secara pasti seberapa besar keeratan hubungan (koefisien korelasi) antar
variabel.
2. Penelitian yang dilakukan cukup lama yaitu dimulai dari bulan September
2012 sampai Juni 2013.
Kelebihan
1. Cara pengambilan sampel dengan cara Simple Random Sampling yaitu
memberi kesempatan yang sama pada setiap populasi untuk mrenjadi angota
sampel sehingga didapatkan sampel sejumlah 107 lansia, sehingga dalam
penelitian ini, seluruh sampelnya sebagian besar mewakili karakteristik
populasi.
2. Teknik pengumpulan data menggunakan data primer yang diperoleh peneliti
melalui wawancara langsung dengan responden dengan menggunakan
beberapa alat bantu antara lain kuesioner, tensimeter, food frequency
quesionaire, alat ukur kekebalan stress. Data sekunder diperoleh dari buku
KMS lansia di posyandu lansia kelurahan Gebang Putih kecamatan Sukolilo
kota Surabaya, membuat penelitian ini banyak didukung oleh sumber data.

Anda mungkin juga menyukai