Anda di halaman 1dari 27

1

A S U H A N K E P E R A WAT A N
O S T E O M I E L I T I S
4TH COFFEE

• Kelompok 4 Kelas 4C
• I z a l A j i S u b h a k ti (G2A018131)
• Anandea Pramudyana (G2A018132)
• Grandisa Wikan A (G2A018133)
• Bella udiyani (G2A018134)
• Fika Zahrun N (G2A018135)
• Arnauly Nurvega S (G2A018136)
• Nikken Indry Astuty (G2A018137)
DEFINISI 2

Osteomielitis adalah infeksi tulang.


Infeksi tulang lebih sulit disembuhkan
4TH COFFEE

daripada infeksi jaringan lunak karena


terbatasnya asupan darah, respons
jaringan terhadap inflamasi, tingginya
tekanan jaringan dan pembentukan
involukrum (pembentukan tulang baru
di sekeliling jaringan tulang mati).
Klasifikasi 3

diklasifikasikan dua macam osteomielitis, yaitu:


4TH COFFEE

 Osteomielitis Primer ,yaitu penyebarannya secara


hematogen dimana mikroorganisme berasal dari
focus ditempat lain dan beredar melalui sirkulasi
darah.
 Osteomielitis Sekunder ,yaitu terjadi akibat
penyebaran kuman dari sekitarnya akibat dari
bisul, luka fraktur dan sebagainya.
Klasifikasi 4

Berdasarkan lama infeksi, osteomielitis terbagi menjadi 3, yaitu:


1. Osteomielitis akut
Yaitu osteomielitis yang terjadi dalam 2 minggu sejak infeksi pertama atau sejak penyakit
pendahulu timbul, yaitu:
a. Osteomielitis hematogen
4TH COFFEE

Merupakan infeksi yang penyebarannya berasal dari darah. Osteomielitis hematogen akut
biasanya disebabkan oleh penyebaran bakteri darah dari daerah yang jauh.
b. Osteomielitis direk
Disebabkan oleh kontak langsung dengan jaringan atau bakteri akibat trauma atau
pembedahan.
2. Osteomielitis sub-akut
Yaitu osteomielitis yang terjadi dalam 1-2 bulan sejak infeksi pertama atau sejak penyakit
pendahulu timbul.
3. Osteomielitis kronis
Yaitu osteomielitis yang terjadi dalam 2 bulan atau lebih sejak infeksi pertama atau sejak
penyakit pendahulu timbul. misalnya osteomielitis yang terjadi pada tulang yang fraktur.
Klasifikasi 5

Terdapat empat tipe anatomi dari osteomielitis: medula, superfisial, lokal


dan difus.
4TH COFFEE

 Osteomielitis medula (type I) melibatkan permukaan intramedula.


 Osteomielitis superfisial (type II) melibatkan permukaan tulang. Ini
disebabkan oleh infeksi langsung ketika permukaan tulang berdekatan
dengan luka jaringan lunak.
 Osteomielitis lokal (type III) melibatkan seluruh tebal korteks dan
menyebar ke kanal intramedula, namun pengeluaran sequestrum
dengan pembedahan tidak mempengaruhi stabilitas tulang.
 Osteomielitis difus (type IV) melibatkan tulang secara melingkar,
membutuhkan reseksi tulang dan stabilisasi.
6

Etiologi
Adapun penyebab – penyebab osteomielitis ini adalah:
a. Bakteri
penyebab osteomyelitis adalah Staphylococcus aureus (70 %-80 %), selain itu juga bisa
4TH COFFEE

disebabkan oleh Escherichia coli, Pseudomonas, Klebsiella, Salmonella, dan Proteus.


b. Virus
c. Jamur
d. Mikroorganisme lain
Tulang yang biasanya terlindung dengan baik dari infeksi, bisa mengalami infeksi melalui
3 cara:
1. Aliran darah
2.Penyebaran langsung
3. Infeksi dari jaringan lunak di dekatnya
Faktor Risiko 7

 Faktor risiko penyakit osteomielitis


meliputi
 diabetes mellitus
4TH COFFEE

 penyakit sickle cell


 penyalahgunaan obat-obatan secara
intra-vena
 Alcohol
 penyalahgunaan steroid dalam jangka
panjang, dan
 penurunan kekebalan tubuh.
PATOFISIOLOGI 8

Staphylococcus aureus merupakan penyebab 70% sampai 80% infeksi tulang.


Organisme patogenik lainnya yang sering dijumpai pada Osteomielitis meliputi :
Proteus, Pseudomonas, dan Escerichia Coli. Awitan Osteomielitis stelah pembedahan
ortopedi dapat terjadi dalam 3 bulan pertama (akut fulminan – stadium 1) dan sering
berhubngan dengan penumpukan hematoma atau infeksi superficial. Infeksi awitan
lambat (stadium 2) terjadi antara 4 sampai 24 bulan setelah pembedahan.
4TH COFFEE

Osteomielitis awitan lama (stadium 3) biasanya akibat penyebaran hematogen dan


terjadi 2 tahun atau lebih setelah pembedahan. Respon inisial terhadap infeksi adalah
salah satu dari inflamasi, peningkatan vaskularisasi, dan edema. Setelah 2 atau 3
hari, trombisis pada pembuluh darah terjadi pada tempat tersebut, mengakibatkan
iskemia dan nefrosis tulang sehubungan dengan penigkatan tekanan jaringan dan
medula.
Infeksi kemudian berkembang ke kavitas medularis dan ke bawah periosteum dan
dapat menyebar ke jaringan lunak atau sendi di sekitarnya. Abses yang terbentuk
dalam dindingnya terbentuk daerah jaringan mati (sequestrum) tidak mudah mencari
dan mengalir keluar. Rongga tidak dapat mengempis dan menyembuh, seperti yang
terjadi pada jaringan lunak lainnya. Terjadi pertumbuhan tulang baru (involukrum)
dan mengelilingi sequestrum. meskipun tampak terjadi proses penyembuhan, namun
sequestrum infeksius kronis yang ada tetap rentan mengeluarkan abses kambuhan
sepanjang hidup penderita. Dinamakan osteomielitis tipe kronik.
9

Large Photo
CATION
Slide
HERE
4TH COFFEE
10

a. Jika infeksi dibawah oleh darah,


Manifestasi
sering terjadi dengan manifestasi Klinis
klinis septikemia (Menggigil, demam
tinggi, denyut nadi cepat dan malaise
b. Bila osteomielitis terjadi akibat penyebaran dari
4TH COFFEE

umum). Setelah infeksi menyebar dari


infeksi di sekitarnya atau kontaminasi langsung,
rongga sumsum ke korteks tulang,
tidak akan ada gejala septikemia. Daerah infeksi
akan mengenai periosteum dan
membengkak, hangat, nyeri dan nyeri tekan.
jaringan lunak, dengan bagian yang
c. Pasien dengan osteomielitis kronik ditandai
terinfeksi menjadi nyeri, bengkak dan
dengan pus yang selalu mengalir keluar dari sinus
sangat nyeri tekan. Nyeri konstan
atau mengalami periode berulang nyeri, inflamasi,
berdenyut yang semakin memberat
pembengkakan dan pengeluaran pus. Infeksi
dengan gerakan dan berhubungan
derajat rendah dapat menjadi pada jaringan parut
dengan tekanan pus yang terkumpul.
akibat kurangnya asupan darah.
11

Komplikasi

 Abses jaringan lunak


4TH COFFEE

 Fistula
 Penyatuan epifisis premature
 Deformitas
 Artritis piogenik yang
menyebabkan ankilosis tulang
(misalnya penyatuan panggul)
Pemeriksaan Penunjang 12

Pemeriksaan
titer antibody Pemeriksaan
Pemeriksaan anti
darah
feses
4TH COFFEE

staphylococcus

Pemeriksaan Pemeriksaan Pemeriksaan


biopsi tulang ultra sound radiologis
Pemeriksaan Penunjang 13

Pemeriksaan tambahan

MRI : jika
4TH COFFEE

terdapat fokus
gelap pada T1
Bone scan : dapat dan fokus yang
dilakukan pada terang pada T2,
minggu pertama maka
kemungkinan
besar adalah
osteomyelitis.
Penatalaksanaan 14

 Istirahat dan pemberian analgetik untuk menghilangkan nyeri.


Sesuai kepekaan penderita dan reaksi alergi penderita
 Pemberian cairan intra vena dan kalau perlu tranfusi darah
4TH COFFEE

 Drainase bedah apabila tidak ada perubahan setelah 24 jam


pengobatan antibiotik tidak menunjukkan perubahan yang berarti,
mengeluarkan jaringan nekrotik, mengeluarkan nanah, dan
menstabilkan tulang serta ruang kososng yang ditinggalkan dengan
cara mengisinya menggunakan tulang, otot, atau kulit sehat.
 Istirahat
 Asupan nutrisi tinggi protein, vit. A, B,C,D dan K.
Skenario kasus 15

Seorang laki-laki usia 27 tahun dirawat di Unite medikal bedah dengan diagnosa
medik osteomelitis. Klien dirawat sejak 4 hari yang lalu dengan keluhan masuk demam,
malaise, pembengkakan pada paha kanan atas dengan lingkar paha mencapai 38 cm.
Daerah bengkak berwarna merah kebiruan dan teraba hangat. Klien mengatakan
bengkak mulai 3 bulan yang lalu, setelah klien terjatuh dari tangga, klien tidak
memeriksakannya karena dikira bengkak biasa, keluarga hanya membawa klien ke
4TH COFFEE

tukang pijat khusus tulang. Bengkak semakin membesar dengan disertai nyeri, skala
nyeri 7 hingga membuat pasien menangis, terasa seperti di tusuk-tusuk, nyeri hilang
timbul khususnya saat bergerak. Nyeri menyebabkan klien tidak dapat tidur dengan
nyenyak karena sering terjaga karena nyeri tiba-tiba pada paha, frekuensi terjaga 4-8
kali/malam, tidur siang (+).
Pemenuhan kebutuhan dasar dibantu oleh keluarga karena gerak terbatas karena
kaki yang bengkak berat dan terasa nyeri jika digerakkan. Berdasrakan pengkajian
kekeuatan otot di dapat 5/3. Berdasarkan hasil laborat darah didapat bakteri
staphylococus (+), leukosit 110 x 103 mg/dl, Hb 6,3 mg/dl. Nyeri yang hebat membuat
klien mual sehingga nafsu makan berkurang, BB badan turun 4 kg selama 3 bulan
terakhir, BB saat ini 43 kg, selama di rumah sakit klien hanya menghabiskan 1/3 dari
porsi yang diberikan. Klien dijadwalkan operasi 2 hari kedepan, klien mengatakan takut
menghadapi operasi, klien bertanya pada perawat bagaimana prosesdur operasi dan
tingkat keberhasilannya. Klien takut jika nantinya akan diamputasi kakinya.
PENGKAJIAN 16

1. Identitas Pasien
Nama : Tn. L
Umur : 27 tahun
Agama :-
4TH COFFEE

Jenis kelamin : Laki-laki


Diagnosa medis :
Keluhan Utama : Demam, malaise, pembengkakan pada paha kanan atas dengan lingkar paha mencapai 38 cm
nyeri klien, menggunakan metode PQRST :
Provoking incident : Bengkak
Quality of pain : seperti tertusuk tusuk
Region, radiation, relief: paha kanan atas
Severity (scale) of pain: 7
Time: HilangTimbul, 4 – 8 kali/malam
 
PENGKAJIAN 17

2. Riwayat Kesehatan
• Riwayat Kesehatan
SekarangDemam,malaise,
pembengkakan pada paha
kanan atas dengan lingkar
4TH COFFEE

3. Psikososial
paha mencapai 38 cm
Pasien merasa ketakutan menghadapi
• Riwayat Kesehatan Dahulu
Pembengkakan pada paha operasi, pasien menanyakan mengenai
sejak 3 bulan yang lalu prosedur dan tingkat keberhasilan
• Riwayat Kesehatan Keluarga operasi karna klien takut nantinya akan
diamputasi kakinya. Perawat perlu
mengkaji perubahan-perubahan
kehidupan khususnya hubungannya
dengan keluarga, pekerjaan atau
sekolah.
 
PENGKAJIAN 18

4. Pemeriksaan fisik
4TH COFFEE

 Inspeksi : Pasien terlihat kesakitan dan


merasakan nyeri, terlihat bengkak merah
kebiruan
 Palpasi : Teraba bengkak dan hangat, ukuran
paha mencapai 38 cm
5. Pengkajian dengan Pendekatan 11 19
fungsional Gordon
a) Persepsi dan Manajemen Kesehatan
b) Nutrisi – Metabolik: Nyeri yang hebat
membuat klien mual sehingga nafsu makan
berkurang
c) Eliminasi: pasien mengalami gangguan f) Peran – Hubungan: pasien mengalami
4TH COFFEE

dalam eliminasi karena pasien mengalami depresi dikarenakan penyakit yang


penurunan nafsu makan akibat demam. dialaminya. Serta adanya tekaanan yang
d) Aktivitas – Latihan: pasien mengalami datang dari lingkungannya. Dan klien
penurunan aktivitas karena rasa nyeri yang ia juga tidak dapat melakukan perannya
rasakan dengan baik.
e) Istirahat – Tidur: Pasien mengalami susah
tidur karena rasa nyeri yang ia rasakan pada g) Nilai Kepercayaan: Pola keyakinan perlu
tulangnya. dikaji oleh perawat terhadap klien agar
kebutuhan spiritual klien data dipenuhi
selama proses perawatan klien di RS.
Pathways Keperawatan
4TH COFFEE 20
4TH COFFEE 21
DIAGNOSA
KEPERAWATAN 22

 DX 1 : Nyeri b.d inflamasi dan pembengkakan


4TH COFFEE

 DX 2 : Gangguan mobilisasi fisik b.d nyeri, alat


imobilisasi dan keterbatasan menahan beban berat
badan.
 DX 3 : Resiko terhadap perluasan infeksi b.d
pembentukan abses tulang
 DX 4 : Ansietas b.d kurang pengetahuan tentang
kondisi penyakit dan pengobatan.
23
DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
Nyeri b.d inflamasi dan Setelah diberikan Mandiri • Untuk mengetahui
pembengkakan tindakan keperawatan • Mengkaji karakteristik tingkat rasa nyeri
diharapkan nyeri dapat nyeri : lokasi, durasi, sehingga dapat
berkurang atau terkontrol intensitas nyeri dengan menentukan jenis
dan rasa nyaman menggunakan skala tindakannya.
meningkat. nyeri (0-10) • Mencegah pergeseran
• Mempertahankan im- tulang dan penekanan
4TH COFFEE

mobilisasi (back slab) pada jaringan yang


Kriteria hasil: • Berikan sokongan luka.
• Tidak terjadi nyeri (support) pada • Peningkatan vena
• Napsu makan menjadi ektremitas yang luka return, menurunkan
normal, • Amati perubahan suhu edem, dan mengurangi
• Ekspresi wajah rileks setiap 4 jam nyeri
dan • Kompres air hangat • Untuk mengetahui
• Suhu tubuh normal Kolaborasi penyimpangan –
• Pemberian obat-obatan penyimpangan yang
analgesik terjadi
• Mengurangi rasa nyeri
dan memberikan rasa
nyaman
• Mengurangi rasa nyeri
24

DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL


Gangguan mobilisasi Setelah diberikan Mandiri • Untuk mengetahui
fisik b.d nyeri, alat tindakan keperawatan • Pertahankan tirah baring tingkat rasa nyeri
dalam posisi yang di sehingga dapat
imobilisasi dan diharapkan Gangguan programkan
• Tinggikan ekstremitas menentukan jenis
keterbatasan menahan mobilitas fisik dapat yang sakit, instruksikan tindakannya.
beban berat badan. berkurang. klien / bantu dalam • Mencegah pergeseran
  latihan rentang gerak
tulang dan penekanan
4TH COFFEE

pada ekstremitas yang


Kriteria hasil: sakit dan tak sakit pada jaringan yang luka.
• Meningkatkan • Beri penyanggah pada • Peningkatan vena
ekstremitas yang sakit
mobilitas pada pada saat bergerak return, menurunkan
tingkat paling tinggi • Jelaskan pandangan dan edem, dan mengurangi
keterbatasan dalam nyeri
yang mungkin aktivitas
• • Untuk mengetahui
• Mempertahankan Berikan dorongan pada
klien untuk melakukan penyimpangan –
posisi fungsional AKS dalam lingkup penyimpangan yang
keterbatasan dan beri
• Meningkatkan / bantuan sesuai terjadi
fungsi yang sakit kebutuhan • Mengurangi rasa nyeri
• Ubah posisi secara
• Menunjukan teknik periodik
dan memberikan rasa
mampu melakukan nyaman
  • Mengurangi rasa nyeri
aktivitas Kolaborasi
• Fisioterapi / aoakulasi
terapi
DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI • RASIONAL
25

Resiko terhadap  Setelah diberikan • Pertahankan system kateter • Mencegah pemasukan bakteri
steril; berikan perawatan dari infeksi/ sepsis lanjut.
perluasan infeksi b.d tindakan keperawatan kateter regular dengan sabun • Menghindari refleks balik urine,
pembentukan abses diharapkan Tidak dan air, berikan salep antibiotic yang dapat memasukkan
disekitar sisi kateter. bakteri kedalam kandung
tulang terjadi resiko perluasan • Ambulasi dengan kantung kemih.
infeksi yang dialami drainase dependen. • Pasien yang mengalami
• Awasi tanda vital, perhatikan sistoskopi/ TUR prostate
Kriteria hasil: demam ringan, menggigil, nadi beresiko untuk syok bedah/
• Mencapai waktu dan pernapasan cepat, gelisah, septic sehubungan dengan
4TH COFFEE

peka, disorientasi. manipulasi/ instrumentasi


penyembuhan • Observasi drainase dari luka, • Adanya drain, insisi suprapubik
sekitar kateter suprapubik. meningkatkan resiko untuk
• Ganti balutan dengan sering infeksi, yang diindikasikan
(insisi supra/ retropublik dan dengan eritema, drainase
perineal), pembersihan dan purulen.
pengeringan kulit sepanjang • Balutan basah menyebabkan
waktu kulit iritasi dan memberikan
• Gunakan pelindung kulit tipe media untuk pertumbuhan
ostomi bakteri, peningkatan resiko
Kolaborasi: infeksi luka.
• Berikan antibiotic sesuai • Memberikan perlindungan
indikasi untuk kulit sekitar, mencegah
ekskoriasi dan menurunkan
resiko infeksi.
• Mungkin diberikan secara
profilaktik sehubungan dengan
peningkatan resiko infeksi pada
prostatektomi.
DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL 26

Ansietas b.d kurang setelah diberikan • Jelaskan tujuan • Mengorientasi program


pengobatan. Membantu
pengetahuan tentang tindakan keperawatan pengobatan pada menyadarkan klien untuk
kondisi penyakit dan diharapkan hilangnya pasien memperoleh kontrol
pengobatan. ansietas dan • Kaji patologi masalah • Informasi menurunkan
memberikan informasi individu. takut karena
ketidaktahuan. Memberika
tentang proses penyakit, • Kaji ulang tanda / pengetahuan dasar untuk
program pengobatan gejala yang pemahaman kondisi
memerlukan evaluasi dinamik
4TH COFFEE

Kriteria hasil: medik cepat,contoh • Berulangnya


pneumotorak/hemotorak
• Ekspresi wajah relaks nyeri dada tiba-tiba, memerlukan intervensi
• Cemas dan rasa takut dispnea, distres medik untuk mencegah /
hilang atau pernapasan lanjut. menurunkan potensial
komplikasi.
berkurang • Kaji ulang praktik • Mempertahanan kesehatan
kesehatan yang baik, umum meningkatkan
istirahat. penyembuhan dan dapat
mencegah
  kekambuhan.rapeutik.
Kolaborasi : • Banyak pasien yang
• Gunakan obat sedatif membutuhkan obat
sesuai dengan penenang untuk
mengontrol ansietasnya
anjuran
27

THANK YOU
4TH COFFEE

ANY QUESTIONS ?

Anda mungkin juga menyukai