Oleh :
NIM : P27820823041
JURUSAN KEPERAWATAN
2023
ASUHAN KEPERAWATAN CA ENDOMETRIUM
pada wanita pascamenopause, walaupun 25% kasus terdapat pada wanita yang
berusia kurang dari 50 tahun dan 5% kasus terdapat pada usia dibawah 40
(Anderton,2012)
dinding rahim. Kanker endometrium tumbuh pada ovarium, tuba falopii, dan
hubungan seksual. Wanita muda maupun yang sudah tua dapat terkena
penyakit ini. Walaupun pada umumnya yang terserang wanita yang sudah tua.
jaringan dari lapisan dinding rahim sehingga jaringan tersebut menetap dan
atau pada dinding rahim. Endometrium adalah organ rahim yang berbentuk
seperti buah pir sebagai tempat tertanam dan berkembangnya janin. Kanker
dalam rahim yang bisa menjadi kanker seperti otot atau sel miometrium.
Kanker endometrium sering terdeteksi pada tahap awal karena sering
yang berasal dari lapisan tunggal dari sel-sel epitel yang melapisi
klinisnya.
darah, yang umumnya menyerang wanita pre dan pasca menopause. Pada
(Anderton, 2012)
dan fertil atau wanita dengan siklus hormonal yang normal. Tipe II lebih
2. Etiologi
endometrium.
kanker endometrium :
kadar estrogen bebas dalam serum yang rendah pada nulipara. Salah satu
terhadap meningkatnya kanker ini. Sekitar 70% dari semua wanita yang
menopause secara alami diatas 52 tahun 2,4 kali lebih beresiko jika
c. Hormon
1) Hormone endogen
tahun.
d. Kontrasepsi oral
e. Tamoksifen
risiko kanker endometrium 2-3 kali lipat pada pasien kanker payudara
f. Obesitas
g. Faktor diet
fitoestrogen.
h. Kondisi medis
Tingginya kadar estrone dan lemak dalam plasma wanita dengan diabetes
i. Faktor genetik
j. Merokok
k. Ras
3. Manifestasi Klinis
mengalami menstruasi)
e. Perdarahan yang sangat lama, berat dan sering (pada wanita yang
g. Keluar cairan putih yang encer atau jernih (pada wanita pasca
menopause)
4. Patofisiologi
kinase yang berperan dalam proses biologikal. Mutasi pada FGFR telah
Selain itu, kadar hormon sex estrogen yang tinggi juga dapat
menyebabkan peningkatan masa dan jumlah sel lapisan uterus jika tidak
terdapat cukup progesteron, salah satu hormon sex yang penting pada wanita.
(Chiang W.2012)
fase. Pada 2 minggu pertama, estrogen adalah hormon seks yang dominan.
uterus dapat menerima dan menutrisi ovum yang sudah difertilisasi. (Chiang
W.2012)
terbentuk kelenjar baru pada lapisan uterus. Hal ini disebut hiperplasia
ditemukan pada beberapa kondisi seperti : anovulasi dalam jangka waktu yang
Gaya hidup tidak sehat infeksi virus, genetik, peningkatan kadar estrogen
Neoplasma non-neoplasma
MK :Resiko
Kanker endometrium metastase stadium lanjut histerektomi pembedahan
Infeksi
Ke organ-organ lain
endometrioma
merupakanpenyebabinfertilitaskeduaterbanyakpadawanita. (Mansjoer,
2001)
7. Pemeriksaan Penunjang
1. Pembedahan
Jika sel kanker telah ditemukan di dalam kelenjar getah bening, maka
1) Radiasi eksternal
3. Kemoterapi
tubuh dan mencapai sel kanker yang telah menyebar jauh atau
4. Terapi Hormonal
a. Terapi primer
dengan hati-hati.
penyakit rekuren.
2008)
8. Penatalaksanaan
a. Medis
1. Pengobatan Hormonal
2. Pembedahan
3. Radiasi
b. Keperawatan
1. Pendidikan Kesehatan
hanifa.2007.)
1. Pengkajian
a. Data Subjektif
1. Biodata
1) Nama
2) Umur
tahun
3) Suku/bangsa
Data ini berhubungan dengan sosial budaya yang dianut oleh
4) Agama
5) Pendidikan
6) Pekerjaan
7) Alamat
lingkungan pasien.
2. Alasan Datang
3. Keluhan Utama
b. Keluar cairan putih yang encer atau jernih (pada wanita pasca
menopause)
6. Riwayat Perkawinan
7. Riwayat Menstruasi
8. Riwayat KB
a. Pola Nutrisi
b. Pola Eliminasi
c. Pola Istirahat
pola tidur juga dapat terjadi akibat dari depresi yang dialami
oleh pasien.
d. Pola Aktivitas
e. Pola Seksual
i. Seksual Reproduksi
k. Data PsikososialdanSpiritual
William.2001)
b. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
1) Keadaan Umum
a) Baik.
b) Lemah.
3) Tekanan Darah
6) Suhu: 36,5-37,5
7) Berat Badan
2. Pemeriksaan Fisik
atau tidak
2. Diagnosa Keperawatan
sekunder kemoterapi
alopesia.
kemoterapi.
g. Resiko tinggi konstipasi b.d masukan diet yang kurang akibat mual
3. Intervensi Keperawatan
Diagnosa
No. NOC
keperawatan NIC
1. Nyeri akut b.d NOC : Pain Management
Agen cidera a. Pain Level 1. Lakukan pengkajian
biologis b. Pain Control nyeri secara
c. Comfort Level komprehensif termasuk
Kriteria Hasil : lokasi, karakteristik,
1. Mampu mengontrol durasi, frekuensi, kualitas
nyeri (tahu penyebab dan faktor presipitasi
nyeri, mampu 2. Gunakan teknik
menggunakan teknik komunikasi terapeutik
non farmakologi untuk mengetahui
untuk mengurangi pengalaman nyeri pasien
nyeri, mencari 3. Bantu pasien dan
bantuan) keluarga untuk mencari
2. Melaporkan bahwa dan menemukan
nyeri berkurang dukungan
dengan menggunakan 4. Observasi reaksi non
manajemen nyeri verbal dari
3. Mampu mengenali ketidaknyamanan
nyeri (skala, 5. Kontrol lingkungan yang
intensitas, frekuensi dapat mempengaruhi
dan tanda nyeri) nyeri seperti suhu
4. Mengatakan rasa ruangan, pencahayaan
nyaman setelah nyeri dan kebisingan.
berkurang 6. Pilih dan lakukan
penanganan nyeri
(farmakologi, non
farmakologi dan
interpersonal
7. Kaji tipe dan sumber
nyeri untuk menentukan
intervensi
8. Kurangi faktor presipitasi
nyeri
9. Ajarkan teknik non
farmakologi
10. Berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri
11. Evaluasi keefektifan
kontrol nyeri
12. Tingkatkan istirahat
13. Monitor penerimaan
pasien tentang
manajemen nyeri
14. Kolaborasi dengan dokter
jika ada keluhan dan
tindakan nyeri tidak
berhasil.
4. Implementasi
5. Evaluasi
EGC.
Hipokrates
Enam
Koplajar M. Uterine Cancer for Laymen and Student. Jakarta : Widya Medica
Nurarif, Amin Huda & Kusuma, Hardi. 2013. Aplikasi Keperawatan Berdasarkan
Scott, R James, dkk. 2002. Buku Saku Obstetri dan Gynekologi. Jakarta :Widya
Medica