Anda di halaman 1dari 51

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu aspek yang penting dalam keperawatan adalah keluarga.
Keluarga unit terkecil dalam masyarakat merupakan klien keperawatan atau si
penerima asuhan keperawatan. Keluarga berperan dalam menentukan cara
asuhan yang diperlukan anggota keluarga yang sakit. Keberhasilan
keperawatan di rumah sakit dapat menjadi sia-sia jika tidak dilanjutkan oleh
keluarga di rumah. Secara empiris dapat dikatakan bahwa kesehatan anggota
keluarga dan kualitas kehidupan keluarga sangat berhubungan atau sangat
signifikan.
Keluarga menempati posisi di antara individu dan masyarakat,
sehingga dengan memberikan pelayanan kesehatan kepada keluarga, perawat
mendapat dua keuntungan sekaligus. Keuntungan pertama adalah memenuhi
kebutuhan individu, dan keuntungan kedua adalah memenuhi kebutuhan
masyarakat. Dalam pemberian pelayanan kesehatan, perawat harus
memperhatikan nilai – nilai dan budaya keluarga, sehingga keluarga dapat
menerima.
Pelayanan keperawatan di rumah merupakan pelayanan keperawatan
yang diberikan di tempat tinggal klien dan keluarga sehingga klien tetap
memiliki otonomi untuk memutuskan hal – hal yang terkait dengan masalah
kesehatannya. Perawat yang melakukan keperawatan di rumah bertanggung
jawab untuk meningkatkan kemampuan keluarga untuk mencegah penyakit
dan pemeliharaan kesehatan. Namun, di Indonesia belum ada lembaga ataupun
organisasi perawat yang mengatur pelayanan keperawatan di rumah secara
administratif. Perawatan yang diberikan di rumah – rumah khususnya oleh
perawat komunitas masih bersifat sukarela, belum ada pengaturan terhadap
imbalan atas jasa yang diberikan.
Pengalaman belajar klinik memberikan kemampuan kepada mahasiswa
untuk memperoleh pengalaman nyata asuhan keperawatan keluarga pada
keluarga yang mengalami masalah kesehatan dengan penerapan berbagai
konsep dan teori keperawatan keluarga serta proses keperawatan sebagai
pendekatan.
Salah satu masalah kesehatan yang banyak diderita oleh masyarakat
Senbung Lauk pada umumnya adalah Hipertensi, yang mana penderitanya
sebagian besar adalah Lansia.
Hypertensi adalah keadaan terjadinya gangguan pada pembuluh darah
dan jantung yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa darah
terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkannya.
Hypertensi karena keturunan dan gaya hidup yang tidak sehat adalah
merupakan penyakit yang sering timbul di masyarakat. Hal tersebut terjadi
bisa karena pola makan dan keterbatasan pengetahuan individu, keluarga,
kelompok maupun masyarakat tentang penyakit tersebut.
Sebagai pemberi pelayanan profesional dalam memberikan asuhan
keperawatan, perawat profesional bekerjasama dengan klien, keluarga dan
tenaga kesehatan lainnya sesuai dengan lingkup kewenangan dan tanggung
jawabnya.
Dalam memberikan asuhan Keperawatan profesional, perawat
menggunakan pengetahuan teoritis yang mantap dan kokoh serta berbagai
disiplin ilmu yang terbaik dengan ilmu keperawatan. Di samping itu berbagai
ilmu dasar seperti biologis, fisika, biomedik, perilaku dan sosial sebagai
landasan dalam melakukan pengkajian, rumusan masalah, diagnosa
keperawatan, penyusunan perencanaan tindakan dan evaluasi.
Terkait dengan pentingnya pemberian asuhan keperawatan profesional
tersebut, maka seorang perawat harus menunjukkan kemampuan keterampilan
dan pengetahuan yang berkembang secara terus menerus. Pada perkembangan
tahap ini, peserta didik diharapkan dapat mulai menerapkan berbagai
keterampilan dan pengetahuannya langsung pada keluarga binaan dan
berusaha untuk memberikan asuhan Keperawatan yang berkualitas.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memberikan asuhan keperawatan kepada keluarga Ny
“N”
2. Tujuan Khusus
Mahasiswa mampu untuk :
- Melakukan pengkajian keperawatan pada keluarga Ny ”N”
- Merumuskan diagnosa keperawatan yang muncul berkaitan dengan
keadaan kesehatan keluarga Ny ”N”
- Membuat rencana keperawatan untuk keluarga Ny ”N”
- Mengimplementasikan rencana keperawatan yang telah disusun untuk
keluarga Ny ”N”
- Melakukan evaluasi terhadap hasil implementasi yang telah dilakukan.
C. Sistematika Penulisan
Laporan ini disusun dengan sistematika sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan, terdiri dari :
A. Latar Belakang
B. Tujuan Penulisan
C. Sistematika Penulisan
Bab II Tinjauan Pustaka, terdiri dari :
A. Konsep dasar keluarga
B. Konsep dasar asuhan keperawatan keluarga
C. Konsep dasar penyakit

Bab III Laporan Kasus, terdiri dari :


A. Pengumpulan data
B. Analisa data
C. Diagnosa keperawatan
D. Skala prioritas
E. Rencana keperawatan
F. Tindakan keperawatan
G. Evaluasi

Bab IV Pembahasan, terdiri dari :


A. Pengumpulan data
B. Analisa data
C. Diagnosa keperawatan
D. Skala prioritas
E. Rencana keperawatan
F.Tindakan keperawatan
G. Evaluasi

DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar
1. Definisi
a. Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu
tempat, di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan
(Depkes RI, 1988).
b. Keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling berhubungan
melalui pertalian darah, adopsi atau perkawinan (WHO, 1969).
c. Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan
perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan
mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan
fisik, mental, emosional dan sosial dari tiap anggota.
2. Struktur Keluarga
Struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam, diantaranya adalah :
a. Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun
melalui jalur garis ayah.
b. Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun
melalui jalur garis ibu.
c. Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah istri.
d. Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah suami.
e. Keluarga kawinan adalah hubungan suami istri sebagai dasar
pembinaan keluarga dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian
keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri (Nasrul
Effendy, 1998).
3. Ciri-Ciri Struktur Keluarga
a. Terorganisasi adalah saling berhubungan, saling ketergantungan antara
anggota keluarga.
b. Ada keterbatasan adalah setiap anggota memiliki kebebasan tetapi
mereka juga mempunyai keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan
tugasnya masing-masing.
c. Ada perbedaan dan kekhususan adalah setiap anggota keluarga
mempunyai peranan dan fungsinya masing-masing (Anderson Carter).
4. Tipe / Bentuk Keluarga
a. Keluarga inti (nuclear family) adalah keluarga yang terdiri dari ayah,
ibu dan anak-anak.
b. Keluarga besar (extended family) adalah keluarga inti yang ditambah
dengan sanak saudara, misalnya : nenek, kakek, keponakan, saudara
sepupu, paman, bibi dan sebagainya.
c. Keluarga berantai (serial family) adalah keluarga yang terdiri dari
wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu
keluarga inti.
d. Keluarga janda/duda (single family) adalah keluarga yang terdiri
karena perceraian atau kematian.
e. Keluarga berkomposisi (compusite adalah keluarga yang
perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama.
f. Keluarga habitas (cohabitation) adalah dua orang menjadi satu tanpa
pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga.
g. Dual carrier adalah suami istri atau keduanya orang karier dan tanpa
anak.
h. Commuter maried adalah suami istri atau keduanya orang karier dan
tinggal terpisah pada jarak tertentu, keduanya saling mencari pada
waktu tertentu.
i. Comunal adalah satu rumah terdiri dari dua atau lebih pasangan yang
monogami dengan anak-anaknya dan bersama-sama dalam penyediaan
fasilitas.
j. Unmaried parent and child adalah ibu dan anak dimana perkawinan
tidak dikehendaki, anaknya diadopsi.
5. Pemegang Kekuasaan Dalam Keluarga
a. Patriakal : yang dominan dan memegang kekuasaan dalam
keluarga adalah pihak ayah.
b. Matriakal : yang dominan dan memegang kekuasaan dalam
keluarga adalah pihak ibu.
c. Equalitarian : yang dominan dan memegang kekuasaan dalam
keluarga adalah pihak ayah dan ibu.
6. Peranan Keluarga
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku
interpersonal, sifat kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam
posisi dan situasi tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh
harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat..
Berbagai peran yang terdapat dalam keluarga adalah sebagai berikut :
a. Peranan ayah, ayah sebagai suami dari anak-anak, berperan sebagai
pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai
kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta
sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.
b. Peran ibu, ibu sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai
peranan untuk menggurui rumah tangga, sebagai pengasuh dan
pendidik anaknya, pelindung dan sebagai anggota masyarakat dari
lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari
nafkah tambahan dalam keluarganya.
c. Peran anak, anak-anak melaksanakan peran psiko-sosial sesuai dengan
tingkat perkembangannya baik fisik, sosial dan spiritual.
7. Fungsi Keluarga
Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan keluarga sebagai berikut :
a. Fungsi biologis
- Untuk meneruskan keturunan
- Memelihara dan membesarkan anak
- Memenuhi kebutuhan dan gizi keluarga
- Memelihara dan merawat anggota keluarga
b. Fungsi psikologis
- Memberikan kasih sayang dan rasa nyaman
- Memberikan perhatian di antara anggota keluarga
- Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
- Memberikan identitas keluarga
c. Fungsi sosialisasi
- Membina sosialisasi pada anak
- Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat
perkembangan anak.
- Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga
d. Fungsi ekonomi
- Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga.
- Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi
kebutuhan keluarga.
- Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga di
masa yang akan datang, misalnya pendidikan anak-anak, jaminan
hari tua dan sebagainya.
e. Fungsi pendidikan
- Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan,
keterampilan dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat
dan minat yang dimilikinya.
- Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang
dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa.
- Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.
Ahli lain membagi fungsi keluarga sebagai berikut :
a. Fungsi pendidikan
b. Fungsi sosialisasi anak
c. Fungsi perlindungan
d. Fungsi perasaan
e. Fungsi religius
f. Fungsi ekonomi
g. Fungsi rekreatif
h. Fungsi biologis
Dari beberapa fungsi keluarga di atas ada 3 fungsi pokok keluarga
terhadap keluarga-keluarganya adalah :
a. Asih, adalah memberikan kasih sayang, perhatian, rasa aman,
kehangatan kepada anggota keluarga sehingga memungkinkan
mereka tumbuh dan berkembang sesuai usia dan kebutuhannya.
b. Asuh adalah menuju kebutuhan pemeliharaan dan perawatan anak
agar kesehatannya selalu terpelihara, sehingga diharapkan menjadi
mereka anak-anak yang sehat fisik, mental, sosial dan spiritual.
c. Asah adalah memenuhi kebutuhan pendidikan anak, sehingga siap
menjadi manusia dewasa yang mandiri dalam mempersiapkan
masa depannya.
8. Tahap-tahap Kehidupan Keluarga
Tahap-tahap kehidupan keluarga menurut Duvall adalah sebagai
berikut :
a. Tahap pembentukan keluarga, tahap ini dimulai dari pernikahan yang
dilanjutkan dalam membentuk rumah tangga.
b. Tahap menjelang kelahiran anak, tugas keluarga yang utama untuk
mendapatkan keturunan sebagai generasi penerus, melahirkan anak
merupakan kebanggaan bagi keluarga dan merupakan saat-saat yang
dinantikan.
c. Tahap menghadapi bayi, dalam hal ini keluarga mengasuh, mendidik
dan memberikan kasih sayang kepada anak, karena pada tahap ini bayi
kehidupannya sangat tergantung kepada kedua orang tuanya dan
kondisinya masih sangat lemah.
d. Tahap menghadapi anak pra sekolah, pada tahap ini anak sudah
mengenal kehidupan sosialnya, sudah mulai bergaul dengan teman
sebayanya, tetapi sangat rawan dalam masalah kesehatan, karena tidak
mengetahui mana yang kotor dan mana yang bersih.
e. Tahap menghadap anak sekolah, dalam tahap ini tugas keluarga adalah
bagaimana mendidik anak, mengajari anak untuk mempersiapkan masa
depannya, membiasakan anak belajar secara teratur, mengontrol tugas-
tugas sekolah anak dan meningkatkan pengetahuan umum anak.
f. Tahap menghadapi anak remaja, tahap ini adalah tahap yang paling
rawan, karena dalam tahap ini anak akan mencari identitas diri dalam
membentuk kepribadian, oleh karena itu suri tauladan dari kedua
orangtua sangat diperlukan.
g. Tahap melepaskan anak ke masyarakat, setelah melalui tahap remaja
dan anak telah dapat menyelesaikan pendidikannya, maka tahap
selanjutnya adalah melepaskan anak ke masyarakat dalam memulai
kehidupan berumah tangga.
h. Tahap berdua kembali, setelah anak besar dan menempuh kehidupan
keluarga sendiri-sendiri, tinggallah suami istri berdua saja.
i. Tahap masa tua, tahap ini masuk ke tahap lanjut usia dan kedua orang
tua mempersiapkan diri untuk meninggalkan dunia fana ini.
9. Tugas-tugas Keluarga
Pada dasarnya tugas keluarga ada delapan tugas pokok, sebagai
berikut :
a. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya
b. Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga.
c. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan
kedudukannya masing-masing.
d. Sosialisasi antar anggota keluarga
e. Pengaturan jumlah anggota keluarga
f. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga
g. Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih
luas.
h. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggota keluarga.
10. Ciri-ciri Keluarga
a. Diikat dalam suatu perkawinan
b. Ada hubungan darah
c. Ada ikatan batin
d. Ada tanggung jawab masing-masing anggotanya
e. Ada pengambilan keputusan
f. Kerjasama antara anggota keluarga
g. Komunikasi interaksi antara anggota keluarga
h. Tinggal dalam satu rumah

11. Ciri-ciri Keluarga Indonesia


a. Suami sebagai pengambil keputusan
b. Merupakan suatu kesatuan yang utuh
c. Berbentuk monogram
d. Bertanggung jawab
e. Meneruskan nilai-nilai bangsa
f. Ikatan kekeluargaan sangat erat
g. Mempunyai semangat gotong royong

12. Pola Kehidupan Keluarga Indonesia


a. Daerah pedesaan
- Tradisional
- Agraris
- Tenang
- Sederhana
- Akrab
- Menghormati orangtua
b. Daerah perkotaan
- Dinamis
- Rasional
- Konsumtif
- Demokratis
- Individual
- Terlibat dalam kehidupan politik

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Keluarga


1. Proses Keperawatan Keluarga
a. Definisi
Proses keperawatan adalah metode ilmiah yang digunakan secara
sistematis untuk mengkaji dan menentukan masalah kesehatan dan
keperawatan keluarga, merencanakan asuhan keperawatan dan
melaksanakan intervensi keperawatan terhadap keluarga sesuai dengan
rencana yang telah disusun dan mengevaluasi mutu hasil asuhan
keperawatan yang dilaksanakan terhadap keluarga.
2. Tahap-tahap Proses Keperawatan
a. Pengkajian
Adalah sekumpulan tindakan yang digunakan oleh perawat untuk
mengukur keadaan klien (keluarga) dengan memakai norma-norma
kesehatan keluarga maupun sosial yang merupakan sistem yang
terintegrasi dan kesanggupan keluarga untuk mengatasinya.
Yang termasuk tahap ini adalah :
- Pengumpulan data
- Analisa data
- Perumusan masalah
- Prioritas masalah
- Menegakkan diagnosa keperawatan
b. Pengumpulan data
Data yang dikumpulkan meliputi sebagai berikut :
1) Identitas keluarga
2) Riwayat kesehatan keluarga baik yang sedang dialami maupun
yang pernah dialami.
3) Anggota keluarga
4) Jarak antara lokasi dengan fasilitas kesehatan masyarakat yang ada.
5) Keadaan keluarga, meliputi :
- Biologis
- Psikologis
- Sosial
- Kultural
- Spiritual
- Lingkungan
- Data penunjang lainnya
c. Analisa data
Di dalam menganalisa data ada 3 norma yang perlu diperhatikan
dalam melihat perkembangan keluarga, yaitu :
1) Keadaan kesehatan yang normal dari setiap anggota keluarga,
meliputi :
- Keadaan kesehatan fisik, mental, sosial anggota keluarga.
- Keadaan pertumbuhan dan perkembangan anggota keluarga.
- Keadaan gizi anggota keluarga
- Status imunisasi anggota keluarga
- Kehamilan dan keluarga berencana
2) Keadaan rumah dan sanitasi lingkungan, meliputi :
- Rumah meliputi : ventilasi, penerangan, kebersihan, konstruksi,
luas rumah dibandingkan dengan jumlah anggota keluarga dan
sebagainya.
- Sumber air minum
- Jamban keluarga
- Tempat pembuangan air limbah
- Pemanfaatan pekarangan yang ada dan sebagainya
3) Karakteristik keluarga :
- Sifat-sifat keluarga
- Dinamika dalam keluarga
- Komunikasi dalam keluarga
- Interaksi dalam keluarga
- Interaksi antara anggota keluarga
- Kesanggupan keluarga dalam membawa perkembangan
anggota keluarga.
- Kebiasaan dan nilai-nilai yang berlaku dalam keluarga.
d. Perumusan masalah
Setelah data dianalisa, maka selanjutnya dapat dirumuskan
masalah kesehatan dalam keperawatan keluarga. Rumusan masalah
kesehatan keluarga dapat menggambarkan keadaan kesehatan dan
status kesehatan keluarga, karena merupakan hasil dari pemikiran dan
pertimbangan yang mendalam tentang situasi kesehatan, lingkungan,
norma, nilai, kultur yang dianut oleh keluarga tersebut.
3. Tipologi Masalah Kesehatan dan Keperawatan Keluarga
Dalam tipologi masalah kesehatan keluarga ada tiga kelompok
masalah besar, yaitu :
a. Ancaman kesehatan adalah keadaan-keadaan yang dapat
memungkinkan terjadinya kecelakaan dan kegagalan dalam mencapai
potensi kesehatan. Yang termasuk dalam ancaman kesehatan adalah :
1) Penyakit keturunan, seperti : asma bronkiale, diabetes melitus dan
sebagainya.
2) Keluarga/anggota keluarga yang menderita penyakit menular,
seperti : TBC, gonorhe, hapatitis dan sebagainya.
3) Jumlah anggota keluarga terlalu besar dan tidak sesuai dengan
kemampuan dan sumber daya keluarga, seperti anak terlalu
banyak, sedangkan penghasilan keluarga kecil.
4) Resiko terjadi kecelakaan dalam keluarga, misalnya benda tajam
diletakkan sembarangan, tangga rumah terlalu curam.
5) Kekurangan atau kelebihan gizi dari masing-masing anggota
keluarga.
6) Keadaan-keadaan yang dapat menimbulkan stres, antara lain :
- Hubungan keluarga yang kurang harmonis
- Hubungan orang tua dan anak tegang
- Orangtua yang tidak dewasa
7) Sanitasi lingkungan buruk, diantaranya :
- Ventilasi dan penerangan rumah yang kurang baik
- Tempat pembuangan sampah yang tidak memenuhi syarat.
- Tempat pembuangan tinja mencemari sumber air minum
- Selokan/tempat pembuangan air limbah yang tidak memenuhi
syarat.
- Sumber air minum yang tidak memenuhi syarat
- Kebisingan
- Polusi udara
8) Kebiasaan-kebiasaan yang merugikan kesehatan :
- Merokok
- Minuman keras
- Tidak memakai alas kaki
- Makan obat tanpa resep
- Kebiasaan makan daging mentah dan
- Hygiene personal kurang
9) Sifat kepribadian melekat, misalnya pemarah
10) Riwayat persalinan sulit
11) Memainkan peranan yang tidak sesuai, misalnya anak wanita
memainkan peranan ibu karena meninggal, anak laki-laki
memainkan peranan ayah.
12) Imunisasi anak tidak lengkap
b. Kurang/tidak sehat adalah kegagalan dalam memantapkan kesehatan.
Yang termasuk di dalamnya adalah :
- Keadaan sakit, apakah sesudah atau sebelum didiagnosa.
- Kegagalan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak yang
tidak sesuai dengan pertumbuhan normal.
c. Situasi krisis adalah saat-saat yang banyak menuntut individu atau
keluarga dalam menyesuaikan diri termasuk juga dalam hal sumber
daya keluarga. Yang termasuk dalam situasi krisis adalah :
- Perkawinan
- Kehamilan
- Persalinan
- Masa nipas
- Menjadi orangtua
- Penambahan anggota keluarga, misalnya bayi baru lahir
- Abortus
- Anak masuk sekolah
- Anak remaja
- Kehilangan pekerjaan
- Kematian anggota keluarga
- Pindah rumah
Ketidak mampuan keluarga dalam melaksanakan tugas-tugas
kesehatan dan keperawatan :
a. Ketidak sanggupan mengenal masalah kesehatan keluarga, disebabkan
karena :
- Kurang pengetahuan/ketidaktahuan fakta
- Rasa takut akibat masalah yang diketahui
- Sikap dan falsafah hidup
b. Ketidaksanggupan keluarga mengambil keputusan dalam melakukan
tindakan yang tepat disebabkan karena :
- Tidak memahami mengenai sifat, berat dan luasnya masalah.
- Masalah kesehatan tidak begitu menonjol
- Keluarga tidak sanggup memecahkan masalah karena kurangnya
pengetahuan dan kurangnya sumberdaya keluarga.
- Tidak sanggup memilih tindakan diantara beberapa pilihan.
- Ketidakcocokan pendapat dari anggota-anggota keluarga.
- Tidak tahu tentang fasilitas kesehatan yang ada
- Takut dari akibat tindakan
- Sikap negatif terhadap masalah kesehatan
- Fasilitas kesehatan tidak terjangkau
- Kurang percaya terhadap petugas dan lembaga kesehatan.
- Kesalahan informasi terhadap tindakan yang diharapkan
c. Ketidakmampuan merawat anggota keluarga yang sakit disebabkan
karena :
- Tidak mengetahui keadaan penyakit, misalnya : sifat, penyebab,
penyebaran penyakit, gejala dan perawatannya serta pertumbuhan
dan perkembangan anak.
- Tidak mengetahui tentang perkembangan perawatan yang
dibutuhkan.
- Kurang/tidak ada fasilitas yang diperlukan untuk perawatan.
- Tidak seimbang sumber-sumber yang ada dalam keluarga,
misalnya : keuangan, anggota keluarga yang bertanggung jawab,
fasilitas fisik untuk perawatan.
- Sikap negatif terhadap yang sakit
- Konflik individu dalam keluarga
- Perilaku yang mementingkan diri sendiri
d. Ketidaksanggupan memelihara lingkungan rumah yang dapat
mempengaruhi kesehatan dan perkembangan pribadi anggota keluarga
disebabkan karena :
- Sumber-sumber keluarga tidak cukup, diantaranya : kurang dapat
melihat keuntungan dan manfaat pemeliharaan rumah.
- Ketidaktahuan pentingnya sanitasi lingkungan
- Konflik personal dalam keluarga
- Ketidaktahuan tentang usaha pencegahan penyakit
- Sikap dan pandangan hidup
- Ketidakkompakan keluarga karena sifat mementingkan diri
sendiri, tidak ada kesepakatan, acuh terhadap anggota keluarga
yang mempunyai masalah.
e. Ketidakmampuan menggunakan sumber di masyarakat guna
memelihara kesehatan disebabkan karena :
- Tidak tahu bahwa fasilitas kesehatan itu ada
- Tidak memahami keuntungan yang diperoleh
- Kurang percaya terhadap petugas kesehatan dan lembaga
kesehatan.
- Pengalaman yang kurang baik dari petugas kesehatan
- Rasa takut pada akibat dari tindakan
- Tidak terjangkau fasilitas yang diperlukan
- Sikap dan falsafah hidup
4. Diagnosa Keperawatan Pada Tingkat Keluarga
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan tentang faktor-faktor yang
mempertahankan respon/tanggapan yang tidak sehat dan menghalangi
perubahan yang dilakukan.
Setelah diketahui masalah kesehatan dan keperawatan keluarga,
langkah selanjutnya adalah menegakkan diagnosa keperawatan keluarga.
Dalam menetapkan diagnosa keperawatan keluarga ditetapkan berdasarkan
faktor resiko dan faktor potensial terjadinya penyakit atau masalah
kesehatan keluarga serta mempertimbangkan kemampuan keluarga dalam
mengatasi masalah kesehatannya seperti yang telah diterangkan di atas.
Diagnosa keperawatan ditegakkan dengan menggunakan formulasi PES
(problem, etiologi, sign).
5. Perencanaan
Rencana kesehatan keluarga adalah sekumpulan tindakan yang
ditentukan perawat untuk dilaksanakan dalam memecahkan masalah
kesehatan dan perawatan yang telah diidentifikasi. Langkah-langkah
dalam mengembangkan rencana keperawatan :
a. Pengkajian
Dengan melakukan pengkajian, perawat akan menemukan :
- Masalah-masalah kesehatan dan keperawatan keluarga
- Kebutuhan kesehatan dan keperawatan keluarga

b. Sasaran
Sasaran adalah keadaan atau situasi yang diharapkan setelah tindakan
yang dilaksanakan. Sasaran merupakan tujuan dimana segala usaha
diarahkan. Prinsip-prinsip dalam menentukan sasaran :
- Ditentukan oleh perawat bersama keluarga
- Dapat diterima oleh keluarga
- Keluarga menyadari dan mengambil tindakan untuk
memecahkannya.
c. Perumusan tujuan
Bila dilihat dari sudut perhatian, tujuan perawatan dibagi menjadi :
- Yang berorientasi pada perawat yaitu tujuan yang dinyatakan
dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan perawat.
- Yang berorientasi pada pasien yaitu tujuan dinyatakan dari pihak
penerima pasien atau keluarga dalam bentuk hasil baik fisik,
mental dan perilaku.
Bila dilihat dari jangka waktu, maka tujuan perawatan keluarga
dapat dibagi menjadi :
- Tujuan jangka pendek, ditetapkan pada keadaan yang mengancam
kehidupan, misalnya sakit berat dan sebagainya.
- Tujuan jangka panjang, lebih menekankan pada perubahan
perilaku dari perilaku yang merugikan kesehatan menjadi perilaku
yang menguntungkan kesehatan dan mengarah kepada
kemampuan mandiri dalam memelihara kesehatan keluarga dan
mengatasi masalahnya.
Sumber-sumber yang mempengaruhi keputusan perawat dalam
mengambil tindakan :
1) Sumber-sumber keluarga
- Kekuatan fisik dan psikis dari setiap anggota keluarga.
- Kemampuan keuangan
- Fasilitas fisik (sarana dan prasarana)
- Dukungan dari sanak saudara
2) Sumber-sumber perawat :
- Pengetahuan atau kemampuan intelektual, kemampuan dalam
berhubungan dengan keluarga (komunikasi dan keterampilan,
teknis keperawatan).
- Tersedianya waktu perawat dan dukungan dari suatu sistem
pelayanan.
3) Sumber-sumber masyarakat :
- Tersedianya institusi pelayanan kesehatan di masyarakat,
seperti puskesmas, posyandu, polindes dan sebagainya.
- Adanya program-program kesehatan untuk meningkatkan
kesehatan masyarakat, misalnya : program UPGK, imunisasi,
KB dan sebagainya.
- Organisasi-organisasi masyarakat, misalnya PKMD, PKK,
LKMD dan sebagainya.
d. Evaluasi
Tolok ukur yang digunakan dalam evaluasi adalah :
- Kriteria keberhasilan
- Standar keperawatan
- Perubahan perilaku
e. Penilaian
1) Kritera dasar
Kriteria adalah gambaran tentang faktor-faktor tidak tetap yang
dapat memberi petunjuk bahwa tujuan telah dicapai. Standar
menunjukkan tingkat pelaksanaan yang sebenarnya. Standar akan
memberitahukan apakah tingkat pelaksanaan yang diterima atau
keadaan yang bagaimana agar dapat mengatakan bahwa tindakan
yang dilakukan berhasil atau tujuan tujuan tercapai.
2) Pengukuran hasil penilaian
Hasil asuhan keperawatan dapat diukur melalui 3 dimensi :
- Keadaan fisik, misalnya peningkatan berat badan anak.
- Psikologis dan sikap, misalnya perkembangan sikap positif
keluarga terhadap perawat dalam memberikan asuhan di
rumah.
- Pengetahuan dan perubahan perilaku, misalnya keluarga
melaksanakan petunjuk-petunjuk yang berkaitan dengan
perawatan payudara sewaktu menyusui bayi.
3) Metode penilaian
- Observasi langsung, mengamati secara langsung perubahan
yang terjadi dalam keluarga. Dari tidak pernah membuka
jendela sampai membuka jendela.
- Wawancara, mewawancarai keluarga mengenai perubahan
sikap apakah telah menjalankan anjuran yang diberikan
perawat.
- Memeriksa laporan, dapat dilihat dari rencana asuhan
keperawatan yang dibuat dari tindakan yang dilaksanakan
sesuai dengan rencana.
- Latihan simulasi, berguna dalam menentukan perkembangan
kesanggupan dalam melaksanakan asuhan keperawatan.
C. Konsep Dasar Penyakit
1. Definisi
Hypertensi adalah suatu gangguan pada pembuluh darah dan jantung
yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah
terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkannya.
Hypertensi dapat didefinisikan tekanan darah persisten, dimana
tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya 90 mmHg.
2. Etiologi
a. Hypertensi primer
- 90% merupakan hypertensi di masyarakat
- Belum jelas penyebabnya

b. Hypertensi sekunder
- Kelainan ginjal
- Kelainan hormon
- Kelainan neurologis
- Stress
- Keturunan
- Merokok
- Kegemukan
- Kurang aktifitas
- Mengkonsumsi minuman keras
c. Manifestasi klinis
- Sakit kepala
- Pusing
- Lemas
- Sesak nafas
- Kelelahan
- Penurunan kesadaran
- Gelisah
- Mual muntah
- Epistaksis
- Perdarahan pada retina
- Hypertropi ventrikel kiri
- Kaku kuduk
- Jantung berdebar-debar
- Penglihatan kabur
- Telinga berdengung
- Mimisan

d. Patofisiologi

Kecemasan, Peningkatan rasangan simpatis


ketakutan
Peningkatan renin
Angiostensin (hati)
Angiostensin I (paru)
Angiostensin II
Vasikonstriksi

Pelepasan norepinefrin Peningkatan aldosteron

Retensi urin

Rangsangan saraf pusat Over volum

Peningkatan ADH

Over volum Tekanan darah meningkat


e. Penatalaksanaan
Memodifikasi gaya hidup, penurunan berat badan, pengurangan
asupan alkohol, aktifitas fisik teratur, pengurangan asupan garam dan
menghentikan ngerokok

Respon tidak adekuat

Lanjutan modifikasi gaya hidup


Pemilihan farmakologi awal :
- Diuretika (penyebab )
- Reseptor penyekat 

Respon tidak adekuat

Naikkan dosis

Kombinasi
Ganti dengan obat lain

f. Pencegahan
- Memeriksa tekanan darah secara teratur
- Mengurangi makanan yang berkadar garam tinggi
- Melakukan aktifitas fisik minimal 30 menit setiap hari, misalnya
berolah raga ringan seperti jalan santai sekitar halaman rumah.
BAB III
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY”N” DENGAN SALAH SATU
ANGGOTA KELUARGA MENDERITA HIPERTENSI DI DUSUN
SEMBUNG LAUK KECAMATAN NARMADA

A. Pengumpulan Data
1. Identitas Umum Keluarga
a. Identitas kepala keluarga
Nama : Ny”N”
Umur : 72 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku : Sasak
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Petani
Alamat : Dusun Sembung Lauk Kec. Narmada
No. Telp. : -
b. Komposisi keluarga

No Nama L/P Umur Hub.Klg Pekerjaan Pendidikan


1. Ny”N” P 72 thn Istri IRT/Petani SD
2. An”H” L 24 thn Anak PNS SMA
3. An”H” L 22 thn Anak Swasta SMA

c. Genogram

Keterangan :
= Laki-laki Meninggal
= Perempuan meninggal
= Laki-laki hidup
= Tinggal serumah
= Garis keturunan
= Klien

d. Type Keluarga
-
Jenis tipe keluarga : Single Parent Family ( orang tua tunggal )
-
Masalah yang terjadi dengan tipe tersebut :
Keluarga Ny”N” mengatakan tidak terjadi masalah dengan tipe
keluarga ini.
e. Suku Bangsa
-
Asal suku bangsa : Sasak
-
Budaya yang berhubungan dengan kesehatan :
Keluarga Ny”N” mengatakan bahwa tidak ada budaya yang
berhubungan dengan kesehatan, hanya kebudayaan yang masih ada
sampai sekarang adalah tradisi ”nyongkolan”.

f. Agama dan kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan


Keluarga Ny”N” mengatakan tidak ada agama dan kepercayaan yang
mempengaruhi kesehatan, karena agama Islam selalu mengajarkan
hidup bersih dan makan-makanan yang halal.
g. Status sosial ekonomi keluarga
-
Anggota keluarga yang mencari nafkah :
Keluarga Ny”N” mengatakan bahwa yang membantu mencari
nafkah adalah kedua anaknya yang laki – laki yang masih tinggal
sama Ny ”N”.
-
Penghasilan keluarga :
Keluarga Ny”N” mengatakan bahwa penghasilan keluarga berasal
dari hasil bertani dan gaji anaknya.
-
Upaya lain :
Keluarga Ny”N” mengatakan bahwa tidak ada penghasilan lain
selain dari hasil bertani dan gaji anaknya.
-
Harta benda yang dimiliki (perabot, transportasi dan lain-lain) :
Harta benda yang dimiliki Ny”N” adalah 1 buah TV 21 inc, 1 tape
dan 1 buah sepeda motor..
-
Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan :
Keluarga Ny”N” mengatakan bahwa kebutuhan yang dikeluarkan
tiap bulan adalah untuk keperluan kebutuhan sehari-hari
( kebutuhan rumah tangga, serta biaya pengobatan untuk Ny”N” ).
h. Aktivitas rekreasi keluarga :
Keluarga Ny”N” mengatakan bahwa keluarganya jarang melakukan
rekreasi, meskipun hari libur dan kalau ada waktu senggang digunakan
untuk menonton TV bersama angggota keluarga.

B. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga


1. Tahap perkembangan keluarga saat ini (ditentukan dengan anak tertua) :
Anak Dewasa
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan kendalanya :
Keluarga Ny”N” mengatakan bahwa sampai saat ini perkembangan
keluarga dengan anak dewasa sudah terpenuhi, misalnya membagi peran
dan tanggung jawab, menyediakan dana/biaya.
3. Riwayat kesehatan keluarga inti :
-
Riwayat kesehatan keluarga saat ini :
Keluarga Ny”N” mengatakan saat ini mengeluh susah tidur, pusing,
dan cepat lelah.
-
Riwayat penyakit keturunan :
Keluarga Ny”N” mengatakan bahwa penyakit yang diderita adalah
merupakan penyakit keturunan dari ayahnya.
-
Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga :

Imunisasi
Tindakan
Keadaan (BCG/Polio/ Masalah
Nama Umur BB yang telah
kesehatan PPT/HB/ Kesehatan
dilakukan
Campak
Ny”N” 72thn - Tidak - Hypertensi Berobat
Sehat ke Dokter
An”H” 24thn - Sehat Lengkap - -
An”H” 22 thn - Sehat Lengkap - -
-
Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan :
Keluarga mengatakan apabila anggota keluarga yang sakit biasanya
dibawa berobat ke tenaga kesehatan atau puskesmas dan kedokter
peraktik.
4. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya :
Keluarga mengatakan bahwa Ny”N” mengalami hypertensi + 2 tahun
yang lalu.

C. Pengkajian Lingkungan
1. Karakteristik Rumah
-
Luas rumah : + 7 x 5 m2
-
Type rumah : Permanen
-
Kepemilikan : Milik Sendiri
-
Jumlah dan ratio kamar/ruangan :
4 ruangan meliputi 1 ruang keluarga, 1 ruang tamu, 2 kamar tidur dan
terdapat kamar mandi dan dapur yang letaknya di luar rumah.
-
Ventilasi/cendela : Terdapat ventilasi dan jendela. Keadaan
ventilasi dan jendela cukup bersih dan
jendela setiap hari dibuka.
-
Pemanfaatan ruangan : Ruangan dimanfaatkan sesuai dengan
fungsinya.
-
Septic tank : Ada, letaknya di luar rumah. Dimana jarak
septic tank dengan sumur ( sumber air )
adalah kurang lebih 20 meter.
-
Sumber air minum : Keluarga mengatakan selama ini air minum
yang digunakan adalah air sumur yang
dimasak.
-
Kamar mandi / WC : Ada, letaknya di luar rumah
-
Sampah :Keluarga Ny ”N” mengatakan membuang
sampah di depan rumah dan ditampung di
dalam karung dan dibuang di tempat
pembuangan sampah umum, limbah RT
dibuang ke got.
-
Kebersihan lingkungan : Bersih
-
Denah rumah

A B C E
F
D
G

Keterangan :
A = Teras E = Kamar tidur
B = Ruang tamu F = Dapur
C = Ruang keluarga G = Kamar mandi/WC
D = Kamar tidur

2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW


-
Kebiasaan :
Keluarga Ny”N” mengatakan bahwa sebagian besar tetangganya
beraktifitas pada pagi dan sore hari, karena kebanyakan bekerja
sebagai petani dan buruh.
-
Aturan/kesepakatan :
Keluarga Ny”N” mengatakan aturan yang berlaku di tempat tinggal
keluarga Ny”N” disesuaikan dengan aturan dan perintah agama Islam
seperti lebih menghormati orang lebih tua dan sesepuh dalam
kampung.
-
Budaya :
Keluarga Ny”N” mengatakan apabila ada kegiatan keagamaan /
pernikahan sebagian besar warga Dusun sembung lauk ikut membantu
dan berpartisipasi.
3. Mobilitas geografis keluarga :
Keluarga Ny”N” mengatakan sudah lama menempati rumahnya yang
dibangun bersama-sama dengan keluarganya.
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat :
Keluarga mengatakan selalu berhubungan dengan tetangga di sekitar
rumah maupun dengan masyarakat di Dusun Sembung Lauk atau
umumnya di Desa Sembung.
5. Sistem pendukung keluarga :
Keluarga Ny”N” mengatakan memiliki tabungan dan memiliki lahan
persawahan yang digunakan untuk biaya kebutuhan sehari – hari dan
kebutuhan keluarga.

D. Struktur Keluarga
1. Pola/cara komunikasi keluarga
Keluarga Ny”N” mengatakan bahwa apabila ada masalah dalam keluarga
selalu membicarakan dengan keluarganya.

2. Struktur kekuatan keluarga


Keluarga Ny”N” merupakan keluarga Single Parent Family ( orang tua
tunggal ) dengan 2 orang anak, dimana anak pertama kerja di suatu
perusahaan dan anak kedua kerja sebagai buruh.
3. Struktur peran (peran masing-masing anggota keluarga) :
Keluarga Ny”N” mengatakan bahwa setelah suaminya meninggal yang
membantu Ny ”N” mencari nafkah adalah ke dua anaknya.
4. Nilai dan norma keluarga
Nilai dan norma yang berlaku dalam keluarga disesuaikan dengan nilai dan
norma agama Islam yaitu menjalankan perintah agama dan menjauhi
semua larangannya.

E. Fungsi Keluarga
1. Fungsi afektif
Keluarga cukup rukun dan perhatian dalam membina rumah tangga.
2. Fungsi sosialisasi
-
Kerukunan hidup dalam keluarga :
Keluarga Ny”N” mengatakan bahwa hidup sekarang yang dijalani
bersama 2 anaknya cukup bahagia dan selalu saling menghormati.
-
Interaksi dan hubungan dalam keluarga :
Keluarga Ny”N” mengatakan bahwa setiap hari selalu akrab dengan
keluarga dan membicarakan masalah-masalah keluarga.
-
Anggota keluarga yang dominan dalam pengambilan keputusan :
Keluarga Ny”N” mengatakan bahwa dalam keluarga Ny”N” tetap
sebagai pengambil keputusan yang utama tetapi selalu bermusyawarah
dengan ke 2 anaknya.
-
Kegiatan keluarga waktu senggang :
Keluarga Ny”N” mengatakan jika ada waktu senggang digunakan
untuk istirahat dan menonton TV.

-
Partisipasi dalam kegiatan sosial :
Ny”N” dan anak - anaknya selalu aktif mengikuti kegiatan, seperti :
musyawarah dan mengikuti pengajian yang ada di sembung lauk.
3. Fungsi perawatan kesehatan
-
Pengetahuan dan persepsi keluarga tentang penyakit / masalah
kesehatan keluarganya :
Keluarga Ny”N” mengatakan bahwa penyakit yang diderita oleh Ny
”N” sekarang adalah penyakit keturunan karena orangtua pernah
menderita penyakit hipertensi seperti yang diderita oleh Ny”N”.
-
Kemampuan keluarga mengambil keputusan tindakan kesehatan yang
tepat :
Keluarga Ny”N” mengatakan sudah pernah berobat ke dokter praktik,
puskesmas akan tetapi keluarga tidak bisa memisahkan makanan klien
dan keluarga seperti ikan laut, ikan asin dan daging.
-
Kemampuan keluarga merawat anggota yang sakit :
Keluarga Ny”N” mengatakan apabila Ny ”N”merasakan sakit,
keluarga tidak pernah membeli obat bebas di warung tetapi Ny ”N”
minum air daun alpukat dan kelurga tidak langsung membawa
keluarganya ketempat pelayanan kesehatan .
-
Kemampuan keluarga memodifikasi lingkungan :
Keluarga Ny”N” mengatakan bahwa lingkungan sekitar tempat tinggal
suasananya tenang, kebersihan rumah dan halaman sekitar selalu
dibersihkan, jendela selalu dibuka setiap hari.
-
Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan di masyarakat :
Keluarga mengatakan jika ada anggota keluarganya yang sakit,
keluarga Ny”N” langsung membawanya ke puskesmas atau ke tempat
perawat.
4. Fungsi reproduksi
-
Perencanaan jumlah anak :
Keluarga Ny”N” mengatakan tidak akan punya anak lagi, karena
suaminya sudah meninggal.
-
Akseptor : -
-
Keterangan lain : -
5. Fungsi ekonomi
-
Upaya pemenuhan sandang pangan :
Keluarga mengatakan bahwa Ny”N” bekerja sebagai petani, namun
Ny”N” setelah sakit lebih jarang ke sawah.
-
Pemanfaatan sumber di masyarakat :
Keluarga Ny”N” mengatakan tidak ada sumber-sumber penghasilan di
masyarakat yang bisa dimanfaatkan.

F. Stres dan Koping Keluarga


1. Stressor jangka pendek :
Keluarga Ny”N” mengatakan bahwa kalau hipertensinya kambuh Ny”N”
sering tampak marah-marah dan ingin setiap saat mengukur tekanan darah
di rumahnya agar bisa mengetahui tekanan darah secepatnya.
2. Stressor jangka panjang :
Ny”N” mengatakan bahwa semenjak beliau menderita hypertensi, aktivitas
sehari-hari terganggu dan lebih jarang pergi ke sawah.
3. Respon keluarga terhadap stressor :
Keluarga Ny”N” mengatakan menerima penyakit tersebut dengan lapang
dada dan tetap berusaha dalam pengobatan.
4. Strategi koping :
Keluarga Ny”N” mengatakan selalu memeriksakan kesehatan anggota
keluarganya apabila terdapat gejala atau masalah kesehatan.
5. Strategi adaptasi disfungsional :
Kadang-kadang keluarga Ny”N” pasrah bahwa penyakit yang diderita oleh
Ny”N” pasti akan kambuh sekalipun tetap berobat.

G. Keadaan Gizi Keluarga


Pemenuhan gizi : Keluarga Ny”N” mengatakan makan 2-3 kali sehari dengan
menu nasi, ikan laut, tahu, tempe, sayur, kadang-kadang daging dan minum air
yang sudah dimasak. Ny”N” juga mengatakan bahwa 1 masakan di makan
untuk semua anggota keluarga dan tidak membeda-bedakan masakan untuk
Ny”N” yang sedang sakit, dan klien mengatakan masih mengkomsumsi
minuman yang mengandunng kafein ( kopi ).

H. Kesehatan Harapan Keluarga


1. Terhadap masalah kesehatannya :
Keluarga Ny”N” berharap supaya tidak menderita penyakit yang parah dan
penyakitnya sekarang dapat disembuhkan dan tidak kambuh lagi.
2. Terhadap petugas kesehatan yang ada :
Keluarga Ny”N” berharap petugas kesehatan dapat membantu dan
mengarahkan dalam pemecahan masalah kesehatan yang dialami.

I. Pemeriksaan Fisik
Nama Anggota Keluarga
No Variabel
An ”H” Ny.N An ”H”
1. Riwayat - Hypertensi -
penyakit
sekarang
2. Keluhan yang - Susah tidur, pusing, -
dirasakan lemah, mual, cemas.
3. Tanda dan - Pusing, lemah, mual -
gejala
4. Riwayat - Ny”H” mengalami -
penyakit hypertensi + 2 tahun
sebelumnya yang lalu.
5. Tanda-tanda TD = 120/80 mmHg TD = 170/100 TD = 110/70
vital N = 86 x/menit mmHg mmHg
S = 36,5oC N = 77 x/menit N = 88 x/menit
S = 36,5 oC S = 36,5oC
7. Sistem Tidak terdengar Tidak terdengar Tidak terdengar
respirasi wheezing dan stridor wheezing dan stridor wheezing dan
RR = 20x/menit RR = 20x/menit stridor
RR = 20x/menit
8. Siste, Gl. Bising usus normal Bising usus normal Bising usus normal
Trac
9. Sistem Reflek patella ada Reflek patella ada Reflek patella ada
persyarafan
10. Sistem Ekstremitas atas, Ekstremitas atas dan Ekstremitas atas
muskulos tangan kanan masih bawah normal dan dan bawah normal
keletal bisa diangkat, begitu dapat digerakkan dan dapat
juga dengan tangan sebebasnya. digerakkan
kiri. Extremitas sebebasnya.
bawah juga normal.
11. Sistem Tidak terkaji Tidak terkaji Tidak terkaji
genitalia

TIPOLOGI MASALAH

No. Daftar Masalah Kesehatan


1. Ancaman Resiko terjadinya serangan berulang
(kekambuhan) pada Ny”H”.
2. Kurang/tidak sehat Nyeri ( pusing ) dan intoleransi aktivitas
3. Defisit -

ANALISA DATA

No Analisa Data Etiologi Masalah


1. Data subyektif : Kurangnya Resiko terjadi
-
Keluarga mengatakan bahwa pengetahuan dalam serangan
Ny”N” menderita hypertensi + merawat anggota berulang
2 tahun yang lalu. keluarga yang sakit. (kekambuhan).
-
Keluarga mengatakan bahwa
makanan yang dimakan
Ny”N” banyak berasal dari
ikan laut dan Ny”N”masih
mengkonsumsi minuman yang
mengandung kafein (kopi).
-
Keluarga mengatakan ingin
selalu mengukur tekanan
darah setiap hari untuk
mengetahui sejauhmana
hypertensi yang diderita.
Data obyektif :
- TD = 170/100 mmHg
- Pasien tampak lemah

2 Data subyektif : Ketidakmampuan Gangguan


 Keluarga klien mengatakan
keluarga merawat aktivitas pada Ny
tidak bisa beraktivitas
seperti dulu lagi (pergi anggota keluarga “N”
kesawah), karena kondisi
yang sakit.
klien yang sekarang
 Keluarga klien mengatakan
apabila klien bekerja klien
cepat lelah.
 Keluarga klien mengatakan
klien masih sering minum
kopi.
Data obyektif.
 Klien tampak lemah
RUMUSAN DIAGNOSA
1. Resiko terjadinya serangan berulang (kekambuhan) pada Ny”N” berhubungan
dengan kurangnya pengetahuan dalam merawat anggota keluarga yang sakit.
2. Gangguan aktivitas pada Ny ”N” berhubungan dengan Ketidakmampuan
keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.

SKALA PRIORITAS MASALAH


Diagnosa Keperawatan :
1. Resiko terjadinya serangan berulang (kekambuhan) pada Ny”N” berhubungan
dengan kurangnya pengetahuan dalam merawat anggota keluarga yang sakit.
Skala Bobot
No Kriteria Skoring Pembenaran
1. Sifat masalah 2 1 2/3 x 1 = Dapat dilihat dari
Skala = ancaman 2/3 tekanan darah Ny”N”
kesehatan yang tidak normal yaitu
170/100 mmHg.

2. Kemungkinan 1 2 ½x2=1 Kemungkinan keluarga


masalah dapat dapat menyediakan
diubah makanan yang dapat
Skala = sebagian mengurangi hypertensi
3. Potensial masalah 2 1 2/3 x 1 = Kesibukan keluarganya
untuk dicegah. 2/3 bekerja, sehingga
Skala = sebagian keluarga cukup
kesulitan berobat
kepuskesmas untuk
mengukur tekanan
darah.
4. Menonjolnya 2 1 2/2 x 1 = Keluarga bersedia
masalah 1 untuk di berikan
Skala = Masalah pendidikan kesehatan
berat, harus segera mengenai Hipertensi
ditangani
Total Skor 3 1/3

2. Gangguan aktivitas pada Ny ”N” berhubungan dengan Ketidakmampuan


keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.
No Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran
1 Sifat masalah : 3 1 3/3x1 = 1 Klien merasa sangat
- Tidak/ terganggu dengan adanya
kurang penyakit yang dideritanya
sehat yang membuatnya tidak bisa
beraktivitas seperti biasanya.

2 Kemungkinan 1 2 1/2x2 = 1 Keluarga mengetahui bahwa


masalah dapat Ny ”N” tidak bisa melakukan
diubah : aktivitas seperti biasanya.
- Sebagian

3 Potensial 2 1 2/3x1=2/3 Keluarga dapat membantu


masalah untuk aktivitas klien
dicegah :
- Sebagian

4 Menonjolnya 1 1 1/2x1 = 1/2 Karena klien masih mampu


masalah : beraktivitas sendiri tanpa
- Masalah bantuan keluarga
berat, tetapi
tidak harus
segera
ditangani
Total 31/6

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


Hari/
Tujuan Kriteria Standar Intervensi
Tanggal
-
Selasa Setelah dilakukan Kognitif - Keluarga mampu - Diskusikan dengan
07-07- tindakan mengidentifikasi keluarga tentang hal
2009ss keperawatan hal-hal yang yang memicu
2x24 jam mampu memicu serangan berulang.
diharapkan serangan
keluarga mampu (kekambuhan)
- Keluarga mampu - Diskusikan dengan
merawat anggota
mengidentifikasi keluarga tentang cara
keluarga yang
cara menghindari menghindari
sakit agar tidak
terjadinya serangan. terjadinya serangan
berulang.
terjadi Afektif - Keluarga mau - Jelaskan pada
kekambuhan. bekerjasama dalam keluarga bahwa baik
merawat klien. atau buruknya
kondisi klien sangat
dipengaruhi oleh
peran serta keluarga
dalam merawat
klien.
- Keluarga - Anjurkan kepada
menyediakan keluarga tentang
makanan yang makanan sehat yang
merupakan diit bagi sesuai diit bagi klien.
klien.
Psikomotor - Keluarga mampu - Jelaskan kepada
memberikan keluarga tentang
makanan yang makanan sehat yang
sehat yang sesuai idit bagi klien.
merupakan diit bagi
klien.
- Keluarga mampu - Berikan penyuluhan
melakukan tentang cara
pengukuran mengukur tekanan
tekanan darah darah, tujuan dari
secara mandiri mengukur tekanan
untuk mendeteksi darah dan
peningkatan dan mendemonstrasi kan
penurunan tekanan kepada keluarga cara
darah dari anggota mengukur tekanan
keluarga yang sakit. darah.
2 Setelah dilakukan Kognitif Keluarga mampu 1. Berikan
menyebutkan : penjelasan
penyuluhan,
 Cara pencegahan tentang upaya
keluarga mampu hipertensi pencegahan
 Pengawasan hipertensi
menjelaskan cara minum obat pada 2. Berikan
penderita penjelasan
merawat
penyakit tentang
keluarganya yang hipertensi pentingnya
 Pola hidup sehat minum obat
menderita
untuk penderita 3. Anjurkan untuk
Hipertensi hipertensi dan menerapkan pola
keluarganya hidup sehat bagi
penderita
hipertensi dan
keluarganya
4. Beri kesempatan
pada keluarga
untuk bertanya
5. Beri
reinforcement
positif pada
keluarga
Setelah dilakukan Afektif Keluarga mampu 1. Anjurkan keluarga
mengambil sikap untuk mengawasi
penyuluhan,
dalam merawat anggotanya yang
keluarga mau anggota keluarganya menderita
yang menderita hipertensi untuk
mengambil sikap
Hipertensi menjaga
dalam menangani makanannya
2. Anjurkan keluarga
masalah kesehatan
untuk melibatkan
keluarganya tokoh masyarakat
untuk bersama-
sama dalam
menangani
masalah kesehatan
di lingkungannya
3. Beri reinforcement
positif atas sikap
positif yang
ditunjukkan
keluarga
Setelah dilakukan Psikomotor Keluarga mampu 1. Minta keluarga
merawat anggotanya untuk menjelaskan
penyuluhan,
yang menderita kembali cara
keluarga mampu hipertensi mencegah
hipertensi dan cara
melakukan
merawat penderita
perawatan pada hipertensi
2. Beri reinforcement
anggota
keluarganya yang positif atas
keberhasilan
menderita
keluarga
hipertensi

TINDAKAN KEPERAWATAN KELUARGA


No. Hari/ Tanggal Waktu Tindakan Keperawatan Praf
1. Minggu 16.00  Menanyakan dengan keluarga
12-07-2009 -17.00 tentang hal-hal yang memicu

Wita serangan berulang.


 Berdiskusi dengan keluarga tentang
cara menghindari terjadinya
serangan berulang.
 Menjelaskan pada keluarga bahwa
baik atau buruknya kondisi klien
sangat dipengaruhi oleh peran serta
keluarga dalam merawat klien.
 Menganjurkan pada keluarga tentang
makanan sehat yang sesuai diit bagi
klien.
2 Jum’at 17.00 –  Berdiskusi dengan keluarga
17-07-2009 17.40 tentang pengertian, penyebab,

Wita tanda dan gejala serta penanganan


hipertensi.
 Memotivasi keluarga untuk
menyebutkan kembali pengertian,
penyebab, tanda dan gejala serta
pencegahan hipertensi.

 menganjurkan keluarga untuk


segera membawa klien ke
puskesmas apabila penyakitnya
kambuh.
 Memotivasi keluarga untuk tetap
memperhatikan pola makan klien
 Memotivasi keluarga untuk
mendukung klien merubah pola
hidup sehat.
 Menganjurkan keluarga untuk
menyediakan makanan sehat untuk
keluarga sesuai diit.
 Anjurkan kepada keluarga untuk
rajin membersihkan rumahnya
setiap hari dan membuka jendela
rumahnya setiap pagi.

EVALUASI
Hari /
No. Evaluasi Paraf
Tanggal
1. Jum’at S : - Keluarga mengatakan sudah mengerti dan mampu
17-07- mengidentifikasi hal-hal yang memicu terjadinya
2009 serangan dan cara menghindarinya.
Jam - Keluarga mengatakan perasaannya sangat senang dapat
17.30 bekerjasama dengan perawat dalam merawat klien.
wita - Keluarga mengatakan mengerti tentang diit makanan
sehat bagi Ny”N” dan akan berusaha meneydiakan
makanan yang bukan merupakan pantangan.
- Keluarga mengatakan sudah mengerti sedikit tentang
mengukur tekanan darah.
O : - Keluarga mampu menyebutkan hal-hal yang memicu
serangan dan cara menghindarinya.
- Keluarga mampu menyebutkan diit makanan sehat bagi
Ny”N”
- Keluarga mampu menyebutkan tujuan mengukur
tekanan darah.
- Keluarga mampu mendemonstrasikan cara/ tehnik
mengukur tekanan darah.
- TD = 140/100 mmHg
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dipertahankan dan berikan reinforcement
terhadap pernyataan dan kegiatan yang dilakukan oleh
keluarga.
2 Jum’at S:  Keluarga mengatakan sudah mengerti dan paham
17-07- tentang hipertensi
2009  Keluarga mengatakan sudah mengerti bagaimana
Jam upaya pencegahan dan cara merawat anggota
17.30 keluarganya yang menderita hipertensi
wita O:  Keluarga mampu menyebutkan makanan yang
dianjurkan dan makanan yang tidak dianjurkan pada
klien hipertensi.
 Keluarga mampu menyebutkan tanda – tanda dari
penyakit hipertensi.
A:  Masalah teratasi sebagian
P:  Tindakan keperawatan klien di lanjutkan oleh keluarga
yang bersangkutan.
 Berikan reinforcement positif terhadap pernyataan dan
kegiatan yang di lakukan oleh keluarga.
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis akan menguraikan kesenjangan yang ada pada teori
dengan kenyataan yang terjadi pada kasus. Argumentasi atas kesenjangan yang
terjadi dan solusi yang diambil untuk mengatasi masalah yang terjadi saat
memberikan asuhan keperawatan pada keluarga Ny”N” dengan salah satu anggota
keluarga menderita hypertensi di Dusun Sembung Lauk Kecamatan Narmada.
Pembahasan ini meliputii pengkajian, diagnosa, perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi.

A. Pengkajian
Menurut teori tanda dan gejala yang muncul pada klien yang menderita
hypertensi, diantaranya :
1. Gangguan aktifitas seperti kelemahan, perubahan irama jantung, takipnea,
gangguan sirkulasi seperti kenaikan tekanan darah, takikardia, perubahan
warna kulit (pucat, sianosis dan diaforesis, kemerahan) ekstremitas suhu
dingin.
2. Gangguan integritas ego seperti ansietas, defresia, euforia, otot muka
tegang dan peningkatan pola bicara.
3. Gangguan eliminasi seperti gangguan ginjal
4. Gangguan nutrisi (makanan dan cairan) seperti mual, muntah, BB normal
atau obesitas dan edema.
5. Gangguan neurosensori seperti adanya keluhan pusing, kelemahan satu
sisi tubuh, gangguan penglihatan.
6. Gangguan rasa nyaman seperti nyeri hilang timbul pada tungkai dan
abdomen.
7. Gangguan pernafasan seperti dispneu, penggunaan otot aksesori
pernafasan, bunyi nafas tambahan, sianosis.
Sedangkan pada Ny”N” tanda dan gejala yang ditemukan saat
pengkajian diantaranya keluhan pusing, susah tidur, lemah, mual, cemas dan
tekanan darah meningkat.
B. Diagnosa Keperawatan
Pada tinjauan teori dapat dirumuskan ada 5 diagnosa keperawatan yaitu :
1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum
2. Sakit kepala berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral.
3. Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
masukan berlebihan sehubungan dengan kebutuhan metabolik ditandai
dengan 10-20% lebih dari ideal untuk tinggi dan benutk tubuh.
4. Koping individu inefektif berhubungan dengan krisis
situasional/maturasional, relaksasi tidak adekuat ditandai dengan
ketidakmampuan untuk memenuhi harapan, peran/ kebutuhan dasar atau
pemecahan masalah kelemahan, insomnia kronik.
Sedangkan diagnosa keperawatan pada tinjauan kasus adalah :
1. Resiko terjadinya serangan berulang (kekambuhan) pada Ny”N”
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota
keluarga yang sakit.
2. Gangguan aktivitas pada Ny ”N” berhubungan dengan Ketidakmampuan
keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.

C. Perencanaan
Dalam rencana keperawatan ditentukan tujuan dan rencana yang
disusun. Adapun tujuan perawatan ini dibagi 2 yaitu :
1. Tujuan umum : Memacu pada etiologi atau penyebab
2. Tujuan khusus : Memacu pada masalah atau problem
Dalam menyusun rencana keperawatan tidak jauh beda dengan teori
yang ada yaitu disesuaikan dengan urutan prioritas masalah yang dihadapi
oleh keluarga. Rencana keperawatan tersebut didasarkan atas analisis yang
menyeluruh tentang keluarga secara langsung dan penyusunan keperawatan
dilakukan bersama dan atas persetujuan keluarga.
D. Pelaksanaan
Pelaksanaan asuhan keperawatan pada Ny”N” dilakukan berdasarkan
perencanaan yang telah disusun, sesuai dengan tinjauan pustaka dan
pelaksanaan disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan klien dan keluarga
akan pelayanan keperawatan.
Dalam pelaksanaan intervensi pada keluarga Ny”N” tenaga kesehatan
(mahasiswa) menggunakan bahasa yang sederhana karena Ny”N” sebagai
klien pendidikannya masih kurang yaitu tamatan SD. Hambatan lain yaitu
keluarga harus diberikan perhatian yang lebih agar dapat memotivasi klien dan
keluarga pada umumnya agar dapat menerapkan asuhan keperawatan keluarga
dengan baik.

E. Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah terakhir dari proses keperawatan dengan
cara melakukan identifikasi sejauhmana tujuan dari rencana keperawatan
tercapai atau tidak.
Adapun dalam asuhan keperawatan keluarga Ny”N” penulis melakukan
evaluasi pada saat akhir kegiatan/terminasi. Dari hasil evaluasi yang
dilakukan, tindakan keperawatan yang telah dilakukan oleh keluarga Ny”N”
ataupun klien sudah berusaha dengan maksimal untuk suatu perubahan.
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Ny”N”
DENGAN SALAH SATU ANGGOTA KELUARGA
MENDERITA HIPERTENSI DI SEMBUNG
LAUK KECAMATAN NARMADA

Disusun Oleh :

Qaedatul Zahro
04.01.0133

PROGRAM PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI KESEHATAN
(STIKES) MATARAM
2008

LEMBAR PENGESAHAN

Praktikum Pengalaman Belajar Lapangan :


Laporan Asuhan Keperawatan Keluarga Ny”N” Dengan Salah Satu Anggota
Keluarga Mengalami Masalah Kesehatan Hypertensi di Dusun Sembung Lauk
Kecamatan Narmada

MENGETAHUI

Pembimbing Akademik Mahasiswa

( Nurul Ilmi , S.Kep. Ners ) ( Qaedatul Zahro )


NIP : NPM : 04.01.0133
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat, nikmat kesehatan dan keselamatan sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan Askep keluarga ini tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini, masih banyak
terdapat kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan adanya saran dan
kritik yang bersifat membangun demi perbaikan laporan ini. Dalam kesempatan
ini tidak lupa penyusun menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada :
1. Penanggung Jawab Mata Kuliah Keperawatan Keluarga Raden Buyung
Wijaya , S.Pd, S.Kep.Ners, M.Kes
2. Dosen Pembimbing Akademik Nurul Ilmi, S.Kep.Ners
3. Kepala Desa Sembung Bukhari
4. Kepala Dusun Sembung Lauk Pauzi
5. Teman-teman STIKES Mataram Profesi IV

Atas bimbingan, saran serta masukan yang telah diberikan sehingga laporan
ini tersusun sebagaimana mestinya.

Narmada, juli 2009

Penulis
DAFTAR PUSTAKA

Arif. Mansjoer,2000. Kapita selekta Kedokteran, Jilid I Edisi ke-3. Jakarta :


Media Aesculapius
Doenges. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien. EGC : Jakarta
Mubarak, dkk. 2006. Ilmu Keperawatan Komunitas 2. Jakarta : Sagung Seto.
Suprajitno. 2004. Asuhan Keperawatan Keluarga. EGC : Jakarta.
Susan Martin Tucker ( et, all), 1998, Standar Kperawatan Pasien, Alih Bahasa,
Yasmin Asih dkk, EGC, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai