Anda di halaman 1dari 19

TUGAS MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN CA

ENDOMETRIUM

DISUSUN

OLEH :

KELOMPOK V

NAMA-NAMA

Anggi Julia Ode Bahir Cama Rumalean

Lestari Atika Djokja

Huna Bugis Baharudin Nurette

Aslia Saimen
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)

MALUKU HUSADA

KAIRATU

2018

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah,
inayah serta nikmat yang telah diberikan kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Ca Endometrium

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dari semua pihak penulisan
makalah ini tidak akan berjalan dengan baik. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
dukungan hingga terselesainya makalah ini, khususnya kepada dosen mata kulia.
Penulis berusaha sekuat tenaga untuk menyelesaikan makalah ini
semaksimal mungkin, akan tetapi kami juga tidak mengelak bahwa masih terdapat
banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, saran dan
kritik yang bersifat membangun dari berbagai pihak senantiasa kami harapkan
untuk menyempurnakan pembuatan makalah ini dimasa mendatang.

Kairatu, 04 Juni 2018

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Penulisan
BAB II TINJAUAN TEORI
1. pengertian
2. klasifikasi
3. etiologi
4. tanda dan gejala
5. patofisiologi
6. pemeriksaan penunjang
7. Penatalaksanaan
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
I. Pengkajian
II. Riwayat Penyakit
BAB IVPENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kanker endometrium merupakan salah satu kanker ginekologi dengan
angka kejadian tertinggi, terutama di negara-negara maju. Selama tahun 2005,
diperkirakan di Amerika terdapat sekitar 40.880 kasus baru dengan sekitar 7.100
kematian terjadi karena kanker endometrium. Kanker endometrium paling sering
terdiagnosis pada usia pasca menopause, dimana 75% kasus terjadi pada wanita
usia pasca menopause. Meskipun demikian sekitar 20% kasus terdiagnosis pada
saat premenopause. Kanker endometrium uterus telah mengalami peningkatan
angka kejadian di Indonesia, sebagian Karena penderita hidup lebih lama dan
pelaporan lebih akurat. Sekitar 32.000 kasus di perkirakan akan terjadi setiap
tahunnya dengan 5900 kematian. Sepertiga wanita dengan perdarahan
pascamenopause mempunyai kanker uterus. Usia rata-rata adalah 61, dan
kebanyakan pasien setidaknya berusia 55 tahun. Secara epidemiologi terdapat
beberapa faktor risiko yang berkaitan dengan kanker endometrium yaitu hormone
replacement theraphy, terapi Tamoxifen, obesitas, wanita pasca menopause,
nulipara atau dengan paritas rendah, dan keadaan anovulasi. Hal-hal tersebut
berkaitan dengan keadaan upopposed estrogen yang meningkatkan risiko
terjadinya kanker endometrium.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemaparan terhadap estrogen atau
meningkatkan kadar progesteron, seperti penggunaann kontrasepsi oral dan
merokok, merupakan faktor yang bersifat protektif. Kanker endometrium stadium
awal memiliki prognosis yang cukup baik. Kanker endometrium terdiagnosis saat
masih terlokalisir memiliki survival rate lima tahunnya mencapai 96%, dan
menurun sampai ke 44% pada stadium lanjut. Dengan pengetahuan yang baik
tentang perdarahan pervaginam pasca menopause di dunia Barat, sebagian besar
kasus ini, sekitar 77% terdiagnosis pada stadium dini. Teknik skrining yang dapat
digunakan adalah skrining non-invasif, seperti USG dan teknik invasif seperti
pemeriksaan D&C dan biopsi endometrium yang merupakan tehnik yang
digunakan untuk mengevaluasi jaringan endometrium dan menjadi bakuan dalam
menilai status endometrium. Biopsi endometrium mempunyai sensitifitas yang
baik dengan negative palsu yang rendah dan sebagian besar disebabkan karena
kesalahan dalam pengambilan. Namun demikian penentuan stadium karsinoma
endometrium yang akurat adalah melalui prosedur pembedahan. Oleh karena itu,
penanganan Ca endometrium sangat memerlukan tindakan khusus dari perawat
untuk mencegah memburuknya kondisi kesehatan klien. Hal tersebut dikarenakan
klien yang mengalami Ca endometrium dalam kondisi gawat yang dapat
mengancam jiwa klien. Pada laporan kasus ini akan dibahas mengenai satu kasus
kanker endometrium beserta penatalaksanaannya.

B. Tujuan
Tujuan Umum
Mahasiswa memahami tentang asuhan keperawatan yang
komprehensif pada pasien dengan gangguan Ca endometrium
Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu memahami pengertian Ca endometrium
2. Mahasiswa memahami klasifikasi dari Ca endometrium
3. Mahasiswa memahami etiologi dari Ca endometrium
4. Mahasiswa memahami tanda dan gejala pada pasien Ca endometrium
5. Mahasiswa mengetahui patofisiologi dan pathway dari Ca endometrium
6. Mahasiswa mengetahui pemeriksaan penunjang
7. Mahasiswa mampu memahami Penatalaksanaan dari Ca endometrium
8. Mahasiswa mampu memahami asuhan keperawatan pada pasien Ca
endometrium
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Definisi
Kanker endometrium adalah kanker yang terjadi pada organ
endometrium atau pada dinding rahim. Endometrium adalah organ rahim yang
berbentuk seperti buah pir sebagai tempat tertanam dan berkembangnya janin.
Kanker endometrium kadang-kadang disebut kanker rahim, tetapi ada sel- sel lain
dalam rahim yang bisa menjadi kanker seperti otot atau sel miometrium. kanker
endometrium sering terdeteksi pada tahap awal karena sering menghasilkan
pendarahan vagina di antara periode menstruasi atau setelah menopause
(Whoellan 2009)

B. Klasifikasi
(Pada Tahun 1988 FIGO Menetapkan Kriteria Stadium Surgikal)
 IA (G1, G2, G3) : Tumor tebatas pada endometrium
 IB (G1, G2,G3) : Menginvasi kurang dari setengah miometrium
 IC (G1, G2, G3) : Menginvasi lebih dari setengah miometrium
 IIA (G1, G2, G3) : Mengenai kelenjar endoserviks
 IIB (G1, G2, G3) : Menginvasi stroma serviks
 IIIA (G1,G2,G3) : Menginvasi ke lapisan serosa dan/atau adneksa dan
/atau pemeriksaan sitologi peritoneum positif
 IIIB (G1, G2, G3) : Metastasis ke vagina
 IIIC (G1, G2,G3) : Metastasis ke kelenjar getah bening pelvis dan/ atau
para-aorta
 IVA (G1, G2,G3) : Invasi ke kandung kemih dan/atau mukosa usus.
 IVB : Metastasis jauh termasuk ke rongga abdomen dan/atau kelenjar
getah bening ingunal.

Keterangan : Kanker endometrium dibagi atas derajat (G) sesuai dengan derajat
diferensiasi histologik.
 G1 = 5% atau kurang gambaran pertumbuhan padat;
 G2 = 6-50% gambaran pertumbuhan padat
 G3 = > 50 % gambaran pertumbuhan padat

C. Etiologi
Sampai saat ini belum diketahui secara pasti penyebab kanker
endometrium, tetapi beberapa penelitiian menunjukkan bahwa rangsangan
estrogen yang berlebihan dan terus menerus bisa menyebabkan kanker
endometrium.
Berikut ini beberapa faktor resiko yang bisa meningkatkan munculnya
kanker endometrium :
1. Obesitas atau kegemukan.
Pada wanita obesitas dan usia tua terjadi peningkatan reaksi konversi
androstenedion menjadi estron. Pada obesitas konversi ini ditemukan sebanyak
25-20 kali. Obesitas merupakan faktor resiko utama pada kanker endometrium
sebanyak 2 sampai 20 kali. Wanita dengan berat badan 10-25 Kg diatas berat
badan normal menpunyai resiko 3 kali lipat dibanding dengan wanita dengan berat
badan normal. Bila berat badan lebih dari 25 Kg diatas berat badan normal maka
resiko menjadi 9 kali lipat.
2. Haid pertama (menarche).
Wanita mempunyai riwayat menars sebelum usia 12 tahun mempunyai
resiko 1,6 kali lebih tinggi daripada wanita yang mempunyai riwayat menars
setelah usia lenih dari 12 tahun. Menstruation span merupakan metode numerik
untuk menentukan faktor resiko dengan usia saat menarche, usia menopause dari
jumlah paritas. Menstruasion span (MS) = usia menars – (jumlah paritas x1,5).
Bila MS 39 maka resiko terkena kanker endometrium sebanyak 4,2 kali dibanding
MS < 29.

3. Tidak pernah melahirkan.


Memiliki resiko terkena kanker endometrium lebih tinggi baik sudah
menikah atau belum dibanding wanita yang pernah melahirkan. Penelitian
menunjukkan bahwa 25% penderita kanker endometrium tidak pernah melahirkan
anak (nulipara). Penelitian lainnya juga menunjukkan bahwa factor
ketidaksuburan(infertilitas) lebih berperan daripada jumlah melahirkan (paritas).
4. Penggunaan estrogen.
Estrogen sering digunakan sebagai terapi sulih hormon. Peningkatan
penggunaan hormon ini diikuti dengan meningkatnya resiko kanker endometrium.
5. Hiperplasia endometrium.
Hiperplasia endometrium adalah pertumbuhan yang berlebihan dari
jaringan selaput lendir rahim disertai peningkatan vaskularisasi akibat rangsangan
estrogen yang berlebihan dan terus menerus. Disebut neoplasia endometrium
intraepitel jika hyperplasia endometrium disertai sel-sel atipikal dan meningkatkan
resiko menjadi kanker endometrium sebesar 23%.
6. Diabetes mellitus (DM).
Diabetes melitus dan tes toleransi glukosa (TTG) abnorml merupakan
faktor resiko keganasan endometrium. Angka kejadian diabetes melitus klinis
pada penderita karsinoma endometrium berkisar antara 3-17%, sedangkan angka
kejadian TTG yang abnormal berkisar antara 17-64%.
7. Hipertensi.
50% dari kasus endometrium menderita hipertensi dibandingkan
dengan 1/3 populasi kontrol yang menderita penyakit tersebut, kejadian hipertensi
pada keganasan endometrium menurut statistic lebih tinggi secara bermakna
daripada populasi kontrol.
8. Faktor lingkungan dan diet.
Faktor lingkungan dan menu makanan juga mempengaruhi angka
kejadian keganasan endometrium lenih tinggi daripada di ngara- negara yang
sedang berkembang. Kejadian keganasan endometrium di Amerika Utara dan
Eropa lebih tinggi daripada angka kejadian keganasan di Asia, Afrika dan
Amerika latin. Agaknya perbedaan mil disebabkan perbedaan menu dan jenis
makan sehari-hari dan juga terbukti dengan adanya perbedaan yang menyolok dari
keganasan endometrium pada golongan kaya dan golongan miskin. Keadaan ini
tampak pada orang- orang negro yang pindah dari daerah rural ke Amerika Utara.
Hal yang sama juga terjadi pada orang- orang Asia yang pindah ke Negara industri
dan merubah menu makanannya dengan cara barat seperti misalnya di Manila dan
Jepang, angka kejadian keganasan endometrium lebih tinggi daripada di negara-
negara Asia lainnya
9. Riwayat keluarga.
Ada kemungkinan terkena kanker endometrium, jika terdapat anggota
keluarga yang terkena kanker ini, meskipun prosentasenya sangat kecil.
10. Tumor memproduksi estrogen.
Adanya tumor yang memproduksi estrogen, misalnya tumor sel
granulosa, akan meningkatkan angka kejadian kanker endometrium.

D. Manifestasi Klinis
Beberapa gejala kanker endometrium adalah sebagai berikut :
1. Rasa sakit pada saat menstruasi.
2. Rasa sakit yang parah dan terus menerus pada perut bagian bawah, rasa
sakit ini akan bertambah pada saat berhubungan seks.
3. Sakit punggung pada bagian bawah.
4. Sulit buang air besar atau diare.
5. Keluar darah pada saat buang air kecil dan terasa sakit.
6. Keputihan bercampur darah dan nanah.
7. Terjadi pendarahan abnormal pada rahim.

E. Patofisiologi
Kanker endometrium adalah jaringan atau selaput lender rahim yang
tumbuh di luar rahim. Padahal, seharusnya jaringan endometrium melapisi
dinding rahim. Kanker endometrium tumbuh pada ovarium, tuba falopii, dan
saluran menuju vagina. Kanker ini bukan merupakan penyakit akibat hubungan
seksual. Wanita muda maupun yang sudah tua dapat terkena penyakit ini.
Walaupun pada umumnya yang terserang wanita yang sudah tua. Tumbuhnya
jaringan endometrium di luar rahim kemungkinan disebabkan oleh darah
menstruasi masuk kembali ke tuba falopii dengan membawa jaringan dari lapisan
dinding rahim sehingga jaringan tersebut menetap dan tumbuh di luar rahim.
Kemungkinan lain adalah jaringan endometrium terbawa ke luar rahim melalui
pembuluh darah atau kelenjar getah bening.

F. Pemeriksaan Penunjang
Sebelum tindakan operasi, pemeriksaan yang perlu dilakukan:
1. Foto toraks untuk menyingkirkan metastasis paru-paru
2. Tes Pap, untuk menyingkirkan kanker serviks
3. Pemeriksaan laboratorium yang meliputi pemeriksaan darah tepi, faal hati,
faal ginjal, elektrolit.

G. Penatalaksaan Medis
Sampai saat ini belum ada metode skrining untuk kanker endometrium.
Hanya untuk pasien yang termasuk dalam risiko tinggi seperti Lynch syndrome
tipe 2 perlu dilakukan evaluasi endometrium secara seksama dengan hysteroscopy
dan biopsy. Pemeriksaan USG transvaginal merupakan test non invasif awal yang
efektif dengan negative predictive value yang tinggi apabila ditemukan ketebalan
endometrium kurang dari 5 mm.
Pada banyak kasus histeroskopi dengan instrumen yang fleksibel akan
membantu dalam penemuan awal kasus kanker endometrium. Pada stadium II
dilakukan histerektomi radikal modifikasi, salpingo-ooforektomi bilateral, deseksi
kelenjar getah bening pelvis dan biopi paraaorta bila mencurigakan, bilasan
peritoneum, biopsi omenteum (omentektomi partialis),biopsi peritoneum. Pada
stadium III dan IV : operasi dan/atau radiasi dan/atau kemoterapi. Pengangkatan
tumor merupakan terapi yang utama, walaupun telah bermetastasis ke abdomen.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

I . Pengkajian
a. Identitas Pasien :
Nama : Ny. K
Umur : 56 Tahun
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Status pernikahan : janda dengan 2 orang anak
Alamat : kledokan
Tanggal Masuk RS : 16 juni 2011
Jam masuk : 07.00
Diagnosa Medis : Ca endometrium
b. Penanggung Jawab
Nama : Tn. A
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wirausaha
Status Pernikahan : Menikah
Alamat : kledokan
Hubungan dengan klien : Anak Pasien
II. Riwayat Penyakit
1. Keluhan Utama : perdarahan pervaginam sejak 1 bulan yang lalu
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Sebelum dibawa ke RS klien mengeluh pendarahan pervaginam berupa
flek-flek yang terasa nyeri
3. Riwayat Penyakit Dahulu
 Penyakit yang pernah dialami : klien mengatakan tidak pernah
mengalami penyakit sebelumnya
 Alergi : Tidak ada alergi terhadap obat obatan, makanan.
 Imunisasi : -
 Kebiasaan merokok : tidak Merokok
 Obat-obatan : pemakaian analgetik untuk mengurangi nyeri klien
 Riwayat Penyakit Keluarga : tidak ada
4. Pemeriksaan Fisik
 Tingkat kesadaran : CM (compos metis)
 Pemeriksaan tanda – tanda vital
Tekanan Darah : 140/100 mmHg
Nadi : 110 x/menit
Suhu : 37,20C
Respiratori Rate ( RR ) : 26 x/menit.
HR : 110 x/mnit
5. Pola Aktifitas dan Latihan
a. Tidur dan istirahat
1) Lama tidur : 8 jam/hari Tidur siang: Ya, 2 jam
2) Kesulitan tidur di RS : Ya
3) Alasan : klien merasa gelisah dan lingkungannya tidak tenang
b. Kenyamanan dan nyeri : pasien mengeluh nyeri seperti tertusuk- tusuk
dengan skala 7 saat malam hari selama 15 menit
6. Pola Nutrisi
1) Frekuensi makan : 2x/hari
2) Berat Badan / Tinggi Badan : 49/142
3) IMT : 24,74 (Normal)
4) Makanan pantang : Tidak ada pantangan
5) Nafsu makan : klien hanya mengahabiskan setengah dari porsi yang
diberikan
6) Masalah pencernaan : sulit BAB
7) Riwayat operasi / trauma gastrointestinal: Tidak pernah
7. Eliminasi fekal/bowel
1) Frekuensi : 1x/hari Penggunaan pencahar: Tidak Ada
2) Waktu : Pagi
3) Warna : Kuning kecoklatan
4) Ggn. Eliminasi bowel : gangguan saat BAB (konstipasi)
8. Eliminasi urin
1) Frekuensi : 2x/hari
2) Warna : kecoklatan Darah: tidak ada
3) Ggn. Eliminasi : Dysuria (rasa sakit dan kesulitan BAK )
4) Riwayat dahulu : Tidak Ada
5) Penggunaan kateter : tidak

ANALISA DATA

Nama klien : Ny K
Umur : 56 thn
Diagnosa medis : Ca endometrium
Alamat : kledokan
Tggl/jam Data focus Etiologi Problem

12 mei DS: Agen injuri biologi Nyeri akut


2017  pasien mengeluhkan perdarahan
pervaginam berupa flek-flek sejak 1
bulan yang lalu
 terasa nyeri,
 nyeri yg dirasakan klien seperti
retusuk-tusuk pada malam hari
 nyeri muncul selama 15 menit
 skala 7
DO:
 terlihat benjolan di perut klien
 gangguan BAK (dysuria) atau BAB
(konstipasi)
 Klien terlihat menahan nyeri
 TTV :
TD: 140/100 mmHg
nadi: 110 x/mnit
RR: 26 x/mnit
suhu: 37,20C
HR:110x/mnit

12 mei DS: Ancaman terhadap Cemas


2017  Pasien mengatakan cemas ketika konsep diri
akan direncanakan laparotomi
DO:
 Pasien terlihat pucat ketika akan
direncanakan untuk dilakukan
Laparotomi
 TTV :
TD: 140/100 mmHg
nadi: 110 x/mnit
RR: 26 x/mnit
suhu: 37,20C
HR:110x/mnit
12 mei DS: cemas Gangguan pola tidur
2017  klien mengatakan tidak bisa tidur
memikirkan penyakitnya
DO:
 klien terlihat pucat
 TTV :
TD: 140/100 mmHg
nadi: 110 x/mnit
RR: 26 x/mnit
suhu: 37,20C
HR:110x/mnit

III. Prioritas diagnose


1. Nyeri Akut b.d agen injuri biologi

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

No Dx kep Tujuan dan KH Intervensi rasionalisasi Nama/


TTD
1. Nyeri akut b.d Setelah dilakukan 1. Kaji nyeri klien 1. Untuk
agen injuri tindakan keperawatan secara mengutahuai
biologi selama 3x24 jam komprehensif lokasi, skala,
diharapkan nyeri 2. Kaji TTV tingkat nyeri
berkurang dengan 3. Atur posisi yang dirasakan
KH: kenyamanan klien klien
 Nyeri yang (semi fowler) 2. Mengidentifikasi
dirasakan klien 4. Kolaborasi TTV
berkurang dari 7 dengan kesehatan 3. Untuk

menjadi 4 lain untuk menemukan

 TTV dalam batas pemberian asam posisi


normal TD:120/90 mefenamat kenyamanan
mmHg 500mg per oral klien
nadi:90x/mnit 5. Ajarkan 4. Mengurangi

RR:24x/mnit penggunaan nyeri klien

suhu:37,20C tehnik 5. Mengurangi

HR:90x/mnit nonfarmakologi nyeri yang

 Wajah klien terlihat (kompres hangat) dirasakan oleh

rileks sebelum nyeri klien

meningkat

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

No Waktu Implementasi Evaluasi Nama /


TTD
9.0 - 12.00 1. klien mengatakan S: klien mengatakan nyeri berkurang
nyeri seperti tertusuk- pada malam hari menjadi selama
tusuk pada malam hari 5 menitdengan skala dari 7
selama 5 mnit, skala dari menjadi 4
7 menjadi 4. klien terlihat O: klien terlihat rileks TD: 130/90
rileks mmHg nadi: 90 x/mnit RR: 26
2. TD: 130/90 mmHg x/mnit suhu: 37,20C
nadi: 90 x/mnit RR: 26 HR:100x/mnit
x/mnit suhu: 37,20C A: tujuan belum tercapai
HR:100x/ mnit P: inturvensi no 1,2,3,4 dan 5
3. klien merasa belum dilanjutkan
nyaman
4. mengatakan nyeri
berkurang, klien terlihat
rileks.
5. klien mau mangikuti
apa yang perawat ajarkan

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kanker endometrium adalah kanker yang terjadi pada organ
endometrium atau pada dinding rahim. Endometrium adalah organ rahim yang
berbentuk seperti buah pir sebagai tempat tertanam dan berkembangnya janin.
Kanker endometrium kadang-kadang disebut kanker rahim, tetapi ada sel- sel lain
dalam rahim yang bisa menjadi kanker seperti otot atau sel miometrium. kanker
endometrium sering terdeteksi pada tahap awal karena sering menghasilkan
pendarahan vagina di antara periode menstruasi atau setelah menopause.
Dari kasus yang kami angkat terdapat beberapa diagnosa yaitu nyeri
berhubungan dengan agen injuri biologi, keletihan berhubungan dengan keadaan
penyakit, cemas berhubungan dengan ancaman konsep diri.

B. Saran
1. Bagi seorang perawat perlu memperhatikan kondisi klien secara
komprehensif, tidak hanya fisik tetapi semua aspek manusia sebagai satu
kesatuan yang utuh yang meliputi biopsikososialkultural.
2. Bagi mahasiswa diharapkan dapat makin memperbanyak pengetahuan dari
berbagai referensi tentang Asuhan keperawatan Pada pasien dengan
penyakit Ca endometrium.
3. Bagi dunia keperawatan diharapkan berperan serta dalam peningkatan
kualitas perawat dengan cara menyediakan akses yang mudah bagi
perawat untuk memperoleh ilmu pengetahuan yang sesuai dengan
perkembangan untuk mengatasi masalah Pada pasien dengan penyakit Ca
endometrium

DAFTAR PUSTAKA

 Brunner and Suddarth.(2002). Keperawatan Medikal Bedah.Jakarta. EGC


 Santosa, Budi.(2006).Diagnosa Keperawatan NANDA.Jakarta. EGC
 Whoellan.(2009).kanker endometrium.http://dokter- herbal.com/kanker-
endometrium.html. yogyakarta 28 Mei 2011. 18.00 WIB
 Wilkinson, Judith M.(2006).Diagnosa Keperawatam NIC-NOC.Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai