Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN MATERNITAS

PADA KASUS CA ENDOMETRIUM


DIRUANG F2 RUMAH SAKIT PUSAT ANGKATAN LAUT

DISUSUN OLEH :
NAMA : GENDY YOGO NOSABTIAN
NIM : 1921008

STIKES HANG TUAH SURABAYA


TAHUN ANGGARAN 2020/2021
LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Gendy Yogo Nosabtian

Prodi : D3 Keperawatan Pararel

NIM : 1921008

Tugas Laporan Kasus dibuat sebagai syarat untuk melengkapi tugas praktik klinik mata kuliah
Keperawatan Maternitas .

Surabaya, November 2021

Mahasiswa

Gendy Yogo Nosabtian

1921008

Mengetahui

Dosen Pembimbing Instusi Pembimbing Lahan

IIS FATIMAWATI, S.KEP. NS. M.KES ANTI WIDAYANI S.KEB.BD

NIP.03067 NIP.196807041990032002
A. Definisi
Kanker endometrium merupakan tumor ganas primer yang berasal dari endometrium
atau miometrium. Sebagian besarnya merupakan adenokarsinoma (90%). Karsinoma
endometrium terutama adalah penyakit  pada wanita pascamenopause, walaupun 25%
kasus terdapat pada wanita yang  berusia kurang dari 50 tahun dan 5% kasus terdapat
pada usia dibawah 40 tahun (Patofisiologi, Konsep klinis Proses-proses Penyakit.hal
1984). Kanker endometrium adalah kanker yang terjadi pada organ endometrium atau
pada dinding rahim. Endometrium adalah organ rahim yang berbentuk seperti buah pir
sebagai tempat tertanam dan berkembangnya  janin. kanker endometrium kadang-
kadang disebut kanker rahim, tetapi ada sel-sel lain dalam rahim yang bisa menjadi
kanker seperti otot atau sel miometrium. Kanker endometrium sering terdeteksi pada
tahap awal karena sering menghasilkan pendarahan vagina di antara periode
menstruasi atau setelah menopause (Whoellan 2009).

B. Etiologi
Sampai saat ini belum diketahui secara pasti penyebab kanker endometrium, tetapi
beberapa penelitiian menunjukkan bahwa rangsangan estrogen yang berlebihan dan
terus menerus bisa menyebabkan kanker endometrium. Berikut ini beberapa faktor
resiko yang bisa meningkatkan munculnya kanker endometrium :

1. Obesitas atau kegemukan


Pada wanita obesitas dan usia tua terjadi peningkatan reaksi konversi
androstenedion menjadi estron. Pada obesitas konversi ini ditemukan sebanyak 25-
20 kali. Obesitas merupakan faktor resiko utama  pada kanker endometrium
sebanyak 2 sampai 20 kali. Wanita dengan  berat badan 10-25 Kg diatas berat
badan normal menpunyai resiko 3 kali lipat dibanding dengan wanita dengan berat
badan normal. Bila berat  badan lebih dari 25 Kg diatas berat badan normal maka
resiko menjadi 9 kali lipat.

2. Haid pertama (menarche)


Wanita mempunyai riwayat menars sebelum usia 12 tahun mempunyai resiko 1,6
kali lebih tinggi daripada wanita yang mempunyai riwayat menars setelah usia lenih
dari 12 tahun. Menstruation span merupakan metode numerik untuk menentukan
faktor resiko dengan usia saat menarche, usia menopause dari jumlah paritas.
Menstruasion span (MS) = usia menars  –   (jumlah paritas x1,5). Bila MS 39 maka
resiko terkena kanker endometrium sebanyak 4,2 kali dibanding MS < 29.

3. Tidak pernah melahirkan


Memiliki resiko terkena kanker endometrium lebih tinggi baik sudah menikah atau
belum dibanding wanita yang pernah melahirkan. Penelitian menunjukkan bahwa
25% penderita kanker endometrium tidak  pernah melahirkan anak (nulipara).
Penelitian lainnya juga menunjukkan  bahwa faktor ketidaksuburan(infertilitas) lebih
berperan daripada jumlah melahirkan (paritas).

4. Penggunaan estrogen
Estrogen sering digunakan sebagai terapi sulih hormon. Peningkatan penggunaan
hormon ini diikuti dengan meningkatnya resiko kanker endometrium.

5. Hiperplasia endometrium
Hiperplasia endometrium adalah pertumbuhan yang berlebihan dari  jaringan selaput
lendir rahim disertai peningkatan vaskularisasi akibat rangsangan estrogen yang
berlebihan dan terus menerus. Disebut neoplasia endometrium intraepitel jika
hiperplasia endometrium disertai sel-sel atipikal dan meningkatkan resiko menjadi
kanker endometrium sebesar 23%.

6. Diabetes mellitus (DM)


Diabetes melitus dan tes toleransi glukosa (TTG) abnorml merupakan faktor resiko
keganasan endometrium. Angka kejadian diabetes melitus klinis pada penderita
karsinoma endometrium berkisar antara 3-17%, sedangkan angka kejadian TTG
yang abnormal berkisar antara 17-64%.

7. Hipertensi
50% dari kasus endometrium menderita hipertensi dibandingkan dengan 1/3
populasi kontrol yang menderita penyakit tersebut, kejadian hipertensi pada
keganasan endometrium menurut statistik lebih tinggi secara bermakna daripada
populasi kontrol.

8. Faktor lingkungan dan diet


Faktor lingkungan dan menu makanan juga mempengaruhi angka kejadian
keganasan endometrium lebih tinggi daripada di negara-negara yang sedang
berkembang. Kejadian keganasan endometrium di Amerika Utara dan Eropa lebih
tinggi daripada angka kejadian keganasan di Asia, Afrika dan Amerika latin.
Agaknya perbedaan mil disebabkan perbedaan menu dan jenis makan sehari-hari
dan juga terbukti dengan adanya  perbedaan yang menyolok dari keganasan
endometrium pada golongan kaya dan golongan miskin.

C. Patofisiologi
Kanker endometrium adalah kanker yang terbentuk di dalam endometrium yang
merupakan lapisan dalam halus rahim atau rahim. Rahim terletak di daerah panggul
dan menyerupai bentuk sebuah pepaya atau buah pir. 90% dari semua kanker rahim
yang terbentuk di endometrium. Profesional medis tidak tahu persis apa yang
menyebabkan kanker endometrium, tetapi telah dikaitkan dengan estrogen terlalu
banyak, yang merupakan hormon wanita. Ini adalah ovarium yang memproduksi
estrogen, tetapi mereka juga memproduksi hormon lain yang disebut progesteron yang
membantu untuk menyeimbangkan estrogen. Kedua hormon harus seimbang, tetapi
jika terlalu  banyak estrogen yang diproduksi akan menyebabkan endometrium tumbuh,
sehingga meningkatkan risiko kanker endometrium. Ada faktor lain yang meningkatkan
kadar estrogen dan salah satunya adalah obesitas. Jaringan lemak dalam tubuh juga
memproduksi hormon estrogen. Pola makan dengan asupan tinggi lemak hewani,
termasuk daging, susu, dan unggas, bersama dengan makanan olahan dan gula halus
adalah nomor satu penyebab obesitas. Makanan ini harus dihindari terutama oleh
mereka yang beresiko. Mereka yang berisiko adalah wanita yang telah melalui
menopause, tidak punya anak, menderita diabetes, memiliki kanker payudara, atau
sering mengkonsumsi makanan dengan lemak tinggi. Tanda pertama kanker
endometrium adalah perdarahan atau bercak. Pendarahan atau bercak mungkin tidak
selalu hasil dari kanker, tetapi ide yang  baik untuk segera memeriksakan ke dokter
agar diperiksa lebih detail lagi. Gejala lain dari kanker endometrium adalah penurunan
berat badan, kelelahan, nyeri panggul, kesulitan buang air kecil dan nyeri selama
hubungan seksual. Kanker ini terutama mempengaruhi wanita yang telah melewati
menopause. Mayoritas kasus pada perempuan berusia 55-70 tahun (Corwin: 1999).

D. Tanda dan Gejala


Secara umum, gejala yang terjadi pada penderita kanker endometrium adalah perdarahan
yang tidak normal dari vagina. Gejala ini dialami pada 90% penderita. Gejala lain yang
mungkin muncul dibagi berdasarkan status menopause.
Sebelum menopause
Sebelum menopause, perdarahan yang tidak normal dari vagina meliputi:

 Periode menstruasi berkepanjangan (lebih dari 7 hari) dan banyaknya


perdarahan.
 Adanya bercak darah merah atau kecokelatan yang keluar dari vagina saat tidak
menstruasi
 Siklus menstruasi terjadi dalam 21 hari, bahkan lebih cepat.
 Perdarahan vagina terjadi sebelum atau setelah berhubungan intim.

Setelah menopause 
Perdarahan atau mengalami bercak darah merah atau kecokelatan setahun setelah
menopause menjadi salah satu gejala dari kanker endometrium.Gejala lain yang dapat
muncul sebelum atau setelah menopause meliputi:

 Lendir berdarah yang keluar dari vagina


 Nyeri saat berhubungan seksual
Pada kondisi kanker endometrium yang lebih lanjut, dapat terjadi gejala berupa:

 Nyeri panggul
 Nyeri perut
 Benjolan yang teraba di perut bawah
 Penurunan berat badan
 Kelelahan
 Perut kembung

E. Klasifikasi
Saat ini, stadium kanker endometrium ditetapkan berdasarkan
surgical staging, menurut The International Federation of
Gynecology and Obstetrics (FIGO) 1988 :
F. Komplikasi Kanker Endometrium
Komplikasi yang mungkin terjadi akibat kanker endometrium, di antaranya adalah:

 Anemia, yang disebabkan perdarahan vagina.


 Robekan (perforasi) pada rahim, yang mungkin muncul selama biopsi
endometrium atau kuret.
 Efek samping dari kemoterapi dan radioterapi, seperti mual dan muntah,
hilangnya nafsu makan, konstipasi, rambut rontok, serta muncul ruam.

G. Penatalaksana Kanker Endometrium


Langkah pengobatan kanker endometrium umumnya ditentukan berdasarkan beberapa
faktor, yaitu:

 Stadium atau tingkat penyebaran sel kanker di dalam rahim.


 Kondisi kesehatan pasien secara keseluruhan.
 Tipe kanker endometrium dan ukuran tumor.
 Lokasi kanker endometrium.

Ada bebeberapa jenis pengobatan kanker endometrium. Di antaranya adalah :

 Operasi. Operasi merupakan salah satu tindakan pengobatan yang paling efektif


dalam menangani kanker endometrium. Tindakan operasi akan dilakukan bila
kanker masih berada pada stadium awal. Ada dua jenis operasi yang dapat
dilakukan, yaitu:
o Histerektomi, yaitu prosedur pengangkatan rahim. Namun, tindakan
operasi ini menyebabkan pasien tidak dapat memiliki anak di kemudian
hari.
o Salpingo-oophorectomy, yaitu prosedur pengangkatan indung telur dan
saluran sel telur (tuba falopi). Jenis operasi ini juga menyebabkan pasien
tidak dapat memiliki anak di masa depan.
 Kemoterapi. Metode pengobatan dengan menggunakan obat-obatan yang dapat
membunuh sel kanker dan mencegah penyebarannya. Jenis obat yang digunakan
adalah cisplatin, carboplatin, doxorubicin, dan paclitaxel.
 Terapi radiasi (radioterapi). Metode pengobatan kanker dengan menggunakan
pancaran energi tinggi untuk menghancurkan sel kanker. Radioterapi biasanya
dikombinasikan dengan metode pengobatan lain, seperti kemoterapi. Terapi
pengobatan ini juga dapat digunakan untuk menghambat penyebaran sel kanker
ketika operasi tidak memungkinkan untuk dilakukan. Ada dua jenis radioterapi,
yaitu:
o Radioterapi eksternal, terapi radiasi dengan menggunakan mesin yang
mengarahkan pancaran energi ke bagian tubuh yang terkena sel kanker.
o Radioterapi internal (brachytherapy), terapi radiasi dengan
menempatkan bahan radioaktif di dalam vagina.
 Terapi hormon. Terapi ini melibatkan penggunaan obat yang dapat memengaruhi
kadar hormon dalam tubuh. Terapi hormon dilakukan terhadap pasien kanker
endometrium stadium lanjut dan sel kanker telah menyebar hingga ke luar rahim.
Ada dua jenis terapi hormon, yaitu:
o Peningkatan hormon progesteron untuk menghambat perkembangan sel
kanker, misalnya dengan progestin.
o Penurunan hormon estrogen untuk menghancurkan sel kanker yang
bergantung pada estrogen untuk berkembang, misalnya dengan tamoxifen.

H. Pencegahan Kanker Endometrium


Sebagian besar kanker endometrium tidak dapat dicegah, namun ada beberapa hal yang
dapat dilakukan untuk menurunkan risikonya. Di antaranya adalah:

 Lakukan pemeriksaan organ reproduksi secara rutin, seperti pemeriksaan


panggul dan pap smear. Pemeriksaan ini dapat membantu dokter mendeteksi
adanya gangguan atau tanda abnormal lainnya.
 Pertimbangkan untuk menggunakan pil KB. Menggunakan alat kontrasepsi
oral setidaknya selama 1 tahun, dapat mengurangi risiko kanker endometrial.
Namun, setiap alat kontrasepsi oral memiliki efek samping. Diskusikan manfaat
dan risiko dengan dokter sebelum menggunakannya.
 Menjaga atau mempertahankan berat badan ideal, karena obesitas dapat
meningkatkan risiko kanker endometrium. Konsumsilah makanan yang rendah
kalori dan lemak jenuh.
 Olahraga secara rutin. Usahakan untuk berolahraga selama 30 menit setiap hari.
 Diskusikan risiko dan manfaat terapi hormon setelah
menopause. Penggunaan terapi hormon, terutama kombinasi progestin dan
estrogen, dapat meningkatkan risiko kanker payudara.

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

Pengkajian

Riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik dan pelvis, serta pemeriksaan


laboratorium dilakukan. Data pengkajian tambahan mencakup respon psikososial
pasien, karena keharusan untuk menjalani pembedahan dapat menunjukkan reaksi
emosional yang kuat dan adanya ketakutan. Jika pembedahan dilakukan untuk
mengangkat kanker endometrium, cemas yang berhubengan dengan ketakutan
akan kanker dan kematian menambah stress pada pasien dan keluarganya.

Diagnosa keperawatan

Berdasarkan pada data pengkajian, diagnosa keperawatan utama pasien dapat


mencakup sebagai berikut:
1. Nyeri berhubungan dengan agen injuri biologi
2. Ansietas berhubungan dengan ancaman terhadap konsep diri
3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan aspek pembedahan dan perawatan
diri
NO DIAGNOSA NOC NIC
1. Nyeri  Pain Level,
Pain Management
 Pain control,

Definisi :  Comfort level


1. Lakukan pengkajian
Sensori yang tidak Kriteria Hasil :
nyeri secara
menyenangkan dan 1. Mampu mengontrol
komprehensif
pengalaman emosional nyeri (tahu penyebab
termasuk lokasi,
yang muncul secara nyeri, mampu
karakteristik, durasi,
aktual atau potensial menggunakan tehnik
frekuensi, kualitas dan
kerusakan jaringan atau nonfarmakologi untuk
faktor presipitasi
menggambarkan adanya mengurangi nyeri,
2. Observasi reaksi
kerusakan (Asosiasi mencari bantuan)
nonverbal dari
Studi Nyeri 2. Melaporkan
ketidaknyamanan
Internasional): serangan bahwa nyeri
3. Gunakan teknik
mendadak atau pelan berkurang dengan
komunikasi terapeutik
intensitasnya dari ringan menggunakan
untuk mengetahui
sampai berat yang dapat manajemen nyeri
pengalaman nyeri
diantisipasi dengan akhir 3. Mampu mengenali
pasien
yang dapat diprediksi nyeri (skala,
4. Kaji kultur yang
dan dengan durasi intensitas,
mempengaruhi respon
kurang dari 6 bulan. frekuensi dan tanda
nyeri
nyeri)
5. Evaluasi pengalaman
Batasan karakteristik : 4. Menyatakan rasa
nyeri masa lampau
nyaman setelah nyeri
Laporan secara verbal 6. Evaluasi bersama
berkurang
atau non verbal pasien dan tim
Fakta dari observasi kesehatan lain tentang
Posisi antalgic untuk 5. Tanda vital dalam
ketidakefektifan
menghindari nyeri rentang normal
kontrol nyeri masa
Gerakan melindungi lampau
Tingkah laku berhati-hati 7. Bantu pasien dan
Muka topeng
Gangguan tidur (mata keluarga untuk
sayu, tampak capek, sulit mencari dan
atau gerakan kacau, menemukan
menyeringai) dukungan
Terfokus pada diri 8. Kontrol lingkungan
sendiri yang dapat
Fokus menyempit mempengaruhi nyeri
(penurunan persepsi seperti suhu ruangan,
waktu, kerusakan proses pencahayaan dan
berpikir, penurunan kebisingan
interaksi dengan orang 9. Kurangi faktor
dan lingkungan) presipitasi nyeri
Tingkah laku distraksi, 10. Pilih dan lakukan
contoh : jalan-jalan, penanganan nyeri
menemui orang lain (farmakologi, non
dan/atau aktivitas, farmakologi dan inter
aktivitas berulang-ulang) personal)
Respon autonom 11. Kaji tipe dan sumber
(seperti diaphoresis, nyeri untuk
perubahan tekanan menentukan intervensi
darah, perubahan nafas, 12. Ajarkan tentang teknik
nadi dan dilatasi pupil) non farmakologi
Perubahan autonomic 13. Berikan analgetik
dalam tonus otot untuk mengurangi
(mungkin dalam rentang nyeri
dari lemah ke kaku) 14. Evaluasi keefektifan
Tingkah laku ekspresif kontrol nyeri
(contoh : gelisah, 15. Tingkatkan istirahat
merintih, menangis, 16. Kolaborasikan dengan
waspada, iritabel, nafas dokter jika ada
panjang/berkeluh kesah) keluhan dan tindakan
Perubahan dalam nafsu nyeri tidak berhasil
makan dan minum 17. Monitor penerimaan
pasien tentang
Faktor yang manajemen nyeri
berhubungan :
Agen injuri (biologi, kimia, Analgesic
fisik, psikologis) Administration
18. Tentukan lokasi,
karakteristik, kualitas,
dan derajat nyeri
sebelum pemberian
obat
19. Cek instruksi dokter
tentang jenis obat,
dosis, dan frekuensi
20. Cek riwayat alergi
21. Pilih analgesik yang
diperlukan atau
kombinasi dari
analgesik ketika
pemberian lebih dari
satu
22. Tentukan pilihan
analgesik tergantung
tipe dan beratnya nyeri
23. Tentukan analgesik
pilihan, rute pemberian,
dan dosis optimal
24. Pilih rute pemberian
secara IV, IM untuk
pengobatan nyeri
secara teratur
25. Monitor vital sign
sebelum dan sesudah
pemberian analgesik
pertama kali
26. Berikan analgesik
tepat waktu
terutama saat
nyeri hebat
27. Evaluasi
efektivitas
analgesik, tanda
dan gejala (efek
2 Kurang Pengetahuan NOC : NIC :
Kowlwdge : disease process

Kowledge : health Behavior 1. Teaching :
Definisi : Kriteria Hasil :
disease Process
Tidak adanya atau  1. Pasien dan keluarga
2. Berikan penilaian
kurangnya informasi kognitif menyatakan pemahaman
tentang tingkat
sehubungan dengan topic tentang penyakit,
pengetahuan pasien
spesifik. kondisi, prognosis dan
tentang proses penyakit
program pengobatan
yang spesifik
Batasan karakteristik : 2. Pasien dan keluarga
3. Jelaskan patofisiologi
memverbalisasikan adanya mampu melaksanakan
dari penyakit dan
masalah, ketidakakuratan prosedur yang
bagaimana hal ini
mengikuti instruksi, perilaku dijelaskan secara benar
berhubungan dengan
tidak sesuai.
3. Pasien dan keluarga anatomi dan fisiologi,
mampu menjelaskan dengan cara yang
kembali apa yang tepat.
dijelaskan perawat/tim
Faktor yang berhubungan :
4. Gambarkan tanda dan
kesehatan lainnya
gejala yang biasa
keterbatasan kognitif,
muncul pada penyakit,
interpretasi terhadap
dengan cara yang tepat
informasi yang salah,
kurangnya keinginan untuk 5. Gambarkan proses
mencari informasi, tidak penyakit, dengan cara

mengetahui sumber- yang tepat

sumber informasi. 6. Identifikasi


kemungkinan
penyebab, dengna
cara yang tepat
7. Sediakan informasi
pada pasien tentang
kondisi, dengan cara
yang tepat
8. Hindari harapan yang
kosong

9. Sediakan bagi
keluarga informasi
tentang kemajuan
pasien dengan cara
yang tepat
10. Diskusikan perubahan
gaya hidup yang
mungkin diperlukan
untuk mencegah
komplikasi di masa yang
akan datang dan atau
proses pengontrolan
penyakit
11. Diskusikan pilihan
terapi atau
penanganan
12. Dukung pasien untuk
mengeksplorasi atau
mendapatkan second
opinion dengan cara
yang tepat atau
diindikasikan
13. Eksplorasi
kemungkinan sumber
atau dukungan, dengan
cara yang tepat
14. Rujuk pasien pada
grup atau agensi di
komunitas lokal,
dengan cara yang
tepat
15. Instruksikan pasien
mengenai tanda
dan gejala
untuk
DAFTAR PUSTAKA

Robbins. 1999. Dasar Patologi Penyakit Edisi 5. Jakarta : EGC

Sjaifoellah Noer. 1996. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 2.

Jakarta : FKUI Wiknjosastro, Hanifa. 2005. Ilmu Kandungan,

Edisi Kedua. Jakarta : Yayasan

Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Anda mungkin juga menyukai