Anda di halaman 1dari 35

4.

1 Hasil Penilitian

4.1.1 Pengkajian

1. Formulir Pengkajian Keperawatan Kesehatan Jiwa Rumah Sakit Jiwa Menur

Provinsi Jawa Timur.

Ruang Perawatan : Instalasi Rawat Inap Flamboyan

Tanggal dirawat : 29 April 2019

Tanggal Pengkaian : 1 Mei 2020

I. Identitas klien

Inisial Nama / Umur / No RM / Informan

a. Pasien berinisial Nn. R, 25 tahun (0522xx), informasi diperoleh dari

Keluarga dengan menelepon.

b. Pasien berinisial Nn. H, 23 tahun (0422xx). informasi diperoleh dari

Keluarga dengan menelepon.

II. Alasan Masuk dan Keluhan Utama.

a. Pasien diam selama 15 hari dirumah, setelah dibentak oleh tangganya

karena keluyuran di kampung. Sering duduk menyendiri diteras rumah,

saat disapa oleh orang tua dan teman nya pasien selalu diam dan pergi

begitu saja. Makan dan minum semaunya sendiri. Tidak pernah

melakukan sosialisasi dirumah dan lingkungan nya.

Keluhan utama : cenderung diam dan tidak mau berinteraksi

dengan siapapun.

b. Pasien mengurung diri di kamar selama hampir satu bulan. Tidak pernah

keluar rumah. Hanya keluar saat malam hari untuk kencing dan buang
hajat di kebun belakang rumah nya. Saat makan hanya di letakkan di

depan kamar nya dan malam hari pasien baru mengambil makanan

tersebut. Pasien melakukan itu setelah mengalami perpisahan dengan

tunangan nya.

Keluhan utama : menyendiri duduk di kamar mandi dari mulai awal masuk

rumah sakit sampai pengkajian.

III. Faktor Predisposisi

a. Nn. R Tidak pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu, sebelum

pemasungan, tidak ada yang dilakukan oleh keluarga untuk

menyelesaikan masalah pasien. Tidak pernah menjadi pelaku / saksi/

korban aniaya fisik, sexual, dan kekerasan dalam keluarga. Pasien

mengalami penolakan oleh tetangganya dengan dibentak saat usia 25

tahun. Tidak ada angota keluarga yang mengalami gangguan jiwa. Satu

satunya yang membuat pasien mengalami gangguan jiwa adalah pasien

ditolak dengan cara dibentak oleh tetangga nya.

b. Nn. H tidak pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu dan tidak

pernah dibawa berobat oleh keluarganya. Tidak pernah menjadi pelaku /

saksi/ korban aniaya fisik, sexual, dan kekerasan dalam keluarga. Tidak

ada pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan diungkapkan oleh

pasien.
IV. Fisik

Hasil pemerikasaan fisik diperoleh sebagai berikut :

Pasien 1

Tekanan Darah 109/87 mmHg


Nadi 88x/menit
Suhu 36,3 derajat celcius
Pernafasan 19x/ menit
Tinggi badan 151cm
Berat badan 40 kg
IMT 17,1 kesimpulan Kurus
Keluhan Fisik Tidak ditemukan keluhan fisik

Pasien 2

Tekanan Darah 119/97 mmHg


Nadi 68x/menit
Suhu 36,5 derajat celcius
Pernafasan 17x/ menit
Tinggi badan 150cm
Berat badan 40 kg
IMT 17,8 kesimpulan Kurus
Keluhan Fisik Tidak ditemukan keluhan fisik.

Tanda tanda vital , BB/TB, Keluhan fisik,

V. Psikososial

a. Pasien anak ke dua dari perkawinan kedua orang tuanya, orang tua masih

hidup dan kakek nenek nya sudah meninggal. Tinggal bersama kedua

orang tuanya. Tidak ada seorang pun yang diajak pasien untuk

bersosialisasi. Tidak ada pengkajian Konsep diri yang mampu didapatkan

oleh perawat.
b. Pasien adalah anak pertama dari dua bersaudara. Orangtua masih hidup.

Kakek dan nenek sudah meninggal, tinggal serumah dengan orang tua

nya. Tidak ada pengkajian Konsep diri yang mampu didapatkan oleh

perawat.

VI. Status Mental

1. Penampilan

a. Memakai baju seragam ruangan, memakai sandal, dan dapat mandi

dengan arahan perawat.

b. Memakai baju seragam ruangan, memakai sandal, dan dapat mandi

dengan arahan perawat, namun sering basah karena pasien sering

duduk tnpa alas dikamar mandi.

2. Pembicaraan

a. Pasien miskin bicara tidk banyak data yang didapat oleh perawat.

b. Pasien miskin bicara tidk banyak data yang didapat oleh perawat.

3. Aktivitas motorik

a. Saat perawat mendatangi pasien, tampak pasien lagsung menghindar.

b. Saat pengkajian pasien tampak duduk diam di lantai kamar mandi

tanpa alas an yang jelas, lalu pergi ke ranjangnya.

4. Alam Perasaan

a. Tidak ada data yag didapat oleh perawat.

b. Tidak ada data yag didapat oleh perawat.


5. Afek

a. Tidak ada perubahan afek saat diberikan stimulus kepada pasien.

b. Tidak ada perubahan afek saat diberikan stimulus kepada pasien.

6. Interaksi selama wawancara

a. Tidak memandang perawat, cenderung menunduk, menghhindar dari

perawat.

b. Menghindar dari kehadiran perawat.

7. Persepsi

a. Tidak ada data yang di dapat oleh perawat.

b. Tidak ada data yang di dapat oleh perawat.

8. Proses pikir

a. Tidak ada data yang didapat oleh perawat.

b. Tidak ada data yang didapat oleh perawat.

9. Isi Pikir

a. Tidak ada data yang didapat oleh perawat.

b. Tidak ada data yang didapat oleh perawat.

10. Tingkat kesadaran

a. Tidak ada data yang di dapat oleh perawat.

b. Tidak ada data yang di dapat oleh perawat.

11. Memori

a. Tidak ada yang didapat oleh perawat.

b. Tidak ada data yang didapat oleh perawat.

12. Tingkat konsenterasi dan berhitung


a. Tidak ada data yan didapat oleh pasien.

b. TIdak ada data yang didapat oleh perawat.

13. Kemampuan penilaian

a. Tidak ada data yang diperoleh perawat.

b. TIdak ada data yang diperoleh perawat.

14. Daya tilik diri.

a. Tidak ada data yang diperoleh perawat.

b. Tidak ada data yang diperoleh perawat.

VII. Kebutuhan Pulang

1. Kemampuan memenuhi / menyediakan kebutuhan :

2. Kegiatan Hidup sehari-hari

a. Perawatan diri “ apakah memerlukan bantuan minimal/total”

Nn. R

Mandi Dibantu dan diarahkan


Kebersihan diri Gosok gigi tidak mau mandiri dan harus dibantu
Makan Sedikit sedikit dan tidak habis jika makan satu
porsi
BAK di kamar mandi tetapi tidak disiram
BAB Dikamar mandi tetapi tidak cebok dan tidak
disiram bekas feces nya
Ganti pakaian Memakai baju secara mandiri dan diarahkan.

Nn. H

Mandi Dibantu dan diarahkan


Kebersihan diri Gosok gigi tidak mau mandiri dan harus dibantu
Makan Sedikit sedikit dan tidak habis jika makan satu
porsi
BAK di kamar mandi tetapi tidak disiram
BAB Dikamar mandi tetapi tidak cebok dan tidak
disiram bekas feces nya
Ganti pakaian Memakai baju secara mandiri dan diarahkan.

b. Nutrisi (apakah puas dengan pola makan anda, apakah anda harus

makan memisahkan dri, ) YA/TIDAK

1) Pasien mendapatkan diit tinggi kalori dan protein dari instalasi gisi

RSJ. Nafsu makan selalu ada tapi cara makan nya lambat hingga

kurang lebih 20menit baru habis 1/3 porsi. Fekuensi makan

mengikuti jadwal dari RSJ 3x/hari. Frekuensiudapan mendapat 2x

dengan snack. Cara makan pasien cenderung meisahkan diri dari

pasien lain nya. Menerima makanan dalam rangsum lalu dibawa

pergi.

2) Pasien mendapatkan diit tinggi kalori dan protein dari instalasi gisi

RSJ. Nafsu makan selalu ada tapi cara makan nya lambat selalu

habis 1/4 porsi. Fekuensi makan mengikuti jadwal dari RSJ

3x/hari. Frekuensi udapan mendapat 2x dengan snack. Cara makan

pasien cenderung memisahkan diri dari pasien lain nya. Menerima

makanan dalam rangsum dimakan di lantai.

c. Tidur

1) Pasien tidur malam setelah mengkonsumsi obat malam jam 18.30.

Tidak mengungkapkan apakah bugar setelah bangun pagi. Tidak

terbiasa tidur siang kebanyakan siang hari pasien selalu

menyendiri. Tidur malam akan bangun sekitar jam 04.50 setiap


hari nya. Tidakada laporan dari perawat ruangan bahwa pasien

gelisah dan berbicara sendiri saat tidur malam.

2) Pasien tidur malam setelah mengkonsumsi obat malam jam 18.30.

Tidak mengungkapkan apakah bugar setelah bangun pagi. Tidak

terbiasa tidur siang kebanyakan siang hari pasien selalu

menyendiri. Tidur malam akan bangun sekitar jam 04.50 setiap

hari nya. Tidakada laporan dari perawat ruangan bahwa pasien

gelisah dan berbicara sendiri saat tidur malam.

3. Kemampuan klien dalam

a. Pasien sudah dilatih untuk selalu mandiri dalam pemenuhan kebutuhan

sehari-hari. Pasien sudah dilatih untuk minum obat teratur dan sudah

diberikan penjelasan tentang minum obat dan kontrol rutin jika sudah

pulang nanti, agar tidak terjadi resistesi terhadap pengobatan yang

dijalankan selama di ruangan.

b. Pasien sudah dilatih untuk selalu mandiri dalam pemenuhan kebutuhan

sehari-hari. Pasien sudah dilatih untuk minum obat teratur dan sudah

diberikan penjelasan tentang minum obat dan kontrol rutin jika sudah

pulang nanti, agar tidak terjadi resistesi terhadap pengobatan yang

dijalankan selama di ruangan.

4. Klien memiliki sistem pendukung

a. Keluarga mendukung pengobatan pasien dengan membawa pasien

berobat di RSJ dengan bantuan Dinas Sosial. Pasien mendapatkan

tenaga profesional perawat dan dokter yang berusaha merawat untuk


kesembuhan pasien. Kelompok sosial lingkungan sekitar pasien juga

turut peduli untuk membantu keluarga saat akan berobat ke RSJ.

b. Keluarga mendukung pengobatan pasien dengan membawa pasien

berobat di RSJ. Pasien mendapatkan tenaga profesional perawat dan

dokter yang berusaha merawat untuk kesembuhan pasien. Kelompok

sosial lingkungan sekitar pasien juga turut peduli untuk membantu

keluarga saat akan berobat ke RSJ.

5. Apakah klien menikmati saat bekerja kegiatan yang menghasilkan atau

hobbi

a. Sebelum sakit pasien adalah iMbak Rumah tangga yang aktif dalam

pekerjaan rumah nya.

b. Pasien dalah mantan pelayan took yang rajin bekerja saat sebelum

sakit.

VIII. Mekanisme Koping

a. Menurut keluarga pasien adalah orang yang pendiam jika ada ada masalah.

b. Menurut keluarga pasien adalah orang yang selalu menyembunyikan

masalah dan tampak tidak ada masalah.

IX. Masalah Psikososial dan Lingkungan

Nn. R :

Masalah spesifik yang berhubungan dengan


Kelompok : Pasien dibentk oleh tetangganya sehingga menyendiri

dan menyebabkan mengalami gangguan jiwa

Lingkungan : Lingkungan pasien mendukung pasien untuk

melakukan kegiatan yang bermanfaat.

Pendidikan : Tidak ada masalah spesifik tentang Pendidikan yang

menyebabkan pasien mengalami gangguan jiwa

Pekerjaan : Tidak ada masalah yang melatar belakangi pasien

mengalami gangguan jiwa

Perumahan : Tidak ada masalah yang melatar belakangi pasien

mengalami gangguan jiwa

Ekonomi : Tidak ada masalah yang melatar belakangi pasien

mengalami gangguan jiwa

Pelayanan Kesehatan : Tidak ada masalah yang melatar belakangi pasien

mengalami gangguan jiwa

Lain nya : Tidak ada masalah lain yang melatar belakangi

pasien mengalami gangguan jiwa

Nn. H

Masalah spesifik yang berhubungan dengan

Kelompok : Tidak ada data yang diungkapkan oleh keluarga saat

pasien mengubungi lewat telepon.

Lingkungan Tidak ada data yang diungkapkan oleh keluarga saat

pasien mengubungi lewat telepon.


Pendidikan Tidak ada data yang diungkapkan oleh keluarga saat

pasien mengubungi lewat telepon.

Pekerjaan Tidak ada data yang diungkapkan oleh keluarga saat

pasien mengubungi lewat telepon.

Perumahan Tidak ada data yang diungkapkan oleh keluarga saat

pasien mengubungi lewat telepon.

Ekonomi Tidak ada data yang diungkapkan oleh keluarga saat

pasien mengubungi lewat telepon.

Pelayanan Kesehatan Tidak ada data yang diungkapkan oleh keluarga saat

pasien mengubungi lewat telepon.

Lain nya Tidak ada masalah spesifik lain yang melatarbelakangi

pasien mengalami ganguan jiwa

X. Pengetahuan Kurang Tentang

Penyakit Jiwa Sistem Pendukung

Faktor Presipitasi Penyakit Fisik

Koping Obat-obatan

a. Keluarga dan pasien sudah dijelaskan tentang penyakit jiwa, factor

presipitasi, koping system pendukung, penyakit fisik dan oat obatan untuk

mendukung Kesehatan pasien .


b. Keluarga dan pasien sudah dijelaskan tentang penyakit jiwa, factor

presipitasi, koping system pendukung, penyakit fisik dan oat obatan untuk

mendukung Kesehatan pasien

XI. Data lain-lain

a. Hasil Laborat Nn. R tanggal 29 Mei 2019

WBC 5660 / uL

RBC 4,76x10^6 / uL

HGB 13,7g/dL

HCT 40%

PLT 208.000 /uL

MCV 84fL

MCH 28,8 pg

MCHC 34,4 g/dL

b. Hasil Labrat Nn. H tanggal 29 Mei 2019

WBC 7860 / uL

RBC 4,96x10^6 / uL

HGB 13,9g/dL

HCT 50%

PLT 408.000 /uL

MCV 85.4fL

MCH 30,8 pg

MCHC 35 g/dL
XII. Aspek Medik

Diagnosa Medis :

Nn. R : F20.3 (Skizofrenia undifferentiated)

Nn. H : F20.1 (Skizofrenia hebefrenik)

Terapi :

Nn. R : Risperidone 3mg ; pagi dan sore Olanzapin 10 mg + THD 1 mg +

TFP 2.5 mg + Zac 20 mg + Vit B6 1 tab --> 1x1 cap (pagi),

Olanzapin 10 mg + THD 1 mg + TFP 5 mg + Zac 10 mg + vit B6 1

tab --> 1x1 cap (malam)

Nn. H : Olanzapin 10 mg + THD 1 mg + TFP 5 mg + Zac 10 mg + vit B6

1 tab --> 1x1 cap (malam)

XIII. Daftar Masalah Keperawatan

Nn. R

Kebutuhan Nutrisi kurang dari kebutuhan

Defisit perawatan diri

Gangguan komunikasi verbal

Gangguan interaksi sosial

Koping individu in efektif

Kurang pengetahuan tentang : penyakit fisik

Kurang pengetahuan tentang : Penyakit jiwa


Nn. H

Fefsit perawatan diri

Gangguan komunikasi verbal

Gangguan interaksi sosial

Kurang pengetahuan tentang : penyakit fisik

Kurang pengetahuan tentang : Penyakit jiwa

XIV. Daftar Diagnosis Keperawatan

Nn. R : Kerusakan Interaksi sosial : Menarik diri

Nn. H : Kerusakan Interaksi sosial : Menarik diri


2. Analisa data

Nn. R

Data Penyebab Masalah


Data Subyektif : Gangguan persepsi Isolasi sosial
Pasien tidak mengatakan sensorik
apapun kepada perawat. ↑
Data Obyektif : Isolasi Sosial
Pasien selalu diam dan ↑
menghindar dari perawat, Harga diri rendah
tidak ada kontak mata,
tampak tidak menerima
kehadiran perawat.
Tidak ada interaksi
dengan oranglain
Selalu menyendiri

Nn. H

Data Penyebab Masalah


Data Subyektif : Gangguan persepsi Isolasi sosial
Pasien tidak mengatakan sensorik
apapun kepada perawat. ↑
Data Obyektif : Isolasi Sosial
Pasien selalu diam dan ↑
menghindar dari perawat, Harga diri rendah
tidak ada kontak mata,
tampak tidak menerima
kehadiran perawat.
Tidak ada interaksi
dengan oranglain
Selalu menyendiri
3. Intervensi Keperawatan

Tanggal Diagnosa Perencanaan Keperawatan Rasional


Tujuan Kriteria Hasil Tindakan Keperawatan
Kerusakan Interaksi Setelah dilakukan Mampu Strategi Pelaksanaan 1 Diketahuinya
sosial Menarik Diri asuhan keperawatan berinteraksi Pasien 1 penyebab
diharapkan pasien dengan orang 1. Mengidentifikasi penyebab akan
mampu melakukan lain, berjabat isolasi sosial pasien. dihubungkan
interkaksi sosial tangan, 2. Berdiskusi dengan klien dengan faktor
mempertahankan tentang keuntungan resipitasi yang
kontak mata, berinteraksi dengan orang dialami klien.
membalas salam lain. 2 Berinteraksi
dan berkenalan 3. Berdiskusi dengan klien secara
satu orang. tentang kerugian beriteraksi bertahap agar
dengan orang lain. terbiasa
4. Mengajarkan klien cara membina
berkenalan dengan satu hubungan
orang. yang sehat
5. Menganjurkan klien dengan orang
memasukkan kegiatan lain.
latihan berbincang-bincang
dengan orang lain dalam
kegiatan harian.
Mampu 1. Mengevaluasi jadwal
berinteraksi kegiatan harian pasien
dengan orang 2. Memberikan kesempatan
lain, berjabat kepada klien
tangan, mempratikkan cara
mempertahankan berkenalan dengan satu
kontak mata, orang.
membalas salam 3. Membantu klien
dan berkenalan memasukkan kegiatan
satu orang yang latihan berbincang-
lain. bincang dengan orang
lain sebagai salah satu
kegiatan harian
Mampu 1. Mengevaluasi jadwal
berinteraksi kegiatan harian pasien.
dengan orang 2. Memberikan kesempatan
lain, berjabat kepada klien
tangan, mempratikkan cara
mempertahankan berkenalan dengan dua
kontak mata, orang atau lebih
membalas salam 3. Menganjurkan klien
dan berkenalan memasukkan dalam
dua orag atau jadwal kegiatan harian.
kelompok.
4. Implementasi dan Evaluasi

Strategi Pelaksanaan 1 Pasien : Nn. R

Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan 1


Diagnosa Keperawatan Isolasi Sosial SP 1 pasien.
Hari / tanggal / jam : 1 Mei 2019 / 15.30
Fase Orientasi “Selamat sore Bu, saya Puji Perawat shif dinas sore hari
ini, saya minta ijin untuk mengukur tekanan darah ibu
boleh?
”apa saya boleh tahu nama panggila ibu siapa?”
Fase Kerja “minta tolong ibu jelskan kenapa ibu sering meyendiri
dan tidak tampak bergaul dengan teman-teman yang
lain?”
“apakah ibu menerima kehadiran saya disini untuk
merawat ibu dan membantu ibu untuk bisa bergaul
dengan teman-teman disini?”
“jika ibu bersedia menerima kehadiran saya tolong ya
pertanyaan saya dijawab”
Fase Terminasi “baik bu terimakasih sudah bersedia saya ukur tekanan
darah nya, nanti kita akan bertemu lagi pada waktu
minum obat dan makan malam ya bu”
“terimakasih Bu selamat sore

Evaluasi Keperawatan

Tanggal Diagnosa Evaluasi


dan jam Keperawatan
1 Mei 2020 Isolasi Sosial Subyektif
16.00wib : “kowe ki ngaliho kono, nyapo neng kene”.

Obyektif
: tidak mau mempertahankan kontak mata,
pasien mau dilakukan pemeriksaan ttv, tidak
mau berbicara dengan perawat. Pasien menolak
kehadiran perawat

Asesmen
: Kerusakan interaksi sosial

Planing
: ulangi SP 1

Intervensi
: Meningkatkan BHSP
: Melatih pasien berinteraksi dengan satu orang
Strategi Pelaksanaan 1 Pasien : Nn. R

Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan 2


Diagnosa Keperawatan Isolasi Sosial SP 1 pasien.
Hari / tanggal / jam : 1 Mei 2019 / 18.00
Fase Orientasi “Selamat malam Bu, saya Puji Perawat shif dinas sore
hari ini, apa ibu masih ingat saya? saya minta ijin untuk
mengukur tekanan darah ibu dan memberian obat malam
ibu?
”apa saya boleh tahu nama ibu siapa?”
Fase Kerja “minta tolong ibu jelskan kenapa ibu tadi mengusir
saya?”
“apakah ibu mau menerima kehadiran saya disini untuk
merawat ibu dan membantu ibu untuk bisa bergaul
dengan teman-teman disini?”
“jika ibu bersedia menerima kehadiran saya tolong ya
pertanyaan saya dijawab dan minta tolong obat ini ibu
minum”
Fase Terminasi “baik bu terimakasih sudah bersedia menerima obat
malam nya, nanti kita akan bertemu lagi pada sore besok,
karena saya berdinas sore lagi”
“terimakasih Bu selamat malam”

Evaluasi Keperawatan

Tanggal Diagnosa Evaluasi


dan jam Keperawatan
1 Mei 2020 Isolasi Sosial Subyektif
18.30wib : “kowe ki ngaliho kono, nyapo neng kene,
ngaliho kok”.

Obyektif
Tidak mau menerima obat yang diberian oleh
perawat, tidak mau berbicara dengan perawat.
Pasien menolak kehadiran perawat
Asesmen
: Kerusakan interaksi sosial

Planing
: ulangi SP 1

Intervensi
: Meningkatkan BHSP
: Melatih pasien berinteraksi dengan satu orang

Strategi Pelaksanaan : Nn. R

Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan 3


Diagnosa Keperawatan Isolasi Sosial SP 1 Pasien
Hari / tanggal / jam : 2 Mei 2019 / 15.30
Fase Orientasi “Selamat pagi Bu, saya Puji Perawat shif dinas sore hari
ini, apa ibu masih ingat saya? saya minta ijin untuk
mengukur tekanan darah ibu ya, gimana kabar ibu sore ini
”apa saya boleh tahu nama ibu siapa dari kemarin saya
ketemu ibu tapi tidak ada jawaban dari ibu?”
Fase Kerja “minta tolong ibu jelaskan kenapa ibu kemarin mengusir
saya?”
“apakah ibu mau menerima kehadiran saya disini untuk
merawat ibu dan membantu ibu untuk bisa bergaul
dengan teman-teman disini saat ini?”
“jika ibu bersedia menerima kehadiran saya tolong ya
pertanyaan saya dijawab dan pasti saya akan sangat
senang kalua ibu mau bicra dengan saya”
Fase Terminasi “baik bu terimakasih sudah bersedia saya temui sore ini.
Sampai jumpa nanti malam karena ada jadawal minum
obat untuk ibu”
“terimakasih Bu selamat malam”
“Jika ibu membutuhkan teman bicara tolong panggil
nama saya Puji”

Evaluasi Keperawatan

Tanggal Diagnosa Evaluasi


dan jam Keperawatan
2 Mei 2020 Isolasi Sosial Subyektif
16.30wib : “emboh, nyapo neng kene, ngaliho kok”.

Obyektif
Tidak mau menerima kehadiran perawat, tidak
mau berbicara dengan perawat dan orang lain.
Pasien menolak kehadiran perawat. Mandi
dibantu pasien lain, perawatan diri ain di arahkan
saja.

Asesmen
: Kerusakan interaksi sosial

Planing
: ulangi SP 1

Intervensi
: Meningkatkan BHSP
: Melatih pasien berinteraksi dengan satu orang

Strategi Pelaksanaan : Nn. R

Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan 4


Diagnosa Keperawatan Isolasi Sosial SP 1 Pasien
Hari / tanggal / jam : 2 Mei 2019 / 18.30
Fase Orientasi “Selamat malam Bu, saya Puji Perawat shif dinas sore
hari ini, apa ibu masih ingat saya? saya minta ijin untuk
mengantar obat ibu ya, gimana kabar ibu malam ini bu,
saya bisa bantu apa?”
”apa saya boleh tahu nama ibu siapa dari kemarin saya
ketemu ibu tapi tidak ada jawaban dari ibu?”
Fase Kerja “minta tolong ibu jelaskan kenapa ibu selalu mengusir
saya?”
“apakah ibu mau menerima kehadiran saya disini untuk
merawat ibu dan membantu ibu untuk bisa bergaul
dengan teman-teman disini saat ini?”
“jika ibu bersedia menerima kehadiran saya tolong ya
pertanyaan saya dijawab dan pasti saya akan sangat
senang kalua ibu mau bicra dengan saya”
Fase Terminasi “baik bu terimakasih sudah bersedia saya temui malam
ini. Sampai jumpa nanti malam karena ada jadawal
minum obat untuk ibu”
“terimakasih Bu selamat malam”
“Jika ibu membutuhkan teman bicara tolong panggil
nama saya Puji”

Evaluasi Keperawatan

Tanggal Diagnosa Evaluasi


dan jam Keperawatan
2 Mei 2020 Isolasi Sosial Subyektif
18.30wib : “pasien diam saja”.

Obyektif
Mau menerima kehadiran perawat, tidak mau
berbicara dengan perawat dan orang lain. Pasien
menolak kehadiran perawat. Mandi dibantu
pasien lain, perawatan diri ain di arahkan saja.
Ada kontak mata dengan perawat, mau berjabat
tangan dengan hanya sedikit bersentuhan.
Asesmen
: Kerusakan interaksi sosial

Planing
: ulangi SP 1

Intervensi
: Meningkatkan BHSP
: Melatih pasien berinteraksi dengan satu orang

Strategi Pelaksanaan : Nn. R

Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan 5


Diagnosa Keperawatan Isolasi Sosial SP 1 Pasien
Hari / tanggal / jam : 3 Mei 2019 / 15.30
Fase Orientasi “Selamat sore Bu, saya Puji Perawat shif dinas sore hari
ini, apa ibu masih ingat saya? saya minta ijin untuk
memeriksa tekanan darah ibu, gimana kabar ibu hari ini
bu, saya bisa bantu apa?”
”apa saya boleh tahu nama ibu siapa dari kemarin saya
ketemu ibu tapi tidak ada jawaban dari ibu?”
Fase Kerja “minta tolong ibu jelaskan kenapa ibu selalu mengusir
saya?”
“apakah ibu mau menerima kehadiran saya disini untuk
merawat ibu dan membantu ibu untuk bisa bergaul
dengan teman-teman disini saat ini?”
“jika ibu bersedia menerima kehadiran saya tolong ya
pertanyaan saya dijawab dan pasti saya akan sangat
senang kalua ibu mau bicra dengan saya”
Fase Terminasi “baik bu terimakasih sudah bersedia saya temui sore ini.
Sampai jumpa nanti malam karena ada jadawal minum
obat untuk ibu”
“terimakasih Bu selamat malam”
“Jika ibu membutuhkan teman bicara tolong panggil
nama saya Puji”

Evaluasi Keperawatan

Tanggal Diagnosa Evaluasi


dan jam Keperawatan
3 Mei 2020 Isolasi Sosial Subyektif
16.30wib : “sus Puji,”.
: “aku di paido tonggoku Bu, aku loro ati,”

Obyektif
Mau menerima kehadiran perawat, mau
membalas salam perawat, mau menyebutkan
nama, mau memanggil nama perawat, mau
berjabat tangan dengan, mempertahankan kontak
mata kurang lebih 5 detik, mau minum obat
malam dengan baik.

Asesmen
: Kerusakan interaksi sosial
Planing
: ulangi SP 1

Intervensi
: Meningkatkan BHSP
: Melatih pasien berinteraksi dengan satu orang

Strategi Pelaksanaan : Nn. R

Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan 6


Diagnosa Keperawatan Isolasi Sosial SP 1 Pasien
Hari / tanggal / jam : 3 Mei 2019 / 18.30
Fase Orientasi “Selamat malam Bu, saya Puji Perawat shif dinas sore
hari ini, apa ibu masih ingat saya? saya minta ijin untuk
mengantar obat ibu ya, gimana kabar ibu malam ini bu,
saya bisa bantu apa?”
”apa saya boleh tahu nama ibu siapa dari kemarin saya
ketemu ibu tapi tidak ada jawaban dari ibu?”
Fase Kerja “minta tolong ibu jelaskan kenapa ibu selalu mengusir
saya?”
“apakah ibu mau menerima kehadiran saya disini untuk
merawat ibu dan membantu ibu untuk bisa bergaul
dengan teman-teman disini saat ini?”
“jika ibu bersedia menerima kehadiran saya tolong ya
pertanyaan saya dijawab dan pasti saya akan sangat
senang kalua ibu mau bicra dengan saya”
Fase Terminasi “baik bu terimakasih sudah bersedia saya temui malam
ini. Sampai jumpa nanti malam karena ada jadawal
minum obat untuk ibu”
“terimakasih Bu selamat malam”
“Jika ibu membutuhkan teman bicara tolong panggil
nama saya Puji”
“Kalau Mbak R sudah berkenan bertemu saya, besok saya
libur 1 hari kita akan ketemu 2 hari lagi ya bu”

Evaluasi Keperawatan

Tanggal Diagnosa Evaluasi


dan jam Keperawatan
3 Mei 2020 Isolasi Sosial Subyektif
18.30wib : “sus Puji, obat bengi ku”.
: “aku di paido tonggoku Bu, aku loro ati, aku
meneng mergo atiku loro”

Obyektif
Mau menerima kehadiran perawat, mau
membalas salam perawat, mau menyebutkan
nama, mau memanggil nama perawat, mau
berjabat tangan dengan, mempertahankan kontak
mata kurang lebih 5 detik, mau minum obat
malam dengan baik, mampu menyebutkan alas
an menarik diri

Asesmen
: Kerusakan interaksi sosial

Planing
: ulangi SP 1

Intervensi
: Meningkatkan BHSP
: Melatih pasien berinteraksi dengan satu orang

Strategi Pelaksanaan : Nn. R

Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan 7


Diagnosa Keperawatan Isolasi Sosial SP 1 Pasien
Hari / tanggal / jam : 5 Mei 2019 / 8.30
Fase Orientasi “Selamat pagi Bu, saya Puji Perawat shif dinas pagi hari
ini, apa ibu masih ingat saya? Coba di ingat lagi nama
saya siapa?”
”saya berterimakasih sama Mbak R kemarin sudah mau
berbicara dengan saya?”
“”apakah hari ini Mbak R masih berkenan dan
bersemangat utuk bercerita lagi dengan saya?”
Kita bicara sebentar kok Bu, cukup 10 menit petemuan
ini, selanjjut nya pada waktu makan siang nanti kita
ngobrol lagi, kita ngobrol sekarang di ruang tamusaja ya
Bu.”
Fase Kerja “minta tolong ibu jelaskan kenapa ibu selalu diam, apa
yang ibu alami?”
“apakah ibu mau bisa bergaul dengan teman-teman disini
ini, termsauk dengan teman-teman saya perawat yang
lain?”
“apakah ibu mau untu saya bantu cara supaya bu lebih
bisa akrab kembali dengan teman teman yang lain
disini?”
Fase Terminasi “baik bu terimakasih sudah bersedia saya temui pagi ini,
sampai jumpa nanti siang karena ada jadwal minum obat
untuk ibu dan makan siang ”
“terimakasih Bu selamat pagi”

Evaluasi Keperawatan

Tanggal Diagnosa Evaluasi


dan jam Keperawatan
5 Mei 2020 Isolasi Sosial Subyektif
10.30wib : “sus Puji, iya pagi sus”.
: “aku masih eling nama sampean Puji, sampean
orang apik, mesti nemani saya”

Obyektif
Mau menerima kehadiran perawat, mau
membalas salam perawat, mau menyebutkan
nama, mau memanggil nama perawat, mau
berjabat tangan dengan, mempertahankan kontak
mata kurang lebih 10 detik, interaksi selama
wawancara pasien sagat kooperatif, pembicaraan
lancar, nada suara pelan, masih berhubungan
kalimat yang diucapkan pasien dengan tema
pembicaraan.

Asesmen
: Kerusakan interaksi sosial

Planing
: Lanjutkan SP 2

Intervensi
: Meningkatkan kualitas BHSP
: Melatih pasien berinteraksi dengan satu orang
yang lain
Strategi Pelaksanaan : Nn. R

Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan 8


Diagnosa Keperawatan Isolasi Sosial SP 2 Pasien
Hari / tanggal / jam : 5 Mei 2019 / 13.30
Fase Orientasi “Selamat siang Bu, saya Puji Perawat shif dinas pagi hari
ini, apa ibu masih ingat saya? saya minta ijin untuk
mengantar obat ibu ya, gimana kabar ibu siang ini bu,
saya bisa bantu apa?”
”sesuai jannji saya tadi pagi maka saya menemui ibu
lagi”, ibu masih semnagat dan senang ketemu saya kan
Bu”
“kita ngobrol lagi ya di ruang tamu”
Fase Kerja “saya sekarang Bersama teman saya bu, ini Namanya
suster Yuli, beliau juga perawat dirunagan ini?”
“ saya mau ibu juga menerima suster Yuli seperti ibu juga
menerima saya, beliau disini untuk merawat ibu dan
membantu ibu untuk bisa bergaul dengan teman-teman
disini saat ini?”
“jika ibu bersedia menerima kehadiran saya dan juga
suster Yuli tolong ya tidak acuh lagi dengan kami dan
pasti saya akan sangat senang kalau ibu mau bicra dengan
saya dan suster Yuli”
Fase Terminasi “baik bu terimakasih sudah bersedia saya temui siang ini.
Sampai jumpa besok pagi karena saya juga berdinas pagi
besok”
“Jika ibu membutuhkan teman bicara tolong panggil
nama saya Puji atau Suster Yuli”
“besok kita ngobrol lagi ya bu, sama saya suster Yuli dan
teman, teman yang lain disini”
“terimakasih Bu selamat siang”
Evaluasi Keperawatan

Tanggal Diagnosa Evaluasi


dan jam Keperawatan
5 Mei 2020 Isolasi Sosial Subyektif
14.30wib : “sus Puji, sus puji, aku R”.
: “suster orang baik, maturnuwun sudah momong
saya disini.”

Obyektif
Mau menerima kehadiran satu perawat lain, mau
membalas salam satu perawat lainnya, mau
menyebutkan nama perawat lainnya, mau
memanggil nama perawat, mau berjabat tangan
dengan satu orang yang lain, mempertahankan
kontak mata kurang lebih 5 detik kearah perawat
, interaksi social baik, pasien kooperatif, nada
bicara pelan, kalimat yang diucapkan masih
dalam satu tema pembicaraan, afek sesuai
dengan stimulus pertemuan.

Asesmen
: Kerusakan interaksi sosial

Planing
: ulangi SP 2
: lanjutkan SP 3

Intervensi
: Meningkatkan BHSP
: Melatih pasien berinteraksi dengan satu orang
: Melatih interaksi dengan 2 orang atau lebih
atau kelompok.
Strategi Pelaksanaan : Nn. R

Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan 9


Diagnosa Keperawatan Isolasi Sosial SP 3 Pasien
Hari / tanggal / jam : 5 Mei 2019 / 08.15
Fase Orientasi “selamat Pagi Mbak R, apakabar hari ini, coba tebak
siapa yang mengajak bicara ibu sekarang”
“kemarin saya sudah janji bahwa hari ini saya dan suster
Yuli akan mengajak Mbak R untuk ngobrol Bersama
dengan teman teman yang lain di sini”
“hari ini kitab er empat akan ngobrol agak Panjang ya,
sekitar 20 menit, ibu berkenan kita ngobrol dimana ya?”
Fase Kerja “Mbak R coba sebutkan alamat rumah, tanggal lahir dan
pekerjaan ya”
“ selanjutnya Mbak R minta tolog menceritakan
pengalaman yang senang.”
“ berikutnya minta tolong menyebutkan nama teman yang
ada disini kalau semua sudah memperkenalkan diri”
Fase Terminasi “Mbak R gimana tadi setelah kita ketemu dan kenalan
lalu ngobrol sama banyak orang?”
“pasti Mbak R suka kan?”
“Mbak R harus sering sering berinteraksi dengan orang
lain ya, mungkin hari ini cuma ber empat, selanjut nya
bisa berineraksi dena orang yang lebih bnayk lagi seprti
dulu ya”
Sampai jumpa besok pagi karena saya juga berdinas pagi
besok”
“Jika ibu membutuhkan teman bicara tolong panggil
nama saya Puji atau Suster Yuli atau kalau mau bicra dan
cerita boleh dengan teman-teman yang ada disini ya Bu.”
“terimakasih Bu selamat pagi”
Evaluasi Keperawatan

Tanggal Diagnosa Evaluasi


dan jam Keperawatan
9 Mei 2020 Isolasi Sosial Subyektif
10.30wib : “aku R, aku ibu, anak ku satu, suami ku hidup,
aku tidak kerja dirumah saja, cari kayu dan ke
sawah”.
: “rumah ku di Tulungagung, aku kesini tidak
tahu sama siapa.”
: aku senang ke sawah dan ke pasar, umur ku
50th
Jenengan namine Wahyu, jenengan Parni,
jenengan Marmi

Obyektif
Mampu menerima kehadiran 2 perawat dan 2
pasie lain, Mampu membalas salam, Mampu
menyebutkan nama pasien lainnya, Mampu
memanggil nama perawat, Mampu berjabat
tangan dengan 5 orang, mempertahankan kontak
mata kurang lebih 5 detik kearah kelompok ,
interaksi sosial baik, pasien kooperatif, nada
bicara masih pelan, kalimat yang diucapkan
masih dalam satu tema pembicaraan.

Asesmen
: Kerusakan interaksi sosial

Planing
: Pertahankan BHSP
: Pertahankan SP 3 Pasien

Intervensi
: Meningkatkan kualitas BHSP
: Melatih pasien berinteraksi dengan satu orang
: Melatih interaksi dengan 2 orang atau lebih
atau kelompok.
4.2 Pembahasan

4.3.1 Pengkajian

Berdasarkan hasil data pengkajian pada tanggal 1 Mei 2019 didapatkan data

subjektif dan objektif yang menunjang penegakan diagnosa kerusakan interaksi

sosial, antara lain pasien tidak mau beriteraksi, tidak banyak data yang didapat oleh

perawat saat pengkaian. Pada Nn. R dan Nn. H pasien lebih sering menyendiri, dan

hanya berdiam diri tanpa bicara dan interaksi.

Pada pengkajian status mental dari kedua pasien tidak di dapatkan data

apapun. Berdasarkan data yang telah ditemukan pada saat melakukan Pertemuan

dengan pasien sebanyak 9 kali, peneliti dapat berpendapat dan beropini bahwa tanda

dan gejala yang muncul pada kasus sesuai dengan teori dari Isolasi sosial Pada klien

isolasi sosial akan ditemukan data objektif meliputi perilaku yang tidak sesuai

dengan tahap perkembangan, afek tumpul, mengalami kecacatan (misal fisik dan

mental), sakit, tidak ada kontak mata, dipenuhi dengan pikiran sendiri, menunjukan

permusuhan, tindakan yang dilakukan terjadi secara berulang, selalu ingin sendiri,

menunjukan perilaku yang tidak dapat diterima oleh kelompok kultural yang

dominan, tidak komunikatif, dan adanya perilaku menarik diri (NANDA, 2012)

4.3.2 Perumusan Diagnosa

Diagnosa keperawatan mengunakan diagnosa tunggal yang mengacu pada

north American Diagnosis Assosiation (NANDA) 2012. Yaitu diagnosa Isolasi


sosial sebagai masalah utama atau core prolem pada kedua pasien. Menurut teori,

core poblem dapat diperoleh berdasarkan identifikasi data–data subjekti (keluhan

utama) serta dat-data objektif ( data-data mayor). Diagnosa utama yang muncul pada

kedua pasien adalah isolasi sosial, hal ini didasari karena beberapa tanda dan gejala

yang telah ditunjukan oleh pasien telah sesuai dengan teori dari tanda dan gejala

isolasi, yakni pada data subjektif tidak diperoleh data apapun, [ada waktu evaluasi

pasien merasa tidak dihargai oleh orang lain. Pada pasien Nn. R pasien sering

menyendiri dan jarang berkomuniaksi dengan pasien yang lain, hal ini dapat menjadi

salah satu causa atau penyebab pada pasien menggalami isolais sosial: menarik diri,

sehingga munculah masalah isolasi Sosial sebagai core problem.

4.3.3 Perencanaan ( Intervensi )

Dari masalah utama yang telah ditemukan, maka peneliti membuat sebuah

tindakan keperawatan, peneliti berupaya mengorientasi kemampuan pada pasien

untuk mempertahakan interaksi sosial, serta untuk meningkatkan kemandirian dan

kesadaran pada pasien untuk mengerti pentingnya berinteraksi dengan orang lain.

Dan juga melaksanakan rencana tindakan yang melibatkan keluarga pasien karena

keluarga merupakan sesorang yang memiliki peran yang sangat berpotensi besar

pada diri pasien. Dan didalam teori rencana (intervensi) tindak keperawatan pada

interaksi sosial terdapat 3 strategi pelaksanaan untuk pasien dan keluarga,

Intervensi pada pelaksanaan penelitian ini sudah sesuai dengan teori, yaitu

pada strategi pelaksanaan 1 pasien di latih untuk berinteraksi dengan 1 orang.


Strategi pelaksanaan 2 mengenalkan pasien pada satu orang yang lain. Strategi

pelaksanaan 3 mengenalkan pasien pada 2 orang atau lebih atau kelompok.

Intervensi yang dilakukan oleh peneliti memiliki kesesuaindengan teori dalam

tinjauan teori. Hal ini dikarenakan rencana keperawatan tersebut sudah sesuai

dengan SOP (standart operasional prosedur)

4.3.4 Pelaksanakan (Implementasi)

Pelaksanaan Tindakan keperawatan pada pasien Nn. R membutuhkan waktu

4 hari. Hari pertama pasien di latih berinteraksi dengan 1 orang perawat, sesuai

denga teori bahwa pasien berinteraksi denga satu orang saja. Strategi pelaksanaan 1

pasien ini berlangsung selama 3 hari tetapi pasien masih belum kooperatif

berinteraksi denga perawat. Strategi Pelaksaaan 2 berlangsung 2kali pertemuan

dengan pasien dengan melibatkan perawat lain. Kesesuaian teori dan pelaksanaan

adalah pasien ber interaksi denga satu orang yang lain. Strategi pelaksanaan 3

berlangsung selama 1 kali pertemuan, krena pasien sudah mulai kooperatif dengan

perawat di dukung dengan intensitas pertemuan yang rutin dengan pasien.

Pertemuan ke 9 pasien mampu melaksanakan semua strategi pelaksanaan yang

sudah di tetapkan.

4.3.5 Evaluasi

Setelah diberikan asuhan keerawatan selama 9 kali pertemuan, didapatkan

hasil bahwa kedua pasien yang mengalami isolasi sosial mampu memahami
pentingnya interaksi sosial dan melakukan tinadakan interaksi secara mandiri. Hal

ini dapat dilihat pada saat pertama pengkajian pada pasien Nn. R tidak dapat

berinteraksi sama sekai denga orang lain, setelah diberikan asuhan keperawatan

denga 3 strategi pelaksanaan pasien mampu berinteraksi kembali dengan baik.

Dari pemaparan di atas dan hasil evaluasi yang dilakukan dari pemberian

asuhan keperawatan pada Nn. R dan Nn. H teratasi sepenuhnya. Asuhan

keperawatan yang dilakukan dengan 3 Strategi pelaksanaan sesuai dengan intervensi

hal ini membuktikan bahwa tindakan ini secara keseluruhan dapat dikatakan

berhasil.

Anda mungkin juga menyukai