Anda di halaman 1dari 14

KEPERAWATAN MATERNITAS II

KANKER ENDOMETRIUM

Dosen Pembimbing : Ns. Bestfy Anitasari, S.Kep., M.Kes

JIHAN FAHIRAH

(01.2018.028)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
KURNIA JAYA PERSADA
PALOPO
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga makalah
ini dapat tersusun hingga selesai.

Dalam penyusunan makalah ini tidak sedikit mengalami hambatan dan kesulitan, namun
berkat bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak serta kerja keras, Alhamdulillah
makalah ini dapat selesai. Atas bantuan, bimbingan serta bantuan, penulis ucapkan terima kasih
kepada dosen yang telah membimbing, serta teman-teman yang telah membantu penyusunan
makalah ini.

Penulis menyadari penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna baik dalam
segi isi maupun penulisan. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang positif
demi perbaikan makalah kedepannya. Penulis juga berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.

Palopo, 7 Maret 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi
B. Anatomi fisiologi
C. Etiologi
D. Manifestasi klinis
E. Klasifikasi
F. Penatalaksanaan
G. Asuhan keperawatan

BAB III KASUS

A. Kasus
B. Pembahasan kasus
C. Asuhan keperawatan kasus

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PEANDAHULUAN

A. Latar belakang
Kanker lapisan endometrium adalah tumor ganas yang tumbuh pada kelenjar
lapisan endometrium, merupakan salah satu dari tiga macam tumor ganas pada organ
reproduksi, menempati sekitar 7% dari keseluruhan kanker pada wanita, merupakan 20%
- 30%nya tumor ganas saluran reproduksi. Kanker lapisan endometrium dapat tumbuh
pada usia apapun, umur yang paling umum adalah 58 – 61 tahun, 50% - 70% terkena
penyakit setelah menopause. Belakangan ini kasus kanker lapisan endometrium terus
meningkat, telah mendekati bahkan melebihi kanker serviks. Kemungkinan hidup 5 tahun
pasien kanker lapisan endometrium 25% - 30%, kambuh ulang kanker lapisan
endometrium adalah hal yang paling mempengaruhi kemungkinan hidup 5 tahun pasien.
Kanker endometrium merupakan keganasan ginekologi tersering di Amerika
Serikat dan terdapat 287.100 wanita yang didiagnosa mengalami kanker endometrium
tiap tahun di seluruh dunia. Insidensi atau kasus baru kanker endometrium pada wanita di
bawah usia 40 tahun adalah 2 dari 100.000 wanita per tahun. Akan tetapi, ketika
memasuki dekade keenam hingga kedelapan, angka ini dapat meningkat menjadi 40-50
dari 100.000 wanita per tahun. Umumnya, kanker endometrium dijumpai pada wanita
yang berusia 50-65 tahun dengan rerata usia 61 tahun, terutama di negara maju. Hal ini
dikarenakan 75% kanker endometrium terjadi setelah menopause sehingga gejala yang
paling umum adalah perdarahan setelah menopause. Sementara di negara berkembang
seperti Indonesia, usia penderita kanker endometrium cenderung lebih muda, yaitu
sebanyak 63,9% pada usia 50 tahun ke atas dan sebanyak 12,5% pada usia 40 tahun ke
bawah.
Dengan adanya kejadian tersebut, maka skrinning dan deteksi dini pada kanker
lapisan endometrium sangat dibutuhkan agar masyarakat khususnya wanita lebih dini
mengetahui apakah mereka dalam keadaan sehat atau tidak.
B. Rumusan masalah
a. Apa Definisi Ca endometrium ?
b. Apa saja Etiologi Ca endometrium
c. Apa Anatomi fisiologi Ca endometrium
d. Bagaimana Manifestasi klinis Ca endometrium ?
e. Apa ssaja Klasifikasi Ca endometrium ?
f. Bagaimana Penatalaksanaan Ca endometrium ?
g. Bagaimana Asuhan keperawatan Ca endometrium ?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui :
a. Definisi
b. Etiologi
c. Anatomi fisiologi
d. Manifestasi klinis
e. Klasifikasi
f. Penatalaksanaan
g. Asuhan keperawatan dari gagal jantung.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi
Kanker endometrium merupakan tumor ganas primer yang berasal dari
endometrium atau miometrium. Sebagian besarnya merupakan adenokarsinoma (90%).
Karsinoma endometrium terutama adalah penyakit pada wanita pascamenopause,
walaupun 25% kasus terdapat pada wanita yang berusia kurang dari 50 tahun dan 5%
kasus terdapat pada usia dibawah 40 tahun.
Kanker endometrium adalah neoplasma yang mempunyai 2 tipe dengan
pathogenesis berbeda pada masing-masing tipenya. Tipe pertama adalah endometrioid
adenocarcinoma dengan insidensi 75% dari seluruh total kasus kanker endometrium. Tipe
pertama ini adalah estrogen dependent, dan berasal dari atipikal endometrial hyperplasia.
Sedangkan tipe kedua biasanya mempunyai karakter histology serous atau clear cell,
tidak ada lesi prekusor, dan lebih agresif. Pada kedua tipe ini sama-sama terjadi
perubahan mutasi dari serangkaian gen. Alur patogenesis yang berbeda dari kedua tipe
menyebabkan perbedaan pada gambaran histology keduanya.

B. Etiologi
Penyebab pasti kanker endometrium tidak diketahui. Kebanyakan kasus kanker
endometrium dihubungkan dengan endometrium terpapar stimulasi estrogen secara
kronis. Salah satu fungsi estrogen yang normal adalah merangsang pembentukan lapisan
epitel pada rahim. Sejumlah besar estrogen yang disuntikkan pada hewan percobaan di
laboratorium menyebabkan hiperplasia endometrium dan kanker.
Meskipun belum diketahui dengan pasti penyebabnya, terdapat beberapa faktor
resiko yg dapat menyebabkan kanker endometrium antara lain :
 Faktor resiko reproduksi dan menstruasi. Kebanyakan peneliti
menyimpulkan bahwa nulipara mempunyai risiko 3x lebih besar menderita
kanker endometrium dibanding multipara. Hipotesis bahwa infertilitas
menjadi factor risiko kanker endometrium didukung penelitian-penelitian
yang menunjukkan risiko yang lebih tinggi untuk nullipara dibanding
wanita yang tidak  pernah menikah.
 Usia menarche dini (<12 tahun). Berkaitan dengan meningkatnya risiko
kanker endometrium walaupun tidak selalu konsisten.
 Hormon.
- Hormone endogen. Risiko terjadinya kanker endometrium pada
wanita-wanita muda   berhubungan dengan kadar estrogen yang tinggi
secara abnormal seperti  polycystic ovarian disease yang memproduksi
estrogen.
- Hormone eksogen pascamenopause. Terapi sulih hormone estrogen
menyebabkan risiko kanker endometrium meningkat 2 sampai 12 kali
lipat. Peningkatan risiko ini terjadi setelah pemakaian 2-3 tahun.
Risiko relative tertinggi setelah pemakaian selama 10 tahun.
 Kontrasepsi oral. Peningkatan risiko secara bermakna terdapat pada
pemakaian kontrasepsi oral yang mengandung estrogen dosis tinggi dan
rendah progestin.
 Tamoksifen. Beberapa penelitian mengindikasikan adanya peningkatan
risiko kanker endometrium 2-3 kali lipat pada pasien kanker payudara
yang diberi terapi tamoksifen.
 Obesitas. Kelebihan 13 22 kg BB ideal akan meningkatkan risiko sampai 3
x lipat. Sedangkan kelebihan diatas 23 kg akan meningkatkan risiko
sampai 10x lipat.
 Faktor diet. Perbedaan pola demografi kanker endometrium diperkirakan
oleh peran nutrisi, terutama tingginya kandungan lemak hewani dalam
diet.
 Kondisi medis. Wanita premenopause dengan diabetes meningkatkan 2-3
x lebih besar berisiko terkena kanker endometrium jika disertai diabetes.
 Faktor genetic. Seorang wanita dengan riwayat kanker kolon dan kanker
payudara meningkatkan risiko terjadinya kanker endometrium. Begitu
juga dengan riwayat kanker endometrium dalam keluarga.
 Merokok. Wanita perokok beresiko ½ kali jika dibandingkan yang bukan
perokok (faktor proteksi) dan diperkirakan menopause lebih cepat 1-2
tahun.
 Ras. Kanker endometrium sering ditemukan pada wanita kulit putih.
 Faktor risiko lain
Pendidikan dan status sosial ekonomi diatas rata-rata meningkatkan risiko
terjadinya kanker endometrium akibat konsumsi terapi pengganti estrogen
dan rendahnya paritas.

C. Anatomi fisiologi
Endometrium adalah lapisan di mana implantasi berlangsung. Lapisan ini
mengalami perubahan morfologi dan fungsional yang berkaitan erat dengan pelepasan
siklik hormon generatif. Dalam ketiadaan pengaruh hormonal periodik, yaitu, sebelum
pubertas atau menopause, jaringan ini memiliki morfologi dan ketebalan yang konstan.
Setelah menarki rahim mempersiapkan diri dalam setiap siklus menstruasi untuk
menerima oosit yang dibuahi. Ini terjadi melalui proliferasi dan diferensiasi
endometrium. Jika implantasi tidak terjadi, secara fungsional lapisan (terluar)
endometrium ditumpahkan, yang menyebabkan menstruasi.
Endometrium sebagian besar terdiri dari jaringan mukosa. Endometrium memiliki
dua lapisan: Lapisan pertama, stratum basalis, menempel pada lapisan jaringan otot polos
rahim yang disebut miometrium. Lapisan ini berfungsi sebagai jangkar untuk
endometrium di dalam rahim dan tetap relatif tidak berubah. Lapisan kedua bersifat
dinamis. Ini berubah sebagai respons terhadap fluks hormon bulanan yang memandu
siklus menstruasi. Untuk alasan ini, ini disebut strata fungsionalis, atau lapisan
fungsional. Ini adalah bagian dari endometrium tempat telur yang dibuahi (atau
blastokista) akan ditanamkan jika terjadi pembuahan. Endometrium terdiri dari epitel
prismatik tunggal berlapis dengan atau tanpa silia (tergantung pada seberapa jauh
sepanjang siklus menstruasi) dan lamina yang basal, kelenjar rahim, dan, jaringan khusus
yang kaya sel ikat (stroma) yang berisi pasokan yang kaya pembuluh darah.
Fungsi endometrium adalah sebagai berikut:
 Perubahan siklik dari kelenjar rahim dan pembuluh darah selama
menstruasi, sebagai persiapan untuk implantasi.

 Lokasi di mana blastokista biasanya ditanamkan

 Lokasi di mana plasenta berkembang

D. Manifestasi klinis
Keluhan utama yang dirasakan pasien kanker endometrium adalah perdarahan
pasca menopause bagi pasien yang telah menopause dan perdarahan intermenstruasi bagi
pasien yang belum menopause. Keluhan keputihan merupakan keluhan yang paling
banyak menyertai keluhan utama. Gejalanya bisa berupa:
 Perdarahan rahim yang abnormal
 Siklus menstruasi yang abnormal
 Perdarahan diantara 2 siklus menstruasi (pada wanita yang masih
mengalami menstruasi)
 Perdarahan vagina atau spotting pada wanita pasca menopause
 Perdarahan yang sangat lama, berat dan sering (pada wanita yang berusia
diatas 40 tahun)
 Nyeri perut bagian bawah atau kram panggul
 Keluar cairan putih yang encer atau jernih (pada wanita pasca menopause)
 Nyeri atau kesulitan dalam berkemih
 Nyeri ketika melakukan hubungan seksual
E. Klasifikasi
Saat ini, stadium kanker endometrium ditetapkan berdasarkan surgical staging,
menurut The International Federation of Gynecology and Obstetrics(FIGO) 1988 :
 Tingkat 0 : Karsinoma In Situ, lesiparaneoplastik seperti hyperplasia
adenomatosa endometrium atau hyperplasia endometrium atipik
 Tingkat I : Proses masih terbatas pada korpus uteri
 Tingkat IA : Tumor terbatas pada endometrium (miometrium intak)
 Tingkat IB : Invasi miometrium minimal, kurang dari separuh miometrium
 Tingkat IC : Invasi miometrium lebih dari separuh tebal miometrium
 Tingkat II : Proses sudah meluas ke servik, tapi tidak meluas ke atas uterus
 Tingkat IIA : Keterlibatan kelenjar endoserviks
 Tingkat IIB : Sudah melibatkan stroma serviks
 Tingkat III : Proses sudah keluar uterus,tapi masih berada dalam panggul
kecil
 Tingkat IIIA : Invasi cairan serosa uterus, adneksa, atau hasil positif pada
sitologi cairan peritoneum
 Tingkat IIIB : Invasi ke vagina
 Tingkat IIIC : Metastasis ke kelenjar getah bening pelvis dan/atau
paraaorta
 Tingkat IV : Proses sudah keluar dari panggul kecil
 Tingkat IVA : Invasi ke kandung kemih dan/atau rectum
 Tingkat IVB : Metastasis jauh, termasuk ke organ visera atau KGB inguin

F. Penatalaksanaan
Radiasi atau histerektomi radikal dan limfadenektomi pelvis merupakan pilihan
terapi untuk adenokarsinoma endoserviks yang masih terlokalisasi, sedangkan staging
surgical yang meliputi histerektomi simple dan pengambilan contoh kelenjar getah
bening para-aorta adalah penatalaksanaan umum adenokarsinoma endometrium.
 Pembedahan
Kebanyakan penderita akan menjalani histerektomi (pengangkatan rahim).
Kedua tuba falopii dan ovarium juga diangkat (salpingo-ooforektomi
bilateral) karena sel-sel tumor bisa menyebar ke ovarium dan sel-sel
kanker dorman (tidak aktif) yang mungkin tertinggal kemungkinan akan
terangsang oleh estrogen yang dihasilkan oleh ovarium. Jika ditemukan
selsel kanker di dalam kelenjar getah bening di sekitar tumor, maka
kelenjar getah bening tersebut juga diangkat. Jika sel kanker telah
ditemukan di dalam kelenjar getah bening, maka kemungkinan kanker
telah menyebar ke bagian tubuh lainnya. Jika sel kanker belum menyebar
ke luar endometrium (lapisan rahim), maka penderita tidak perlu
menjalani pengobatan lainnya.
 Radioterapi
Pada radioterapi digunakan sinar berenergi tinggi untuk membunuh sel-sel
kanker. Terapi penyinaran merupakan terapi lokal, hanya menyerang sel-
sel kanker di daerah yang disinari. Pada stadium I, II atau III dilakukan
terapi penyinaran dan pembedahan. Angka ketahanan hidup 5 tahun pada
pasien kanker endometrium menurun 20-30% dibanding dengan pasien
dengan operasi dan penyinaran. Penyinaran bisa dilakukan sebelum
pembedahan (untuk memperkecil ukuran tumor) atau setelah pembedahan
(untuk membunuh sel-sel kanker yang tersisa). Stadium I dan II secara
medis hanya diberi terapi penyinaran. Pada pasien dengan risiko rendah
(stadium IA grade 1 atau 2) tidak memerlukan radiasi adjuvan pasca
operasi.
 Kemoterapi
Adalah pemberian obat untuk membunuh sel kanker. Kemoterapi
merupakan terapi sistemik yang menyebar keseluruh tubuh dan mencapai
sel kanker yang telah menyebar jauh atau metastase ke tempat lain.

G. Asuhan keperawatan
BAB III

KASUS

A. Kasus
B. Pembahasan kasus
C. Asuhan keperawatan kasus
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kanker endometrium merupakan tumor ganas primer yang berasal dari
endometrium atau miometrium. Penyebab pasti kanker endometrium tidak diketahui.
Kebanyakan kasus kanker endometrium dihubungkan dengan endometrium terpapar
stimulasi estrogen secara kronis. Endometrium adalah lapisan di mana implantasi
berlangsung, yang berfungsi sebagai Perubahan siklik dari kelenjar rahim dan pembuluh
darah selama menstruasi. Keluhan utama yang dirasakan pasien kanker endometrium
adalah perdarahan pasca menopause bagi pasien yang telah menopause dan perdarahan
intermenstruasi bagi pasien yang belum menopause. Adapun penatalaksaan yang
dilakukan yaitu, pembedahan, radioterapi, dan kemoterapi.

B. Saran
- Diharapkan pada wanita yang mengalami menopause tetap melakukan skrining
untuk menemukan ada tidaknya kasus-kasus kanker dini. Dan juga tetap menjaga
kondisi tubuh dengan menjaga pola hidup baik dengan mengatur pola makan,
berolahraga dan istirahat yang cukup.
- Bagi dunia keperawatan diharapkan berperan serta dalam peningkatan kualitas
perawat untuk mengatasi masalah pada pasien dengan penyakit Ca endometrium
DAFTAR PUSTAKA

Anonym. Ca Endometrium. 2015. Diambil dari https://vdocuments.site/download/ca-


endometrium diakses 8 maret 2020.

Anonym. TINJAUAN TEORI CA ENDOMETRIUM. 2015. Diambil dari


https://vdocuments.site/tinjauan-teori-ca-endometrium.html diakses 8 maret 2020.

Sridianti. Anatomi dan fungsi endometrium. 2019. Diambil dari .


https://www.sridianti.com/anatomi-dan-fungsi-endometrium.html diakses 8 maret 2020.

Anda mungkin juga menyukai