Anda di halaman 1dari 28

7

BAB.II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian
Sindrom nefrotik merupakan gangguan klinis
ditandai dengan peningkatan protein dalam urin
secara bermakna (proteinuria), penurunan albumin
dalam darah (hipoalbuminemia), edema, dan serum
kolesterol yang tinggi dan lipoprotein densitas
rendah (hyperlipidemia) (Brunner & Suddarth, 2001).
Sindrom nefrotik adalah status klinis yang
ditandai dengan peningkatan permeabilitas membran
glomerulus terhadap protein, yang mengakibatkan
kehilangan protein urinaris yang massif (Donna L.
Wong, 2004).
Sindrom nefrotik merupakan sekumpulan gejala
yang terdiri dari proteinuria massif (lebih dari 50
mg / kg BB / 24 jam), hipoalbuminemia (kurang dari
2,5 gram / 100 ml) yang disertai atau tidak disertai
dengan edema dan hiperkolesterolemia (Rauf, 2002).
Jadi sindrom nefrotik adalah sekumpulan gejala
klinis yang disebabkan karena peningkatan
permeibilitas memberan gloumerulus berupa protein
nuria,hipo albuminuria,hiperkolesterolemia dan
oedema.
B. Etiologi
Penyebab sindrom nefrotik yang pasti belum
diketahui, akhir - akhir ini dianggap sebagai suatu
penyakit autoimun yaitu suatu reaksi antigen -
antibodi. Umumnya etiologi dibagi menjadi :
a. Sindrom Nefrotik Bawaan
Diturunkan sebagai resesif autosomal atau karena
reaksi maternofetal. Resisten terhadap semua
pengobatan. Prognosis buruk dan biasanya pasien
8

meninggal dalam bulan - bulan pertama


kehidupannya.
b. Sindrom Nefrotik Sekunder
Sindrom nefrotik sekunder disebabkan oleh :
- Malaria kuartana atau parasit lainnya.
- Penyakit kolagen seperti purpura anafilaktoid.
- Glumerulonefritis akut atau kronik.
- Bahan kimia seperti trimetadion, paradion,
penisilamin, air raksa.
- Amiloidosis, penyakit sel sabit,
hiperprolinemia.
c. Sindrom Nefrotik Idiopatik
Tidak diketahui penyebabnya atau disebut sindrom
nefrotik primer.

C. Patofisiologi
Manifestasi sindrom mefrotik adalah hilangnya
protein, terutama albumin, ke dalam urin. Meskipun
hati mampu meningkatkan produksi albumin, namun
organ ini tidak mampu untuk terus mempertahankannya
jika albumin terus menerus hilang melalui ginjal. Er
Akibatnya terjadi hipoalbuminemia (Brunner &
Suddarth,2001).
Menurunnya tekanan onkotik menyebabkan edema
generalisata akibat cairan yang berpindah dari
sistem vaskuler ke dalam ruang cairan ekstraseluler.
Penurunan sirkulasi volume darah mengaktifkan sisten
renin – angio – tensin, menyebabkan retensi natrium
dan edema lebih lanjut. Hilangnya protein dalam
serum menstimulasi sintesis lipoprotein dihati dan
peningkatan konsentrasi lemak dalam darah
(hiperlipidemia).
Sindrom nefrotik dapat terjadi dihampir setiap
penyakit renal instrisik atau sistemik yang
mempengaruhi glomerulus. Meskipun secara umum
9

penyakit ini dianggap menyerang anak – anak, namun


sindrom nefrotik juga terjadi pada orang dewasa
termasuk lansia. Penyebab mencakup
glomerulosklerosis interkapiler, amoloidosis ginjal,
penyakit lupus erythematosus sistemik, dan
thrombosis vena renal.
Adanya peningkatan permeabilitas glomerulus
mengakibatkan proteinuria masif sehingga terjadi
hipoproteinemia. Akibatnya tekanan onkotik plasma
menurun karena adanya pergeseran cairan dari
intravaskuler ke intestisial. Volume plasma, curah
jantung dan kecepatan filtrasi glomerulus berkurang
mengakibatkan retensi natrium. Kadar albumin plasma
yang sudah merangsang sintesa protein dihati,
disertai peningkatan sintesa lipid, lipoprotein dan
trigliserida.
Secara rinci urutan proses terjadinya sindrom
nefrotik adalah sebagai berikut :
a. Meningkatnya permeabilitas dinding kapiler
glomerular akan berakibat pada hilangnya protein
plasma dan kemudian akan terjadi proteinuria.
Lanjutan dari proteinuria menyebabkan
hipoalbuminemia. Dengan menurunnya albumin,
tekanan osmotik plasma menurun sehingga cairan
intravaskuler berpindah ke dalam interstitial.
Perpindahan cairan tersebut menjadikan volume
cairan intravaskuler berkurang, sehingga
menurunkan jumlah aliran darah ke renal karena
hipovolemi.
b. Menurunnya aliran darah ke renal, ginjal akan
melakukan kompensasi dengan merangsang produksi
rennin - angiotensin dan peningkatan sekresi anti
diuretik hormon (ADH) dan sekresi aldosteron yang
10

kemudian terjadi retensi kalium dan air, dengan


retensi natrium dan air akan menyebabkan edema.
c. Terjadi peningkatan kolesterol dan trigliserida
serum akibat dari peningkatan stimulasi produksi
lipoprotein karena penurunan plasma albumin dan
penurunan onkotik plasma.
d. Adanya hiperlipidemia juga akibat dari
meningkatnya produksi lipopprotein dalam hati yang
timbul oleh karena kompensasi hilangnya protein,
dan lemak akan banyak dalam urin (lipiduria).
e. Menurunnya respon imun karena sel imun tertekan,
kemungkinan disebabkan oleh karena
hipoalbuminemia, hiperlipidemia, atau defesiensi
seng.

D. Clinical Nursing Pathway


Idiopatik Sekunder Bawaan Fokal Segmental

Sindrom Nefrotik kurang


Informasi
Gangguan pembentukan
MK : Kurang
glomerulus
pengetahuan
tentang penyakit
Albumin melewati
membran bersama urin

Hipoalbuminemia

Tekanan koloid turun


Tekanan hidrostatik naik

Gangguan
Citra Tubuh
11

Retensio cairan di rongga perut Cairan masuk ke ekstraseluler


Gangguan citra tubuh
Asites Retensio cairan seluruh tubuh
Gangguan
cairan &
elektrolit
Edema

Menekan diafragma Menekan isi perut Gangguan imobilisasi

Ekspansi otot pernapasan Mual muntah Penekanan terlalu dalam pada tubuh
tidak optimal
Pengiriman nutrisi dan O2 ke
Nafas tidak adekuat Nafsu makan tuun jaringan turun

Gangguan pola Gangguan nutrisi Hipoksia jaringan

napas kurang dari kebutuhan

Kondisi lemah Daya tahan tubuh turun

MK : Gangguan MK : Gangguan MK : Resiko MK : Kerusakan MK : Gangguan


tumbuh kembang mobilitas fisik infeksi integritas kulit perfusi jaringan
E. Manifestasi Klinis
Empat gejala klinis yang paling utama dari
pasien Sindroma nefrotik adalah sebagai berikut:
1)Proteinuria
Proteinuria merupakan gejala utama sindrom
nefrotik, proteinuria yang terjadi lebih berat
dibandingkan proteinuria pada penyakit ginjal yang
lain. Proteinuria yang terjadi disebabkan
perubahan selektifitas terhadap protein dan
perubahan pada filter glomerulus.
2)Hipoalbuminemia
Pada anak dengan SN terdapat hubungan terbalik
antara laju eksresi protein urin dan derajat
hipoalbuminemia. Sintesis protein di hati biasanya
meningkat (namun tidak memadai untuk mengganti
12

kehilangan albumin dalam urin), tetapi mungkin


normal atau menurun.
3)Hiperlipidemi
Pada Sindroma nefrotik hampir semua kadar lemak
(kolesterol, trigliserid meningkat. Paling tidak
ada dua faktor yamg mungkin berperan yakni: (1)
hipoproteinemia merangsang sintesis protein
menyeluruh dalam hati termasuk lipoprotein. (2)
katabolisme lemak menurun karena penurunan kadar
lipoprotein lipase plasma, sistem enzim utama yang
mengambil lemak dari plasma.
4)Sembab atau edema
Oedema biasanya lunak dan cekung bila ditekan
(pitting), dan umumnya ditemukan disekitar mata
(periorbital), pada area ekstremitas (sakrum,
tumit, dan tangan),asites sering ditemukan tanpa
oedem anasarka, terutama pada anak kecil dan bayi
yang jaringannya lebih resisten terhadap
pembentukan edema interstisial dibandingkan anak
yang lebih besar. Efusi transudat lain sering
ditemukan, seperti efusi pleura. Bila tidak
diobati edema dapat menjadi anasarka, sampai ke
skrotum atau daerah vulva.
Gejala lain yang muncul seperti malaise,sakit
kepala,iritabilitas dan keletihan.

F. Pemeriksaan Diagnostik
1. Uji Urine
a. Protein urine meningkat
- Nilai normal dewasa : 0,03 – 0,15 mg/24
jam.
- Nilai normal anak >100 mg/24 jam.
b. Urinalisis cast hialin dan granular, hematuria.
c. Dipstick urin positif untuk protein dan darah.
d. Berat jenis urin meningkat (nilai normal dewasa
: 1,003 – 1,030).
13

2. Uji Darah
a. Albumin serum menurun (nilai normal dewasa :
3,5 – 5,0 g/dl).
b. Kolesterol serum meningkat.
- Nilai normal dewasa : 150 – 270 mg/dl.
- Nilai normal anak : <170 mg/dl.
c. Hemoglobin dan hematokrit-meningkat
(hemokonsetrasi).
- Nilai normal dewasa, pria : 13,5 – 18,0 g/dl,
wanita : 12,0-16,0 gr/dl).
- Nilai normal anak : 11 – 13 gr/dl.
d. Laju endap darah (LED) meningkat.
e. Elektrolit serum bervariasi dengan keadaan
penyakit perorangan.
3. Uji Diagnostik
Biopsi ginjal merupakan uji diagnostik yang tidak
dilakukan secara rutin.
G. Penatalaksanaan Medis
Menurut Alatas,Husein dkk,2005 dalam consensus
tatalaksana sindrom nefrotik ideopatik pada
anak,tujuan penatalaksanaan sindrom nefrotik adalah
untuk mempertahankan fungsi ginjal. Menjaga pasien
dalam keadaan tirah baring selama beberapa hari
mungkin diperlukan untuk meningkatkan diuresis guna
mengurangi edema. Masukan protein ditingkatkan untuk
menggantikan protein yang hilang dalam urin dan
untuk membentuk cadangan protein di tubuh.
a. Jika edema berat, batasi asupan natrium sampai
kurang lebih 1 gr / hari secara praktis dengan
menggunakan garam secukupnya dan hindari makanan
yang asin. Diet protein 2 – 3 gr / kg BB / hari.
b. Bila edema tidak berkurang dengan pembatasan
garam, dapat digunakan diuretik, biasanya
furosemid 1 mg / kg BB / hari. Bergantung pada
beratnya edema dan respon pengobatan. Bila edema
refrakter, dapat digunakan hididroklortiazid (25 –
14

50 mg / hari), selama pengobatan diuretik perlu


dipantau kemungkinan hipokalemi, alkalosis
metabolik dan kehilangan cairan intravaskuler
berat.

H. Komplikasi
Berdasarkan buku ajar nefrotik anak,2012 komplikasi
yang dapat di timnbulkan karena sindrom nefrotik
adalah :
1. Infeksi sekunder karena kadar imunoglobulin yang
rendah akibat hipoalbuminemia.
2. Shock yang terjadi terutama pada hipoalbuminemia
berat (< 1 gram/100ml) yang menyebabkan
hipovolemia berat sehingga menyebabkan shock.
3. Trombosis vaskuler : mungkin akibat gangguan
sistem koagulasi sehingga terjadi peninggian
fibrinogen plasma.
4. Komplikasi yang bisa timbul adalah malnutrisi
atau kegagalan ginjal
(Pardede,2012 : 381-426).

I. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan


a. Pengkajian
1) Pengkajian
Identitas yang meliputi nama, tempat tanggal
lahir, umur, jenis kelamin, suku, alamat,
pendidikan.
2) Riwayat Kesehatan Sebelumnya
Tanyakan apakah sebelumnya anak sakit seperti
ini.
3) Pola kebiasaan sehari – hari
Pola makan dan minum, pola kebersihan, pola
istirahat tidur, aktivitas atau bermain, dan
pola eliminasi.
15

4) Riwayat Penyakit Saat Ini


Meliputi Keluhan utama, alasan masuk rumah
sakit, faktor pencetus.
5) Pengkajian Per Sistem
- Pengkajian Umum
Tanda – tanda umum, berat badan (BB), tinggi
badan (TB), lingkar kepala, lingkar
dada,lingkar perut,lingkar lengan (terkait
dengan edema).
- Sistem Kardiovaskuler
Irama dan kualitas nadi, bunyi jantung, ada
tidaknya sianosis, diaphoresis.
- Sistem Pernafasan
Kaji pola bernafas, apakah ada wheezing atau
ronki, retraksi dada, cuping hidung,irama
pernafasan .
- Sistem Persyarafan
Tingkat kesadaran, tingkah laku (mood,
kemampuan intelektual,proses pikir),
sesuaikah dengan tumbuh kembang, kaji pula
fungsi sensori, fungsi pergerakan dan fungsi
pupil.
- Sistem Gastrointestinal
Auskultasi bising usus, palpasi adanya
hepatomegali / splenomegali, adakah mual,
muntah dan kaji kebiasaan buang air besar.
- Sistem Perkemihan
Kaji frekuensi buang air kecil, warna dan
jumlahnya.

b. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan pola nafas berhubungan dengan
penurunan ekspansi paru oleh penekanan abdomen.
2. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan
retensi cairan seluruh tubuh skunder dari hipo
albumin.
16

3. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh


berhubungan dengan mual, muntah.
4. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan
edema dan menurunnya sirkulasi.
5. Resiko infeksi berhubungan dengan penurunan
daya tahan tubuh.
6. Resiko keterlambatan perkembangan/gangguan
tumbuh kembang berhubungan dengan
relaps/kekambuhan penyakit.
7. Cemas berhubungan dengan kurang informasi

c. Intervensi Keperawatan

N Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi


o keperawatan

1 Pola nafas tidakNOC: Intervensi (NIC)


efektif 1.Status Pernapasan: 1.Manajemen jalan
Definisi : Inspiras Kepatenan Jalan Napas napas
i dan atau2. Status Pernapasan:  Buka jalan nafas,
ekspirasi yang Ventilasi guanakan teknik
tidak menyediakan3. Status Tanda-Tanda chin lift atau
ventilasi yang Vital jaw thrust bila
perlu
adekuat.
 Posisikan pasien
Batasan Kriteria Hasil : untuk
Karakteristik  Mendemonstrasikan memaksimalkan
 Napas dalam batuk efektif dan suara ventilasi
 Perubahan nafas yang bersih,  Identifikasi
gerakan dada tidak ada sianosis dan pasien perlunya
 Mengambil dyspneu (mampu pemasangan alat
mengeluarkan sputum, jalan nafas
posisi tiga titik
mampu bernafas dengan buatan
 Bradipneu mudah, tidak ada pursed
 Penurunan  Pasang mayo bila
lips) perlu
tekanan ekspirasi  Menunjukkan jalan
 Lakukan
 Penurunan nafas yang paten (klien
fisioterapi dada
tekanan inspirasi tidak merasa tercekik,
jika perlu
 Penurunan irama nafas, frekuensi
pernafasan dalam  Keluarkan sekret
ventilasi semenit dengan batuk atau
rentang normal, tidak
 Penurunan ada suara nafas suction
kapasitas vital abnormal  Auskultasi suara
 Dispneu  Tanda Tanda vital nafas, catat
 Peningkatan dalam rentang normal adanya suara
17

diameter anterior- (tekanan darah, nadi, tambahan


posterior pernafasan)  Lakukan suction
 Napas cuping pada mayo
hidung  Berikan
 Ortopneu bronkodilator
 Fase ekspirasi bila perlu
yang lama  Berikan pelembab
udara Kassa basah
 Pernapasan pur NaCl Lembab
sed-lip  Atur intake untuk
 Takipneu cairan
 Penggunaan mengoptimalkan
otot-otot bantu keseimbangan.
untuk bernapas  Monitor respirasi
dan status O2
Faktor yang
berhubungan 2.Penurunan ansietas
Ansietas 3.Terapi oksigen
Posisi tubuh  Bersihkan mulut,
Deformitas tulang hidung dan secret
trakea
Deformitas dinding
 Pertahankan jalan
dada
nafas yang paten
Kerusakan kognitif
 Atur peralatan
Kelelahan oksigenasi
Hiperventilasi\  Monitor aliran
Sindrom oksigen
hipoventilasi  Pertahankan
Kerusakan posisi pasien
muskuloskeletal  Onservasi adanya
Imaturitas tanda tanda
neurologis hipoventilasi
Disfungsi  Monitor adanya
neuromuskular kecemasan pasien
terhadap
Obesitas
oksigenasi
Nyeri
Kerusakan persepsi 4. Relaksasi otot
Kelelahan otot-otot secara progresif
respirasi 5. Pemantauan respirasi
Cedera tulang 6. Bantuan ventilasi
belakang 7. Pemantauan tanda-
tanda vital
 Monitor TD, nadi,
suhu, dan RR
 Catat adanya
fluktuasi tekanan
18

darah
 Monitor VS saat
pasien berbaring,
duduk, atau
berdiri
 Auskultasi TD
pada kedua lengan
dan bandingkan
 Monitor TD, nadi,
RR, sebelum,
selama, dan
setelah aktivitas
 Monitor kualitas
dari nadi
 Monitor frekuensi
dan irama
pernapasan
 Monitor suara
paru
 Monitor pola
pernapasan
abnormal
 Monitor suhu,
warna, dan
kelembaban kulit
 Monitor sianosis
perifer
 Monitor adanya
cushing triad
(tekanan nadi
yang melebar,
bradikardi,
peningkatan
sistolik)
 Identifikasi
penyebab dari
perubahan vital
sign

2 Kelebihan volume NOC : NIC :


Fluid management
cairan -Electrolit and acid base
 Timbang
balance
popok/pembalut jika
-Fluid balance
diperlukan
-Hydration
 Pertahankan catatan
Kriteria Hasil:
intake dan output
Terbebas dari edema,
yang akurat
efusi, anaskara
19

Bunyi nafas bersih, tidak  Pasang urin kateter


ada dyspneu/ortopneu jika diperlukan
Terbebas dari distensi  Monitor hasillAb
vena jugularis, reflek yang
hepatojugular (+) sesuaidenganretensic
Memelihara tekanan vena airan (BUN ,Hmt
sentral, tekanan kapiler ,osmolalitasurin)
paru, output jantung dan  Monitor status
vital sign dalam batas hemodinamik termasuk
normal CVP, MAP, PAP, dan
Terbebas dari kelelahan, PCWP
kecemasan atau  Monitor vital sign
kebingungan  Monitor
Menjelaskanindikator indikasiretensi /
kelebihan cairan kelebihancairan
(cracles, CVP ,
edema,
distensivenaleher,
asites)
 Kaji lokasi dan luas
edema
 Monitor masukan
makanan / cairan dan
hitung intake kalori
harian
 Monitor status
nutrisi
 Kolaborasi pemberian
diuretik sesuai
interuksi
 Batasi masukan
cairan pada keadaan
hiponatrermi dilusi
dengan serum Na <
130 mEq/l
 Kolaborasi dokter
jika tanda cairan
berlebih muncul
memburuk
20

Fluid Monitoring
 Tentukan riwayat
jumlah dan tipe
intake cairan dan
eliminaSi
 Tentukan kemungkinan
faktor resiko dari
ketidak seimbangan
cairan (Hipertermia,
terapi diuretik,
kelainan renal,
gagal jantung,
diaporesis,
disfungsi hati,
dll )
 Monitor berat badan
 Monitor serum dan
elektrolit urine
 Monitor serum dan
osmilalitas urine
 Monitor BP, HR, dan
RR
 Monitor tekanan
darah orthostatik
dan perubahan irama
jantung
 Monitor parameter
hemodinamik infasif
 Catat secara akutar
intake dan output
 Monitor adanya
distensi leher,
rinchi, eodem
perifer dan
penambahan BB
 Monitor tanda dan
gejala dari odema
21

3 Ketidakseimbangan NOC : Nutrition Management


nutrisi kurang dari Nutritional Status : food  Kaji adanya alergi
kebutuhan tubuh and Fluid Intake makanan
Kriteria Hasil :  Kolaborasi dengan
Definisi : Intake Adanya peningkatan berat ahli gizi untuk
nutrisi tidak cukup badan sesuai dengan menentukan jumlah
untuk keperluan tujuan kalori dan nutrisi
metabolisme tubuh. Berat badan ideal sesuai yang dibutuhkan
dengan tinggi badan pasien.
Batasan Mampu mengidentifikasi  Anjurkan pasien
karakteristik : kebutuhan nutrisi untuk meningkatkan
- Berat badan 20 % Tidak ada tanda tanda intake Fe
atau lebih di malnutrisi  Anjurkan pasien
bawah ideal Tidak terjadi penurunan untuk meningkatkan
-Dilaporkan adanya berat badan yang berarti protein dan vitamin
intake makanan C
yang kurang dari  Berikan substansi
RDA (Recomended gula
Daily Allowance)  Yakinkan diet yang
-Membran mukosa dan dimakan mengandung
konjungtiva pucat tinggi serat untuk
-Kelemahan otot mencegah konstipasi
yang digunakan  Berikan makanan
untuk yang terpilih
menelan/mengunyah ( sudah
-Luka, inflamasi dikonsultasikan
pada rongga mulut dengan ahli gizi)
-Mudah merasa  Ajarkan pasien
kenyang, sesaat bagaimana membuat
setelah mengunyah catatan makanan
makanan harian.
-Dilaporkan atau  Monitor jumlah
fakta adanya nutrisi dan
kekurangan makanan kandungan kalori
-Dilaporkan adanya  Berikan informasi
perubahan sensasi tentang kebutuhan
rasa nutrisi
-Perasaan  Kaji kemampuan
22

ketidakmampuan pasien untuk


untuk mengunyah mendapatkan nutrisi
makanan yang dibutuhkan
-Miskonsepsi Nutrition Monitoring
-Kehilangan BB  BB pasien dalam
dengan makanan batas normal
cukup  Monitor adanya
-Keengganan untuk penurunan berat
makan badan
-Kram pada abdomen  Monitor tipe dan
-Tonus otot jelek jumlah aktivitas
-Nyeri abdominal yang biasa
dengan atau tanpa dilakukan
patologi  Monitor interaksi
-Kurang berminat anak atau orangtua
terhadap makanan selama makan
-Pembuluh darah  Monitor lingkungan
kapiler mulai selama makan
rapuh  Jadwalkan
-Diare dan atau pengobatan dan
steatorrhea tindakan tidak
-Kehilangan rambut selama jam makan
yang cukup banyak  Monitor kulit
(rontok) kering dan
-Suara usus perubahan
hiperaktif pigmentasi
-Kurangnya  Monitor turgor
informasi, kulit
misinformasi  Monitor
kekeringan, rambut
Faktor-faktor yang kusam, dan mudah
berhubungan : patah
Ketidakmampuan  Monitor mual dan
pemasukan atau muntah
mencerna makanan  Monitor kadar
atau mengabsorpsi albumin, total
zat-zat gizi protein, Hb, dan
berhubungan dengan kadar Ht
faktor biologis,  Monitor makanan
23

psikologis atau kesukaan


ekonomi.  Monitor
pertumbuhan dan
perkembangan
 Monitor pucat,
kemerahan, dan
kekeringan jaringan
konjungtiva
 Monitor kalori dan
intake nuntrisi
 Catat adanya
edema, hiperemik,
hipertonik papila
lidah dan cavitas
oral.
 Catat jika lidah
berwarna magenta,
scarlet

4 Resiko infeksi NOC : NIC :


Immune Status Infection Control
Definisi : Knowledge : Infection(Kontrol infeksi)
Peningkatan resiko control  Bersihkanlingkungans
masuknya organisme Risk control etelahdipakaipasienl
patogen Kriteria Hasil : ain
Klien bebas dari tanda  Pertahankanteknikiso
Faktor-faktor dan gejala infeksi lasi
resiko : Mendeskripsikan proses  Batasipengunjung
- Prosedur Infasif penularan penyakit, bila perlu
- Ketidakcukupan factor yang mempengaruhi  Instruksikan pada
pengetahuan penularan serta pengunjung untuk
untuk penatalaksanaannya, mencuci tangan saat
menghindari Menunjukkan kemampuan berkunjung dan
paparan patogen untuk mencegah timbulnya setelah berkunjung
- Trauma infeksi meninggalkan pasien
- Kerusakan Jumlah leukosit dalam  Gunakan sabun
jaringan dan batas normal antimikrobia untuk
peningkatan Menunjukkan perilaku cuci tangan
paparan hidup sehat  Cuci tangan setiap
24

lingkungan sebelum dan sesudah


- Ruptur membran tindakan kperawtan
amnion  Gunakan baju, sarung
- Agen farmasi tangan sebagai alat
(imunosupresan) pelindung
- Malnutrisi  Pertahankan
- Peningkatan lingkungan aseptik
paparan selama pemasangan
lingkungan alat
patogen  Ganti letak IV
- Imonusupresi perifer dan line
- Ketidakadekuatan central dan dressing
imum buatan sesuai dengan
- Tidak adekuat petunjuk umum
pertahanan  Gunakan kateter
sekunder intermiten untuk
(penurunan Hb, menurunkan infeksi
Leukopenia, kandung kencing
penekanan respon  Tingktkan intake
inflamasi) nutrisi
- Tidak adekuat  Berikan terapi
pertahanan tubuh antibiotik bila
primer (kulit perlu
tidak utuh,
trauma jaringan, Infection Protection
penurunan kerja (proteksi terhadap
silia, cairan infeksi)
tubuh statis,  Monitor tanda dan
perubahan gejala infeksi
sekresi pH, sistemik dan lokal
perubahan  Monitor hitung
peristaltik) granulosit, WBC
- Penyakit kronik  Monitor kerentanan
terhadap infeksi
 Batasi pengunjung
 Saring pengunjung
terhadap penyakit
menular
 Partahankan teknik
25

aspesis pada pasien


yang beresiko
 Pertahankan teknik
isolasi k/p
 Berikan perawatan
kuliat pada area
epidema
 Inspeksi kulit dan
membran mukosa
terhadap kemerahan,
panas, drainase
 Ispeksi kondisi luka
/ insisi bedah
 Dorong masukkan
nutrisi yang cukup
 Dorong masukan
cairan
 Dorong istirahat
 Instruksikan pasien
untuk minum
antibiotik sesuai
resep
 Ajarkan pasien dan
keluarga tanda dan
gejala infeksi
 Ajarkan cara
menghindari infeksi
 Laporkan kecurigaan
infeksi
 Laporkan kultur
positif

5 Kerusakan NOC : Tissue Integrity :NIC : Pressure


integritas kulit Skin and Mucous Membranes Management
Kriteria Hasil :  Anjurkan pasien
Definisi : Integritas kulit yang untuk menggunakan
Perubahan padabaik bisa dipertahankan pakaian yang longgar
epidermis dan(sensasi, elastisitas, Hindari kerutan
dermis temperatur, hidrasi, padaa tempat tidur
26

pigmentasi)  Jaga kebersihan


Batasan Tidak ada luka/lesi pada kulit agar tetap
karakteristik : kulit bersih dan kering
Gangguan Perfusi jaringan baik  Mobilisasi pasien
pada bagian tubuh Menunjukkan pemahaman (ubah posisi pasien)
Kerusakan dalam proses perbaikan setiap dua jam
lapisa kulit kulit dan mencegah sekali
(dermis) terjadinya sedera Monitor kulit akan
Gangguan berulang adanya kemerahan
permukaan kulit Mampu melindungi kulit Oleskan lotion atau
(epidermis) dan mempertahankan minyak/baby oil pada
Faktor yang kelembaban kulit dan derah yang tertekan
berhubungan : perawatan alami  Monitor aktivitas
Eksternal : dan mobilisasi
- Hipertermia atau pasien
hipotermia  Monitor status
- Substansi kimia nutrisi pasien
- Kelembaban udara  Memandikan pasien
- Faktor mekanik dengan sabun dan air
(misalnya : alat hangat
yang dapat
menimbulkan
luka, tekanan,
restraint)
- Immobilitas
fisik
- Radiasi
- Usia yang
ekstrim
- Kelembaban kulit
- Obat-obatan
Internal :
- Perubahan status
metabolik
- Tulang menonjol
- Defisit
imunologi
- Faktor yang
berhubungan
27

dengan
perkembangan
- Perubahan
sensasi
- Perubahan status
nutrisi
(obesitas,
kekurusan)
- Perubahan status
cairan
- Perubahan
pigmentasi
- Perubahan
sirkulasi
- Perubahan turgor
(elastisitas
kulit)
6 Cemas NOC : NIC :
Definisi :  Anxiety control Anxiety Reduction
Perasaan gelisah  Coping (penurunan kecemasan)
yang tak jelas dari  Gunakan
ketidaknyamanan pendekatan yang
atau ketakutan yang Kriteria Hasil : menenangkan
disertai respon  Klien mampu Nyatakan dengan
autonom (sumner mengidentifikasi dan jelas harapan
tidak spesifik atau mengungkapkan gejala terhadap pelaku
tidak diketahui cemas pasien
oleh individu);  Mengidentifikasi,  Jelaskan semua
perasaan mengungkapkan dan prosedur dan apa yang
keprihatinan menunjukkan tehnik dirasakan selama
disebabkan dari untuk mengontol cemas prosedur
antisipasi terhadap  Vital sign dalam Temani pasien
bahaya. Sinyal ini batas normal untuk memberikan
merupakan
 Postur tubuh, keamanan dan
peringatan adanya
ekspresi wajah, bahasa mengurangi takut
ancaman yang akan
tubuh dan tingkat Berikan informasi
28

datang dan aktivitas menunjukkan faktual mengenai


memungkinkan berkurangnya kecemasan diagnosis, tindakan
individu untuk prognosis
mengambil langkah  Dorong keluarga
untuk menyetujui untuk menemani anak
terhadap tindakan.  Lakukan back /
Batasan neck rub
karakteristik:  Dengarkan dengan
 Gelisah penuh perhatian
 Insomnia  Identifikasi
 Resah tingkat kecemasan
 Ketakutan  Bantu pasien
 Sedih mengenal situasi yang
 Fokus pada menimbulkan kecemasan
diri  Dorong pasien
 Kekhawatiran untuk mengungkapkan

 Cemas perasaan, ketakutan,

Faktor persepsi

yang berhubungan:  Instruksikan

 Kurang pasien menggunakan

pengetahuan teknik relaksasi

 Hospitalisasi  Barikan obat


untuk mengurangi
kecemasan

7 NOC yang disarankan: NIC yang disarankan


Pertumbuhan
untuk resolusi
dan Perkembangan anak: 1 masalah:
perkembangan bulan
 anticipatory
yang terlambat guidance
Perkembangan anak : 2
bulan  attachment
promotion
Perkembangan anak : 4
 manajemen
bulan
perilaku
Perkembangan anak : 6  manajemen
bulan perilaku: over
29

aktivitas atau
Perkembangan anak: 12 tidak perhatian
bulan
 modifikasi
Perkembangan anak : 2 perilaku
tahun
 modifikasi
perilaku:
Perkembangan anak : 3 ketrampilan
tahun social
Perkembangan anak : 4  perawatan
tahun inkontinensia
feses: encopresis
Perkembangan anak : 5
tahun.  caregiver support

Perkembangan anak :  konseling


middle childhood
 perawatan
perkembangan
Perkembangan anak :
remaja  developmental
enhancement:
Perkembangan : dewasa remaja
akhir
 developmental
Perkembangan: dewasa echancement: anak
menengah
 terapi keluarga
Perkembangan: dewasa muda
 perawatan
kehamilan dengan
Pertumbuhan resiko tinggi
Penuaan fisik  latihan control
impuls
Maturasi fisik: wanita
 manajemen nutrisi
Maturasi fisik: laki-
laki.  terapi nutrisi

 monitor nutrisi
NOC tambahan yang
disarankan:  fasilitasi
tanggung jawab
Pemulihan dari kekerasan, terhadap diri
pemulihan dari kekerasan: sendiri
emosi, pemulihan dari
kekerasan: fisik, control  kelompok
resiko komunitas: lead pendukung
exposure, pengetahuan:
parenting (menjadi  support system
30

enhancement
orangtua), pemulihan dari
pengabaian, parenting  perawatan
performance, personal inkontinensia
autonomy, daya tahan urine: enuresis
personal, adaptasi
psikososial: perubahan NIC tambahan:
hidup, berat badan :
massa tubuh.  abuse protection
support: child
NOC perkembangan anak 1 ( kelompok
bulan: pendukung
terhadap anak
Definisi : Tahap yang mengalami
perkembangan yang sangat kekerasan dalam
penting baik fisik, rumah tangga
kognitif dan psiko social  manajemen
pada usia 1 bulan. perilaku: seksual

Indikator : tanda lapar,  peningkatan


tanda ketidaknyamanan, kualitas koping
respon terhadap suara, yang baik
respon terhadap wajah,
 dukungan dalam
coo (membuat suara2 kecil
pengambilan
yang halus), tersenyum
keputusan
spontan, mata mengikuti
sampai garis tengah,  pengaturan
tanda stimulasi yang pencegahan
berlebihan, menunjukkan 5 terjadinya
tahap keadaan tidur dan kebakaran
terjaga, ekstremitas
fleksi, kepala tegang  presence (hadir
kadang2, menolehkan di suatu
kepala ke samping pada tempat/penampilan
saat pronasi, menahan dan tata krama
kepala pada garis seseorang)
horizontal dengan
punggung ketika pronasi,  manajemen
reflex moro, tonic neck teknologi
reflx, reflex menari, reproduksi
crawl reflex, reflex
babinski, reflex  respite care
menghisap, reflex palmer, ( perawatan
reflex plantar, reflex istirahat singkat
rooting. dari sesuatu yang
sulit atau tidak
NOC : perkembangan : menyenangkan)
dewasa muda
 surveillance:
Definisi: perkembangan keamanan
31

 pendidikan
kognitif, psikososial, kesehatan:
dan moral dari usia 18-39 nutrisi anak
tahun.
 pendidikan
Indikator: kesehatan:
keamanan anak
Mengekspresikan pikiran
 pendidikan
yang kompleks,
kesehatan:
mengembangkan ketrampilan
stimulasi anak
berbahasa, memilih
pendidikan, memiilih  pendidikan
pekerjaan, mempertahankan kesehatan:
pekerjaan, mempertahankan keamanan toddler
pola pembelajaran seumur
hidup, menunjukkan  pendidikan
kepribadian yang stabil, kesehatan: toilet
adaptasi gaya hidup training
sesuai dengan kejadian
dalam hidup, menerima manajemen berat badan
identitas jenis kelamin,
melakukan seks aman,
mempertahankan suatu
hubungan intim yang sehat
dengan pasangan,
mempertahankan hubungan
dengan keluarga terdekat,
mempertahankan hubungan
denga keluarga besar,
mengembangkan
persahabatan yang baru,
mengatasi kehilangan
dengan baik, adaptasi
dengan peran sebagai
orangtua, menunjukkan
kemandirian, menunjukkan
control diri, menunjukkan
tanggung jawab pribadi,
menghindari
penyalahgunaan zat,
mematuhi dan mengikuti
hokum yang melindungi
kesejahteraan orang lain,
memahami nilai pribadi,
memahami nilai orang
lain, memahami pendapat
personal, memahami
pendapat orang lain,
tidak melakukan hal-hal
yang menyakiti orang
lain, menghargai orang
32

lain, menghargai
lingkungan, menerima masa
lalu, menunjukkan marah
yang terpendam,
menunjukkan emosi yang
terpendam, menunjukkan
ketakutan, menunjukkan
rasa tidak percaya pada
orang lain, menunjukkan
pola perilaku tidak
bertanggung jawab yang
beresiko, menunjukkan
perilaku impulsive
(melakukan sesuatu dengan
tergesa-gesa tanpa
mempertimbangkan hasil
atau resiko yang
didapat).

NOC : pertumbuhan

Definisi: peningkatan
normal ukuran tulang dan
berat badan selama tahun-
tahun pertumbuhan.

Indikator:

Persentil berat badan


berdasarkan jenis
kelamin, persentil berat
badan berdasarkan usia,
persentil berat badan
berdasarkan tinggi badan,
rata-rata penambahan
berat badan, rata-rata
penambahan tinggi badan,
persentil tinggi atau
panjang badan berdasarkan
usia, persentil tinggi
atau panjang badan
berdasarkan jenis
kelamin, persentil
lingkar kepala sesuai
usia, indeks massa
tulang, Mean Body mass.

NOC :Maturasi fisik :


wanitaDefinisi: perubahan
33

fisik normal pada wanita


yang terjadi pada masa
transisi dari masa anak2
ke masa dewasa.

Indikator:Pertumbuhan
yang pesat dari umur 9,5-
14,5 tahun, tulang
permanen, perubahan
suara, distribusi rambut
usia dewasa, perkembangan
payudara, terjadi
menstruasi, peningkatan
massa otot, penurunan
lemak tubuh, peningkatan
sekresi sebaceous,
peningkatan perspirasi.

DAFTAR PUSTAKA

Alatas, Husein dkk. 2005. Konsensus Tatalaksana


Sindrom Nefrotik Idiopatik Pada Anak. Unit
Koordinasi Nefrologi Ikatan Dokter Anak Indonesia.
Jakarta, h.1-18.

Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa


Medis & Nanda NIC-NOC,2015

Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan


Medikal Bedah Vol. 2. Jakarta: EGC.

Partini Pudjiastuti Trihono, dkk. 2008. KONSENSUS


TATA LAKSANA SINDROM NEFROTIK IDIOPATIK PADA ANAK.
Jakarta : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak
Indonesia.

Wila Wirya IG, 2002. Sindrom nefrotik. In: Alatas H,


Tambunan T, Trihono PP, Pardede SO, editors. Buku
34

Ajar Nefrologi Anak. Edisi-2. Jakarta : Balai


Penerbit FK UI pp. 381-426.

Anda mungkin juga menyukai