Anda di halaman 1dari 17

TUGAS BIOKIMIA

MAKALAH
METABOLISME KARBOHIDRAT

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
NO. ABSEN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HAMZAR


PROGRAM STUDI ALIH JENJANG S-1 KEPERAWATAN
LOMBOK TIMUR
2016
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Di dalam kehidupan, karbohidrat merupakan molekul yang sangat
penting bagi tubuh makhluk hidup. Kata karbohidrat berasal dari kata karbon
dan air. Secara sederhana karbohidrat didefinisikan sebagai polimer gula.
Karbohidrat adalah senyawa karbon yang mengandung sejumlah besar gugus
hidroksil. Karbohidrat paling sederhana bisa berupa aldehid (disebut
polihidroksialdehid atau aldosa) atau berupa keton (disebut polihidroksiketon
atau ketosa). Pokok bahasan ini erat kaitannya dengan kerja tubuh kita sehari-
hari. Selain untuk menambah pengetahuan dan wawasan kami, pembuatan
makalah ini juga dapat membuat kami menyadari akan kebesaran Allah Yang
Maha Esa dan menjadi belajar lebih bersyukur.
Dengan adanya naluri rasa ingin tahu pada diri manusia menyebabkan
perkembangan yang sangat pesat dibidang apapun, termasuk masalah yang
berkaitan dengan metabolisme karbohidrat yang diangkat dari berbagai media
seperti buku, internet, dan lain-lain.

2.1 Rumusan Masalah


a. Apakah yang dimaksud dengan metabolisme karbohidrat dan bagaimana
proses metabolisme karbohidrat tersebut ?
b. Bagaimana proses glikolisis ?
c. Bagaimana proses glikogenesis dan glikogenolisis ?
d. Bagaimana proses siklus asam sitrat ?
e. Berapakah energi yang dihasilkan dari metabolisme aerobik dan
anaerobik ?

3.1 Tujuan Penulisan


a. Untuk mengetahui pengertian metabolisme karbohidrat beserta
prosesnya.
b. Untuk mengetahui proses glikolisis.
c. Untuk mengetahui proses glikogenesis dan glikogenolisis.
d. Untuk mengetahui proses siklus asam sitrat.
e. Untuk mengetahui energi yang dihasilkan dari metabolisme aerobik dan
anaerobik.

4.1 Metode Penulisan


Pada makalah ini kami menggunakan metode perpustakaan yang
berasal dari buku-buku pengetahuan alam dan melalui media interne
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Metabolisme Karbohidrat dan Prosesnya.

Gambar : Bahan-bahan Karbohidrat

Metabolisme mengakar pada kata metabole dari bahasa Yunani yang


berarti berubah. Dalam dunia ilmu pengetahuan, secara sederhana
metabolisme diartikan sebagai proses kimiawi yang berlangsung di dalam
tubuh makhluk hidup yang bertujuan untuk menghasilkan energi. Proses
metabolisme karbohidrat secara garis besar terdiri dari dua cakupan yakni
reaksi pemecahan atau katabolisme dan reaksi pembentukan atau anabolisme.
Pada proses pembentukan, salah satu unsur yang harus terpenuhi adalah
energi. Energi ini dihasilkan dari proses katabolisme. Sementara itu, tahapan
metabolisme sendiri terdiri atas beberapa bagian yakni glikolisis, oksidasi
piruvat ke asetil-KoA, glikogenesis, glikogenolisis, hexose monophosphate
shunt dan terakhir adalah Glukoneogenesis.
Secara ringkas, jalur-jalur metabolisme karbohidrat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Glukosa sebagai bahan bakar utama akan mengalami glikolisis (dipecah)
menjadi 2 piruvat jika tersedia oksigen. Dalam tahap ini dihasilkan energi
berupa ATP.
2. Selanjutnya masing-masing piruvat dioksidasi menjadi asetil KoA.
Dalam tahap ini dihasilkan energi berupa ATP.
3. Asetil KoA akan masuk ke jalur persimpangan yaitu siklus asam sitrat.
Dalam tahap ini dihasilkan energi berupa ATP.
4. Jika sumber glukosa berlebihan, melebihi kebutuhan energi kita maka
glukosa tidak dipecah, melainkan akan dirangkai menjadi polimer
glukosa (disebut glikogen). Glikogen ini disimpan di hati dan otot
sebagai cadangan energi jangka pendek. Jika kapasitas penyimpanan
glikogen sudah penuh, maka karbohidrat harus dikonversi menjadi
jaringan lipid sebagai cadangan energi jangka panjang.
5. Jika terjadi kekurangan glukosa dari diet sebagai sumber energi, maka
glikogen dipecah menjadi glukosa. Selanjutnya glukosa mengalami
glikolisis, diikuti dengan oksidasi piruvat sampai dengan siklus asam
sitrat.
6. Jika glukosa dari diet tak tersedia dan cadangan glikogenpun juga habis,
maka sumber energi non karbohidrat yaitu lipid dan protein harus
digunakan. Jalur ini dinamakan glukoneogenesis (pembentukan glukosa
baru) karena dianggap lipid dan protein harus diubah menjadi glukosa
baru yang selanjutnya mengalami katabolisme untuk memperoleh energi.

Metabolisme karbohidrat pada manusia dapat dibagi sebagai berikut :


1. Glikolisis
Oksidasi glukosa atau glikogen menjadi piruvat dan laktat oleh
jalan Embden-Meyerhof. Glikolisis terjadi pada semua jaringan.
2. Oksidasi piruvat menjadi asetil—KoA
Merupakan suatu langkah yang dibutuhkan sebelum masuknya
produk glikolisis ke dalam siklus asam nitrat yang merupakan jalan akhir
bersama untuk oksidasi karbohidrat, lemak dan protein. Sebelum piruvat
dapat memasuki sikluas asam nitrat, ia harus ditranspor ke dalam
mitokondria melalui transpor piruvat khusus yang membantu pasasi
melintasi membran bagian dalam mitokondria. Ini memerlukan
mekanisme “symport” dimana satu proton diangkut bersama.
Dalam mitokondria, piruvat di dekarboksilasi secara osidatif
menjadi asetil-KoA. Reaksi ini dikatalisis oleh beberapa enzsim yang
berbeda yang bekerja secara berurutan dalam kompleks multienzim.
Enzim-enzim ini secara kolektif disebut kompleks piruvat dehidrogenase
dan analog dengan kompleks alfa-ketoglutarat dehidrogenase dari siklus
asam nitrat. Piruvat mengalami dekarboksilasi dengan adanya tiamin
difosfat menjadi derivat hidroksietil cincin tiazol dari tiamin difosfat
yang berikatan dengan enzim, yang selanjutnya bereaksi dengan
lipoamida teroksidasi membentuk asetil lipoamida. Dengan adanya
dihidrolipoil transasetilase, asetil lipoamida bereaksi dengan koenzim A
membentuk asetil-KoA dan lipoamida tereduksi.
Siklus reaksi disempurnakan bila lipoamida tereduksi kembali
dioksidasi oleh flavoprotein dengan adanya dihidropoil dehidrogenase.
Akhirnya flavoprotein yang tereduksi dioksidasi oleh NAD, yang
selanjutnya memindahkan ekuivalen pereduksi ke rantai pernafasan.

Piruvat + NAD+ Asetil-KoA + NADH + H+ KoA+ + CO2

Kompleks piruvat dehidrogenase terdiri dari kurang lebih 29 mol


piruvat dehidrogenase dan kira-kira 8 mol flavoprotein (dihidripoil
dehidrogenase) yang tersebar disekeliling 1 mol transasetilase. Sistem
piruvat dhidrogenase cukup elektronegatif dipandang dari rantai
pernapasan bahwa disamping membebaskan koenzim tereduksi (NADH),
ia juga menghasilkan ikatan tioester berenergi tinggi dalam asetil-KoA.
3. Glikogenesis
Sintesis glikogen dari glukosa
4. Glikogenolisis
Pemecahan/degradasi glikogen. Glukosa merupakan hasil akhir
utama glikogenolisis dalam hati, dan piruvat serta laktat adalah hasil
utama dalam otot.
5. Hexose monophosphate shunt
Jalan lain disamping jalan Embden-Meyerhof untuk oksidasi
glukosa. Fungsi utamanya adalah sintesia perantara penting seperti
NADPH dan ribosa.
6. Glukoneogenesis
Pembentukan glukosa atau glikogen dari sumber bukan
karbohidrat. Jalan yang tersangkut dalam glukoneogenesis terutama
siklus asam nitrat dan kebalikan glikolisis. Substrat utamanya adalah
asam amino glokogenik, laktat, dan gliserol.

2.2 Proses Glikolisis


Glikolisis merupakan reaksi tahap pertama secara aerob (cukup
oksigen) yang berlangsung dalam mitokondria. Glikolisis berasal dari kata
glyco = gula, lysis = memecah. Semua kehidupan di bumi melakukan
glikolisis. Tahap glikolisis tidak memerlukan oksigen (anaerob) dan tidak
menghasilkan banyak energi. Reaksi anaerob terdiri atas serangkaian reaksi
yang mengubah glukosa menjadi asam laktat. Tahap glikolisis merupakan
awal terjadinya respirasi sel. Glikolisis terjadi dalam sitoplasma dan hasil
akhir glikolisis berupa senyawa asam piruvat.
Glikolisis memiliki sifat-sifat, antara lain: glikolisis dapat berlangsung
secara aerob maupun anaerob, glikolisis melibatkan enzim ATP dan ADP,
serta peranan ATP dan ADP pada glikolisis adalah memindahkan
(mentransfer) fosfat dari molekul yang satu ke molekul yang lain.
Pada sel eukariotik, glikolisis terjadi di sitoplasma (sitosol). Glikolisis
terjadi melalui 11 tahapan, yaitu :
A. Heksokinase
Tahap pertama proses glikolisis adalah glukosa menjadi glukosa-6-
fosfat dengan reaksi fosforilasi. Gugus fosfat diterima dari ATP dalam
reaksi sebagai berikut. Enzim heksokinase merupakan katalis dalam reaksi
tersebut dibantu oleh ion Mg++ sebagai kofaktor.
B. Fosfoheksoisomerase
Reaksi berikutnya adalah isomerasi, yaitu pengubahan glikosa-6-
fosfat menjadi fruktosa-6-fosfat dengan enzim fosfoglukoisomerase.
Enzim ini tidak memerlukan kofaktor dan telah diperoleh dari ragi dengan
cara kristalisasi enzim fosfoheksoisomerase terdapat pada jaringan otot
dan mempunyai berat molekul 130.000.
C. Fosfofruktokinase
Fruktosa-6-fosfat diubah menjadi fruktosa-1,6-difosfat oleh enzim
fosfofruktokinase dibantu oleh ion Mg++ sebagai kofaktor. Dalam reaksi
ini gugus fosfat dipindahkan dari ATP kepada fruktosa-6-fosfat dan ATP
sendiri akan berubah menjadi ADP. Fosfofruktokinase dapat dihambat
atau dirangsang oleh beberapa metabolit, yaitu senyawa yang terlibat
dalam proses metabolisme ini. Sebagai contoh, ATP yang berlebih dan
asam sitrat dapat menghambat, di lain pihak adanya AMP, ADP dan
fruktosa-6-fosfat dapat menjadi efektor positif yang merangsang enzim
fosfofruktokinase. Enzim ini adalah suatu enzim alosterik dan mempunyai
berat molekul kira-kira 360.000
D. Adolase
Reaksi tahap keempat dalam rangkaian reaksi glikolisis adalah
penguraian molekul fruktosa-1,6-difosfat membentuk dua molekul triosa
fosfat, yaitu dihidroksi aseton fosfat dan D-gliseral-dehida-3-fosfat. Dalam
tahap ini enzim aldolase yang menjadi katalis, telah ditemukan dan
dimurnikan oleh Warburg. Enzim ini terdapat dalam jaringan tertentu dan
dapat bekerja sebagai katalis dalam reaksi penguraian beberapa ketosa dan
monofosfat, misalnya fruktosa-1,6-difosfat, sedoheptulosa-1,7-difosfat,
fruktosa-1-fosfat, eritrulosa-1-fosfat, hasil reaksi penguraian tiap senyawa
tersebut yang sama adalah dihidroksi aseton fosfat.
E. Triosafosfat Isomerase
Dalam reaksi penguraian oleh enzim aldolase terbentuk dua macam
senyawa, yaitu D-gliseraldehida-3-fosfat dan dihidroksiasetonfosfat. Yang
mengalami reaksi lebih lanjut dalam proses glikolisis ialah D-
gliseraldehida-3-fosfat. Andaikata sel tidak mampu mengubah
dihidroksiasetonfosfat menjadi D-gliseraldehida-3-fosfat, tentulah
dihidroksiaseton fosfat akan bertimbun dalam sel. Hal ini tidak
berlangsung karena dalam sel terdapat enzim triosafosfat isomerase yang
dapat mengubah dihidroksiasetonfosfat menjadi D-gliseraldehida-3-fosfat.
Adanya keseimbangan antara kedua senyawa tersebut dikemukakan oleh
Meyerhof dan dalam keadaan keseimbangan dihidroksiasetonfosfat
terdapat dalam jumlah dari 90%.
F. Gliseraldehida-3-Fosfat Dehidrogenase
Enzim ini bekerja sebagai katalis pada reaksi oksidasi
gliseraldehida-3-fosfat menjadi asam 1,3 difosfogliserat. Dalam reaksi ini
digunakan koenzim NAD+ , sedangkan gugus fosfat diperoleh dari asam
fosfat. Reaksi oksidasi ini mengubah aldehida menjadi asam karboksilat.
Gliseraldehida-3-fosfat dehidrogenase telah dapat diperoleh dalam bentuk
Kristal dari ragi dan mempunyai berat molekul 145.000.
Enzim ini adalah suatu tetramer yang terdiri atas empat subunit
yang masing-masing mengikat satu molekul NAD+ , jadi pada tiap molekul
enzim terikat empat molekul NAD+.
G. Fosfogliseril Kinase
Reaksi yang menggunakan enzim ini ialah reaksi pengubahan asam
1,3-difosfogliserat menjadi asam 3-fosfogliserat. Dalam reaksi ini
terbentuk satu molekulATP dari ADP dan ion Mg++ diperlukan sebagai
kofaktor. Oleh karena ATP adalah senyawa fosfat berenergi tinggi yang
dihasilkan leh proses glikolisis dalam benuk ATP.
H. Fosfogliseril Mutase
Fosfogliseril Mutase bekerja sebagai katalis pada reaksi
pengubahan asam 3-fosfogliserat menjadi 2-fosfogliserat. Enzim ini
berfungsi memindahkan gugus fosfat dari satu atom C kepada atom C lain
dalam satu molekul. Berat molekul enzim fosfogliseril mutase yang
diperoleh dari ragi ialah 112.000
I. Enolase
Reaksi berikutnya ialah reaksi pembentukan asam fosfoenol-
piruvat dari asam 2-fosfogliserat dengan katalis enzim enolase an ion
Mg++ sebagai kofaktor. Reaksi pembentukan asam fosfoenol piruvat ini
ialah reaksi dehidrrasi. Adanya ion F- dapat menghambat kerjanya enzim
enolase, sebab ion F- dengan ion Mg++ dan fosfat dapat membentuk
kompleks magnesium flourofosfat, dengan begitu akan mengurangi
jumlah ion Mg++ dalam campuran reaksi dan akibat berkurangnya ion
Mg++ maka efektifitas reaksi berkurang.
J. Piruvat kinase
Piruvat kinase merupakan katalis pada reaksi pemindahan gugus
fosfat dari asam fosfoenolpiruvat kepad ADP sehingga terbentuk molekul
ATP dari molekul asam piruvat. Piruvat kinase telah dapat diperoleh dari
ragi dalam bentuk kristal. Enzim ini adalah suatu tetramer dengan berat
molekul 165.000. dalam reaksi tersebut di atas, diperlukan ion Mg++ dan
K+ sebagai aktivator.
K. Laktat Dehidrogenase
Reaksi yang menggunakan enzim laktat dehidrogenase ini ialah
reaksi tahap akhir glikolisis, yaitu pembentukan asam laktat dengan cara
reduksi asam piruvat. Dalam reaksi ini digunakan NADH sebagai
koenzim.
2.3 Proses Glikogenesis Dan Glikogenolisis
A. Glikogenesis
Glikogenesis adalah proses pembentukan glikogen dari glukosa
kemudian disimpan dalam hati dan otot. Glikogen merupakan bentuk
simpanan karbohidrat yang utama di dalam tubuh dan analog dengan
amilum pada tumbuhan. Unsur ini terutama terdapat didalam hati
(sampai 6%), otot jarang melampaui jumlah 1%. Akan tetapi karena
massa otot jauh lebih besar daripada hati, maka besarnya simpanan
glikogen di otot bisa mencapai tiga sampai empat kali lebih banyak.
Proses glikogenesis adalah sebagai berikut :
1) Glukosa mengalami fosforilasi menjadi glukosa 6-fosfat (reaksi yang
lazim terjadi juga pada lintasan glikolisis). Di otot reaksi ini dikatalisir
oleh heksokinase sedangkan di hati oleh glukokinase.
2) Glukosa 6-fosfat diubah menjadi glukosa 1-fosfat dalam reaksi dengan
bantuan katalisator enzim fosfoglukomutase. Enzim itu sendiri akan
mengalami fosforilasi dan gugus fosfo akan mengambil bagian di
dalam reaksi reversible yang intermediatnya adalah glukosa 1,6-
bifosfat.
Enz-P + Glukosa 1-fosfat↔Enz + Glukosa 1,6-bifosfat↔Enz-P +
Glukosa 6-fosfat.
3) Selanjutnya glukosa 1-fosfat bereaksi dengan uridin trifosfat (UTP)
untuk membentuk uridin difosfat glukosa (UDPGlc). Reaksi ini
dikatalisir oleh enzim UDPGlc pirofosforilase.
UDPGlc + PPi↔UTP + Glukosa 1-fosfat.
4) Hidrolisis pirofosfat inorganic berikutnya oleh enzim pirofosfatase
inorganik akan menarik reaksi kearah kanan persamaan reaksi.
5) Atom C1 pada glukosa yang diaktifkan oleh UDPGlc membentuk
ikatan glikosidik dengan atom C4 pada residu glukosa terminal
glikogen, sehingga membebaskan uridin difosfat. Reaksi ini dikatalisir
oleh enzim glikogen sintase. Molekul glikogen yang sudah ada
sebelumnya (disebut glikogen primer) harus ada untuk memulai reaksi
ini. Glikogen primer selanjutnya dapat terbentuk pada primer protein
yang dikenal sebagai glikogenin.
B. Glikogenolisis
Glikogenolisis merupakan lintasan metabolisme yang digunakan
oleh tubuh, selain glukoneogenosis untuk menjaga keseimbangan kadar
glukosa di dalam plasma darah untuk menghindari simtomahipoglisemia.
Jika glukosa dari diet tidak dapat mencukupi kebutuhan, maka glikogen
harus dipecah untuk mendapatkan glukosa sebagai sumber energi. Proses
ini dinamakan glikogenolisis. Glikogenolisis seakan-akan kebalikan dari
glikogenesis, akan tetapi sebenarnya tidak demikian. Untuk memutuskan
ikatan glukosa satu demi satu dari glikogen diperlukan enzim fosforilase.
Enzim ini spesifik untuk proses fosforolisis rangkaian 14 glikogen
untuk menghasilkan glukosa 1-fosfat. Residu glukosil terminal pada
rantai paling luar molekul glikogen dibuang secara berurutan sampai
kurang lebih ada 4 buah residu glukosa yang tersisa pada tiap sisi cabang
16.
C. (C6)n + Pi (C6)n-1 + Glukosa 1-fosfat
D. Glikogen
Glukan transferase dibutuhkan sebagai katalisator pemindahan unit
trisakarida dari satu cabang ke cabang lainnya sehingga membuat titik
cabang 16 terpajan. Hidrolisis ikatan 16 memerlukan kerja enzim
enzim pemutus cabang (debranching enzyme) yang spesifik. Dengan
pemutusan cabang tersebut, maka kerja enzim fosforilase selanjutnya
dapat berlangsung.

2.4 Proses Siklus Asam Sitrat


Siklus asam sitrat adalah serangkaian reaksi kimia dalam sel, yaitu
pada mitokondria, yang berlangsung secara berurutan dan berulang, bertujuan
mengubah asam piruvat menjadi CO2, H2O dan sejumlah energi. Proses ini
adalah proses oksidasi dengan sejumlah oksigen arau aerob. Sikluss asam
sitrat ini juga disebut siklus krebs.
Pada sel eukariota, siklus asam sitrat terjadi pada mitokondria,
sedangkan pada organisme aerob, siklus ini merupakan bagian dari lintasan
metabolisme yang berperan dalam konversi kimiawi terhadap karbohidrat,
lemak dan protein - menjadi karbon dioksida, air, dalam rangka menghasilkan
suatu bentuk energi yang dapat digunakan. Reaksi lain pada lintasan
katabolisme yang sama, antara lain glikolisis, oksidasi asam piruvat dan
fosforilasi oksidatif.
Produk dari siklus asam sitrat adalah prekursor bagi berbagai jenis
senyawa organik. Asam sitrat merupakan prekursor dari kolesterol dan asam
lemak, asam ketoglutarat-alfa merupakan prekursor dari asam glutamat,
purina dan beberapa asam amino, suksinil-KoA merupakan prekursor dari
heme dan klorofil, asam oksaloasetat merupakan prekursor dari asam aspartat,
purina, pirimidina dan beberapa asam amino.

Gambar : Siklus Asam Sitrat


Reaksi-reaksi kimia yang berhubungan dengan siklus asam sitrat serta
reaksi dalam siklus itu sendiri akan dibahas satu persatu.
A. Pembentukan Asetil Koenzim A (Asetil KoA)
Asetil KoA dibentuk pada reaksi antara asam piruvat dengan
Koenzim A. Di samping itu asam lemak juga dapat menghasilkan Asetil
KoA pada proses oksidasi. Reaksi pembentukan Asetil KoA menggunakan
kompleks piruvatdehidrogenase sebagai katalis yang terdiri atas beberapa
enzim. Koenzim yang ikut dalam reaksi ini adalah tiamin pirofosfat(TPP),
NAD+, asam lipoat dan ion Mg sebagai aktivator. Reaksi ini bersifat tidak
reversible dan asetil KoA yang terjadi merupakan penghubung antara
proses glikolisis dengan siklus asam sitrat.
B. Pembentukan asam sitrat
Asetil KoA adaalah senyawa berenergi tinggi dan dapat berfungsi
sebagai zat pemberi gugus asetil atau dapat ikut dalam reaksi kondensasi.
Asam sitrat dibentuk oleh asetil KoA dengan asam oksaloasetat dengan
cara kondensasi. Enzim yang bekerja sebagai katalis adalah sitrat sintetase.
Asam sitrat yang terbentuk merupakan salah satu senyawa dalam siklu
assam sitrat.
C. Pembentukan asam isositrat
Asam sitrat kemudian diubah menjadi asam isositrat melalui asam
akonitat. Enzim yang bekerja pada reaksi ini adalah akonitase. Dalam
dalam keadaan keseimbangan terdapat 90% asam sitrat, 4% asam akonitat
dan 6% asam isositrat. Walaupun dalam keseimbangan ini asam isositrat
hanya sedikit, tetapi asam isositran akan segera diubah menjadi asam
ketoglutarat sehingga keseimbangan akan bergeser ke kanan.
D. Pembentukan asam α. Ketoglutarat
Dalam reaksi ini asam isositrat diubah menjadi asam
oksalosuksinat, kemudian diubah lebih lanjut menjadi asam α.
Ketoglutarat. Enzim isositrat dehidrogenase bekerja pada reaksi
pembentukan asam oksalosuksinat dengan Koenzim NADPH+, sedangkan
enzim karboksilase bekerja pada reaksi selanjutnya. Pada reaksi yang
kedua ini di samping asam α ketoglutarat, dihasilkan pula CO, untuk 1 mol
asam isositrat yang diubah, dihasilkan 1 mol NADPH dan 1 mol CO2.
Koenzim yang digunakan dalam reaksi selain NADP, juga NAD.
E. Pembentukan suksinil KoA
Asam α ketoglutarat diubah menjadi suksinil KoA degan jalan
dekarboksilasi oksidatif. Reaksi ini analog dengan reaksi pembentukan
asetil KoA dari asam piruvat. Koenzim TPP dan NAD+ diperlukan juga
dalam reaksi pembentukan suksinil KoA. Reaksi berlangsung antara asam
α ketoglutarat dengan koenzim A menghasilkansuksinil KoA dan
melepaskan CO2 . NADH juga dihasilkan pada reaksi ini. Yang menonjol
adalah bahwa reaksi ini tidak reversible.
F. Pembentukan asam suksinat
Asam suksinat tebentuk dari suksinil KoA dengan cara melepaskan
koenzim A serta pembentukan guanosin trifosfat (GTP) dari guanosin
difosfat (GDP). Gugus fosfat yang terdapat pada molekul GTP segera
dipindahkan kepada ADP. Katalis dalam reaksi ini adalah nukleosida
difosfokinase.
G. Pembentukan asam Fumarat
Dalam reaksi ini asam suksinat diubah menjadi asam fumarat
melalui proses oksidasi dengan menggunakan enzim suksinat
dehidrogenase dan FAD sebagai koenzim.
H. Pembentukan asam malat
Asam malat terbentuk dari asam fumarat dengan cara adisi molekul
air. Enzim fumarase bekerja seagai katalis dalam reaksi ini.
I. Pembentukan asam Oksaloasetat
Tahap akhir dalam siklus asam sitrat adalah dehidrogenase asam
malat untuk membentuk asam oksaloasetat. Enzim yang bekerja pada
reaksi ini adalah malat dehidrogenase. Oksaloasetat yang terjadi kemudian
bereaksi dengan asetil koenzim dan asam sitrat yang terbentuk bereaksi
lebih lanjut dalam siklus asam sitrat. Demikian reaksi-reaksi tersebut di
atas berlangsun terus-menerus dan berulang kali.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

1. Metabolisme karbohidrat yaitu proses yang terdiri dari dua cakupan yakni
reaksi pemecahan atau katabolisme dan reaksi pembentukan atau
anabolisme.
2. Tahapan metabolisme terdiri atas beberapa bagian yakni glikolisis,
oksidasi piruvat ke asetil-KoA, glikogenesis, glikogenolisis, hexose
monophosphate shunt dan terakhir adalah Glukoneogenesis.
3. Glikolisis merupakan reaksi tahap pertama secara aerob (cukup oksigen)
yang berlangsung dalam mitokondria.
4. Proses glikogenesis adalah proses pembentukan glikogen dari glukosa
kemudian disimpan dalam hati dan otot. Sedangkan, glikogenolisis yaitu
pembentukan glukosa dari glikogen yang mana glukosa tersebut sebagai
sumber energi.
5. Siklus asam sitrat (siklus krebs) adalah serangkaian reaksi kimia dalam
sel, yaitu pada mitokondria, yang berlangsung secara berurutan dan
berulang, bertujuan mengubah asam piruvat menjadi CO2, H2O dan
sejumlah energy.
6. Kalau kita hubungkan jalur glikolisis, oksidasi piruvat dan siklus Kreb’s,
akan dapat kita hitung bahwa 1 mol glukosa jika dibakar sempurna (aerob)
akan menghasilkan energi dengan rincian sebagai berikut:
DAFTAR PUSTAKA

Poedjadi, Anna. 1994. Dasar-dasar Biokimia.UI Press: Jakarta.

Strayer, Lubert. 1996. Biokimia. Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta

Anonim 2013.A. http://pramb-test.blogspot.com/2011/04/proses-metabolisme-


organisme.html. Diakses pada tanggal 24 Februari 2013

Anonim 2013.B. http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=membandingkan


energi yang dihasilkan dari proses mtabolisme aerobik dan
anaerobik&source=web&cd =1&cad=rja&ved=0. Diakses pada tanggal
24 Februari 2013

Anonim 2013.C. http://www.google.com.Metabolise.karbohidrat


url?sa=t&rct=j&q=Diakses pada tanggal 24 Februari 2013

Anonim 2013.E. http://www.wikipedia.com. Diakses pada tanggal 24 Februari


2013

Anda mungkin juga menyukai