Anda di halaman 1dari 31

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.

D DENGAN CA ENDOMETRIUM

DI RUANGAN TULIP

RSUD ARIFIN ACHMAD

OLEH :

AMELIA PUTRI

NIM. 1914401001

PROGRM STUDI DIII KEPERAWATAN

FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ABDURRAB

PEKANBARU
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan

rahmatnya penulis dapat menyelesakan laporan kasus dengan judul “Asuhan keperawatan pada

Ny. D dengan CA Endometrium di ruangan Tulip di RSUD ARIFIN AHMAD” dengan baik

dan tepat waktu.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah terlibat dan membantu

dalam membuat makalah sehingga semua dapat terselesaikan dengan baik dan lancar. Selan itu,

penulis juga mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun terhadap kekurangan

dalam laporan agar selanjutnya penulis dapat memberikan karya yang lebih baik dan sempurna.

Semoga lapiran ini dapat berguna dan bermanfat bagi pengetahuan para pembaca.

Pekanbaru, 29 Agustus 2021

Amelia Putri
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Kanker endometrium adalah kanker paling sering pada saluran genitalia
wanita dan merupakan kanker kelima paling sering pada wanita di seluruh dunia
setelah payudara, kolorektal, paru, serviks uteri, (dan keempat belas paling sering
dari seluruh kanker). Di dunia sekitar 320.000 kasus baru didiagnosis pada tahun
2012 dan jumlahnya hampir 5 persen dari seluruh kasus baru kanker pada wanita (2
persen dari keseluruhan kanker). Angka ini meningkat dibandingkan sekitar
290.000 kasus baru yang didiagnosis pada tahun 2008 (Ellenson and Pirog, 2015).
Penyakit ini 53% terdapat di negara-negara maju, insiden tertinggi adalah Amerika
Utara, Eropa Tengah, Eropa Timur dan insiden terendah di Afrika Tengah, Afrika
Barat dan Asia (Ferlay et al., 2012; Amant et al., 2012; Ellenson and Pirog, 2015).
Berdasarkan data American Cancer Society (2006), sekitar 40.880 kasus baru
didiagnosis di Amerika Serikat dengan angka kematian 7.400. Angka kejadian ini
meningkat menjadi 47.130 kasus baru yang didiagnosis pada tahun 2012 dengan
angka kematian diprediksi mencapai 8010.
Kanker endometrium merupakan salah satu kanker yang menjadi paradigma
kesehatan di seluruh dunia termasuk di negara yang sedang berkembang. Meskipun
angka kejadian kanker endometrium di negara berkembang lebih rendah, tetapi
angka kematian lebih tinggi dibandingkan negara maju (Tangjitgamol et al., 2009;
Varughese and Richman, 2010; Amant et al., 2012). Angka kejadian kanker
endometrium cenderung meningkat setiap tahunnya di Indonesia, menempati
urutan ke 9 pada tahun 2006 dan menjadi urutan ke 7 pada tahun 2008.
Risiko kanker endometrium meningkat dengan bertambahnya usia, sebagian besar
penyakit ini didiagnosis postmenopause. Data Cancer Research UK (2013), 73% penyakit
ini di diagnosis pada wanita berusia antara 40 – 74 tahun dan sekitar 25% didiagnosis
pada usia 75 tahun atau lebih pada tahun 2009 sampai 2011 di Inggris. Angka kejadian
berdasarkan kelompok usia meningkat tajam dari usia sekitar 40 tahun ke kelompok usia
70 -74 tahun sebagai usia puncak kejadian kanker
endometrium dan kemudian menurun terus setelah usia tersebut. Angka kejadian
menurut usia meningkat di negara-negara yang mengalami transisi dari ekonomi
rendah ketinggi (Jackson, 2013).
Berdasarkan data Cancer Research UK (2013), angka harapan hidup 5 tahun
menurut usia lebih tinggi pada wanita usia yang lebih muda dan angka ini terus
menurun dengan bertambahnya usia. Di Inggris pada tahun 2007-20011 angka
harapan hidup 5 tahun berkisar 86,6% pada usia 40 - 49 tahun, dan menurun sampai
56,1% pada usia lebih dari 70 tahun.
Endometrium merupakan jaringan yang melapisi dinding bagian dalam
uterus. Lapisan ini mengikuti proses perubahan siklus menstruasi selama masa
subur kehidupan seorang wanita. Sebagian besar kanker yang terjadi pada uterus
adalah kanker endometrium, terutama adenokarsinoma (Young B, 2007).
Karsinoma endometrium didefinisikan sebagai tumor epitel ganas primer, biasanya
dengan diferensiasi kelenjar, yang berpotensi menginvasi ke dalam miometrium
dan menyebar ke lokasi yang jauh (Silverberg et al, 2003).

1.2 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan permasalahan yang telah dijelaskan, maka rumusan masalah dalam studi
kasus ini adalah “ bagaimana asuhan keperawatan pada pasien kanker endometrium
post operasi di RSUD ARIFIN ACHMAD?”

1.3 TUJUAN STUDI KASUS


1. Tujuan Umum
Secara umum, studi kasus ini bertujuan untuk mampu melaksanakan asuhan
keperawatan pada pasien kanker endometrium post operasi di ruangan tulip di
RSUD ARIFIN ACHMAD

2. Tujuan Khusus
1) Melakukan pengkajian pada pasien kanker endometrium post operasi
2) Merumuskan diagnose keperawatan pada pasien kanker endomettium post
operasi
3) Menyusun rencana asuhan keperawatan pada pasien kanker endometrium
post operasi
4) Melaksanakan tindakan keperaawatan pada pasien kanker endometrium
post operasi
5) Melakukan evaluasi keperawatan pada pasien kanker endometrium post
operasi
6) Melakukan dokumentasi pada oasien kanker endometrium post operasi

1.4 MANFAAT STUDI KASUS


a. Bagi Penulis
Hasil dari studi kasus ini diharapkan dapat dijadikan sumber pengetahuan dan
dapat menambah wawasan dalam melakukan asuhan keperawatan pada pasien
kanker ovarium post operasi.

b. Bagi Institusi Pendidikan


Studi kasus ini diharapkan dapat memberikan referensi atau
sumbangan pemikiran dalam menerapkan asuhan keperawatan pada
pasien kanker endometrium post operasi.

c. Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan Dan Profesi Keperawatan Studi


kasus ii diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi
profesi keperawatan khususnya dalam penerapan asuhan keperawatan pada
pasien kanker endometrium.
BAB II TINJAUAN TEORI

2.1 KONSEP DASAR PENYAKIT


2.1.1 DEFINISI

Kanker endometrium adalah kanker yang terjadi pada organ endometrium


atau pada dinding rahim. Endometrium adalah organ rahim yang berbentuk
seperti buah pir sebagai tempat tertanam dan berkembangnya janin. Kanker
endometrium kadang-kadang disebut kanker rahim, tetapi ada sel-sel lain
dalam rahim yang bisa menjadi kanker seperti otot atau sel miometrium.
kanker endometrium sering terdeteksi pada tahap awal karena sering
menghasilkan pendarahan vagina di antara periode menstruasi atau setelah
menopause.
2.1.2 ETIOLOGI
Ketidakseimbangan hormon progesteron dan estrogen. Kadar hormon
progesteron yang lebih rendah dibandingkan hormon estrogen dapat
menyebabkan terjadinya penebalan lapisan rahim.
2.1.3 PATOFISIOLOGI

Kanker endometrium terbentuk di dalam endometrium. Profesional medis


tidak tahu benar penyebab kanker ini, tapi telah dikatakan dengan estrogen
terlalu banyak, yang merupakan hormon wanita yang menjadi salah satu
pemicu kanker endometrium atau penebalan endometrium. Salah satu
pemicu estrogen berlebih diantaranya adalah obesitas wanita yang tidak
punya anak menopause, penderita diabetes, memiliki kanker payudara,
atau sering mengkonsumsi makanan tinggi lemak.

1. Tanda pertama c a endometrium seperti bercak atau pendarahan


2. Gejala lain seperti penurunan berat badan, nyeri panggul, sulit buang
air kecil, nyeri saat berhubungan seksual.

2.1.4 PATHWAY

2.1.5 MANIFESTASI KLINIS


Gejala yang paling sering terjadi adalah pendarahan vagina titik gejala ini
muncul sejak kanker stadium awal titik namun pendarahan memiliki tanda
berbeda tergantung Apakah pasien sudah menopause atau belum.
 Jika belum menopause maka pendarahan vagina ditandai yang pertama
darah yang keluar lebih banyak atau masa menstruasi lebih panjang
lebih dari 7 hari muncul bercak darah diluar masa haid, siklusnya lebih
cepat setiap 21 hari atau lebih, pendarahan terjadi sebelum atau setelah
berhubungan seksual.
 Masa menopause ditandai dengan keputihan encer dan terjadi setelah
memasuki masa menopause, nyeri panggul atau perut bagian bawah,
nyeri saat berhubungan seksual.
2.1.5 PENATALAKSANAAN
 Pembedahan
Tindakan pembedahan dapat dilakukan pada kanker ovarium sampai
stadium IIA dan dengan hasil pengobatan seefektif radiasi, akan tetapi
mempunyai keunggulan pada pasien usia pramenopouse.
 Radiasi
Terapi radiasi dapat diberikan pada semua stadium, terutama mulai
stadium II B sampai IV atau bagi pasien pada stadium yang lebih kecil
tetapi bukan kandidat untuk pembedahan. Penambahan cisplatin
selama radio terapi whole pelvic dapat memperbaiki kesintasan hidup
30% sampai 50%
 Kemoterapi
Terutama diberikan sebagai gabungan radio-kemoterapi lanjutan atau
untuk terapi paliatif pada kasus residif. Kemoterapi yang paling aktif
adalah ciplastin. Carboplatin juga mempunyai aktivitas yang sama
dengan cisplatin.

2.1.7 PEMERIKSAAN PENUNJANG


Ultrasonografi transvagina dan pemeriksaan antigen CA-125 sangat
bermanfaat untuk wanita yang beresiko tinggi. Pemeriksaan praoperasi dapat
mencakup enema barium atau kolonoskopi, serangkaian pemeriksaan GI atas,
MRI, foto ronsen dada, urografi IV, dan pemindaian CT.Scan. Uji asam
deoksiribonukleat mengindikasikan mutasi gen yang abnormal. Penanda atau
memastikan tumor menunjukkan antigen karsinoma ovarium, antigen
karsinoembrionik, dan HCG menunjukkan abnormal atau menurun yang
mengarah ke komplikasi.

2.1.8 ASUHAN KEPERAWATAN A. Pengkajian


(Menurut Nurarif, Huda 2015) Di dalam asuhan keperawatan
digunakan system atau metode proses keperawatan yang dalam
pelaksanaannya dibagi menjadi 5 tahap, yaitu: pengkajian, Diagnosa
medis, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
1) Pengkajian
a. Identitas pasien
Meliputi nama lengkap, tempat tinggal, jenis kelamin,
tanggal lahir, umur, asal suku bangsa, tempat lahir,
nama orang tua, pekerjaan orang tua.
b. Keluhan utama
Biasanya mengalami perdarahan yang abnormal atau
menorrhagia pada wanita usia subur atau wanita diatas
usia 50 tahunatau menopause untuk stadium awal. Pada
stadium lanjutakan mengalami pembesaran massa yang
disertai asites (Reeder,dkk. 2013).

c. riwayat kesehatan sekarang


Gejala kembung, nyeri pada abdomen atau pelvis,
kesulitan makan atau merasa cepat kenyang, dan gejala
perkemihan kemungkinan menetap Pada stadium lanjut,
sering berkemih, konstipasi, ketidaknyamanan pelvis,
distensi abdomen, penurunan berat badan, dan nyeri pada
abdomen.
d. Riwayat kesehatan dahulu
Riwayat kesehatan dahulu pernah memiliki kanker kolon,
kanker payudara, dan kanker endometrium (Reeder, dkk.
2013)
e. Riwayat kesehatan keluarga
Riwayat kesehatan keluarga yang pernah mengalami
kanker payudara dan kanker ovarium yang beresiko 50%
(Reeder, dkk. 2013)

B. Diagnose dan Intervensi


1. Gangguan rasa nyaman nyeri b.d terputusnya kontuinitas jaringan
2. Gangguan pola tidur b.d adanya nyeri
3. Risiko terjadinya infeksi b.d tindakan hyigine yang tidak adekuat

C. Intervensi o Gangguan rasa nyaman nyeri b.d kontuinitas


jaringan Intervensi :
 kaji tingkat nyeri dan skala nyeri
 monitor TTV
 ajarkan teknik relaksasi
 atur posisi yang nyaman
 kolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgetik
o gangguan pola tidur b.d adanya
nyeri intervensi :
 monitor TTV
 anjurkan kelurga klien untuk kompres
air hangat sebelum tidur
 atur posisi senyaman mungkin
 ciptakan lingkungan yang nyaman

o resiko terjadinya infeksi b.d


tingkatan hygine yang tidak adekuat
intervensi :
 monitor tanda dan gejala infeksi
 monitor TTV
 rawat luka dengan prinsip steril
 GV 1x sehari / sesuai kondisi luka
 Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian antibiotic

BAB III

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian
Tanggal pengkajian : 17 july 2021 No. RM : 01047460
Tanggal MRS : 12 july 2021 Cara masuk : Datang sendiri
Dx medis saat masuk : Ca Endometrium Alat yang digunakan : Kursi Roda
Dx medis sekarang : Ca Endometrium

A. Identitas Pasien
Nama : Ny. D Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 47 thn Status perkawinan : Sudah Menikah
Agama : Islam Penanggung jawab : Suami
Suku bangsa : Melayu Pekerjaan : IRT
Pendidikan : SMA Alamat : Dumai

B. Riwayat Sakit Dan Kesehatan


1. Keluhan Utama luka post operasi abdomen, kemoterapi + tambah
darah
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Post operasi abdomen + Ca Endometrium
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Tidak ada riwatyat penyakit.

Penyakit yang pernah diderita : Miom


Apakah pernah berobat :Ya
Bila sudah kemana : RSUD Dumai
Penanganan yang diterima : Operasi
Sembuh : Ya
Pernah dioperasi : Pernah
Bila pernah : 2020

4. Riwayat Kesehatan Keluarga


 Penyakitketurunan/menular/dll klien mengatakan keluarga
tidak memiliki penyakit keturunan
 Genogram
: klien
: laki-laki
: perempuan
-------- : serumah

C. POLA FUNGSI KESEHATAN


1. Persepsi Terhadap Kesehatan
Persepsi terhadap penyakit
Pasien mengatakan ingin cepat segera sembuh kembali.

PENGGUNAAN :
Tembakau(merokok) :Tidak merokok
Alkohol : Tidak mengkonsumsi alkohol
Alergi (obat, makanan, plester, lainnya) : Tidak

2. Pola Aktifitas dan Latihan


• Kemampuan perawatan diri Skor : 0 = mandiri; 1 = dibantu sebagian; 2 = perlu
bantuan orang lain; 3 = perlu bantuan orang lain dan alat; 4 = tergantung / tidak
mampu

aktivitas 0 1 2 3 4
Mandi 0
Berpakaian dan 0
berdandan

Eliminasi 0
Mobolisasi 0
tempat tidur

Pindah dan 0
berjalan

Naik tangga 0
Merapikan rumah 0
Memasak 0
Belajar 0

• ALAT BANTU : tidak ada


Keluhan saat beraktifitas : tidak ada

3. Pola Itirahat dan Tidur


Waktu tidur : <8jam/malam, <2jam/tidur siang
Merasa segar setelah tidur : iya
Masalah-masalah : tidak ada

4. Pola Nutrisi – Metabolik


Diet / suplemen khusus : Tidak ada
Anjuran diet sebelumnya : Tidak
Nafsu makan : Normal
BB naik turun 6 bulan terakhir : Tidak
Kesulitan menelan : Tidak
Riwayat masalah kulit/penyembuhan : Tidak

5. Pola Eliminasi
Kebiasan BAB : 1x/hari,15 july 2021 tgl. BAB terakhir
Kebiasan BAK : normal ( 2-3x sehari )
Inkontinensia : Tidak
Penggunaan bantuan : Tidak

6. Pola Kognitif-Perseptual
Status mental : sadar, pasien dapat berkomunikasi dengan baik
Bicara : normal, pasien dapat berkomunikasi dengan baik
Bahasa yang digunakan : bahasa indonesia
Kemampuan membaca : Biasa
Mengartikan : Bisa
Kemampuan interaksi : sesuai
Pendengaran : normal
Penglihatan : normal
Vertigo : Tidak
Ketidaknyamanan/nyeri : tidak

7. Pola Konsep Diri


Harga diri : tidak terganggu
Ideal diri : tidak terganggu
Identitas diri : tidak terganggu
Gambaran diri : tidak terganggu
Identitas diri : tidak terganggu

8. Pola Koping – Tolenransi Stress


Pasien mengatakan sangat cemas dengan kondisi kesehatan nya saat ini,
pasien tampak gelisah dan serung bertanya kepada perawat mengenai
kondisi lukanya yg terkena infeksi

9. Pola Seksual – Reproduksi “PEREMPUAN”


Tanggal menstruasi terakhir : 10 july 2021
Masalah menstruasi : nyeri di hari pertama
Papsmear : 12 july 2021
Pemeriksaan testis mandiri setiap bulan : - Masalah
seksual berhubungan dengan penyakit :
Pasien mengatakan nyeri saat berhubungan seksual

10. Pola Peran – Berhubungan


Pekerjaan : IRT
Kualitas kerja :-
Sistem dukungan : suami (keluarga)
Dukungan keluarga selama masuk rumah sakit :
Memberi motivasi kepada pasien agar tetap semangat dan segera untuk cepat
sembuh
Kegiatan sosial : tidak ada

11. Pola Nilai dan Kepercayaan


Agama : islam
Pantangan agama : tidak
Permintaan rohaniawan selama masuk RS: Tidak

D. PEMERIKSAAN FISIK
1. Umum Keadaan umum : baik
Tingkat Kesdaran : Komposmentis
Tinggi Badan : 147cm
Berat Badan : 50kg
2. Tanda –tanda vital
Suhu : 36’ C
Nadi : 88x/ i
Pernafasan : 20x/ i
Tekanan Darah : 140/90 mmHg
3. Intergumen
Inspeksi
Kebersihan : Bersih
Warna : Normal
Lecet/lesi : Tidak
Edema : Tidak
Ptechie : Tidak

4. Kuku
Inspeksi

Warna : Normal
Bentuk : Normal
Keadaan : Bersih
Palpasi Capillary Refil : Normal (< 3 detik)

5. Kepala
Kulit kepala : Bersih
Inspeksi
Keadaan rambut : Bersih
Kekuatan rambut : Kuat
Distribusi : Normal
Palpasi
Tekstur : Halus

Kelainan : Tidak ada


Mata
Keadaan mata :
Konjungtiva
anemis
Kesejajaran : Normal
Palpebra : Normal
Skelera : Tidak ikterik
Reaksi terhadap cahaya : Mengecil
kelainan mata : tidak ada
Telinga
Inspeksi
Keadaan telinga : Bersih
Palpasi belakang telinga :
Tidak Hidung dan Sinus
Keadaan hidung : Bersih
Pembengkakan : Tidak
Kesulitan Bernafas : Tidak
Perdarahan : Tidak
Mulut
Inspeksi
Bibir : pucat
Keadaan mulut : Bersih
Mukosa : Kering
Lidah : Lesi
Gusi : Normal
Gigi : Atas (parsial)
bawah (parsial)
6. Leher
Kelenjar Limfe Submandibulla : Tidak
Kilenjar Tiroid : Tidak

7. Dada
Bentuk dada : Normal
Paru
Inspeksi

Irama Nafas : Teratur


Batuk : Tidak
Palpasi : Sonor (Normal)
Auskultasi
Bunyi Nafas : Vesikuler
Jantung
Palpasi Apikal : Normal (RIC V agak medial dari LMCS), tidak terdapat
nyeri tekan
8. Abdomen/Perut
Inspeksi : Datar/Normal
Auskultasi
Bising Usus : 30x/menit
Palpasi
Ringan : tidak ada nyeri tekan
Pembesaran Hepar : Tidak
Pembesaran Limpa : Tidak

9. Anus dan Genetalia


Anus : Normal
Genitalia : Tidak,

10. Eksremitas
Inspeksi
Lingkar Lengan Atas (LILA) : 22 cm
Sendi : Normal
Warna ekstermitas : Coklat / sawo matang
11. Persarafan / Neurologi
Hemiplegia : Tidak
Paralisis : Tidak
Kejang : Tidak

E. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium Pemeriksaan laboratorium
darah Hasil :
 Hemoglobin : 8.5 g/dL
 Leukosit : 9.26 10^3/uL
 Trombosit : 677 10^3/uL

 Eritrosit : 3.97 10^6/Ul


Pemeriksaan Mikrobiologi Hasil
:
Escherichia Coli ( Bakteri )

2. Pemeriksaan Diagnostik
 USG Intravaginal

3. Medikasi / pengobatan
• Inj. Furosemid
• Inj. Dexametason
• Dipenhidramin
• Inj. Ranitidine
• Inj. Ondansenrton
• Paclitaxel
• Carboplatin
• Terpasang infus Nacl 0,9 500
ml
• GV setiap hari
FORMAT ANALISA DATA

Nama pasien / umur : Ny. A Ruang rawat/kamar : Tulip 1 A

No. RM : 01047460 Diagnosa : Ca Endometrium

No Data focus ( subjektif dan objektif ) Masalah keperawatan Etiologi


1 DS : Klien mengatakan luka post Risiko infeksi Luka post operasi
 operasi abdomen bernanah terkena penyebaran
bakteri ( Escherichia
Coli )
DO : Lika post operasi bagian abdomen
 tertutup verban
Lika post operasi infeksi TTV

 :
 TD : 120 / 70 mmHg
Suhu : 36,7 c
RR : 20 x/menit
Nadi : 87 x/ menit

Risiko
DX : infeksi b.d penyebaran
mikroorganisme ( Escherichia Coli ) d.d
luka post operasi klien terinfeksi

2 DS : Nausea Efek agen


farmakologis
 Klien mengatakan tidak nafsu
makan pasca kemo

 Klien mengatakan mual muntah

DO :

 TD 140/90 mmHg
 Klien tampak pucat, pasien hanya
makan 2 sendok dr posrsi yg
disediakan.

DX :
Nausea b.d efek agen farmakologis

3.2 DAFTAR PRIORITAS DIAGNOSE


1. Risiko infeksi b.d penyebaran mikroorganisme ( Escherichia Coli ) d.d luka post
operasi klien terinfeksi
2. Nausea b.d efek agen farmakologis

INTERVENSI, IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Nama pasien / umur : Ny. D Ruang rawat/kamar : Tulip 1 A

No. RM : 01047460 Diagnosa : Ca Endometrium


No Diagnose Tujuan Intervensi Implementasi Evaluasi
keperawatan

1 Risiko infeksi Setelah dilakukan • monitor kulit July 2021 20.30 WIB
b.d penyebaran tindakan asuhan • monitor TTV  GV 1x 18.50 WIB S : luka post operasi
mikroorganisme keperawatan sehari • Memonitor kulit masih basah dan
( Escherichia diharapkan luka post • Tingkatkan intake • Memonitor TTV terpat nanah di
Coli ) d.d luka nutrisi TD : 120/70 mmHg
operasi bagian pinggir luka O : KU
post operasi
• Kolaborasi dengan Suhu : 36,7 c :baik, Kesadaran :
klien abdomen bagian
terinfeksi dokter dalam Nadi : 87 x / menit
bawah klien : Composmentis, TD :
pemberian antibiotik RR : 20 x/ menit
• Klien 120/70 mmHg, Suhu
• GV klien dengan : 36,7 c, Nadi : 87 x /
terbebas dari
prinsip steril dan menit, RR : 20 x/
infeksi
oleskan salep menit
bakteri
Bioplacenton A : Ca Ovarium +
E.Coli
• Tingkatkan intake ILO ( infeksi Luka
• Luka post
nutrisi klien Operasi )
operasi
membaik • Pemberian antibiotic P : intervensi
dengan cara inj. dilanjutkan “ GV 1x
Meropenem 3x1 sehari dengan salep
drip bioplacenton dan
pemberian antibiotic
inj. Meropenem 3x
sehari “
2 Ansietas b.d Setelah dilakukan • tenangkan klien July 2021 20.30 WIB S :
status kesehatan • support dan selalu 18.50 WIB
asuhan klien mengatakan
d.d cemas
tentang kondisi keperawatan, beri dukungan • menenangkan mengerti dengan
kesehatannya, kepeda klien klien
diharapkan ansietas keadaannya O :
gelisah dan
cemas teratasi dengan • berikan informasi • support dan beri pasien tampak
kriteria hasil : tentang penyakitnya kepada pasien baik memahami dan lebih
• cemas kepada klien dari tenang
menghilang • intruksikan klien suami ,keluarga A : Ca Ovarium +
untuk selalu berfikir ILO ( Infeksi Luka
• dan rasa gelisah maupun orang
tenang untuk
hilang menghindari stress sekitarnya Operasi )
• memberikan P : ansietas teratasi

informasi kepada dan intervensi

klien mengenai dihentikan

perkembangan
luka post operasi
klien ( laporkan
hasil pemeriksaan
)
• menganjurkan
klien untuk selalu
berfikir positif
atau tidak banyak
berfikir untuk
menghindari
stress
Risiko infeksi Setelah dilakukan • monitor kulit July 2021 Rabu, 28 July 2021
3 b.d penyebaran tindakan asuhan • monitor TTV 21.50 WIB 07.30 WIB
mikroorganisme keperawatan • GV 1x sehari • Memonitor kulit S : luka post
( Escherichia diharapkan luka post • Tingkatkan intake • Memonitor TTV operasi masih
Coli ) d.d luka nutrisi TD : 98/68 mmHg basah, sudah
operasi bagian
post operasi
klien abdomen bagian • Kolaborasi dengan Suhu : 36,2 c tidak terdapat
terinfeksi dokter dalam Nadi : 89 x / menit
bawah klien : nanah
pemberian antibiotik
RR : 20 x/ menit O : KU :baik,
 Klien terbebas dari
Kesadaran :

infeksi bakteri • GV klien dengan Composmentis,


E.Coli prinsip steril dan TD :
 Luka post operasi oleskan salep 98/68mmHg,
membaik Bioplacenton Suhu : 36,2 c,
• Tingkatkan intake Nadi : 89 x /
nutrisi klien menit, RR : 20 x/
• Pemberian menit
antibiotic dengan A : Ca Ovarium +
cara inj. ILO ( infeksi
Meropenem 3x1 Luka Operasi )
drip P : intervensi
dilanjutkan “ GV
1x sehari dengan
salep
bioplacenton dan
pemberian
antibiotic inj.
Meropenem 3x
sehari “
• • monitor kulit July 2021 13.30 WIB
• monitor TTV  GV 09.25 WIB S : luka post operasi
1x sehari • Memonitor kulit mulai mongering,
• Tingkatkan intake • Memonitor TTV luka mulai mengecil
nutrisi TD : 110/60 mmHg dan warna luka
• Kolaborasi dengan Suhu : 36 c
merah ( jaringan
dokter dalam Nadi : 92 x / menit
sudah tumbuh ) O :
pemberian antibiotik
RR : 20 x/ menit
KU :baik,
 GV klien dengan
Kesadaran :
prinsip steril dan Composmentis,
oleskan salep TD : 110/60
Bioplacenton

• Tingkatkan intake mmHg, Suhu : 36


nutrisi klien c, Nadi : 92 /
• Pemberian antibiotic menit, RR : 20 x/
dengan cara inj. menit
Meropenem 3x1 drip A : Ca Ovarium +
ILO ( infeksi Luka
Operasi )
P : intervensi
dilanjutkan “ GV
1x sehari dengan
salep bioplacenton
dan pemberian
antibiotic inj.
Meropenem 3x
sehari “
BAB IV PEMBAHASAN

Setelah penulis melaksanakan Asuhan Keperawatan pada Ny. D Dengan Ca


Endometrium, maka dalam Bab ini penulis menguraikan kesenjangan – kesenjangan yang
ditemukan pada kasus :

1. Tahap Pengkajian keperawatan


Pada tahap pengkajian asuhan keperawatan Ny. D Dengan Ca Endometrium
menggunakan format pengkajian. Adapun kesenjangan yang ditemukan pada
tahap pengkajian antara tinjauan teroritis dan tinjauan kasus adalah :
Pada pengkajian teoritis mengenai pengkajian fisik pada telinga yakni pendengaran
menurun, hal ini tidak ditemukan pada klien, karena klien dapat mendegar dengan
jelas apa yang disampaikan orang lain ataupun perawat.
2. Tahap Diagnosa Keperawatan
Adapun diagnosa keperawatan yang muncul pada tinjauan teoritis tetapi tidak
ditemukan pada kasus adalah : Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
berhubungan dengan resiko infeksi, diagnose ini tidak ditemukan pada klien
karena klien tidak memiliki sumbatan atau hambatan jalan nafas dan tidak ada
keluhan merasa sesak serta tidak terpasangnya oksigen Diagnose yang dijumpai
pada kasus :
 Risiko infeksi b.d penyebaran mikroorganisme ( Escherichia Coli ) d.d luka
post operasi klien terinfeksi
 Nausea b.d efek agen farmakollgis

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Dari pengkajian yang telah penulis lakukan pada pasien Tn. Supono dan telah melakukan
analisa data disimpulkanlah ada 4 diagnosa yang ditemukan yaitu :

 Risiko infeksi b.d penyebaran mikroorganisme ( Escherichia Coli ) d.d luka post
operasi klien terinfeksi
 Nausea b.d efek agen farmakologis

Saat penulis melakukan implementasi, keluarga pasien mudah untuk diajak kerjasama
dalam melakukan asuhan keperawatan kepada pasien Ny. Feronica dan hasil evaluasinya
mulai ada perkembangan

5.2 Saran
Setelah penulis membahas dan memperhatikan masalah yang dihadapi perawatan pasien
dengan Ca endometrium penulis dapat memberikan saran :
1. Kepada pasien yang sudah pernah mengidap Ca Endometrium, agar dapat lebih
menjalankan pola hidup sehat, makan makanan bergizi seimbang, kurangi
konsumsi makanan berlemak, olahraga teratur dan istirahat yang cukup.
2. Diharapkan adanya kerja sama yang baik antara perawat dengan pasien, keluarga
dan tim kesehatan lainnya untuk mendukung kesembuhan pasien dan keberhasilan
dari asuhan keperawatan.
3. Diharapkan kepada perawat diruangan agar meningkatkan mutu asuhan
keperawatan khususnya pada pasien Ca Endometrium.

DAFTAR PUSTAKA

Ayu Chandranita, Manuaba, dkk. 2010. Ilmu kebidanan, penyakit kandungan, dan KB : Jakarta :
EGC
Hutahuean & Serri, 2008. Asuhan Keperawatan Dalam Maternitas dan Ginekologi. Jakarta :
Trans Info Media
Huda Amin. N & Hardhi. K. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis
dan Nanda NIC-NOC Edisi Revisi Jilid 2. Jogjakarta : Mediaaction Publishing

Anda mungkin juga menyukai