KELOMPOK T2
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat, nikmat, dan
Kebidanan RSUP Dr. M. Djamil Padang. Kemudian shalawat beserta salam tidak
lupa kita ucapkan untuk Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman
hidup yakni Al-Qur’an dan sunnah untuk keselamatan umat di dunia dan di
akhirat kelak.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah praktik Keperawatan
tahun 2021. Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
makalah ini, baik dalam segi materi dan penulisan. Oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
ginekologi lainnya di dunia karena diagnosis dini yang sulit dilakukan, sehingga
diagnosis dini bergantung pada pengetahuan tentang profil pasien kanker ovarium
diseluruh dunia. Usia rata-rata penderita kanker ovarium adalah 63 tahun dan 70%
Penyebab kanker ovarium saat ini belum diketahui secara pasti, namun ada
faktor risiko terjadinya kanker ovarium yaitu faktor lingkungan, yang mana
ovarium, kanker payudara ataupu penyakit keganasan lainnya, gaya hidup yang
sumber dukungan bagi keluarga dan proses pemulihan (Reeder, dkk, 2013).
untuk mengatasi sesak nafas, mual muntah, udem, dan fatigue) kolaborasi
kepustakaan?
ruang rawat gynekologi RSUP DR. M. Djamil Padang mulai dari tahap
hingga evaluasi?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
kanker ovarium.
2. Tujuan Khusus
ovarium
kanker ovarium
kanker ovarium
d. Mampu memberikan implementasi keperawatan pada pasien dengan
kanker ovarium
ovarium
BAB II
LANDASAN TEORI
1. Ovarium
Adalah gonad wanita, dua struktur kecil yang terletak pada kedua
Ovarium adalah salah satu di antara beberapa organ reproduksi wanita yang
ovarium, terletak pada rongga panggul sebelah kiri dan kanan. (Ilmu Dokter,
2014)
memiliki dua ovarium. Mereka oval, sekitar empat sentimeter panjang dan
ligamen melekat pada rahim, tetapi tidak secara langsung melekat pada sisa
a. Menyimpan ovum (telur) yang dilepaskan satu setiap bulan, ovum akan
dan progesteron. Kedua hormon ini penting dalam proses pubertas wanita dan
dinding rahim untuk implantasi telur yang telah dibuahi. Selain itu juga
Ovarium adalah dua organ kecil, seukuran ibu jari Anda, yang
sisi, dekat pembukaan tuba fallopi. Ovarium berisi sel gamet wanita, disebut
oosit. Dalam istilah non medis, oosit disebut “telur”. Ovarium merupakan
bagian dari sistem reproduksi wanita. Setiap wanita memiliki dua indung
telur. Mereka oval, sekitar empat sentimeter panjang dan berbaring di kedua
sisi rahim (uterus) dinding panggul di wilayah yang dikenal sebagai fossa
ovarium. Mereka ditahan oleh ligamen melekat pada rahim tetapi tidak
primordial.
Tiap bulan satu folikel akan keluar, kadang-kadang dua folikel, yang dalam
ovarii dalam letak yang beraneka ragam dan pula dalam tingkat-tingkat
perkembangan dari satu sel telur dikelilingi oleh satu lapisan sel-sel saja
sampai menjadi folikel de Graff yang matang terisi dengan likuor folikulli,
1. Pengertian
tahun. Kanker ovarium bisa menyebar melalui system getah bening dan
tidak normal, cepat dan tidak terkendali. (Apotik Online dan Media
Informasi Obat-Penyakit).
Kanker indung telur atau kita sebut dengan kanker ovarium, adalah kanker
yang berasal dari sel-sel ovarium atau indung telur. (Sofyan, 2006)
Kanker ini bisa berkembang sangat cepat, bahkan, dari stadium awal hingga
stadium lanjut bisa terjadi hanya dalam satu tahun saja. Kanker ovarium
merupakan suatu proses lebih lanjut dari suatu tumor malignan di ovarium.
disekitarnya dan menyebar ke organ tubuh lain yang letaknya jauh (Corwin,
reproduksi 30% dan 10% terdapat pada usia yang jauh lebih muda. Tumor
ini dapat jinak (benigna), tidak jelas jinak dan tidak jelas pasti ganas
tidak normal, cepat dan tidak terkendali. (Apotik Online dan Media
(Price, 2005;1297)
(Smeltzer, 2001;1570)
perluasan pelvis
metastasis jauh
telur atau kita sebut dengan kanker ovarium, adalah kanker yang berasal dari
sel-sel ovarium atau indung telur. dimana sel telah kehilangan pengendalian
2. Epidemiologi
Kanker ovarium adalah kanker yang membuat frustasi bagi pasien
tidak adanya gejala peringatan adalah penyeab mengapa penyakit ini telah
angka kejadian sekitar 13,8 wanita per 100.000. Sayang sekali, sekitar 75%
dari kasus dideteksi pada tahap lanjut. Amatlah sulit untuk mendiagnosa dan
adalah unik sehingga kemungkinan kondisi ini merupakan awal dari banyak
kanker primer dan mungkin menjadi tempat metastase dari kanker lainnya.
wanita ( Wingo et. al. , 1995 ). Sebagian kasus mengenai wanita usia 50 –
payudara tiga sampai empat kali lipat dan wanita dengan kanker payudara
pelvis bimanual bagi wanita yang mempunyai satu atau dua orang saudara
tumor ovarium biasanya terdapat jauh di dalam dan sulit untuk dideteksi.
Belum ada skrinng dini yang tersedia saat ini, meskipun penanda tumor
125 sangat membantu pada mereka yang beresiko tinggi untuk mengalami
kondisi ini. Akhir – akhir ini, antigen yang berkaitan dengan tumor
pada usia kurang dari 45 tahun. Pada wanita premenopause hanya 7% tumor
(72%) adalah kanker ovarium epitelial yang datang dalam stadium lanjut,
Penyebab kanker ovarium belum diketahui secara pasti. Akan tetapi banyak
untuk penyembuhan luka pada saat terjadi ovulasi. Proses penyembuhan sel-
sel-sel tumor
Hipotesis Gonadotropin
Teori ini didasarkan pada pengetahuan hasil percobaan binatang pada data
ovarium pada beberapa percobaan pada binatang rodentia. Pada percobaan ini
Hipotesis androgen
ovarium. Hal ini didasarkan pada hasil percobaan bahwa epitel ovarium
Hipotesisi Progesteron
Berbeda dengan efek peningkatan resiko kanker ovarium oleh
kanker ovarium.
a. Faktor lingkungan
dan penggunaan bedak talek pada daerah vagina, semua itu dianggap
b. Faktor endokrin
Faktor risiko endokrin untuk kanker ovarium adalah perempuan yang
c. Faktor genetic
ovarium. Bila terdapat dua atau lebih hubungan tingkat pertama yang
ovarium yaitu:
Merokok
Alkohol
Nulipara
Infertilitas
Menstruasi dini
Kontrasepsi oral
karsinoma.
Menarche dini
4. Patofisiologi
jika tubuh wanita tidak menghasilkan hormone hipofisa dalam jumlah yang
terbentuk secara tidak sempurna di dalam ovarium karena itu terbentuk kista
kista kecil yang disebut Folikel de Graff. Pada pertengahan siklus, folikel
dominan dengan diameter lebih dari 2.8 cm akan melepaskan oosit mature.
Folikel yang rupture akan menjadi korpus luteum, yang pada saat matang
kehamilan.
berdekatan dengan abdomen dan pelvis dan sel-sel yang menempatkan diri
pada rongga abdomen dan pelvis. Sel-sel ini mengikuti sirkulasi alami
ganas. Semua kelenjar pada pelvis dan kavum abdominal pada akhirnya
dan limfatik muncul tanpa gejala yang spesifik. Gejala tidak pasti yang akan
muncul seiring dengan waktu adalah perasaan berat pada pelvis, sering
penuh, mual, tidak enak pada perut, cepat kenyang dan konstipasi. Pada
terdapat perdarahan dalam tumor , ruptur atau torsi ovarium. Namun tumor
5. Pathway
6. Klasifikasi
Tumor-tumor epitel
Terdapat tiga ketegori utama tumor sel germinal yaitu : tumor jinak
(kista dermoid), tumor ganas (bagian dari kista dermoid), tumor sel
Dua pertiga persen kanker ovarium adalah tumor sel germinal primitive
o Stadium 1a : pertumbuhan terbatas pada suatu ovarium, tidak ada asietas yang
berisi sel ganas, tidak ada pertumbuhan di permukaan luar, kapsul utuh.
luar atau kedua ovarium atau kapsul pecah atau dengan asietas berisi sel
panggul
satu atau kedua ovarium, kapsul pecah atau dengan asitas yang mengandung
dalam pelvis kecil tetapi sel histologi terbukti meluas ke usus besar atau
omentum.
metastasis jauh. Bila efusi pleura dan hasil sitologinya positif dalam stadium
payudara
c. Menopause dini
d. Dispepsia
e. Tekanan pada pelvis
ovarium adalah massa pada rongga pelvis. Tidak ada petunjuk pasti pada
atau ganas, namun secara umum dianut bahwa tumor jinak cenderung kistik
terfiksasi dan sering bilateral. Massa yang besar memenuhi rongga abdomen
dan pelvis lebih mencerminkan tumor jinak atau keganasan derajat rendah.
keganasan.
yaitu :
d. Laparoskopi
e. Laparotomi
sigmoidoskopi.
a. Riwayat
penyebaran tumor pada permukaan serosa dari kolon dan asites. Rasa tidak
nyaman dan rasa penuh diperut, serta cepat merasa kenyang sering
berhubungan dengan kanker ovarium. Gejala lain yang sering timbul adalah
mudah lelah, perut membuncit, sering kencing dan nafas pendek akibat efusi
kecil (kurang dari 1-2 cm) akibat pengaruh dari hormon ibu. Kista ini
bisa bersifat primer dan bisa berupa metastasis dari uterus, payudara, dan
traktus gastrointestinal.
payudara.
Hasil yang sering didapatkan pada tumor ovarium adalah massa pada
rongga pelvis. Tidak ada petunjuk pasti pada pemeriksaan fisik yang mampu
membedakan tumor adneksa adalah jinak atau ganas, namun secara umum
yang besar yang memenuhi rongga abdomen dan pelvis lebih mencerminkan
tumor jinak atau keganasan derajat rendah. Adanya asites dan nodul pada
dan spesifisitas yang lebih baik dari ultrasonografi. Serum CA 125 saat ini
Perhatian telah pula diarahkan pada adanya petanda tumor untuk jenis sel
a. Torsi
c. Perdarahan
d. Keganasan
12. Penatalaksanaan
antara lain:
(Smeltzer, 2001;1570)
berkumpul dan mencegah pemecahan struktur yang mirip benang ini. Secara
mikrotubulus dan mereka tidak dapat membelah diri. Karena medikasi ini
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA MASALAH GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI
I. PENGKAJIAN
A. Identitas Pasien
Nama : Ny. N
Umur : 65 tahun 5 bulan 16 hari
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Petani
Alamat : Jambi
Tanggal Pengkajian : 25-11-2021
Diagnosa Medis : Abdominal Pain ec Susp. Ca Ovarium
Residif + Dyspnea ec Efusi Pleura + Hematemesis melena ec ulkus
peptikum
s
B. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama :
Klien mengeluh sesak napas, tampak pucat, lemas, nyeri dari perut
hingga dada, dan tidak nafsu makan.
2. Riwayat Kesehatan Sekarang :
Setelah dilakukan pengkajian didapatkan data bahwa klien saat ini
terpasang oksigen dengan nasal kanul 7 lpm, terpasang drain, WSD,
kateter, dan NGT alir buka tutup.
Klien mengeluhkan sesak dan adanya tarikan dinding dada. Klien
juga mengeluhkan nyeri, nyeri disebabkan oleh proses penyakit,
nyeri terasa seperti di tekan, nyeri terasa dari perut hingga dada,
skala nyeri 5 dan nyeri hilang timbul dalam durasi 1-2 menit. Klien
juga mengeluhkan nafsu makan menurun dan mual muntah sebanyak
3 kali. Klien juga tampak pucat, lemas, dan nadi klien teraba halus.
3. Riwayat Kesehatan Dahulu :
Klien memiliki riwayat CA ovarium sejak 1 tahun yang lalu yang
semulanya ditandai dengan perut membesar. Klien belum pernah
kemoterapi. Klien memiliki riwayat vertigo sejak umur 55 tahun.
Klien mengatakan pernah operasi kista ovarium tahun 2020 dan
operasi ca ovarium januari 2021. Klien tidak memiliki riwayat
penyakit hipertensi dan diabetes melitus
4. Riwayat Penyakit Keluarga :
Klien mengatakan tidak ada anggota keluarga lain yang memiliki
penyakit yang sama dengan klien dan penyakit keganasan lainnya.
5. Riwayat Obstetri sebelumnya :
Klien menikah di usia 15 tahun. Klien melahirkan secara normal
melalui dukun beranak di usia 16 tahun dan tidak ada masalah pada
kehamilan sebelumnya. Riwayat obstetric klien P8A0H6. Anak 1
dan 2 klien meninggal setelah dilahirkan.
6. Riwayat Menstruasi :
Menarche klien pada usia 13 tahun. Klien tidak memiliki masalah
menstruasi sebelumnya. Lama haid klien lebih kurang 7 hari dengan
frekuensi ganti pembalut sebanyak 2 kali/hari. Klien sudah
menopause sejak 20 tahun yang lalu.
7. Riwayat KB :
Klien pernah menggunakan KB bentuk suntik sekali namun tidak
dilanjutkan karena badan klien terasa lemas.
C. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum : tampak lemah dan kurus
b. Tanda-tanda vital :
TD : 106/61 mmHg
Nadi : 96 x / i
Suhu : 36,4 C
Napas : 22 x / i
c. Pengukuran Antropometri :
TB : 150 cm
BB : 37 Kg
IMT : 16,4
d. Pemeriksaan Head to Toe :
1) Kepala
- Bentuk : Bulat
- Simetris : Simetris
- Luka : Tidak ada
- Nyeri : Tidak ada
2) Rambut
- Warna : Hitam keputihan
- Struktur : rambut klien mudah rontok
3) Mata
- Simetris : kiri dan kanan
- Pupil : isokor
- Edema : tidak ada
- Penglihatan : rabun dekat
- Sklera : tidak ikterik
- Konjungtiva : anemis
4) Hidung
- Simetris : Simetris antara lubang kiri dan kanan
- Tulang hidung : Normal
- Secret : Tidak ada
- Polip : Tidak ada
5) Telinga
- Daun telinga : Normal
- Liang telinga : Normal
- Membran thympani : Normal
6) Mulut dan tenggorokkan
- Warna bibir : merah sedikit pucat
- Mukosa bibir : mukosa bibi sedikit kering
- Kondisi gigi : baik
7) Leher
- Kelenjar getah bening : Tidak ada pembengkakan
- Kelenjar tiroid : Tidak ada pembengkakan
- Kaku kuduk : Tidak ada
8) Wajah
- Inspeksi : tampak pucat
- Edema : Tidak ada
- Nyeri : Tidak ada
9) Paru – Paru
- Inspeksi : tampak sesak dan ada tarikan dinding dada,
tampak simetris
- Palpasi : fremitus
- Perkusi : sonor
- Auskultasi : vesikuler
10) Jantung
- Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
- Palpasi : ictus cordis tidak teraba
- Perkusi : pekak
- Auskultasi : Reguler.
11) Payudara
- Inspeksi : tampak turun, aerola coklat
- Palpasi : tidak ada benjolan
12) Abdomen
- Inspeksi : terpasang drain
- Palpasi : nyeri tekan
- Perkusi : timpani
- Auskultasi : bising usus normal
13) Eksremitas atas/bawah
- Inspeksi : tampak kurus dan lemah, kuku tampak
pucat dan kebiruan
- Palpasi : akral teraba dingin, CRT > 2 detik (3 detik)
Kemampuan otot :
5555 5555
5555 5555
14) Genitalia
Tidak ada kelainan
D. Data Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
23-11-2021
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Interpretasi
Normal
Kimia Klinik
Total protein 5,2 g/dl 6,6 – 8,7 Rendah
Albumin 2,2 g/dl 3,8 – 5,0 Rendah
Globulin 3 g/dl 1,3 – 2,7 Tinggi
SGOT 10 U/L < 32 Normal
SGPT 6 U/L < 31 Normal
Ureum darah 96 mg/dl 10 – 50 Tinggi
Kreatinin darah 0,9 mg/dl 0,6 – 1,2 Normal
Elektrolit
Natrium 132 mmol/L 136 – 145 Rendah
Kalium 4,2 mmol/L 3,5 – 5,1 Normal
Klorida 100 mmol/L 97 - 111 Normal
19-11-2021
Hematologi
Hemoglobin 11 g/dl 12 – 14 Rendah
Leukosit 15,51 x 5 – 10 x Tinggi
Hematocrit 1000/mm3 1000 Rendah
Trombosit 33 % 37 – 43 Tinggi
MCV 476 x 150 – 400 x Normal
MCH 1000/mm3 1000 Normal
MCHC 84 fL 82 – 92 Normal
28 pg 27 – 31
34% 32 – 36
Hemostasis
PT
PT 11,8 detik 9,15 – 12, Normal
INR 1,08 35 Normal
PT control 10,5 < 1,2
APTT
APTT 23,4 detik Normal
APTT control 25,8 22,49 –
29,69
18-11-2021
Analisa Cairan
Tubuh
Pemeriksaan cairan
tubuh Cairan Pelura
Jenis sampel
Makroskopis 60 ml
Volume Positif
Kekeruhan Kuning
Warna
Mikroskopis 750/mm3
Jumlah Sel
Hitung Jenis 15 %
Sel PMN 85 %
Sel MN
Kimia 4,9 g/dl
Protein 52 mg/dl
Glukosa 551 µ/L
LDH 2,6 g/dl
Albumin Positif
Rivalta Eksudat
Kesan
Analisa Gas Darah
Na + 136 mmol/L 136 – 145 Normal
K+ 3,5 mmol/L 3,4 – 4,5 Normal
CA ++ 0,84 mmol/L 1,15 – 1,35 Rendah
GLU 68 mg/dl 60 - 95 Normal
LAC 2,5 mmol/L 0,5 – 2,2 Tinggi
HCT 35% 35 – 51 Normal
pH (T) 7,33 7,35 – 7,45 Rendah
PCO2 (T) 42 mmHg 35 – 48 Normal
PO2 (T) 63 mmHg 83 – 108 Rendah
HCO3- 22,2 mmol/L 18 – 23 Normal
TCO2 23,6 mmol/L 22 – 29 Normal
BEecf -4.1 mmol/L
BE -4 mmol/L (-2) – (+3) Rendah
SO2C 92 % 95 – 98 Rendah
THbc 10,9 mmol/L
Temp °C
THb 10,8 g/dl 11,7 – 17,4 Rendah
II. ANALISIS DATA
III. INTERVENSI
No Diagnosa SLKI SIKI
1. Pola napas tidak L.01004 Pola Napas I.01014 Pemantauan Respirasi
efektif b.d Kriteria hasil: Tindakan
hambatan upaya Indikator Dipertahankan Ditingkatkan Observasi
napas Dispnea 2 5 1. Monitor frekuensi, irama, kedalaman, dan
upaya napas
Penggunaan otot 2 4
bantu napas 2. Monitor pola napas (seperti bradipnea,
Kemampuan 2 5 protein
merasakan 6. Berikan suplemen makanan jika perlu
makanan
Edukasi
Kemampuan 2 5 1. Ajarkan diet yang diprogramkan
menikmati
makanan Kolaborasi
3. 25/11/2021 Nyeri akut b.d 1. Melakukan pengkajian kepada S : 1. Klien mengeluh nyeri di
13.20 WIB agen pencedera klien. perut sampai dada.
fisiologis 2. Melakukan pengkajian nyeri 2. Klien mengatakan nyeri
(penyebab, skala, lokasi, waktu, dan tidak berkurang dengan
kualitas nyeri). napas dalam.
3. Mengajarkan teknik napas dalam. O : 1. Klien tampak meringis.
2. Pengkajian nyeri:
Q : nyeri seperti
ditekan.
R : nyeri di perut
sampai dada.
S : skala nyeri 5
(numeric rating
scale)
P : Lanjutkan intervensi,
monitor intensitas nyeri.
4. 25/11/2021 Defisit nutrisi b.d 1. Melakukan pengkajian kepada S : Klien mengeluh nafsu makan
13.30 WIB intake tidak klien. menurun, mual dan muntah,
adekuat 2. Mengidentifikasi adanya serta badan terasa lemah.
penurunan nafsu makan, mual, dan O : 1. Klien tidak menghabiskan
muntah. makanan cair yang
3. Menghitung nilai IMT. diberikan (bersisa 1/2
4. Membantu memberikan makan porsi).
melalui NGT. 2. Asupan nutrisi parenteral
5. Memberikan terapi Clinimix 500 mL 8 telah diberikan sesuai
jam/kolf order dan SOP.
3. Hb: 11 g/dL
4. TB : 150 cm
5. BB : 37 Kg
6. IMT : 16,4 (underweight)
A : Masalah belum teratasi.
5. 26/11/2021 Pola napas tidak 1. Mengukur frekuensi napas. S : Klien mengatakan sesak napas
12.00 WIB efektif b.d 2. Mengidentifikasi pola napas klien. mulai berkurang
hambatan upaya 3. Mengidentifikasi adanya batuk dan O : 1. Pola napas klien tampak
6. SpO2 100%
7. Konjungtiva anemis.
A : Masalah belum teratasi.
7. 26/11/2021 Nyeri akut b.d 1. Mengidentifikasi nyeri (penyebab, S : 1. Klien mengeluh nyeri di
12.30 WIB agen pencedera skala, lokasi, waktu, dan kualitas perut sampai dada.
fisiologis nyeri). 2. Klien mengatakan nyeri
2. Memberikan paracetamol 3 x 500 tidak berkurang dengan
mg napas dalam.
O : 1. Klien tampak meringis.
2. Pengkajian nyeri:
P : nyeri karena proses
penyakit.
Q : nyeri seperti ditekan.
R : nyeri di perut sampai
dada.
S : skala nyeri 5 (numeric
rating scale)
T : nyeri hilang timbul
dalam durasi 1-2
menit.
A : Masalah belum teratasi.
8. 26/11/2021 Defisit nutrisi b.d 1. Mengidentifikasi asupan nutrisi, S : Klien mengeluh nafsu makan menurun
13.20 WIB intake tidak mual, dan muntah. serta badan terasa lemah.
adekuat 2. Membantu memberikan makan O : 1. Klien menghabiskan
melalui NGT. menghabiskan susu yang
3. Memberikan terapi Clinimix 500 diberikan.
mL 8 jam/kolf dan RL 8 jam/kolf.
2. Mual dan muntah tidak ada.
3. Kulit kering, mukosa bibir kering
dan pucat.
4. Asupan nutrisi parenteral telah
diberikan sesuai order dan SOP.
A : Masalah belum teratasi.
P : Lanjutkan intervensi, monitor asupan
nutrisi.
BAB IV
PEMBAHASAN
perut hingga ke dada dengan skala 5, nyeri yang dirasakan pasien seperti
ditekan dan hilang timbul dengan durasi 1-2 menit. Nyeri dada yang
cairan di perut pasien. Asites dapat berperan sebagai carrier dan penyedia
bermetastasis hal ini dikaitkan karna penyebaran sel kanker pada kavitas
efusi pleura yang merupakan suatu keadaan yang ditandai dengan adanya
hambatan upaya napas, Perfusi perifer tidak efektif b.d penurunan aliran
b.d agen pencedera fisiologis, serta defisit nutrisi b.d intake yang tidak
adekuat.
adalah pola napas tidak efektif, ditandai dengan kondisi pasien yang
dari dalam rongga pleura pasien karna adanya efusi pleura metastasis dari
ca ovarium.
pasien lemah dan letih serta akral yang teraba dingin dan turgor kulit
menurun.
skala 5 dan durasi 1-2 menit hilang timbul, serta pasien tampak meringis.
kg selama sakit dan IMT paien dibawah normal. Pasien sering tidak
setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 jam yaitu denyut nadi perifer
Intervensi yang akan dilakukan pada diagnosa Nyeri akut b.d agen
nyeri. Sedangkan kriteria hasil pada kontrol nyeri adalah melaporkan nyeri
analgesik.
intake tidak adekuat dengan kriteria hasil yaitu porsi makan yang
dan untuk kriteria hasil pada nafsu makan adalah keinginan makan
memberikan oksigen 7 liter per menit, mengatur posisi pasien semi fowler
yang ketiga yaitu nyeri akut, tindakan yang dilakukan yaitu melakukan
nadi, pernapasan dan tekanan darah merupakan cara yang cepat dan efisien
hipoksia.
sesuai dengan kondisi dan keadaan pasien. Kontrol aliran infus dilakukan
sumbatan atau tidak, atau cairan yang masuk habis/tidak. Pengkajian nyeri
berkurang atau tidak, apakah terapi yang diberikan dapat mengurangi nyeri
menghabiskan diet yang sudah diberikan oleh gizi dilakukan agar intake
pasien masih mengeluh sesak napas, pola napas yang tidak teratur,
terdapat penggunaan otot bantu napas, klien tidak batuk dan tidak ada
ronkhi, pasien telah diberikan oksigen nasal kanul 7 lpm sesuai SOP,
keperawatan, pasien masih mengeluh badan terasa lemah dan letih, akral
masih teraba dingin dan pasien masih tampak pucat, untuk itu tetap
pada bagian perut hingga ke dada, untuk itu tetap dilakukan pengkajian
sesaknya mulai berkurang, pola napas pasien tampak mulai teratur, pasien
masih diberikan terapi oksigen nasal kanul 7 lpm sesuai SOP, dan
mengeluh badan terasa lemah dan letih, akral masih teraba dingin dan
pasien masih tampak pucat, untuk itu tetap monitor tanda-tanda vital dan
masih mengeluh nyeri dengan skala 5 pada bagian perut hingga ke dada,
tidak ada muntah, asupan nutrisi pasien juga sudah masuk sepenuhnya
melalui NGT, namun pasien pucat dan kulit kering, maka perlu dilanjutkan
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
kanker ovarium di ruang rawat kebidanan RSUP Dr. M. Djamil Padang maka
1. Dari pengkajian pasien didapatkan data pasien pasien yang terpasang nasal
kanul, pasien terpasang WSD pada dada kanan, pasien mengeluh sesak napas,
napas pasien cepat, serta tampak penggunaan otot dada pada saat bernapas.
Keadaan umum pasien lemah, pasien tampak pucat, akral dingin. Pasien
mengeluh nyeri pada area perut hingga ke dada. Pasien mual muntah, nutrisi
2. Diagnosa keperawatan yang pertama diangkat adalah pola napas nafas tidak
perifer tidak efektif b.d penurunan aliran arteri dan/atau vena, penurunan
kasus adalah Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis. Diagnosa keperawatan
adekuat.
Efektif dengan hasil yang diharapkan yaitu Pola napas membaik dengan
perfusi perifer tidak efektif dengan hasil yang diharapkan perfusi perifer
diharapkan yaitu tingkat nyeri menurun dan kontrol nyeri meningkat dengan
Nutrisi dengan hasil yang diharapkan yaitu status nutrisi membaik dengan
B. Saran
susun. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca.
dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Guyton, Hall. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 9. Jakarta : EGC
Manuaba, I Gede Bagus. 2004. Kapita Selekta Kedokteran dan KB. Jakarta : EGC
Nettina, Sandra M.2001.Pedoman Praktek Keperawatan. Jakarta : EGC
6. Jakarta : EGC
Smeltzer. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan Suddarth.
DOKUMENTASI