Skenario 2
BLOK 6.1
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
M. Alif Fahren
(G1A112003)
M. Ridho Rifhansyah
(G1A112004)
Chaesar Abdil Bar
(G1A112066)
Rizki Febriyani
(G1A112067)
M.Heru Nanding K.
(G1A112012)
Frisha Hamda Azwar
(G1A112013)
Rizky Nugrahayu
(G1A112072)
Nurfazillah
(G1A112073)
Resty Dwi Fitri
(G1A112037)
Amanda Novita Dewi
(G1A112038)
Tridesi Hutasoit
(G1A112039)
SKENARIO 2
Shanti , 50 tahun, ibu rumah tangga, datang ke poliklinik obstetri dan ginekologi, karena post
coital bleeding sejak 8 bulan yang lalu. Siklus menstruasi normal. Dokter kemudian melakukan
pemeriksaan ginekologi dan paps smear. Dari hasil pemeriksaan paps smear dokter
menyimpulkan sel cervix shanti mengalami dysplasia ringan. Dokter menjelaskan bahwa
displasia ini dapat berkembang menjadi kanker cervix jika tidak ditangani dengan baik. Dokter
juga menyarankan shanti untuk melakukan pemeriksaan paps smear secara berkala. Dari
anamnesis lebih lanjut dokter mendapatkan informasi bahwa shanti tidak memiliki banyak
pasangan, belum pernah mendapat imunisasi HPV, memiliki 5 orang anak dan pernah mengalami
abortus dua kali dan ternyata saudara perempuan shanti juga ada yang menderita kanker
ovarium.
KLARIFIKASI ISTILAH1
1. Obstetri
Spesialis pembedahan yang menangani pelayanan kesehatan wanita selama masa
kehamilan, persalinan dan nifas1
2. Gynekology
Ilmu yang mempelajari dan menangani kesehatan alat reproduksi wanita1
3. Post coital gleeding
Perdarahan yang terjadi setelah/selama hubungan seksual, tidak berhubungan dengan
menstruasi2
4. Paps smear
Tes skrining untuk mendeteksi dini perubahan/abnormalitas dalam serviks sebelum selsel tersebut menjadi kanker3
5. Dysplasia
Suatu keadaan dimana terjadi perubahan sel1
6. Imunisasi HPV
Imunisasi yang dapat melindungi wanita terhadap jenis infeksi human papiloma virus
mungkin bisa menurunkan resiko kanker serviks
7. Abortus
Ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar kandungan
pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram2
IDENTIFIKASI MASALAH
1. Apakah ada hubungan usia 50 tahun dengan keluhan ?
2. Apa penyebab post coital bleeding ?
Pada polip serviks : lesi ini berasal dari peradangan meskipun lesi ini membentuk tumor
yang mungkin menonjol sebagai masa polipoid. Timbul perdangan kronik dapat
menyebabkan metaplasia sel gepeng pembungkus dan ulserasi. Lesi ini dapat berdarah.
Pada keganasan serviks : pada sel-sel neoplasma dimana mitosis tinggi sehingga akan
terbentuk banyak sel-sel muda. Sel-sel muda ini mengalami gangguan dalam maturasi
sehingga rapuh dan mudah mengalami ulserasi yang dapat menyebabkan perdarahan
Pada umur yang sudah tua terjadi penipisan dari mukosa serviks sehingga jika terjadi
koitus akan mudah timbul ulserasi.
Dengan bertambah matang folikel hingga akhirnya matang benar, dan oleh karena
pembentukan cairan folikel makin bertambah, maka folikel makinterdesak ke permukaan
ovarium, malahan menonjol keluar. Sel-sel pada permukaan ovarium menjadi tipis,
folikel pecah dan keluarlah cairan dari folikel bersama-sama ovum yang dikelilingi selsel kumulus oofurus. Ovulasi terjadi pada hari ke 14 setelah timbulnya menstruasi.
C. Fase Luteal
Selama hari terakhir sebelum ovulasi dan diteruskan selama sehari atau lebih
setelah ovulasi dibawah rangsangan hormon luteinisasi, sel-sel teka dan sel granulose
mengalami luteinisasi. Jadi massa sel yang masih tetap pada tempat folikel yang pecah
menjadi korpus luteum yang menyekresikan hormone progesterone dan estrogen. Setelah
itu ia mulai mengalami involusi dan kehilangan fungsi sekresinya serta sifat lipidnya
sekitar 12 hari setelah ovulasi yang kemudian menjadi korpus albikans.
Siklus Endometrium
A. Fase Proliferasi (fase estrogen)
Setelah menstruasi hanya lapisan tipis stroma endometrium tersisa pada basis
endometrium asli, dan satu-satu nya sel epitel yang tertinggal terletak pada bagian dalam
sisa-sisa kelenjar dan kriptus endometrium. Di bawah pengaruh estrogen yang sekresinya
ditingkatkan oleh ovarium selama bagian pertama siklus ovarium, sel-sel stroma dan selsel epitel dengan cepat berproliferasi. Permukaan endometrium mengalami reepitelisasi
dalam 3-7 hari setelah permulaan menstruasi
B. Fase Sekresi (fase progesterone)
Selam separuh terakhir siklus seksual, progesterone dan estrogen disekresikan
dalam jumlah besar oleh korpus luteum. Estrogen menyebabkan proliferasi sel tambahan
dan progesterone menyebabkan pembengkakan hebat dan pembentukan sekresi
endometrium. Kelenjar tambah berkelok-kelok, zat yang disekresikan tertimbun dalam
sel epitel kelenjar, dan kelenjar menyekresikan sedikit cairan endometrium.
C. Fase menstruasi
Menstruasi disebabkan oleh karena penurunan mendadak progesterone dan
estrogen pada akhir siklus haid ovarium. Selama menstruasi normal, sekitar 35 ml darah
dan 35 ml cairan serosa hilang
Perdarahan sewatu atau setelah koitus dapat merupakan gejala dini dari karsinoma
serviks uteri, walaupun itu dapat disebabkan pula oleh erosi portio,polip serviksm atau
vulnus traumatikum postkoitum (himen robek disertai perdarahan dari arteri kecil dari
koitus pertama, atau pada permukaan forniks posterior )
8. Tes apa saja yang dilakukan selain paps smear ?2,5
Bagi kelompok perempuan berisiko tinggi (infeksi hPV, HIV, kehidupan seksual
yang berisiko) dianjurkan pemeriksaan tes Pap setiap tahun. Pemastian diagnosis
dilaksanakan dengan biopsi serviks. Diagnosis kanker serviks diperoleh melalui
pemeriksaan klinis berupa anamnesis, pemeriksaan fisik dan ginekologik, termasuk
evaluasi kelenjar getah bening, pemeriksaan panggul dan pemeriksaan rektal. Biopsi
serviks merupakan cara diagnosis pasti dari kanker serviks, sedangkan tes Pap dan/atau
kuret endoserviks merupakan pemeriksaan yang tidak adekuat. Pemeriksaan radiologik
berupa foto paru-paru, pielografi intravena atau CT-scan merupakan pemeriksaan
penunjang untuk melihat perluasan penyakit, serta menyingkirkan adanya obstruksi
ureter.
Pemeriksaan laboratorium klinik berupa pemeriksaan darah tepi, tes fungsi ginjal,
dan tes fungsi hati yang diperlukan untuk mengevaluasi fungsi organ serta menentukan
jenis pengobatan yang diberikan.
11.
abnormal.
Keluhan sekarang : mendengar keluhan penderita snagta penting untuk
pemeriksaan.Pertanyaan : untuk apa nyonya datng kemari ? atau
2
3
No
Langkah
1
Persiapkan alat yang dibutuhkan : sarung tangan steril, kapas DTT, pelumas/jelli,
didepan vulva
Lakukan tindakan aseptic antiseptic pada vulva dengan menggunakab kapas
Masukkan speculum dengan ukuran sesuai secara miring, agar tidak mengenai
transformasi.
Putar spatula 360 disekitar mulut serviks sambil mempertahankan kontak dengan
permukaan epitelial.
Dengan putaran searah jarum jam diawali (dan diakhiri pada jam 9 atau
berlawanan arah jarum jam dari jam 3 ke jam 3), hasil yang terkumpul
dikumpulkan.
Cytobrush mempunyai bulu sikat sirkumferen yang dapat kontak dnegan seluruh
13 Pulasan harus rata dan terdiri dari satu lapisan, hindari gumpalan besar sebisanya
juga dihindari manipulasi berlebihan yang dapat merusak sel, pindahkan sampel
dari kedua instrumen ke kaca obyek dalam beberapa detik.
14 Fiksasi
12. Bagaimana interpretasi paps smear ?3,4,7
Interpretasi/hasil :
1. Negative : tidak ditemukan sel ganas. Ulangi pemeriksaan sitology dalam 1 tahun
lagi
2. Inkonklusif : sediaan tidak memuaskan. Disebabkan fiksasi tidak baik, tidak
ditemukan sel endoserviks, gambaran sel radang yang padat menutupi sel. Ulangi
pemeriksaan sitology setelah dilakukan pengobatan radang dan sebagainya
3. Dysplasia : terdapat sel-sel diskariotik pada pemeriksaan mikroskopis. Derajat
ringan, sedang, sampai karsinoma in situ. Diperlukan konfrimasi dengan
kolposkopi dan biopsy. Lakukan pnanganan lebih lanjut dan harus diamati minimal
6 bulan berikutnya
4. Positif : terdapat sel-sel ganas pada pengamatan mikroskopis. Harus dilakukan
biopsy uantuk memastkian diagnosis. Penanganan harus dilakukan dirumah sakit
rujukan dengan seorang ahli onkologi
5. HPV : pada infeksi virus ini dapat ditemukan sediaan negative atau dysplasia.
Dilakukan pemantauan ketat dengan konfirmasi kolposkopi dan ulangi pap smear.
13.
Kelas I
Kelas II
Kelas III
Kelas IV
Kelas V
Dapat dilakukan pada seorang wanita 3 tahun setelah senggama pertama kali ataua
2
3
Efek
pemeriksaan
berhenti
paps smear
melakukan
pemeriksaan paps
American cancer 3
society 2004
tahun
smear
tahun Total histerektomi
setelah Setiap
> 21thn
70 tahun dengan
pengecualian :
Tiap
smear
abnormal
cairan.
dalam 10
Tiap 2-3
terakhir.
tahun jika
3
tahun
kali
berturutturut hasil
tes normal
pada
wanita
United
30 tahun.
States Maksimal 3 tahun dari Setidaknya
3 PAP
Preventative
Services
Force 2004
smear
di
sekali. rekomendasikan
dengan
hasil
American College 3
tahun
histerektomi
total
dengan
yang
lesi
jinak.
tahun Sulit
setelah Setiap
seksual sampai
usia
dilakukan
untuk
30 menentukan
awal pada
batas
wanita
hasil
tahunannya
normal,
untuk
dilakukan
paps
setiap berubahnya
2-3 tahun.
smear
menjadi
abnormal.
14.
hubungan seksual.
Risiko minor, dari kanker serviks adalah :
a Menikah usia muda (<20 tahun)
b Memiliki banyak pasangan seksual ( baik perempuan maupun
c
pasangannya)
Terpapar IMS (Infeksi Menular Seksual) antara lain : chlamydia,
d
e
f
HPV
squamosa
menutupikanalisservikalis
menutupi
Epitel
serviks
squamosa
bagianluar
dan
dan
epitel
epitel
kolumner
kolumner
bertemu
dan disana-sini tampak pleimorfi dan mitosis, tetapi statifikasinya masih teratur.
o Displasia sedang
o Displasia Berat
= lapisan epitel matur tipis, dan lapisan dibawahnya
menunjukkann adanya gangguan maturasi, pleiomorfi dan tampak banyak mitosis
20. Bagaimana tatalaksana dysplasia agar tidak berkembang menjadi kanker serviks?5,8
Tatalaksana dari dysplasia tergantung pada derajat keparahan dysplasianya
o Displasia Ringan
dipengaruhi oleh daya imunitas tubuh, jika imunitas tubuh menurun dysplasia ini
akan dapat berkembang menjadi kanker serviks
o Displasia sedang
= biasanya dengan kemoterapi dan dilaksanakannnya eksisi
pengangkatan jaringan yang terkena dysplasia
o Displasia Berat
= hampir sama dengan yang sedang, namun dilaksanakan
dulu eksisi, dan dikontrol dengan kemoterapi atau radioterpi.
21. Bagaimana alur penegakan diagnosis ?3,5
a. Anamnesis
Pada fase permulaan yang perlu ditelusuri adalah riwayat perjalanan seksual
pasien, kapan pertama kali kontak seksual, pasien dan pasangan apakah dalam
risiko tinggi penyakit seksual dan atau multipartner seksual.Pada fase lanjut yakni
nekrosis dan perubahan proliperatif jaringan serviks timbul beberapa keluhan
yakni :
o Perdarahan pervaginam/bercak-bercak darah abnormal yang tidak teratur
diantara fase menstruasi.
o Timbul setelah kontak seksual.
o Bercak kemerahan atau kekuningan berbau busuk yang keluar dari vagina.
o Lesi nekrotik
o Nyeri pelvik
o Kesulitan berkemih dan defekasi.
o Nyeri punggung.
o Kaki bengkak (khasnya unilateral)
o Nyeri neuropatik.
b. Pemeriksaan fisik.
Selain untuk melihat keadaan umum, staus gizi penderita juga dapat untuk
mencari anak sebar pada kelenjar getah bening (supraklavikula, aksila dan
inguinal) atau metastasis ke organ lain seperti paru-paru,hati jantung.
c. Pemeriksaan ginekologi.
Pada pemeriksaan ginekologi ditemukan adanya lesi abnormal pada serviks yang
ebrsifat nekrotik dan rapuh.Perluasan ke parametrium, dinding samping dan ke
ligamentum
sakrouterina
dapat
ditentuka
melalui
pemeriksaan
I A1
I A2
Stadium I B
I B1
I B2
Stadium II
II A
II B
Stadium III
III A
III B
Stadium IV
IV A
IV B
bila
abnormalitas sel pada seluruh ketebalan sel, namun belum menembus membrana basalis.
Perubahan pada displasia ringan sampai sedang ini masih bersifat reversibel dan
sering disebut dengan Cervical Intraepithelial Neoplasia (CIN) derajat 1-2. Displasia
berat (CIN 3) dapat berlanjut menjadi karsinoma in situ. Perubahan dari displasia ke
karsinoma in situ sampai karsinoma invasif berjalan lambat (10 sampai 15 tahun). Gejala
Penyebaran jauh melalui pembuluh darah dan pembuluh limfe terutama ke paru-paru,
kelenjar getah bening mediastinum dan supraklavikuler, tulang dan hati. Penyebaran ke
paru-paru menimbulkan gejala batuk, batuk darah, dan kadang-kadang nyeri dada.
Kadang disertai pembesaran kelenjar getah bening supraklavikula terutama sebelah kiri.
32.
dengan vaksinasi, respons titer antibodi yang terbentu jauh lebih tinggi dibandingkan usia
dewasa
Berdasarkan pustaka vaksin diberikan pada perempuan usia antara 9-26 tahun
(rekomendasi FDA-US). Populasi target tergantung usia awal hubungan seksual (di
negara Uni Eropa usia 15 tahun, Italia usia 20 tahun, di Czech 29 tahun, Portugal usia 18
tahun hanya 25% dan di Iceland 72%).
ISGO vaccination guidelines
o Vaksin diberikan pada kelompok 10-55 tahun dan dapat dikelompokkan menjadi
o Kelompok 10-12 tahun (sekolah dasar)
o 13-15 (SMP)
o 16-25 (SMA atau Perguruan Tinggi)
o 26-55
o Pada usia 26-55 tahun dapat diberikan setelahhasil tes pap (-) dan IVA (-)
atau lima
wanita.
o Abortus Inevitable (Tidak terhindarkan): Ditandai oleh pecah ketuban yang
nyata disertai pembukaan serviks.
o Abortus Inkomplet: Pada abortus yang terjadi sebelum usia gestasi 10
minggu, janin dan plasenta biasanya keluar bersama-sama, tetapi setelah
waktu ini keluar secara terpisah. Apabila plasenta seluruhnya atau sebagian
tertahan di uterus, cepat atau lambat akan terjadi perdarahan yang
merupakan tanda utama abortus inkomplet.
o Missed Abortion: Retensi hasil konsepsi yang telah meninggal in utero
selama beberapa minggu.
o Abortus Rekuren: Abortus spontan berturut-turut selama tiga kali atau lebih.
2. Abortus Terinduksi
Terminasi kehamilan secara medis atau bedah sebelum janin mampu hidup
(viabel) karena beberapa indikasi.
Gagal ginjal akut yang persisten pada kasus abortus biasanya berasal dari efek
infeksi dan hipovolemik yang lebih dari satu. Bentuk syok bakterial yang sangat berat
sering disertai dengan kerusakan ginjal intensif. Setiap kali terjadi infeksi klostridium
yang disertai dengan komplikasi hemoglobenimia intensif, maka gagal ginjal pasti
terjadi. Pada keadaan ini, harus sudah menyusun rencana untuk memulai dialysis
yang efektif secara dini sebelum gangguan metabolik menjadi berat (Cunningham,
2005).
Tunggu pengeluaran hasil konsepsi secara spontan dan evakuasi sisa hasil
konsepsi dari dalam uterus.
o Bila perlu ,berikan infuse 40 IU oksitosin dalam 1 liter NaCl 0,9% atau Ringer
Laktat dengan kecepatan 40 tetes permenit untuk membantu pengeluaran hasil
konsepsi
o Berikan misoprostol
Tatalaksana Khusus Abortus Inkomplit
a. Lakukan konseling.
o Jika usia kehamilan < 16minggu dengan perdarahan berat:
o Evakuasi isi uterus . Metode yang di anjurkan adalah aspirasi vakum manual
(AVM) . Kuretta jam dapat di lakukan bila AVM tidak tersedia.
o Jika evakuasi tidak dapat segera dilakukan , berikan ergometrin 0,2 mg IM
(dapat diulang 15menit kemudian bila perlu).
o Jika usia kehamilan < 16minggu dengan perdarahan ringan atau sedang:
o Keluarkan hasil konsepsi yang tampak muncul dari ostium uteri eksterna
dengan jari atau forsepcincin.
o Rekomendasi FIGO : Misoprostol 600g peroral dosis tunggal atau 400g
sublingual dosis tunggal.
o Jika usia kehamilan 16 minggu:
o Berikan infuse 40 IU oksitosin dalam 1 liter NaCl 0,9% atau Ringer Laktat
dengan kecepatan 40 tetes per menit untuk membantu pengeluaran hasil
konsepsi.
Tatalaksana Khusus Abortus Komplit
yang berlebihan
Factor reproduksi
Makin meningkat
siklus
haid
berovulasi
ada
hubungannya
dengan
peritoneum.
: Tumor terbatas pada satu atau dua ovarium dengan satu dari tanda-tanda sebagai
berikut : kapsul pecah, tumor pada permukaan luar kapsul, sel kanker positif
II C
bilasa peritoneum.
: Tumor pada stadium IIA/IIB dengan sel kanker positif pada cairan asites atau
bilasan peritoneum.
Tumor mengenai satu atau dua ovarium dengan metastasis ke peritoneum yang dipastikan
secara mikroskopik di luar pelvis dan/atau metastasis ke kelenjar getah bening regional.
III A : Metastasis peritoneum mikroskopik di luar pelvis
III B : Metastasis peritoneum mikroskopok di luar pelvis dengan diameter terbesar 2
III C
IV
cm atau kurang.
: Metastasis peritoneum mikroskopok di luar pelvis dengan diameter terbesar
lebih 2 cm dan/atau metastasis kelenjar getah bening regional.
: Metastasis jauh di luar rongga peritoneum. Bila terdapat effuse pleura, maka
cairan pleura mengandung sel kanker positif. Termasuk matastasis pada
parennkim hati.
Sebagian besar pasien tidak merasa ada keluhan (95%) dan keluhan-keluhan yang
timbul tidak spesifik seperti perut membesar / ada perasaan tekanan, dispareunia, berat
badan meningkat karena ada asites atau massa.
Gejala yang tidak pasti akan muncul seiring dengan waktu adalah perasaan berat
pada pelvis, sering berkemih dan disuria, dan perubahan fungsi gastrointestinal, seperti
rasa penuh, mual tidak enak pada perut, cepat kenyang, dan konstipasi. Pada beberapa
perempuan dapat terjadi perdarahan abnormal vagina sekunder akibat hyperplasia
endometrium bila tumor menghasilkan estrogem ; beberapa tumor dapat menghasilkan
testosterone dan menyebabkan virilasi. Gejala-gejala keadaan akut pada abdomen dapat
timbul mendadak bila terdapat perdarahan dalam tumor, rupture, atao torsi ovarium
46. Bagaimana patofisiologi dari kanker ovarium ?13
Penyebab pasti karsinoma ovarium tidak diketahui namun multifaktorial. Resiko
berkembangnya kanker ovarium berkaitan dengan lingkungan, endokrin, dan faktor
genetik. Gen gen supresor tumor seperti BRCA 1 dan BRCA 2 telah
memperlihatkan peranan penting pada beberapa keluarga.
Lebih dari 30 jenis neoplasma ovarium telah diidentifikasi. Tumor ovarium
dikelompokkan dakam 3 kategori besar : 1.) tumor-tumor epitelial, 2.) tumor stroma
gonad, dan 3.) tumor-tumor sel germinal. Tumo-tumor epitelial menyebabkan 60% dari
semua neoplasma ovarium dan diklasifikasikan sebagai neoplasma jinak. Bentuk
neoplasma epitelial yang ganas menyebabkan 90% dari semua kanker ovarium.
Keganasan epiteliah yang paling sering adalah adenokarsinoma serosa.
Kebanyakan neoplasma epitelial mulai berkembang dari permukaan epitelium, atau
serosa ovarium. Neoplasma epitelial ovarium mencerminkan jenis jenis sel diferensiasi
mullerian yaitu serosa, mirip dengan tuba falopi ; musinosin, mirip dengan endoserviks ;
endometrioid, mirip dengan endometrium ; dan sel terang, mirip dengan endometrium
saat hamil. Tumor lain adalah jenis sel urotrlial, karsinoma campuran, dan karsinoma
tidak diferensiasi.
Kanker ovarium bermetastasis dengan invasi langsung struktur yang berdekatan
dengan abdomen dan pelvis dan sel sel yang menempatkan diri pada rongga abdomen
dan pelvis. Sel sel ini mengikuti sirkulasi alami cairan peritoneal sehingga implantasi dan
pertumbuhan keganasan selanjutnya dapat timbul pada permukaan intraperitoneal.
Limfatik yang disalurkan ke ovarium juga merupakan jalur untuk penyebaran sel sel
ganas.
47. Bagaimana tatalaksana dari kanker Ovarium?3
1. Kemoterapi
Pasien dengan Stadium I A derajat 1 dan 2 jenis epitel mempunyai kesintasan
hidup 5 tahun 95% dengan atau pemeberian kemoterapi
Beberapa kliniskus akan memberikan kemoterapi pada kanker ovarium derajat 2
stadium I A dan IB derajat 3, stadium II sampai IV : Kemoterapi: paclitaxel (taxol)
dengan carboplatin atau cisplatin.
- Setelah kemoterapi, ada 3 pilihan yang ditetapakn pada pasien:
a. observasi
b. teruskan pengobatan, bila tumor regresi tapi belum hilang seluruhnya
c. terapi konsolidasi dengan kemoterapi lain
2. Untuk menekan residitif diberikan hexamethylmelamine
Untuk kanker ovarium residitif
o Jika residitif lebih dari 6 bulan setelah selesai kemoterapi berbasis platinum,
dapat dipertimbangkan pemberiaan ulang kemoterapi berbasis platinum
o Jika residitif kurang dari 6 bulan setelah kemoterapi berbasis platinum,
dipertimbangkan
kemoterapi
topotecan
dan
doxorubicin,
ifosfamid,
Asites
Kanker ovarium dapat bermetastasis dengan invasi langsun ke struktur-struktur
yang berdekatan pada abdomen dan panggul dan melalui penyebaran benih tumor
4
b
Olahraga
Pencegahan Sekunder
Bertujuan untuk menghambat progresifitas penyakit, pencegahan ini dapat
dilakukan dengan diagnosa dini dan pengobatan yang tepat.
Pencegahan Tersier
Bertujuan untuk mengurangi ketidakmampuan
dan
mengadakan
HIPOTESIS
Shanti, 50 tahun menderita kanker serviks et causa post coital bleading dan displasia ringan
padasel serviks.
MIND MAPPING
Anamnesis :
Etiologi
Epidemiologi
Faktor Resiko
Kanker serviks,
kankerovarium, abortus
pencegahan
Tata Laksana
Penegakan Diagnosa
Klasifikasi
Komplikasi
DAFTAR PUSTAKA