Anda di halaman 1dari 24

4.

1 Hasil Penilitian

4.1.1 Pengkajian

1. Formulir Pengkajian Keperawatan Kesehatan Jiwa Rumah Sakit Jiwa Menur

Provinsi Jawa Timur.

Ruang Perawatan : Instalasi Rawat Inap Flamboyan

Tanggal dirawat : 29 Januari 2019

Tanggal Pengkaian : 1 Februari 2019

I. Identitas klien

Inisial Nama / Umur / No RM / Informan

Pasien berinisial Tn. AG, 35 tahun (0522xx), informasi diperoleh dari keluarga.

II. Alasan Masuk dan Keluhan Utama.

Pasien sering keluyuran, pergi ke makam, mencabuti pusara makam, dan merusak

makam. Tiap kali pulang ke rumah pasien selalu ingin bunuh diri. Keluarga

mentakan keluha ini sudah 10 hari yang lalu, semakin hari semakin parah.

Keluhan utama : Membentur benturkan kepala ke tiang dengan mengatakan aku

pengen mati.

III. Faktor Predisposisi

Pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu, denan Riwayat pengobatan

berhasil, pasien pulang kerumah dengan keadaan yang tenang pasien rutin kontrol.

Pasien mendapat pengobatan dari Rumah Sakit Jiwa Menur Provinsi Jawa Timur

(RSJ Menur). Pasien tidak pernah menjadi saksi/korban/pelaku aniaya

fisik/sexual/kekerasan dalam rumah tangga. Pasien menjadi pelaku kekerasan dan


penelantaran diri pada dirinya sendiri dalam usia 35 tahun. Tidak terkaji

pengalaman masa lalu pasien yang tidak menyenangkan karena pada saat

pertemuan dengan pasien kondisinya gelisah.

IV. Fisik

Hasil pemerikasaan fisik diperoleh sebagai berikut :

Tekanan Darah : 139/97 mmHg


Nadi : 108x/menit
Suhu : 36,5 derajat celcius
Pernafasan : 21x/ menit
Tinggi badan : 153cm
Berat badan : 48kg
IMT : 20.5 kesimpulan normal
Keluhan Fisik : Tidak ditemukan keluhan fisik

V. Psikososial

Pasien anak ke dua dari perkawinan kedua orang tuanya, orang tua masih hidup

dan kakek nenek nya sudah meninggal. Tinggal hanya bersama kedua orang

tuanya. Pasien mengatakan orang yang ber arti itu tidak ada karena semua orang

sama saja. Interaksi pasien selama rawat inap baik, pasien sering membantu

temannya. Pasien mengaku semua bagian tubuh itu sama saja karena pemberian

Tuhan. Pasien mengaku seorang pria 35 tahun yang berperan sebagai anak dan

belum menikah. Pasien memiliki niat menafkahi ayah ibunya dengan hasil

kerjanya. Pasien menyesal karena tidak punya pekerjaan sehingga merasa gagal

mebantu orang tuanya.


VI. Status Mental

1. Penampilan

Memakai baju seragam ruangan, memakai sandal, penampilan rapi dan bersih,

kumi tercukur rapi, rambut tidak bau, namum kuku tampak panjang dan kotor

2. Pembicaraan

Nada suara tinggi, pasien teriak-teriak ingin mati.

3. Aktivitas motorik

Membenturkan kepala ke tembok.

4. Alam Perasaan

Sedih karena merasa gagal.

5. Afek

Menangis sambil memegang kepala dan ingin mati.

6. Interaksi selama wawancara

Lari-lari sambal teriak-teriak lalu membenturkan kepala ke tembok.

7. Persepsi

Mendengar suara yang menyuruh pasien supaya ingin mati, suara hanya di

dengar oleh pasien saja, muncul nya setiap hari saat akan petang (maghrib).

Pasien ketakutan mendengar suara itu dan memilihmengikuti suara itu jika

muncul.

8. Proses pikir
Dapat menjawab pertanyaan perawat secara langsung, ada pengulangan

kalimat “aku pengen mati”, masih berbicara dalam tema pembicaraan dan tidak

berhenti secara tiba-tiba saat mengungkapkan masalah

9. Isi Pikir

Pasien sangat ketakutan pada suara yang menyuruhnya mati, Tidak ada yang

mengontrol pikiran nya selain suara yang menyuruhnya ingin mati

10. Tingkat kesadaran

Jika tidak sedang berinteraksi dengan perawat pasien sering mondar- mandir.

Pasien tahu arah mata angin dan kiblat untuk sholat. Pasien tidak bisa

menyebutkan tanggal bulan dan tahun saat dilakukan pengkajian. Pasien masih

ingat siapa dirinya, siapa yang mengantar ke Rumah Sakit, dan masih ingat

dimana pasien berada sekarang.

11. Memori

Pasienhanya mampu mengingat minum obat hari ini jam 6.30 pagi dan 14.30

siang

12. Tingkat konsenterasi dan berhitung

Pasien tidak mampu mampu berhitung sederhana, dan sulit untuk fokus pada

tujuan.

13. Kemampuan penilaian

Pasien menilai suara yang dia dengar itu nyata sekali.

14. Daya tilik diri.

Pasien merasa sakit dan mau minum obat agar hilang suara-suara itu
VII. Kebutuhan Pulang

1. Kemampuan memenuhi / menyediakan kebutuhan :

2. Kegiatan Hidup sehari-hari

a. Perawatan diri “ apakah memerlukan bantuan minimal/total”

Mandi Mandiri
Kebersihan diri Mandiri
Makan Mandiri
BAK Mandiri
BAB Mandiri
Ganti pakaian Mandiri

b. Nutrisi (apakah puas dengan pola makan anda, apakah anda harus

makan memisahkan dri, ) YA/TIDAK

Pasien makan 3kali sehari dengan jadwal dari rumah sakit. Pasien merasa

kenyang denga prosi makan yang diberikan, tidak memisahkan diri ketika

makan

c. Tidur

Pasien tidur malam setelah mengkonsumsi obat malam jam 18.30.

Mengungkapkan segar setelah bangun pagi. Tidak terbiasa tidur siang

kebanyakan siang hari pasien selalu menyendiri. Tidur malam akan

bangun sekitar jam 05.30 setiap hari nya. Tidak ada laporan dari perawat

ruangan bahwa pasien gelisah dan berbicara sendiri saat tidur malam.

3. Kemampuan klien dalam

Pasien sudah dilatih untuk selalu mandiri dalam pemenuhan kebutuhan

sehari-hari. Pasien sudah dilatih untuk minum obat teratur dan sudah

diberikan penjelasan tentang minum obat dan kontrol rutin jika sudah
pulang nanti, agar tidak terjadi resistensi terhadap pengobatan yang

dijalankan selama di RSJ.

4. Klien memiliki sistem pendukung

Keluarga mendukung pengobatan pasien dengan membawa pasien berobat

di RSJ. Pasien mendapatkan tenaga profesional perawat dan dokter yang

berusaha merawat untuk kesembuhan pasien. Kelompok sosial lingkungan

sekitar pasien juga turut peduli untuk membantu keluarga saat akan

berobat ke RSJ.

5. Apakah klien menikmati saat bekerja kegiatan yang menghasilkan atau

hobbi

Sebelum sakit pasien bekerja serabutan yang menghasilkan uang.

VIII. Mekanisme Koping

Menurut keluarga pasien adalah orang yang pendiam jika ada ada masalah.

IX. Masalah Psikososial dan Lingkungan

Masalah spesifik yang berhubungan dengan

Kelompok : Tidak ada maslah spesifik yang menyebabkan

gangguan jiwa

Lingkungan : Tidak ada maslah spesifik yang menyebabkan

gangguan jiwa

Pendidikan Tidak ada maslah spesifik yang menyebabkan

gangguan jiwa
Pekerjaan Tidak ada maslah spesifik yang menyebabkan

gangguan jiwa

Perumahan Tidak ada maslah spesifik yang menyebabkan

gangguan jiwa

Ekonomi Tidak ada maslah spesifik yang menyebabkan

gangguan jiwa

Pelayanan Kesehatan Tidak ada maslah spesifik yang menyebabkan

gangguan jiwa

Lain nya Tidak ada maslah spesifik yang menyebabkan

gangguan jiwa

X. Pengetahuan Kurang Tentang

Penyakit Jiwa Sistem Pendukung

Faktor Presipitasi Penyakit Fisik

Koping Obat-obatan

Keluarga (melalui telepon) dan pasien sudah dijelaskan tentang penyakit

jiwa, faktor presipitasi, koping sistem pendukung, penyakit fisik dan obat

obatan untuk mendukung kesehatan pasien.


XI. Data lain-lain

WBC 5660 / uL

RBC 4,76x10^6 / uL

HGB 13,7g/dL

HCT 40%

PLT 208.000 /uL

MCV 84fL

MCH 28,8 pg

MCHC 34,4 g/dL

Tabel 4.1 Hasil Laboratorium Ny. A, Asuhan Keperawatan pada pasien dengan
perilaku kekekrasan di Instalasi Rawat Inap Flamboyan Rumah Sakit
Jiwa Menur Provinsi Jawa Timur

XII. Aspek Medik

Diagnosa Medis :

F20.3 (Skizofrenia undifferentiated)

Terapi : Chlorpomazine 100mg malam, Haloperidol 5mg pagi-malam.

XIII. Daftar Masalah Keperawatan

Regimen terapi inefektif

Perilaku kekerasan

Gangguan komunikasi verbal

Gangguan interaksi sosial

Koping individu in efektif

Kurang pengetahuan tentang : penyakit fisik


Kurang pengetahuan tentang : Penyakit jiwa

XIV. Daftar Diagnosis Keperawatan

Halusinasi Pendengaran

2. Analisa data

Tabel 4.2 Analisa data Ny. A, Asuhan Keperawatan pada pasien dengan perilaku
kekekrasan di Instalasi Rawat Inap Flamboyan Rumah Sakit Jiwa
Menur Provinsi Jawa Timur
Data Penyebab Masalah
Data Subyektif : Resti mencederai diri Halusinasi
“pak pengen mati aku pak, oranglain dan lingkungan
pak mati pak, mati pak” ↑
“suoro-suoro iki pak Halusinasi
pengen mati pak” ↑
Harga diri rendah
Data Obyektif :
Pasien mendengar suara
yang menyuruhnya mati,
suara muncul saat hendak
maghrib,pasienmerasa
ketakutan jika suara itu
datang.
Hubungan sosial baik
Alam perasaan takut
Psikomotor meningkat
pasien membenturkan
kepala ke tembok
3. Intervensi Keperawatan

Tabel 4.3 Rencana Keperawatan, Asuhan Keperawatan pada pasien dengan Halusinasi di Instalasi Rawat Inap Gelatik Rumah Sakit
Jiwa Menur Provinsi Jawa Timur
Diagnosa Perencanaan Keperawatan Rasional
Tujuan Kriteria Hasil Tindakan Keperawatan
Halusinasi Setelah dilakukan Dapat 1. Melatih cara menghardik Menghardik
asuhan keperawatan mempraktekkan Halusinasi. halusinasi
diharapkan pasien cara menghardik 2. Mengajarkan cara meringankan
mampu mengontrol halusinasi menghardik. masalah
halusinasi 3. Menganjurkan klien halusinasi.
memasukkan kegiatan
menghardik halusinasi ke
dalam kegiatan harian.
Mengungkapkan 1. Melatih cara Mengungkpkan
halusinasi kepada mengungkapkan halusinasi
orang lain. halusinasi. meringakan
2. Memberikan kesempatan masalah
kepada klien halusinasi.
mempratikkan cara
mengungkapkan
halusinasi.
3. Membantu klien
memasukkan kegiatan
latihan mengungkapkan
halusinasi sebagai salah
satu kegiatan harian
Memilih dan 1. Mendiskusikan kegiatan Melakukan
mempraktekkan yang bisa dipilih pasien kegiatan
kegiatan yang baisa untuk mengusir meringankan
dilakukan untuk halusinasi halusinasi
mengusir halusinasi 2. Melakukan kegiatan
Bersama pasien kegiatan
yang telah di sepakati
3. Membantu klien
memasukkan kegiatan
yang di pilih sebagai
salah satu kegiatan harian
Mampu minum 1. Memberikan kesempatan Minum obat
obat secara teratur kepada klien teratur
mempratikkan cara minum mengurangi
obat yang benar, resistensi
menjelaskan kembali terhadap
fungsi obat yang diminum pengobatan
2. Menganjurkan klien
mempraktekkan cara
minum obat dan
menjelaskan kembali
fungsi obat yang diminum
dalam jadwal kegiatan
harian.
4. Implementasi dan Evaluasi

Tabel 4.8 Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan Tn.AG, Asuhan Keperawatan


pada pasien dengan Halusinasi di Instalasi Rawat Inap Gelatik Rumah
Sakit Jiwa Menur Provinsi Jawa Timur.
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan 1
Diagnosa Keperawatan Halusinasi SP 3 dan 4
Hari / tanggal / jam 1 Februari 2019 / 18.30
Fase Orientasi “Pak AG, selamat sore, saya Pak Dul perawat jaga sore
hari ini”
“masih ingat saya kan, sesuai dengan janji tadi sore kita
akan bantu maslah bapak yang sering dengar suara-suara
bunuh diri itu”
“10menit saja ya, disini saja ngobrol nya “
Fase Kerja “saya punya game, Namanya silang lingkar, silang ke
kanan/kiri/atas/bawah tiga kali saya yang menang, ligkar
ke kanan/kiri/atas/bawah tiga kali bapak yang menang,
gimana? Setuju?”
“Ini gambar obat yang bapak minum bener apa tidak?
Obat Orange ini di minum malam saja, dan yang Pink ini
diminum pagi dan sore, bapak harus menelan obat ini
supaya segera hilang suara-suara yang mucul terbebut”
Fase Terminasi “gimana rasanya setelah main game? Apakah masih ada
suara suara itu?”
“kalau mau saya dipanggil lagi ya buat menemani main
game ini”
“pak AG hebat bisa bermain game dan mengerti
penjelasan saya tentang obat yang bapak minum”
“besok kita ngobrol lagi ya, 10menit saja seperti hari ini,
bapak saya tunggu disini ya, kita nobrol lagi masalah
suara-suara itu”
Tabel 4.9 Evaluasi Keperawatan Tn.AG, Asuhan Keperawatan pada pasien dengan
Halusinasi di Instalasi Rawat Inap Gelatik Rumah Sakit Jiwa Menur
Provinsi Jawa Timur.
Tanggal Diagnosa Evaluasi
dan jam Keperawatan
1 Februari Perilaku Subyektif
2019 / Kekerasan “enak pak main game, ilang suaraya,
10.00 maturnuwun ya pak sudah ditemani main game
ini”
.
“saya minum rutin obat nya, saya minum obat
pagi dan malam, pagi minum 1 malam minum 2

Obyektif
Pasien mampu menyebutkan jadwal minum obat
Pasien mampu mengulang fungsi obat yang
diminum dengan bimbingan perawat
Pasien sebelumnya mengeluh mendengar suara
menyuruh bunuh diri,diajarkan menghardik dan
minum obat pasien tidak bisa mengurangi
halusinasi yang muncul, setelah diajak main
game pasien merasa tenang.

Asessmen
Halusinasi

Planning
Ulangi SP 3 dan 4 Halusinasi
Lanjutkan SP 2 dan 5

Implementasi
Melatih Mengontrol Halusinasi dengan kegiatan
yang biasa dilakukan dan Menjelaskan tentang
obat yang diminum.
Tabel 4.10 Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan Tn.AG, Asuhan
Keperawatan pada pasien dengan Halusinasi di Instalasi Rawat Inap
Gelatik Rumah Sakit Jiwa Menur Provinsi Jawa Timur.
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan 1
Diagnosa Keperawatan Halusinasi SP 3 dan 4
Hari / tanggal / jam 2 Februari 2019 / 18.30
Fase Orientasi “Pak AG, selamat sore, saya Pak Dul perawat jaga sore
hari ini”
“masih ingat saya kan, sesuai dengan janji tadi sore kita
akan bantu maslah bapak yang sering dengar suara-suara
bunuh diri itu”
“10menit saja ya, disini saja ngobrol nya “
Fase Kerja “saya punya teman yang jago agama nya, mau ngajari
bapak baca surat pendek, agar bapak bisa gunakan untuk
mengusir suara-suara itu?”
“bapak harus bisa melakukan nya ya setelah di ajarkan
nanti”
.
“Ini gambar obat yang bapak minum bener apa tidak?
Obat Orange ini di minum malam saja, dan yang Pink ini
diminum pagi dan sore, bapak harus menelan obat ini
supaya segera hilang suara-suara yang mucul terbebut”
Fase Terminasi “gimana rasanya setelah mengulangi membacasurat
pendek? Apakah masih ada suara suara itu?”
“kalau mau, teman saya dipanggil lagi ya buat menemani
membaca surat pendek ini”
“pak AG hebat bisa membaca surat pendek dan mengerti
penjelasan saya tentang obat yang bapak minum”
“besok kita ngobrol lagi ya, 10menit saja seperti hari ini,
bapak saya tunggu disini ya, kita nobrol lagi masalah
suara-suara itu”
Tabel 4.11 Evaluasi Keperawatan Tn.AG, Asuhan Keperawatan pada pasien dengan
Halusinasi di Instalasi Rawat Inap Gelatik Rumah Sakit Jiwa Menur
Provinsi Jawa Timur.
Tanggal Diagnosa Evaluasi
dan jam Keperawatan
2 Februari Perilaku Subyektif
2019 / Kekerasan “susah pak, gak kulino moco ayat surat pendek,
10.00 harus sering baca, saya pinjam bukunya ya buat
baca-baca?”
.
“saya minum rutin obat nya, saya minum obat
pagi dan malam, pagi minum 1 malam minum 2

Obyektif
Pasien mampu menyebutkan jadwal minum obat
Pasien mampu mengulang fungsi obat yang
diminum dengan bimbingan perawat
Pasien hari sebelumnya mengeluh mendengar
suara menyuruh bunuh diri,diajarkan
menghardik dan minum obat pasien tidak bisa
mengurangi halusinasi yang muncul, setelah
diajak membaca surat pendek bersama dengan
perawat yang lain pasien merasa tenang.

Asessmen
Halusinasi

Planning
Ulangi SP 3 dan 4 Halusinasi
Lanjutkan SP 2 dan 5

Implementasi
Melatih Mengontrol Halusinasi dengan kegiatan
yang biasa dilakukan dan Menjelaskan tentang
obat yang diminum
Tabel 4.12 Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan Tn.AG, Asuhan
Keperawatan pada pasien dengan Halusinasi di Instalasi Rawat Inap
Gelatik Rumah Sakit Jiwa Menur Provinsi Jawa Timur.
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan 1
Diagnosa Keperawatan Halusinasi SP 2 dan 4
Hari / tanggal / jam 3 Februari 2019 / 18.30
Fase Orientasi “Pak AG, selamat sore, saya Pak Dul perawat jaga sore
hari ini”
“masih ingat saya kan, sesuai dengan janji kemarin sore
kita akan bantu maslah bapak yang sering dengar suara-
suara bunuh diri itu”
“10menit saja ya, disini saja ngobrol nya “
Fase Kerja “saya punya teman perawat disini yang bisa membantu
mendengar dan membantu bapak untuk keluhan bapak,
setiap setiap suara-suara itu muncul?”
“kalau bapak mau bapak bisa sampaika te teman-teman
bapak yang ada di dalam ruangan ya”
“bapak harus bisa melakukan nya ya setelah di ajarkan
nanti”
“yang bapak sampaikan kalau suara itu muncul adalah,
apa isinya, berapa kali munculnya, waktu apa suara itu
datang, dan apa yang bapak lakukan untuk mengusir
suara itu
.
“Ini gambar obat yang bapak minum bener apa tidak?
Obat Orange ini di minum malam saja, dan yang Pink ini
diminum pagi dan sore, bapak harus menelan obat ini
supaya segera hilang suara-suara yang mucul terbebut”
Fase Terminasi “gimana rasanya setelah “saya beritau apa yang harus
dilakukan jika suara itu muncul? Apakah masih ada suara
suara itu?”
“pak AG hebat bisa membaca surat pendek dan mengerti
penjelasan saya tentang obat yang bapak minum”
“besok kita ngobrol lagi ya, 10menit saja seperti hari ini,
bapak saya tunggu disini ya, kita nobrol lagi masalah
suara-suara itu”
Tabel 4.13 Evaluasi Keperawatan Tn.AG, Asuhan Keperawatan pada pasien dengan
Halusinasi di Instalasi Rawat Inap Gelatik Rumah Sakit Jiwa Menur
Provinsi Jawa Timur.
Tanggal Diagnosa Evaluasi
dan jam Keperawatan
3 Februari Perilaku Subyektif
2019 / Kekerasan “suara itu selalu muncul wakti sore hari mau
10.00 maghrib pak, suara nya jelas sekali, saya takut
lalu saya pusing ndak bisa nahan, saya benturkan
kepala biar suara itu ilang?”
.
“saya minum rutin obat nya, saya minum obat
pagi dan malam, pagi minum 1 malam minum 2

Obyektif
Pasien mampu menyebutkan jadwal minum obat
Pasien mampu mengulang fungsi obat yang
diminum dengan bimbingan perawat
Pasien hari sebelumnya mengeluh mendengar
suara menyuruh bunuh diri,diajarkan
menghardik dan minum obat pasien tidak bisa
mengurangi halusinasi yang muncul, setelah
diajak bercerita bersama dengan perawat yang
lain pasien merasa tenang.

Asessmen
Halusinasi

Planning
Ulangi SP 2 dan 4 Halusinasi
Lanjutkan SP 1 dan 4

Implementasi
Melatih Mengontrol Halusinasi dengan
menghardik dan Menjelaskan tentang obat yang
diminum
Tabel 4.14 Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan Tn.AG, Asuhan
Keperawatan pada pasien dengan Halusinasi di Instalasi Rawat Inap
Gelatik Rumah Sakit Jiwa Menur Provinsi Jawa Timur.
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan 1
Diagnosa Keperawatan Halusinasi SP 2 dan 4
Hari / tanggal / jam 4 Februari 2019 / 18.30
Fase Orientasi “Pak AG, selamat sore, saya Pak Dul perawat jaga sore
hari ini”
“masih ingat saya kan, sesuai dengan janji kemarin sore
kita akan bantu maslah bapak yang sering dengar suara-
suara bunuh diri itu”
“10menit saja ya, disini saja ngobrol nya “
Fase Kerja “pak seperti cara seblumnya yang saya ajarkan, car aini
lebih sederhana, yaitu mengusir halusinasi itu, caranya
tutup mata dan katakana kamu tidak nyata kamu pergi,
atau sambil menutup telinga?”
“ayo sekarang saya praktekkan caranya”
“bapak harus bisa melakukan nya ya setelah di ajarkan
nanti”
.
“Ini gambar obat yang bapak minum bener apa tidak?
Obat Orange ini di minum malam saja, dan yang Pink ini
diminum pagi dan sore, bapak harus menelan obat ini
supaya segera hilang suara-suara yang mucul terbebut”
Fase Terminasi “gimana rasanya setelah saya beritau cara yang harus
dilakukan jika suara itu muncul? Apakah masih ada suara
suara itu?”
“pak AG hebat bisa mencoba mempraktekkan cara
mengusir halusinasi dan mengerti penjelasan saya tentang
obat yang bapak minum”
“besok kita ngobrol lagi ya, 10menit saja seperti hari ini,
bapak saya tunggu disini ya, kita nobrol lagi masalah
suara-suara itu”
Tabel 4.15 Evaluasi Keperawatan Tn.AG, Asuhan Keperawatan pada pasien dengan
Halusinasi di Instalasi Rawat Inap Gelatik Rumah Sakit Jiwa Menur
Provinsi Jawa Timur.
Tanggal Diagnosa Evaluasi
dan jam Keperawatan
4 Februari Perilaku Subyektif
2019 / Kekerasan “kamu tidk nyata kamu pergi?”
10.00 “pergi kamu..pergi jauh, kamu tidak nyata”
“kamu pergi, kamu tidak nyata”
.
“saya minum rutin obat nya, saya minum obat
pagi dan malam, pagi minum 1 malam minum 2

Obyektif
Pasien mampu menyebutkan jadwal minum obat
Pasien mampu mengulang fungsi obat yang
diminum dengan bimbingan perawat
Pasien mampu mengulang cara menghardik
halusinasi .

Asessmen
Halusinasi

Planning
Ulangi SP 2 dan 4 Halusinasi
Lanjutkan SP 1 dan 4

Implementasi
Melatih Mengontrol Halusinasi dengan
menghardik dan Menjelaskan tentang obat yang
diminum
4.2 Pembahasan.

4.3.1 Pengkajian

Berdasarkan hasil data pengkajian pada tanggal 1 Februari 2019 didapatkan

data subjektif dan objektif yang menunjang penegakan diagnosa Halusinasi, antara

lain pasien mendengar suara yang menyuruhnya bunuh diri, suara mucul saat magrib

saja, pasien panik dan membenturkan kepala ke tembok agar suara itu hilang.

Pada pengkajian status mental dari pasien mengalami harga diri rendah.

Berdasarkan data yang telah ditemukan pada saat melakukan pertemuan dengan

pasien sebanyak 7 kali, peneliti dapat berpendapat dan beropini bahwa tanda dan

gejala yang muncul pada kasus sesuai dengan teori dari halusinasi. Halusinasi

pendengaran merupakan gangguan stimulus dimana pasien mendengar suara yang

membicarakan, mengejek, menertawakan, mengancam, memerintahkan untuk

melakukan sesuatu (kadang-kadang hal yang berbahaya) (Trimelia, 2011).

4.3.2 Perumusan Diagnosa

Diagnosa keperawatan mengunakan diagnosa tunggal yang mengacu pada

north American Diagnosis Assosiation (NANDA) 2012. Yaitu diagnosa halusinasi

sebagai masalah utama atau core prolem pada pasien. Menurut teori, core poblem

dapat diperoleh berdasarkan identifikasi data–data subjektif (keluhan utama) serta

dat-data objektif ( data-data mayor). Diagnosa utama yang muncul pada pasien

adalah halusinasi, hal ini didasari karena beberapa tanda dan gejala yang telah
ditunjukan oleh pasien telah sesuai dengan teori dari tanda dan gejala halusinasi,

yakni data objektif meliputi ungkapan mendengar dan merasakan rangsangan yang

tidak nyata shingga melakukan suatu tindakan yang dapat membahayakan diri

sendiri, orang lain dan lingkungan, hal ini dapat menjadi salah satu causa atau

penyebab pada pasien menggalami halusinasi, sehingga munculah masalah

halusinasi sebagai core problem.

4.3.3 Perencanaan ( Intervensi )

Dari masalah utama yang telah ditemukan, maka peneliti membuat sebuah

tindakan keperawatan, peneliti berupaya mengorientasi kemampuan pada pasien

untuk mempertahakan kondisi asertif, serta untuk meningkatkan kemandirian dan

kesadaran pada pasien untuk mengerti pentingnya membedakan stimulus yang nyata

dan tidak nyata. Intervensi pada pelaksanaan penelitian ini sudah sesuai dengan

teori, yaitu Melatih mengontrol halusinasi dengan menghardik. Melatih mengontrol

halusinasi dengan mengungkapkan halusinasi pada orang lain. Melatih mengontrol

halusinasi dengan kegiatan yang biasa dilakukan, Melatih mengontrol perilaku

kekerasan dengan cara minum obat

. Intervensi yang dilakukan oleh peneliti memiliki kesesuain dengan teori

dalam tinjauan teori. Hal ini dikarenakan rencana keperawatan tersebut sudah sesuai

dengan SOP (standart operasional prosedur)


4.3.4 Pelaksanakan (Implementasi)

Pelaksanaan Tindakan keperawatan pada pasien membutuhkan waktu 4 hari.

Hari pertama pasien latih melakukan kegiatan yang disepakati Bersama oleh pasien

dan perawat dan menjelaskan pentingnya minum obat. Strategi pelaksanaan 1 pasien

ini berlangsung selama 1 hari, dengan hasil pasien mampu melaksanakan tindakan

keperawatan yang dimaksud. Strategi pelaksanaan 2 pasien ini berlangsung selama 1

hari, dengan hasil pasien mampu melaksanakan tindakan keperawatan yang

dimaksud yaitu mengulang melakukan kegiatan yang disepakati Bersama oleh

pasien dan perawat dan menjelaskan pentingnya minum obat. Strategi pelaksanaan 3

pasien ini berlangsung selama 1 hari, dengan hasil pasien mampu melaksanakan

tindakan keperawatan yang dimaksud yaitu melakukan kegiatan mengungkapkan

halusinasi yang dirasakan dan menjelaskan pentingnya minum obat. Strategi

pelaksanaan 4 pasien ini berlangsung selama 1 hari, dengan hasil pasien mampu

melaksanakan tindakan keperawatan yang dimaksud, yaitu menghardik halusinasi

dan menjelaskan pentingnya minum obat.

4.3.5 Evaluasi

Setelah diberikan asuhan keerawatan selama 7 kali pertemuan, didapatkan

hasil bahwa kedua pasien yang mengalami halusinasi mampu memahami pentingnya

mengontrol persepsi yang tidak nyata secara mandiri.

Dari pemaparan di atas dan hasil evaluasi yang dilakukan dari pemberian
asuhan keperawatan pada Tn. AG teratasi sepenuhnya. Asuhan keperawatan yang

dilakukan dengan 4 Strategi pelaksanaan sesuai dengan intervensi hal ini

membuktikan bahwa tindakan ini secara keseluruhan dapat dikatakan berhasil.

Anda mungkin juga menyukai