Anda di halaman 1dari 9

Daftar Isi

Kata pengantar…………………………………………………
Daftar Isi……………………………………………………….

BAB I PENDAHULUAN………………………………………
A.Pendahuluan………………………………………………….
B.Rumah masalah………………………………………………
C.Tujuang penulisan……………………………………………

BAB II PEMBAHASAN……………………………………….
A.Pengertian……………………………………………………
B.Etimologi…………………………………………………….
C.Manifestasi Klinic…………………………………………..
D.Pemeriksaan Penujang…………………………………….
E.pembagian Stadium Kanker Lapisan Endrometrium…….
F.Penatalaksanaan Medis……………………………………..

BAB III PENUTUP


A.Kesimpulan…………………………………………………
B.Saran………………………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur saya Panjatkan ke Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan
Karunia-Nya sehingga saya dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Pada karya tulis
ini saya mengambi judul kankerendometrium. saya mengambil judul tersebut karena kanker
endometrium adalahsalah satu kanker ginekologi dengan angka kejadian tertinggi. Kanker ini
dapatdisembuhkan apabila ditemukan pada stadium dini. Pengetahuan tentang kanker
endometrium sangat penting bagi dokterumum sebagai pilar utama tenaga kesehatan.
Akhir kata, saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat saya harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya.Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada
kita sekalian.
 
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Kanker lapisan endometrium adalah tumor ganas yang tumbuh pada kelenjar lapisan
endometrium, merupakan salah satu dari tiga macam tumor ganas pada organ reproduksi,
menempati sekitar 7% dari keseluruhan kanker pada wanita, merupakan 20% - 30%nya tumor
ganas saluran reproduksi. Kanker lapisan endometrium dapat tumbuh pada usia apapun, umur
yang paling umum adalah 58 – 61 tahun, 50% - 70% terkena penyakit setelah menopause.
Belakangan ini kasus kanker lapisan endometrium terus meningkat, telah mendekati bahkan
melebihi kanker serviks. Kemungkinan hidup 5 tahun pasien kanker lapisan endometrium 25% -
30%, kambuh ulang kanker lapisan endometrium adalah hal yang paling mempengaruhi
kemungkinan hidup 5 tahun pasien.
Dengan adanya kejadian tersebut, maka skrinning dan deteksi dini pada kanker lapisan
endometrium sangat dibutuhkan agar masyarakat khususnya wanita lebih dini mengetahui
apakah mereka dalam keadaan sehat atau tidak.

B.     Rumusan Masalah
a.       Apakah definisi kanker endometrium?
b.      Apakah etiologi dari kanker endometrium?
c.       Apakah tanda dan gejala dari kanker endometrium?
d.      Bagaimana cara deteksi dini terhadap kanker endometrium?
e.       Bagaimana penatalaksanaan terhadap kanker endometrium?

C.    Tujuan Penulisan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah kebidanan
komunitas untuk mengetahui skrinning awal dan deteksi dini terhadap kanker endometrium
.
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian
Kanker endometrium adalah kanker yang terjadi pada organ endometrium atau pada dinding
rahim. Endometrium adalah organ rahim yang berbentuk seperti buah pir sebagai tempat
tertanam dan berkembangnya janin. kanker endometrium kadang-kadang disebut kanker rahim,
tetapi ada sel-sel lain dalam rahim yang bisa menjadi kanker seperti otot atau sel miometrium.
kanker endometrium sering terdeteksi pada tahap awal karena sering menghasilkan pendarahan
vagina di antara periode menstruasi atau setelah menopause. (Whoellan 2009)

B.     Etiologi
Sampai saat ini belum diketahui secara pasti penyebab kanker endometrium, tetapi beberapa
penelitiian menunjukkan bahwa rangsangan estrogen yang berlebihan dan terus menerus bisa
menyebabkan kanker endometrium. Berikut ini beberapa faktor resiko yang bisa meningkatkan
munculnya kanker endometrium :
a.        Obesitas atau kegemukan.
Pada wanita obesitas dan usia tua terjadi peningkatan reaksi konversi androstenedion
menjadi estron. Pada obesitas konversi ini ditemukan sebanyak 25-20 kali. Obesitas merupakan
faktor resiko utama pada kanker endometrium sebanyak 2 sampai 20 kali. Wanita dengan berat
badan 10-25 Kg diatas berat badan normal menpunyai resiko 3 kali lipat dibanding dengan
wanita dengan berat badan normal. Bila berat badan lebih dari 25 Kg diatas berat badan normal
maka resiko menjadi 9 kali lipat.
b.      Haid pertama (menarche).
Wanita mempunyai riwayat menars sebelum usia 12 tahun mempunyai resiko 1,6 kali
lebih tinggi daripada wanita yang mempunyai riwayat menars setelah usia lenih dari 12 tahun.
Menstruation span merupakan metode numerik untuk menentukan faktor resiko dengan usia saat
menarche, usia menopause dari jumlah paritas. Menstruasion span (MS) = usia menars – (jumlah
paritas x1,5). Bila MS 39 maka resiko terkena kanker endometrium sebanyak 4,2 kali dibanding
MS < 29. 
c.       Tidak pernah melahirkan.
Memiliki resiko terkena kanker endometrium lebih tinggi baik sudah menikah atau belum
dibanding wanita yang pernah melahirkan. Penelitian menunjukkan bahwa 25% penderita kanker
endometrium tidak pernah melahirkan anak (nulipara). Penelitian lainnya juga menunjukkan
bahwa faktor ketidaksuburan(infertilitas) lebih berperan daripada jumlah melahirkan (paritas).
d.      Penggunaan estrogen.
Estrogen sering digunakan sebagai terapi sulih hormon. Peningkatan penggunaan hormon
ini diikuti dengan meningkatnya resiko kanker endometrium.
e.       Hiperplasia endometrium.
Hiperplasia endometrium adalah pertumbuhan yang berlebihan dari jaringan selaput lendir
rahim disertai peningkatan vaskularisasi akibat rangsangan estrogen yang berlebihan dan terus
menerus. Disebut neoplasia endometrium intraepitel jika hiperplasia endometrium disertai sel-sel
atipikal dan meningkatkan resiko menjadi kanker endometrium sebesar 23%.
f.       Diabetes mellitus (DM).
Diabetes melitus dan tes toleransi glukosa (TTG) abnorml merupakan faktor resiko
keganasan endometrium. Angka kejadian diabetes melitus klinis pada penderita karsinoma
endometrium berkisar antara 3-17%, sedangkan angka kejadian TTG yang abnormal berkisar
antara 17-64%. 
g.      Hipertensi.
50% dari kasus endometrium menderita hipertensi dibandingkan dengan 1/3 populasi
kontrol yang menderita penyakit tersebut, kejadian hipertensi pada keganasan endometrium
menurut statistik lebih tinggi secara bermakna daripada populasi kontrol. 
h.      Faktor lingkungan dan diet.
Faktor lingkungan dan menu makanan juga mempengaruhi angka kejadian keganasan
endometrium lebih tinggi daripada di negara-negara yang sedang berkembang. Kejadian
keganasan endometrium di Amerika Utara dan Eropa lebih tinggi daripada angka kejadian
keganasan di Asia, Afrika dan Amerika latin. Agaknya perbedaan mil disebabkan perbedaan
menu dan jenis makan sehari-hari dan juga terbukti dengan adanya perbedaan yang menyolok
dari keganasan endometrium pada golongan kaya dan golongan miskin. Keadaan ini tampak
pada orang-orang negro yang pindah dari daerah rural ke Amerika Utara. Hal yang sama juga
terjadi pada orang-orang Asia yang pindah ke negara industri dan merubah menu makanannya
dengan cara barat seperti misalnya di Manila dan Jepang, angka kejadian keganasan
endometrium lebih tinggi daripada di negara-negara Asia lainnya.
i.        Riwayat keluarga.
Ada kemungkinan terkena kanker endometrium, jika terdapat anggota keluarga yang
terkena kanker ini, meskipun prosentasenya sangat kecil.
j.        Tumor memproduksi estrogen.
Adanya tumor yang memproduksi estrogen, misalnya tumor sel granulosa, akan
meningkatkan angka kejadian kanker endometrium.

C.    Manifestasi Klinis
Beberapa gejala kanker endometrium adalah sebagai berikut :
a.       Rasa sakit pada saat menstruasi.
b.      Rasa sakit yang parah dan terus menerus pada perut bagian bawah, rasa sakit ini akan
bertambah pada saat berhubungan seks.
c.       Sakit punggung pada bagian bawah.
d.      Sulit buang air besar atau diare.
e.       Keluar darah pada saat buang air kecil dan terasa sakit.
f.       Keputihan bercampur darah dan nanah.
g.      Terjadi pendarahan abnormal pada rahim.
D.    Pemeriksaan Penunjang 
Sebelum tindakan operasi, pemeriksaan yang perlu dilakukan:
a.       Foto toraks untuk menyingkirkan metastasis paru-paru
b.      Tes Pap smear, untuk menyingkirkan kanker serviks
c.       Pemeriksaan laboratorium yang meliputi pemeriksaan darah tepi, faal hati, faal ginjal,
elektrolit.
E. Pembagian stadium kanker lapisan endometrium
a.       Stadium 0 : hanya sebatas pembesaran kelenjar tumor, juga disebut       sebagai titik awal
kanker.
b.      Stadium I : kanker hanya sebatas rahim.
c.       Stadium II : kanker telah menginvasi ke serviks.
d.      Stadium III : kanker telah meluas sampai ke luar rahim (termasuk vagina), tapi belum melebihi
tulang panggul.
e.       Stadium IV : kanker melebihi tulang panggul atau dengan jelas menginvasi kekandung kemih
atau selaput dubur.

F.     Penatalaksaan Medis
Sampai saat ini belum ada metode skrining untuk kanker endometrium.
Hanya untuk pasien yang termasuk dalam risiko tinggi seperti Lynch syndrome tipe 2 perlu
dilakukan evaluasi endometrium secara seksama dengan hysteroscopy dan biopsy. Pemeriksaan
USG transvaginal merupakan test non invasif awal yang efektif dengan negative predictive value
yang tinggi apabila ditemukan ketebalan endometrium kurang dari 5 mm. Pada banyak kasus
histeroskopi dengan instrumen yang fleksibel akan membantu dalam penemuan awal kasus
kanker endometrium.
Pada stadium II dilakukan histerektomi radikal modifikasi, salpingo-ooforektomi bilateral,
deseksi kelenjar getah bening pelvis dan biopsi paraaorta bila mencurigakan, bilasan peritoneum,
biopsi omenteum (omentektomi partialis),biopsi peritoneum.
Pada stadium III dan IV : operasi dan/atau radiasi dan/atau kemoterapi. Pengangkatan
tumor merupakan terapi yang utama, walaupun telah bermetastasis ke abdomen.

Kemoterapi
Adalah pemberian obat untuk membunuh sel kanker. Kemoterapi merupakan terapi sistemik
yang menyebar keseluruh tubuh dan mencapai sel kanker yang telah menyebar jauh atau
metastase ke tempat lain.
A.    Tujuan Kemoterapi
   Kemoterapi bertujuan untuk :
(1)  Membunuh sel-sel kanker.
(2) Menghambat pertumbuhan sel-sel kanker.
(3) Meningkatkan angka ketahanan hidup selama 5 tahun.
B.     Jenis kemoterapi :
1.      Terapi adjuvan
Kemoterapi yang diberikan setelah operasi, dapat sendiri atau bersamaan dengan radiasi, dan
bertujuan untuk membunuh sel yang telah bermetastase.
2.      Terapi neoadjuvan
Kemoterapi yang diberikan sebelum operasi untuk mengecilkan massa tumor, biasanya
dikombinasi dengan radioterapi.
3.      Kemoterapi primer
Digunakan sendiri dalam penatalaksanaan tumor, yang kemungkinan kecil untuk diobati, dan
kemoterapi digunakan hanya untuk mengontrol gejalanya.
4.      Kemoterapi induksi
Digunakan sebagai terapi pertama dari beberapa terapi berikutnya.
5.      Kemoterapi kombinasi
Menggunakan 2 atau lebih agen kemoterapi.
BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Kanker endometrium adalah jaringan atau selaput lender rahim yang tumbuh di luar rahim.
Padahal, seharusnya jaringan endometrium melapisi dinding rahim.
Sampai saat ini belum diketahui secara pasti penyebab kanker endometrium, tetapi beberapa
penelitiian menunjukkan bahwa rangsangan estrogen yang berlebihan dan terus menerus bisa
menyebabkan kanker endometrium.
B.     Saran
a.       Mahasiswa diharapkan bisa mengetahui skrinning dan deteksi dini terhadap kanker
endometrium serta melakukan asuhan yang sesuai protap
b.      setiap wanita, terutama mereka yang sudah menopause harus diberitahu mengenai risiko dan
gejala kanker endometrium
c.       Wanita harus melaporkan setiap perdarahan atau bercak darah pada dokter atau tenaga
kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner and Suddarth.(2002). Keperawatan Medikal Bedah.Jakarta. EGC
Santosa, Budi.(2006).Diagnosa Keperawatan NANDA.Jakarta. EGC
Wilkinson, Judith M.(2006).Diagnosa Keperawatam NIC-NOC.Jakarta. EGC

Anda mungkin juga menyukai