Anda di halaman 1dari 14

Dinamika Kesehatan, Vol 9 No.

2 Desember 2018 Fitria et al Pengaruh Musik


Instrument….
Pengaruh Musik Instrument Dan Sleep Hygiene Terhadap Gangguan Tidur Pasien Gagal
Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodialisa Di
RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta

Pipit Nur Fitria1*, Iman Permana2, Falasifah Ani Yuniarti2

1
mahasiswa Magister Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta,
2
Dosen Magister Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
*Email: fitriapipit29@yahoo.com

Abstrak

Latar Belakang: Hemodialisa merupakan terapi penganti ginjal yang dilakukan pada pasien gagal
ginjal kronik seumur hidup bertujuan untuk mengeluarkan sisa hasil metabolisme sehingga pasien
yang melakukan terapi hemodialisa mengalami permasalahan. Salah satunya masalah gangguan
tidur. Untuk mengatasi gangguan tidur yaitu dengan mendengarkan musik istrumen serta
melakukan pratek sleep hygiene
Tujuan: mengetahui pengaruh musik instrumen dan sleep hygiene pada pasien gagal ginjal kronik
yang menjalani hemodialisa terhadap gangguan tidur di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta.
Metode: Penelitian menggunakan desain Quasy Experiment. dengan kelompok kontrol dan
kelompok eksperimental. Diawali dengan pre-post test melalui teknik simple random sampling
sebanyak 60 responden. Penelitian dialkukan bulan Agustus 2018 di Ruang Hemodialisa RS PKU
Muhammadiyah Yogyakarta.
Hasil: Analisis menggunakan Independent sample t test dengan p value 0,037 (p < 0.05).
menunjukan ada hubungan signifikan kualitas tidur lebih baik dari pada kelompok intervensi
dibandingakn kelompok kontrol.
Kesimpulan: ada pengaruh musik instrumen dan sleep hygiene pada pasien gagal ginjal kronik
yang menjalani hemodialisa terhadap gangguan tidur di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta

Kata Kunci: Gagal Ginjal Kronik, Hemodialis, Kualitas Tidur, Musik Instrument, Sleep Hygiene
Effect of Music Instrument and Sleep Hygiene on Sleep Disorders of Patients with Chronic
Kidney Failure Who Underwent Hemodialysis in
PKU Muhammadiyah Hospital in Yogyakarta

Abstract

Background: Hemodialysis is a renal replacement therapy performed in patients with chronic


renal failure for life aimed at removing metabolic waste so that patients undergoing hemodialysis
therapy experience problems. One of them is the problem of sleep disorders. To overcome sleep
disorders, namely by listening to music instruments and doing sleep hygiene practice

467
Dinamika Kesehatan, Vol 9 No. 2 Desember 2018 Fitria et al Pengaruh Musik
Instrument….
Objective: to determine the effect of instrument music and sleep hygiene on patients with chronic
renal failure undergoing hemodialysis against sleep disturbances at PKU Muhammadiyah Hospital
in Yogyakarta.
Method: The study used the Quasy Experiment design. with the control group and experimental
group. Starting with pre-post test through simple random sampling technique as many as 60
respondents. The study was conducted in August 2018 in the Hemodialisa Room of PKU
Muhammadiyah Hospital in Yogyakarta.
Results: Analysis using Independent sample t test with p value 0.037 (p <0.05). showed that there
was a significant correlation between sleep quality and intervention group compared to the control
group.
Conclusion: there is an influence of instrument music and sleep hygiene on patients with chronic
renal failure undergoing hemodialysis to sleep disturbances at PKU Muhammadiyah Yogyakarta
Hospital

Keywords: Chronic Kidney Failure, Hemodialysis, Instrument Music, Sleep Hygiene, Sleep Quality,

Pendahuluan Service (NHS), Information Centre for

Hasil systematic review dan meta Health, 2010 dalam Fraser., et al, 2013).

analysis yang dilakukan oleh Hill., et al Menurut PERNEFRI (2014)

(2016) menunjukan prevalensi penyakit ginjal distribusi usia penyakit gagal ginjal terbanyak

kronik secara global yaitu 13,4% berdasarkan antara usia 45-54 tahun dan 55-64 tahun

5 stadium gagal ginjal kronik. stadium 3 masing-masing 31%, prevalensi usia 35-44

merupakan prevalensi tertinggi dari semua tahun 16%, sementara usia  65 tahun 13%
stadium antara 11 sampai 13%. Di Inggris dan prevalensi usia terendah menderita
menurut Health Survey 2010 memperkirakan penyakit gagal ginjal kronik yaitu 25-34 tahun
bahwa 6% pria dan 7% wanita mederita gagal 7%.
ginjal kronik stadium 3-5 dan prevalensinya Jenis pelayanan terapi pengganti
meningkat berdasarkan usia dimana pada pria ginjal yang diberikan Renal Unit Indonesia
meningkat 29% dan wanita 35% (Office for 2014 terbanyak layanan Hemodialisa (82%),
kemudian transplatasi (2,6%), dan Continous
National Statistics and National Health
Ambulatory Peritoneal Dialysis (CAPD)

468
Dinamika Kesehatan, Vol 9 No. 2 Desember 2018 Fitria et al Pengaruh Musik
Instrument….
(12,8%) serta Continuous Renal Replacement Insomnia merupakan masalah

Therapy (CRRT) (2,3%). Pelayanan CRRT gangguan tidur yang lebih banyak terjadi pada

biasanya dilakukan di Intensive Care Unit pasien yang menjalani dialisis dan terkait

(IC). dengan terjadinya gangguan tidur yaitu

Hemodialisa merupakan terapi gangguan napas saat tidur dan kantuk

dialsis yag dilakukan seumur hidup atau berlebihan pada siang hari dan Restless legs

dalam jangka waktu yang panjang untuk syndrome (Aljahdali., et.al, 2010).

pasien dengan penyakit ginjal stadium Terapi yang bisa digunakan guna

terminal. Terapi hemodialisa dilakukan 2 kali mengatasi gangguan pada saat tidur terdiri

dalam seminggu selama 4-5 jam. Proses ini atas terapi farmakologi dan non farmakologi.

menjadi salah satu pilihan bagi pasien gagal Terapi non farmakologi dapat mengatasi

ginjal kronik untuk mempertahankan fungsi masalah tidur yaitu terapi manajemen siklus

ginjal (Turmudzi, 2014; Kim, 2010; Sari, tidur yang baik salah satunya adalah sleep

2017). hygiene, sleep restriction, relaxation therapy,

Pasien yang menjalani hemodialisis control therapy dan therapy musik (Buysse,

banyak menghadapi permasalahan psikologis Daniel J, 2008). Therapy sleep hygiene

dan fisik. Permasalahan psikologis yang bertujuan untuk mengoptimalkan kondisi

banyak dialami seperti depresi, perilaku bunuh sebelum tidur misalnya tidak mengkonsumsi

diri, delirium, gejala panik dan kecemasan minuman yang mengandung kafein, alkohol,

(Sousa, 2008). Sedangkan permasalahan fisik menjauhkan handpone, tidak menghidupkan

yang sering dialami oleh pasien hemodialisis televisi di dalam kamar tidur, menjaga suhu

meliputi kelelahan, gangguan tidur, disfungsi ruangan yang nyaman dan pencahayaan yang

seksual, hipertensi, penurunan nafsu makan, cukup. Sedangkan terapi relaksasi dapat

anemia, sulit berkonsentrasi, gangguan kulit, dilakukan dengan terapi nafas dalam, relaksasi

nyeri otot dan tulang, infeksi pada fistula otot progresif, latihan pasrah diri, terapi

(Heidarzadeh., et al, 2010). musik, dan aroma terapi (Laily., et al, 2015).

469
Dinamika Kesehatan, Vol 9 No. 2 Desember 2018 Fitria et al Pengaruh Musik
Instrument….
Terapi relaksasi dapat dilakukan ginjal kronik menjalani hemodialisa

untuk jangka waktu yang terbatas dan mengatakan bahwa mereka mengalami

biasanya tidak memiliki efek samping (Potter gangguan tidur seperti susah tidur malam,

& Perry, 2009). Penggunaan jenis terapi sesak napas di malam hari sehingga membuat

relaksasi dengan musik instrumen dipengaruhi mereka sulit tidur dan terbangun saat malam.

oleh tindakan dalam bentuk musikal yang maka penulis tertarik meneliti pengaruh musik

bermaksud membuat relaksasi, recovery, instrumen dan terapi sleep hygiene dalam

memperbaiki emosi, psikologis, kesehatan, mengatasi gangguan tidur pada pasien gagal

fisik, ataupun kesejahteraan. Musik dapat ginjal kronik yang menjalani hemodialisa di

menurunkan aktivitas sistem saraf simpatik Rumah Sakit PKU Mohammadiyah

serta kecemasan, denyut jantung, laju Yogyakarta

pernapasan dan tekanan darah yang Bahan dan Metode

berkontribusi pada perbaikan kualitas tidur Penelitian ini menggunakan desain quasi

(Stanley, 1986; Good., et al, 1999; Salmon., et experiment dengan pre-post test with control

al, 2003 dalam Harmat, Takcs & Bodizs, group dengan intervensi berupa

2008). Menurut penelitian yang dilakukan mendengarkan musik instrument dan sleep

oleh (Chang En-Ting., et al, 2012) musik hygiene. Teknik pengambilan sampel

sebagai terapi sangat efektif untuk menggunakan simple random sampling

meningkatkan kualitas tidur pada orang berdasarkan penentuan hari jadwal pasien

dewasa yang mengalami insomnia. melakukan terapi hemodialisa untuk membagi

Mendengarkan musik pada waktu tidur dapat kelompok intervensi (30 responden) dan

menenangkan sehingga meningkatkan kontrol (30 responden). Sampel yang

istirahat. digunakan dalam penelitian adalah pasien

Berdasarkan latar belakang tersebut gagal ginjal kronik yang menjalani terapi

dan pernyataan dari empat belas pasien gagal hemodialisa di RS PKU Muhammadiyah

470
Dinamika Kesehatan, Vol 9 No. 2 Desember 2018 Fitria et al Pengaruh Musik
Instrument….
b. Swasta 1 34,5% 8 26,7%
Yogyakarta sesuai kriteria Inklusi dan ekslusi 0

c. PNS/Pensiu 4 13,8% 5 16,7%


yang telah ditentukan.
nan
Intervensi mendengarkan musik d. Wirausaha / 1 3,4% 1 3,3%
pedagang
e. Lainnya 3 10,3% 2 6,7%
intruimen dan sleep hygiene merupakan
Menggu a. Ya 1 46,7% 16 53,3% ,606
pemberian intervensi non farmakologi dengan nakan kipas b. 4
angin/Ac Tidak 1 53,3% 14 46,7%

mendengarkan musik sekitar 30 menit 6


Lampu a. Ya 86,7% 26 86,7% 1,00
4
terang/re dup c. 0
menjelang tidur malam menggunakan MP3 Tidak 13,3% 4 13,3%

yang dihubungkan melalui headset serta Tabel 2 Hasil Uji Paired t test Kualitas tidur
Intervensi Kontrol

melakukan pratek sleep hygiene. Penilaian Variabel


t p t p

Kualitas 13,302 0,000 8,085 0,000


gangguan tidur menggunakan instrument Tidur

Pittsburg Sleep Quality Index (PSQI) untuk Tabel 3


Hasil uji Independent t-test kualitas tidur
menilai kualitas tidur Variabel kelom Mean±SD t p
pok
Hasil Kualitas Intervensi -6,03±2,48 -2,135 0,037
Tidur Kontrol -4,50±3,05
Tabel 1 Distribusi Frekuensi Karakteristik responden gagal ginjal
kronik Yang menjalani hemodialisa RS PKU
Muhammadiyah Yogyakarta (n=60)

Karak Teristik Responde n Kelompok Pembahasan


Int ervens i K ontrol p Karateristik Responden menjelaskan bahwa
f % f %

Usia a. 26-35 tahun 8 26,7% 1 3,3% ,036


responden yang paling banyak yaitu masa
8 26,7% 9 30,0%

b. 36-45 tahun lansia awal dengan usia 46-55 tahun, paling


c. 46-55 tahun 6 20,0% 11 36,7%
8 26,7% 6 20,0% banyak pada kelompok intervensi yaitu
d. 56-65 tahun
berusia antara 4655 tahun. Menyatakan bahwa
e. >65 tahun 0 0,0% 3 10,0%

gangguan tidur pada pasien gagal ginjal


Jenis kelamin a. Laki-laki 2 70,0% 17 56,7% ,284
1
kronik yang menjalani hemodialisa memiliki
b. Perempua n 9 30,0% 13 43,3%

hubungan signifikan terhadap usia semakin


Pendidik an a. SD 6 20,0% 4 13,3% ,900
3 10,0% 4 13,3%
b. SMP tua usia pasien gagal ginjal kronik maka
c. SMA 1 40,0% 13 43,3%
2

d. Perguruan 9 30,0% 9 30,0% semakin berisiko untuk terjadinya insomnia


tinggiT

Pekerjaa n a. IRT/Tidak 1 37,9% 14 46,7% ,928 (Merlino, 2006). Fisiologis dan hemeostasis
bekerja 1

471
Dinamika Kesehatan, Vol 9 No. 2 Desember 2018 Fitria et al Pengaruh Musik
Instrument….
tubuh manusia akan semakin mengalami Tingkat pendidikan pada kedua kelompok

kemunduran. paling banyak adalah pendidikan SMA. Pada

Pertumbuhan sel-sel yang rusak akan terjadi kelompok intervensi pendidikan SMA

lebih banyak dibandingkan sel-sel baru. berjumlah 12 responden (40,0%) dan pada

Diperburuk dengan kondisi pasien gagal ginjal kelompok kontrol sebanyak 13 responden

kronik yang menjalani hemodialisa yang (43,3%). Hal ini sejalan dengan penelitian

termasuk dalam penyakit terminal. Produksi yang dilakukan oleh Manzilah (2011) bahwa

hormone melatonin akan semakin berkurang sebagian besar pasien gagal ginjal kronik yang

seiring bertambahnya usia manusia. Hormone menjalani hemodialisa memiliki tingkat

melatonin akan mengalami penurunan pada pendidikan SMA berjumlah 29 reponden

saat pubertas Sherwood (2014). (72,5%). Sama sepeti penelitian yang

Hasil penelitian jenis kelamin didapatkan dilakukan oleh Bayhakki (2015) didapatkan

jumlah responden laki-laki lebih banyak responden dengan pendidikan SMA sebesar

dibandingkan perempuan. Pada kolompok (48,6%). Penderita gagal ginjal kronik yang

intervensi laki-laki 21 orang (70,0%) dan pada memiliki pendidikan yang tinggi akan

kelompok kontrol 17 orang (56,7%). mempunyai pengetahuan yang luas.

Penelitian yang dilakukan oleh Dewi (2010) Pekerjaan responden paling banyak

menyatakan bahwa pasien dengan penyakit adalah tidak bekerja. Jumlah responden yang

ginjal kronik yang menjalani terapi tidak bekerja pada intervensi 11 orang

hemodialisa sebagian besar berjenis kelamin (37,9%), kelompok kontrol 14 orang (46,7%).

laki-laki (63,2%). Selain itu penelitian yang Dan pekerja tertinggi kedua yaitu swasta pada

dilakukan oleh Erwinsyah (2014) menunjukan kelompok intervensi 10 orang (34,5%) serta

bahwa pasien yang menjalani hemodialisa kelompok kontrol 8 orang (26,7%).

terbaanyak yaitu berjenis kelamin laki-laki Supriyadi., et al (2010) mengatakan responden

sebanyak 66%. dianggap tidak memiliki kemampuan dalam

beraktifitas dan juga dalam hal berpendapat.

472
Dinamika Kesehatan, Vol 9 No. 2 Desember 2018 Fitria et al Pengaruh Musik
Instrument….
Seseorang yang harus menjalani terapi Analisis perbedaan gangguan tidur antara

hemodialisa sering kali merasa khawatir akan kelompok intervensi dan kelompok kontrol

kondisinya yang tidak dapat diprediksi, sebelum dan sesudah diberikan intervensi

biasanya pasien akan mengalami masalah Hasil uji paired t-test menunjukan

keungan atau kesulitan saat mempertahakan gangguan tidur pada kedua kelompok sebelum

pekerjaan (Smeltzer & Bare, 2002). dan sesudah diberikan intervensi mengalami

Penggunaan kipas angina/AC. Pada kualitas tidur buruk. Setelah diberikan

kelompok intervensi paling banyak tidak intervensi kualitas tidur untuk kedua

menggunakan berjumlah 16 responden kelompok intervensi dan kontrol sama-sama

(53,3%). Sedangkan pada kelompok kontrol memiliki hubungan signifikan setelah

memiliki hasil berbanding terbalik pada diberikan intertervi dengan p=0,000. Artinya

kelompok kontrol penggunaan kipas terdapat hubungan signifikan sebelum dan

angina/AC berjumlah 16 responden (53,3%). setelah diberikan intervensi pada kedua

Suhu ruangan atau lingkungan seperti kelompok.

kurangnya ventilasi dan sirkulasi udara juga Tetapi terdapat berbedaan antara kedua

dapat mempengaruhi tidur seseorang (Kozier kelompok intervesi dengan kontrol. Hasil

& Snyder, 2004). Penggunakan lampu saat penelitian ini menunjukan bahwa kualitas

tidur, yakni pada kelompok intervensi 26 tidur pada kelompok sesudah intervensi lebih

orang (86,7%) dan kontrol 26 orang (86,7%). baik dibandingkan kualitas tidur pada

Lampu yang mati atau redup memberikan kelompok kontrol. Analisis lebih lanjut

efek yang positif terhadap waktu terjaga dengan mean kelompok intervensi -6,03 lebih

sehingga kewaspadaanya atau waktu tinggi dibandingkan kelompok kontrol -4,50

terjaganya dengan p= 0,037 yang menunjukan ada

menjadi lebih singkat dan akan hubungan

mengakibatkan rasa ngantuk menjadi lebih

cepat (Chang et al., 2012; Cho et al., 2015).

473
Dinamika Kesehatan, Vol 9 No. 2 Desember 2018 Fitria et al Pengaruh Musik
Instrument….
signifikan kualitas tidur lebih baik dari pada menghindari alcohol 4-6 jam sebelum tidur,

kelompok intervensi dibandingakn kelompok menghindari konsumsi kafein 4-6 jam

kontrol. sebelum tidur, menghindari makan berat,

Berdasarkan dari hasil penilitian manis dan pedas sebelum tidur serta olah raga

diketahui pemberian intervensi dari teratur (Nishinou., et al, 2012).

masingmasing kelompok terdapat penurunan Secara umum bahwa faktor lingkungan

gangguan tidur tetapi pemberian intervensi seseorang dengan yang lain berbeda.

dengan kombinasi musik instrumen dengan penelitian yang dilakukan oleh Koizer., et al

sleep hygiene lebih efektif dibandingkan (2011) menyatakan bahwa faktor lingkungan

hanya pemberian sleep hugiene tampa dapat berperan sebagai pendukung maupun

kombinasi untuk mengurangi gangguan tidur penghambat proses tidur. Menurut

sehingga didapatkan tidur yang berkualitas. Notoadmojo (2005) Lingkungan meliputi

Sesuai dengan teori yang dinyatakan oleh suasana tenang, pencahayaan yang sesuai

Nishinoe et al, (2012) penerapan sleep tempat yang nyaman, dan stimulus yang

hygiene akan lebih baik jika dikombinasikan rendah. Seseorang membutuhkan lingkungan

dengan terapi perilaku yang lain. yang kondusif agar merasa rileks saat

Praktek sleep hygiene dibagi dalam tiga istirahat. Saat seseorang tertidur, ia akan

kegiatan yaitu perilaku, lingkungan dan menuju ruangan gelap, tenang, nyaman dan

aktivitas sebelum tidur. Ketiga kegiatan kemudian menutup matanya, maka stimulus

tersebut harus dilaksanakan secara simultan menuju

dan konsisten untuk mendapatkan hasil yang RAS berkurang (Poter & Perry, 2010).

maksimal. Perilaku yang tidak baik dan Hormone melatonin diproduksi oleh kelenjar

kebisaan tidur yang salah dapat menyebabkan pineal. Hormone melatonin yaitu hormone

kualitas tidur buruk. Perilaku dan kebiasaan gelelapan yang disekresi akan meningkat

tidur yaitu dalam menentukan waktu tidur dan hingga 10 kali lipat pada saat malam hari

bangun, menghindari tidur sejenak, kemudian akan menurun pada saat siang hari

474
Dinamika Kesehatan, Vol 9 No. 2 Desember 2018 Fitria et al Pengaruh Musik
Instrument….
sehingga malam hari manusia tidur lebih dengan pencahayaan terang atau tidak

lama Sherwood (2014). meminimalisasi suara dengan minghidupkan

Mata yang tertutup akan menurunkan telivisis agara suasana tidak terasa terlalu

stimulus cahaya yang ditangkap retina yang sunyi (Dewi MP, 2010). Seiring berjalannya

akan diteruskan ke suprachiasmatic nuclei waktu orang akan mampu menyesuaikan diri

dan pada akhirnya menstimulasi kelenjar atau beradaptasi dan tidak terlalu terpengaruh

pineal untuk meningkatkan kadar melatonin dengan kondisi lingkungan tidurnya.

yang membuat seseoarang mengantuk dan Berbeda dengan penelitian yang

akhinrnya tertidur (Tortora & Bryan, 2006). dilakukan Erliana., et al (2009) bahwa

Pengaturan lingkungan yang baik seperti membuat pikiran dan tubuh menjadi rileks

cahaya dapat memfasilitasi seseorang mudah memiliki hubungan yang signifikan dengan

dapat tertidur lebih nyenyak (BaHamman, derajat insomnia. Sesuai pendapat Siebern., et

2006). Hal ini sejalan dengan penelitian yang al (2012) & Wiliam (2012) tujuan relaksasi

dilakukan oleh Dewi (2010) bahwa terdapat yaitu untuk mengurangi ketengangan fisologis

hubungan yang signifikan antara pengaruh dan kognitif pada pasien yang sedang

lingkungan yaitu pencahayaan dan mengalami gangguan tidur. Proses dari

kebisingan dengan insomnia. Sebagian orang


relaksasi meningkatkan aktivitas system saraf
menyukai cahaya gelap dan sebagian lainnya
parasimpatis yang berfungsi menurunkan
lebih suka
ketegangan otot, serta menurunkan aktivitas
dengan cahaya remang-remang maupun
kerja jantung dan pernafasan sehingga
cahaya terang selama tidur (Kozier, 2011). Di
menimbulkan efek rileks serta menghilangkan
sisi lain, terdapat orang yang terbiasa tidur
kecemasan (Lichstein, 1993 & Purwanto,
dengan pencahayaan gelap atau
2008). Safitri., et al (2014) menyatakan bahwa
meminimalisasi suara, seperti dengan
relaksasi memiliki pengaruh terhadap
mematikan telivisi agar lebih tenang. Namun
peningkatan kualitas tidur.
di sisi lain, dijumpai kebiasaan orang tidur

475
Dinamika Kesehatan, Vol 9 No. 2 Desember 2018 Fitria et al Pengaruh Musik
Instrument….
Menurut National Sleep foundation sebanyak 17 orang (100%) mengalami

mengungkapkan bahwa penyebab seseorang kualitas tidur buruk sebelum diberikan terapi

sulit tidur yaitu masalah non medis yang dapat realaksasi otot progresif dengan musik. Dan

mengakibatkan terjadinya kesulitan tidur sesudah diberikan terapi sebanyak 12

yang berdampak pada kualitas tidur seperti responden (71%) mengalami kuaitas tidur.

faktor emosi yaitu kecemaan, stress hidup dan Dengan hasil p=0,000 yang menunjukan ada

pikiran yang mengganggu menjelang tidur hubungan signifikan relaksasi progresif

Counseling and Psychological Services dengan musik terhadap kualitas tidur.

Florida Institute of Technologi (2015). Pada Mekanisme musik yaitu merelaksasikan

penelitian ini responden mengatakan bahwa dengan rangsangan nada serta irama yang

mereka tidak bisa tidur karena faktor pikiran masuk ke canalis auditorius yang dihantarkan

yang mengganggu sehingga kebanyakan ke thalamus. Hal tersebut akan mengaktifkan

responden mengalami kesulitan saat memulai secara otomatis memori pada system limbik

tidur. Sehingga dalam penelitian ini peneliti dan kelenjar hipofisis kemudian muncul

mengkombinasikan sleep hygiene dengan respon emosional memalalui feedback ke

pemberian musik instrument. kelenjar adrenal selanjutnya menekan

Penelitian yang dilakukan Su., et al hormone stress dan membuat

(2012) pemberian terapi musik yang perasaan

dilakukan di Intensif Care Unit di Taiwan


menjadi rileks (Mirna, 2014).
menunjukan musik dapat meningkatkan
Jenis musik dibutuhkan untuk membuat
kualitas tidur pada pasien kelompok intervensi
rileks musik dengan tempo yang lembut
dibandingkan dengan kelompok kontrol.
sehingga tidak menganggu saat tidur. Dalam
Seperti penelitian yang dilakukan Setyoadi., et
penelitian ini musik yang digunakan memiliki
al (2016) bahwa musik dengan relaksasi otot
tempo 60-80 beat/menit. Menurun Nilson
progresif dapat meningkatkan kualitas tidur.
(2009) mengatakan bahwa jenis musik yang
Dimana

476
Dinamika Kesehatan, Vol 9 No. 2 Desember 2018 Fitria et al Pengaruh Musik
Instrument….
bersifat terapi adalah jenis nondramatis, yang menjalani hemodialisa terhadap

bernada lembut, harmonis, bertempo kisaran gangguan tidur di RS PKU Muhammadiyah

60-80 beat/menit. Musik memiliki efek Yogyakarta. Saran bagi peneliti selanjutnya

terhadap gelombang alfa. Dengan sampai dapat memperhatikan/mengendalikan

stimulus dari musik akan membentuk faktorfaktor yang mempengaruhi gangguan tidur

gelombang alfa yang sempurna dengan sehingga dapat mengganggu kualitas tidur. serta

frekuensi 8-13 Hz yang dapat menimbulkan mengembangkan penelitian secara mixed

efek tenang dan merangsang pelepasan methods atau dengan terapi kombinasi yang

neurotransmitter yaitu serotonin selanjutnya lainnya.

mengubah menjadi hormone melatonin yang Ucapan terima kasih

memberikan efek relaksasi dan perubahan 1. dr. H. Mohammad Komarudin, Sp. A,

mood sehingga dapat menurunkan depresi selaku direktur RS PKU Muhammadiyah

yang dirasakan oleh seorang sehingga Yogyakarta

meningkatkan kualitas tidur (Purbowinoto & 2. Fitri Arofiati, S. Kep., Ns., MAN., Ph. D,

Kartinah, 2011; Pasero & McCaffery, 2007). selaku ketua program studi magister

Pada penelitian tersebut menunjukan keperawatan Universitas Muhammadiyah

bahwa efek musik instrument yang lembut Yogyakarta

dapat merileksasikan dan memberikan

ketenangan serta faktor lingkungan yang


Daftar Pustaka
tenang dan nyaman saat melakukan sleep
Al-Jahdali, Hamdan H, Haithm A Khogeer,
hygiene sehingga memudahkan otak Waleed A Al-Qadhi, Salim Baharoon,
Hani Tamim, Fayez F Al-Hejaili, Saeed
memproduksi hormone melatonin yang dapat M Al-Ghamdi, and Abdullah A
AlSayyari. (2010). “Insomnia in
meningkatkan kualitas tidur. Chronic
Renal Patients on Dialysis in Saudi
Kesimpulan dari hasil penelitian ini Arabia.” Journal of Circadian Rhythms,
8(1),7. https://doi.org/10.1186/1740-
adalah terdapat pengaruh musik instrumen dan 3391-8-7

sleep hygiene pada pasien gagal ginjal kronik

477
Dinamika Kesehatan, Vol 9 No. 2 Desember 2018 Fitria et al Pengaruh Musik
Instrument….
Buysse, Daniel J. (2008). Chronic insomnia. Erwinsyah. (2014). Hubungan Antara Quick
American journal of psychiatry, 165(6), of Blood (Qb) dengan Penurunan Kadar
678-686s Ureum dan Kreatinin Plasma pada
Pasien CKD yang Menjalani
BaHammam, Ahmed. (2006) “Sleep Quality Hemodialisis di RSUD Raden Mattaher
of Patients with Acute Myocardial Jambi. Jurnal Ilmiah Universitas
Infarction Outside the Batanghari Jambi, 14, 101-103
CCU
Environment: A Preliminary Study.” Erliana E., Haroen H., Susanti, Raini Diah.
Medical Science Monitor 12( 4) : (2009). “Perbedaan Tingkat Insomnia
CR168–CR172. Lansia Sebelum Dan Sesudah Latihan
Relaksasi Otot Progresif (Progressive
Bayhakki., Utami Gamya T., Dani Rahma. Muscle Relaxation) Di Bpstw Ciparay
(2015). Hubungan Motivasi, Harapan, Bandung.” Abstrak, n.d.
dan Dukungan Putugas Kesehatan
Terhadap Kepatuhan Pasien Gagal Fraser, Simon D.S., Roderick, Paul J., Casey,
Ginjal Kronik untuk Menjalani M., Taal, Maarten W., Ysuen, Ho
Hemodialisa. JOM, 2(2) Ming., nutbeam, D. (2013). Prevalence
and associations of limited health
Cho, Y., Ryu, S. H., Lee, B. R., Kim, K.H., literacy in chronic kidney disease: a
Lee, E., & Choi, J. (2015). Effects of systematic review. Nephrology Dialysis
artificial light at night on human health: Transplantation, 28(1), 129-137.
A literature review of observational and http://doi.org/10.1093/ndt/gfs371
exprerimental studies appied to
exposure assessment. Chronobiology Hill, Nathan R., Fatoba, Samuel T., Oke,
international, 32(9), 1294-1310 Jason L., Hirst, Jennifer A.,
O’Callaghan, Christo., Lasserson,
Chang, En-Ting, Hui-Ling Lai, Pin-Wen Daniel S., Hobbs, F.D. Richard.,
Chen, Yuan-Mei Hsieh, and Li-Hua Remuzzi, Giuseppe. (2016). Global
Lee. (2012) “The Effects of Music on Prevalence of Chronic Kidney Disease-
the Sleep Quality of Adults with A sytematic Review and Meta-Analysis.
Chronic Insomnia Using Evidence from PLOS ONE, 11(7), 0158765.
Polysomnographic and Self-Reported https://doi.org/10.1371/journal.pone015
Analysis: A Randomized Control Trial.” 8765
International Journal of Nursing
Studies, 49(8), 921–30. Harmat, L., Takacs, J., Bodizs, R. (2008).
https://doi.org/10.1016/j.ijnurstu.2012.0 Music Improves Sleep Quality in
2.019. Students. Journal of Advanced Nursing,
62(3), 327–335.
https://doi.org/10.1111/j.1365-
Dewi, I. G. A. P. A. (2010). “Hubungan 2648.2008.04602.x
Antara Quick of blood dengan Adekuasi
Hemodialisa pada Pasien yang
Menjelang Terapi Hemodialisis di Heidarzadeh, M., Atashpeikar, S., & Jalilazar,
Ruang HD BRSU Daerah Tabanan T. (2010). Relationship between quality
Bali”. Tesis. Universitas Indonesia. of life and self-care ability in patients
Depok receiving hemodialysis. Iranian Journal
of Nursing and Midwifery

478
Dinamika Kesehatan, Vol 9 No. 2 Desember 2018 Fitria et al Pengaruh Musik
Instrument….
Research, 15(2), 71–76. di PSRW (Panti Sosial Tresna Wredha)
Unit Budi Luhur, Kasongan, Bantul
Kozier., Erb., Berman., & Snyder. (2004). Yogyakarta. Publikasi Ilmiah UMS, 4,
Fundamental of nursing: concepts, 44-49.
proces, and practice (7thed). New
Jersey: Prentice-Hall, Inc. Potter, P.A., & Perry, A.G. (2010).
Fundamental Keperawatan. Ed Ke-7
Laily, Eka Isranil, Juanita Juanita, and Vol 2. Jakarta: Salemba Medika
Cholina Trisa Siregar. (2017).
“Efektifitas Pemberian Terapi Musik Setyoadi, Setyoadi, Retno Lestari, and
Instrument Terhadap Kualitas Tidur Nirmala Kusuma. (2016). “Pengaruh
Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Relaksasi Otot Progresif Dengan Musik
Menjalani Hemodialisa.” Idea Nursing Terhadap Kualitas Tidur Lansia Di
Journal 6, no. 3 45–50. Posyandu Lansia ‘Anjasmoro’
Kelurahan Sukorame Kediri.” Majalah
Merlino, P.G., Dolso. P., et al. (2006). Sleep Kesehatan3, no. 1 : 18–24.
disorders in patient with end stage renal https://doi.org/10.21776ub.https://doi.or
disease undergoing dialysis therapy. g/10.21776/ub.majalahkesehatan.003.0
Nephrol Dial Tranplant, 21: 184-190 1.3

Mirna Putri Rembulan. (2014). Pengaruh


Terapi Musik Instrumental Dan Su, P.C., Lai. L.H., Chang, T.E., Yin. M.L.,
Aromatherapy Lavender Eyemask Perng, J.S., Cheng, W.P. (2012). A
Terhadap Penurunan Tingkat Insomnia randomized controlled trial of the effects
Pada Mahasiswa Fisioterapi D3 of listening to non-commercial music on
Angkatan 2011. Naskah Publikasi. quality of nocturnal sleep and relaxation
Surakarta: Fik Uns.Manzilah, T. (2011). indices in patients in medical intensive
Factor-Faktor Yang Mempengaruhi care unit. Journal of Advances Nursing,
Terjadinya Infeksi Double Lumen Pada 16(6): 1377-1389.
Klien Hemodialisa di Rumah Sakit Doi:10.1111/j.13652648.2012.06130. x.
Hospital Cinere Depok
Salamon E., Bernstein S.R., Kim S.A., Kim
Nishinoue Nao., Takano Tomaki., Kaku M., & Stefano G.B. (2003). The Effects
Akiko., Eto Risa., Kato Noritada, Ono of Auditory Perception and Musical
Yukata., Takana Katsutoshi. (2012). Preference on Anxiety in Naive Human
Effects sleep hygiene education and Subjects. Medicine Science Monitor,
behavioral therapy on sleep quality of 9(9), 396–399.
white-collar workers: A Randomized
Controlled Trial. J-STAGE, 50, 123-131 Sherwood, LZ. (2014). Fisiologi Manusia dari
sel ke Sistem. Edisi 8. Jakarta: EGC,
Nilsson, Ulrica. (2009). “Caring Music; Music 595-677
Intervention for Improved Health.”
Update 2009, 8–5 Safitri, R.P., Rusiana, H.P., & Idris, B.N.A.
PERNEFRI. (2014). 7th Report Of Indonesian (2014). Relaksasi progresif dengan
Renal Registry peningkatan kualitas Hidup Lansia di
Puskesmas Cikarang. Jur. Stikes Yarsi
Purbowinoto, S. E., & Kartinah. (2011). Mataram
Pengaruh Terapi Musik terhadap
Perubahan Tingkat Depresi pada Lansia

479
Dinamika Kesehatan, Vol 9 No. 2 Desember 2018 Fitria et al Pengaruh Musik
Instrument….
Siebern, A.T., Suh, S., & Nowakowsk, S.
(2012). Non Farmakological Treatment
Insomnia. Neurotherapeutics, 9(4), 717-
727. Htpp;
doi.org.10.1007/S3311012.0142-9

Sari, Ika Kholila. (2017). “Perbedaan Kualitas


Tidur Pasien Gagal Ginjal Kronik
Yang Menjalani Terapi Hemodialisa 2
Kali Dan 3 Kali Di Rumah Sakit Pku
Muhamadiyah Yogyakarta.
Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta

Kozier, et al. 2010. Buku Ajar keperawatan


Fundamental Konsep , Proses &
Praktik. Jakarta : EGC Sousa, A. D.
(2008). Psychiatric Issues in Renal
Failure and Dialysis. Indian J Nephrol
18(2): 47-50

Supriyadi, Wagiyo, Sekar Ratih Widiowati.


(2010). Tingkat Kualitas Hidup Pasien
Gagal Ginjal Kronik Terapi
Hemodialisa. Jurnal Kesehatan
Masyarakat

Tortora, G. j., Bryan, D. (2009). Principles of


anatomy and physiology, 12th ed. USA:
Jhon Wiley & Sons

480

Anda mungkin juga menyukai