Anda di halaman 1dari 15

ASKEP MENURUT TEORI VIRGINIA HENDERSON

MAKALAH

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Gerontik

Dosen Pengampu Ibu Wini Hadiyani, S.Kep., M.Kep

Disusun Oleh :
Kelompok 4
Aan Jubaedah 217047
Agung Wibowo 217048
Eka Retno Wulandari 217061
Friska Rahma Sarita 217062
Indah Lismawati 217065
Lia Siti Maryam 217067
Mega Wulan P 217071
Rhena Fitriyani R 217078
Sahrul Ramadhan 217081
Titis Lisalsabila 217087
Vina Rahma Sari 217088

SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN PPNI JAWA BARAT

PRODI S1 KEPERAWATAN

BANDUNG

2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1  LATAR BELAKANG

Pelayanan keperawatan memegang peranan penting dalam menentukan


keberhasilan pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Untuk memberikan pelayanan
keperawatan yang berkualitas dan professional perlu ditunjang oleh konsep dasar
keilmuan diantaranya pemahaman terhadap empat konsep sentral keperawatan.
Konsep dan teori keperawatan berkembang sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari
perkembangan pemikiran dan ide-ide yang dituangkan beberapa ahli keperawatan.
Pandangan para ahli tersebut mempunyai kualitas terhadap perbedaan asumsi , tetapi
pada dasarnya mempunyai apresiasi terhadap proses pemberian asuhan keperawatan
kepada klien sehingga memerikan kesempatan untuk berkembang secara mandiri
dalam memenuhi kebutuhan dalam status kesehatannya.
Asuhan keperawatan yang profesional akan terwujud jika perawat sendiri benar-
benar memahami ilmu keperawatan secara benar dan baik. Pemahaman yang baik dan
benar tentunya merujuk kepada ilmu keperawatan yang dijadikan dasar dalam
pemberian asuhan keperawatan baik di rumah sakit maupun di  masyarakat. Namun
saat ini pemahaman perawat terhadap ilmu keperawatan yang seharusnya dijadikan
dasar dan panduan dalam memberikan asuhan keperawatan masih sangat kurang,
sehingga asuhan keperawatan dalam berbagai tatanan masih berdasarkan order dari
profesi lain atau pelayanan yang bersifat rutinitas semata. Dengan demikian
pemahaman perawat akan ilmu keperawatan perlu ditingkatkan sehingga akan terlihat
secara jelas  peran perawat sebagai suatu profesi yang memberikan pelayanan kepada
masyarakat atas dasar suatu keilmuan yang akan membedakan pelayanan keperawatan
dengan pelayanan kesehatan yang lain.

Sehubungan dengan uraian tersebut diatas pada makalah ini, penulis akan
menganalisa aplikasi salah satu model/teori keperawatan pada asuhan keperawatan di
rumah sakit.  Dalam tulisan ini penulis akan menganalisa aplikasi model/teori
keperawatan dari Virginia Henderson. Penulis mengangkat teori/model Henderson
karena teori/model ini  merupakan teori yang pertama dengan jelas menggambarkan
ilmu keperawatan berbeda dengan ilmu kedokteran. Selain itu, teori ini menguraikan
hal yang lebih spesifik yaitu fokus holistik yang dimudahkan oleh empat belas (14)
kebutuhan dasar manusia yang mudah dikenali, serta langkah-langkah penyelesaian
masalah yang ditujukan untuk kemandirian klien dalam memenuhi empat belas (14)
kebutuhan dasar manusia yang menyerupai pendekatan proses keperawatan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

MODEL KONSEP/ TEORI VIRGINIA HENDERSON

2.1 Latar Belakang kehidupan

Virginia Henderson lahir pada tahun 1897, ia adalah anak ke kelima dari delapan
bersaudara. Henderson asli dari Kansas City dan menghabiskan masa
pertumbuhannya di Virginia. Henderson memiliki latar belakang pendidikan
keperawatan yang meliputi pendidikan awal keperawatan di Sekolah Perawat
Militer, 1918  di Washington DC yang diselesaikannya pada tahun1921 setelah itu ia
berkarir sebagai staf perawat, mengajar di Rumah Sakit, mengikuti pendidikan tinggi
di Fakultas keguruan. Melalui berbagai pendidikannya ia banyak mendapat ilmu
tentang praktek klinik dan proses analitikal. Pada tahun 1953, ia bekerja dengan Leo
Simmon pada Survey nasional tentang penelitian keparawatan. Pada tahun 1959, ia
memimpin proyek The Nursing Studies Index di Universitas Yale.

Sebagai tokoh keperawatan ia pun banyak menulis, berbagai tulisan yang berupa
surat ataupun buku diterbitkan. Dalam tulisannya, Henderson memberi gambaran
tentang fungsi dan pekerjaannya yang unik berbeda dengan dokter. Ia juga membuat
deskripsi keperawatan yang menjadi acuan profesi keperawatan dalam menjalankan
aktifitas profesionalnya. Dan melalui tulisannya iapun berusaha memberikan arahan
bagi para perawat agar dapat terus menerus mengembangkan dan memperkaya diri
dalam seni, ilmu, dan humanitas yang menjadi ciri utama profesi keperawatan. 

Perawat dimanapun sebenarnya perlu memahami apa yang dijelaskan Henderson


tentang keperawatan, karena dari berbagai pengalaman dan kegiatannya di dunia
keperawatan Henderson dapat memberikan arahan dan bimbingan bagi perawat dalam
menjalankan profesinya secara tepat. Melalui buku teks yang ia tulis, Henderson
menyuarakan pula jati diri profesi keperawatan pada dunia, baik pada masyarakat
umum, profesi kesehatan lain, bahkan pada perawat atau calon perawat itu sendiri.
Sehingga Henderson ini bukan saja memberikan arahan aplikasi secara nyata pada
perawat tetapi juga landasan bagi kokohnya profesi keperawatan.

Tentu hal tersebut sangatlah berkaitan dengan isi defenisi keperawatan yang
dideskripsikannya berkali-kali, untuk memperjelas fungsi perawat, dimana tugas
merawat bukan hanya ditujukan pada manusia yang sakit namun yang sehat juga, dan
aktifitas itu dilaksanakan dalam rangka terpemenuhinya 14 komponen kebutuhan
dasar pada setiap manusia dengan berbagai aktifitas yang ditujukan untuk
memandirikan klien / manusia, yang didasari akan ditemukannya penyebab gangguan
kesehatan mereka yaitu ketidakmampuan, ketidak-mauan maupun ketidaktahuan. Dan
para anggota profesi keperawatan dapat mempraktekkan ilmu dan seni keperawatan
tanpa menyalahi kaidah utama profesi keperawatan itu sendiri.

2.2 Konsep Utama

Teori Keperawatan Menurut Virginia Henderson

“Tugas unik perawat adalah membantu individu baik dalam keadaan sakit
maupun sehat melalui upayanya melaksanakan berbagai aktivitas guna mendukung
kesehatan dan penyembuhan individu atau proses meninggal dengan damai, yang
dilakukan secara mandiri oleh individu saat ia memiliki kekuatan, kemampuan,
kemauan, atau pengetahuan untuk itu.” Ia mengemukakan teori tersebut dikarenakan
keyakinan dan nilai yang ia percayai yaitu manusia, keperawatan, kesehatan, dan
lingkungan. Selain itu Ia juga mengatakan dalam mendefinisikan tentang keperawatan
harus memikirkan keseteimbangan fisiologisnya.

Henderson menghubungakan hal-hal tersebut dengan kegiatan sehari-hari dan Ia


juga memberikan gambaran tentang bagaimana tugas perawat harus bisa mengkaji,
menganalisis dan mengobservasi untuk bisa memberikan dukungan dalam kesehatan
dan proses penyembuhan atau pemulihan dengan demikian individu tersebut
mendapatkan kembali kemandirian dan kebebasan yang merupakan tujuan mendasar
dari teori tersebut. Ia juga berpendapat dalam sudut Epistemologi karakteristik ilmu
keperawatan, manusia adalah makhluk yang unik, dan tidak ada yang memiliki
kebutuha dasar yang sama yang dalam pemenuhannya memerlukan bantuan orang
lain.

Dalam memandang konsep manusia, Henderson memperhatikan unsur fisik,


biologi, sosiologi dan spiritual. Dari 14 unsur fungsi keperawatan dapat dikategorikan
sebagai berikut sembilan unsur pertama mengandung unsur psikologi,unsur ke 10 dan
14 mengandung unsur komunikasi dan proses belajar, unsur ke 11 mengandung unsur
spiritual dan moral, unsur ke 12 dan ke 13 mengandung unsur sosial yang berorientasi
pada pekerjaan dan rekreasi. Henderson berpandangan bahwa manusia memiliki
kebutuhan dasar sebagaimana yang terdapat dalam 14 unsur tersebut tidak terbatas
dan tidak ada satupun cara pemuasan kebutuhan tersebut yang sama. Jiwa dan raga
merupakan hal yang tak terpisahkan.

Henderson menekankan beberapa aspek dari konsep sosial / lingkungan. Dia


melihat manusia sebagai individu yang berhubungan dengan keluarga, namun dia
hanya menulis sedikit tentang pengaruh lingkungan dan keluarga terhadap individu.
Dalam bukunya yang ditulis bersama Harmer, Henderson mendukung peranan pribadi
dan masyarakat dalam menjaga kesehatan. Henderson mengetahui bahwa masyarakat
membutuhkan perawat dalam membantu orang tidak mampu hidup mandiri, dan
sebaliknya perawat juga mengaharapkan masyarakat memberikan sumbangan
terhadap pendidikan keperawatan.

1). Manusia

Henderson memandang manusia sebagai mahkluk yang utuh, lengkap, dan 


mandiri yang memiliki 14 kebutuhan dasar sebagi berikut :

1.      Bernafas normal

2.      Makan dan minum dengan cukup

3.      Membuang kotoran tubuh (eliminasi)

4.      Bergerak dan menjaga posisi yang diinginkan

5.      Tidur dan istirahat

6.      Memilih pakaian yang sesuai


7.      Menjaga suhu badan tetap dalam batas normal dengan menyesuaikan pakaian
dan mengubah lingkungan.

8.      Menjaga tubuh tetap bersih dan terawat dengan baik dan melindungi integumen

9.      Menghindar dari bahaya dalam lingkungan dan yang bisa melukai

10.  Berkomunikasi dengan orang lain dalam mengungkapkan emosi, kebutuhan, rasa


takut atau pendapat

11.  Beribadah sesuai dengan keyakinan seseorang

12.  Bekerja dengan sesuatu cara yang mengandung unsur prestasi

13.  Bermain atau terlibat dalam beragam bentuk rekreasi

14.  Belajar, mengetahui atau memuaskan rasa penasaran yang menuntun pada


perkembangan normal dan kesehatan serta menggunakan fasilitas-fasilitas
kesehatan yang tersedia. (Marriner Ann, 1986)

Henderson juga memandang manusia (klien)  sebagai individu yang


membutuhkan bantuan untuk meraih  kemandirian, kesehatan atau kematian yang
damai. Henderson menganggap manusia dan keluarga merupakan satu kesatuan. 
Manusia juga harus selalu menjaga keseimbangan fisiologis dan emosionalnya.
(KDIK, 2001)

2. Keperawatan

Henderson mendefinisikan keperawatan dari sisi fungsional sebagai suatu


profesi yang mempunyai fungsi unik yaitu membantu klien baik sehat atau sakit
dalam melaksanakan kegiatan yang mengkontribusi pada kesehatan, pemulihan
atau meninggal dengan damai yang akan mereka kerjakan tanpa membutuhkan
bantuan seandainya mereka memiliki kekuatan, kehendak dan pengetahuan.
Dalam memberikan bantuan dilakukan dengan suatu cara untuk membantunya
meraih kemandirian secepat mungkin. (KDIK, 2001)

Henderson juga memandang perawat sebagai anggota tim kesehatan, tetapi


tugas perawat tidak tergantung pada dokter, tetapi mengajukan rencana bila
dokter sedang melakukan kunjungan ke pasien. Henderson menekankan bahwa
perawat harus dapat bertugas secara mandiri. Perawat harus dapat mendiagnosa
dan menangani bila situasi menuntut demikian dan perawat harus mampu menilai
kebutuhan dasar manusia. (Marriner Ann, 1986)

3. Kesehatan

Henderson memandang kesehatan sebagai kemampuan individu untuk


memenuhi empat belas komponen kebutuhan dasar manusia tanpa bantuan.
Kesehatan adalah kualitas kehidupan dasar untuk berfungsi dan memerlukan
kemandirian dan saling ketergantungan.  Memperoleh kesehatan lebih penting
daripada mengobati penyakit. Individu akan meraih dan mempertahankan 
kesehatan bila mereka memiliki kekuatan, kehendak atau pengetahuan yang
cukup. Jadi Henderson lebih menekankan pada kualitas kehidupan dari pada
kehidupan itu sendiri yang memungkinkan manusia bekerja secara efektif dan
mencapai tingkat kepuasan tertinggi dalam kehidupan. (Marriner Ann, 1986)

4. Lingkungan

Henderson tidak memberikan definisi sendiri untuk lingkungan ini.  Dalam


mendefinisikan lingkungan, Henderson mengambil pengertian lingkungan
dari Webster’s New Collegiate Dictionary dimana yang dimaksud dengan
lingkungan adalah kumpulan semua kondisi eksternal dan pengaruh-pengaruhnya
yang berdampak pada kehidupan dan perkembangan organisme. Pada individu
yang sehat seharusnya memiliki kemampuan untuk mengontrol lingkunganya,
tetapi kondisi sakit dapat mengganggu kemampuan tersebut. (Marriner Ann,
1986)

2.3. Hubungan Ners-Klien

Henderson mengidentifikasi tiga tingkat hubungan ners-klien, mulai dari sangat


tergantung sampai hubungan yang agak mandiri seperti sebagai berikut :

1) Perawat sebagai pengganti bagi klien

2) Perawat sebagai perbantuan bagi klien

3) Perawat sebagai mitra klien


Ketika sakit serius, perawat dilihat sebagai pengganti bagi kekurangan klien
untuk menjadikannya lengkap, menyeluruh atau mandiri, karena kurangnya kekuatan
fisik, kemauan atau pengetahuan. Henderson melukiskan pandangan ini ketika ia
mengatakan bahwa perawat adalah kesadaran dari yang tidak sadar, kehidupn dari
yang bunuh diri, kaki dari yang diamputasi, mata bagi yang baru saja buta, alat
bergerak bagi bayi, pengetahuan dan percaya diri bagi ibu muda, penyambung lidah
bagi yang terlalu lemah atau menarik diri untuk bicara. (KDIK, 2001).Selama
pemulihan, perawat membantu klien untuk mendapatkan kembali kemandirian.
Ketidakmandirian merupakan istilah yang relatif.

Sebagai mitra, ners dan klien bersama-sama  memformulasikan rencana


perawatan. Adapun diagnosisnya  selalu ada kebutuhan dasar yang perlu dipenuhi,
tetapi kebutuhan ini dimodifikasi oleh patologi dan kondisi ini seperti usia,
temperamen, status emosional, status sosial kultur dan kapasitas fisik dan intelektual.

Perawat harus mampu mengkaji tidak saja kebutuhan klien tetapi juga kondisi
patologis yang mengubah klien. Henderson mengatakan, perawat harus masuk
ketubuh setiap kliennya untuk mengetahui apa yang dibutuhkan kliennya. Kebutuhan
ini kemudian divalidasi dengan kliennya. Perawat dapat mengubah lingkungan yang
ia anggap perlu untuk kepentingan kesehatan kliennya.  Perawat dan klien harus
bekerjasama untuk mencapai tujuan, yaitu kemandirian atau bahkan kematian yang
damai. Tujuan utama perawat yaitu menjaga agar keseharian klien senormal mungkin.
(Marriner Ann, 1986)

2.4 Hubungan Perawat-Dokter

Henderson menekankan agar perawat tidak mengikuti perintah dokter karena


perawat memiliki tugas yang unik. Perawat harus membuat rencana keperawatan
bersama klien lalu mengusulkan kepada dokter untuk disesuaikan dengan program
pengobatannya. Lebih luas Henderson menegaskan agar para perawat membantu klien
dengan manajemen keperawatannya ketika dokter tidak ada. (Marriner Ann, 1986)

2.5 Perawat sebagai Anggota Tim


Pekerjaan perawat saling tergantung dengan pekerjaan profesi lain, sehingga
perawat dan anggota tim lainnya harus saling membantu menjalankan program
masing-masing, tetapi sebaiknya tidak melakukan pekerjaan milik orang lain.
Henderson menggambarkan fungsi masing-masing profesi kesehatan dan keluarga
sebagai suatu irisan dalam suatu lingkaran, besarnya ukuran dari irisan tersebut sangat
tergantung pada apa yang dibutuhkan klien, dan karenanya besarnya ukuran irisan
tersebut akan berubah sesuai dengan kemajuan kondisi klien. Yang menjadi tujuan
disini adalah dimana semakin lama, porsi irisan untuk keluarga dan klien  akan
semakin besar atau bahkan seluruh lingkaran tersebut.  Yang artinya dengan kondisi
yang demikian berarti bahwa klien dan keluarga akan semakin mandiri dalam
membantu dan memelihara kesehatannya sendiri. (Marriner Ann, 1986)

2.5 Penjabaran Dalam Praktik

Pendekatan Henderson dalam perawatan pasien sangat berhati-hati terutama


terkait dengan pengambilan keputusan. Meski ia tidak menjelaskan secara spesifik
langkah-langkah dalam proses perawatan, seseorang dapat melihat bagaimana konsep
tersebut saling berhubungan. Henderson meyakini proses perawatan merupakan
proses problem solving dan tidak hanya khusus masalah keperawatan. Penjabaran
langkah-langkah proses keperawatan Henderson adalah sebagai berikut :

Ringkasan proses keperawatan menurut Henderson

Proses 14 unsur dan defenisi keperawatan Henderson


keperawatan

Pengkajian Mengetahui kebutuhan dasar manusia berdasar 14 unsur


keperawatan dasar keperawatan :

1.      Bernafas normal.
2.      Makan dan minum dengan cukup.
3.      Mengurangi buangan tubuh.
4.      Bergerak dan olahraga untuk menjaga postur tubuh.
5.      Tidur dan istirahat.
6.      Memilih pakaian yang cocok.
7.      Menjaga suhu tubuh tetap normal dengan cara
menyesuaikan pemakaian pakaian di lingkungan.
8.      Menjaga tubuh tetap bersih dan rapi.
9.      Menghindari bahaya dan hal yang dapat menyakiti
orang lain
10.  Berkomunikasi dengan orang lain dalam
mengekspresikan emosi, kebutuhan dan kekuatan opini.
11.  Beribadah sesuai dengan kepercayaannya.
12.  Bekerja dengan baik sehingga dapat melakukan
pencapaian tertentu.
13.  Bermain dan berpartisipasi dalam berbagai bentuk
rekreasi.
14.  Belajar, menemukan atau memuaskan rasa ingin tahu
dan menggunakan fasilitas kesehatan.
Analisa :

Membandingkan data dengan pengetahuan tentang


kesehatan dan penyakit

Diagnosa Mengidentifikasi kemampuan individu untuk memenuhi


keperawatan kebutuhannya tanpa bantuan dengan mempertimbangkan
kekuatan, kemauan dan pengetahuan yang dimiliki

Pada tahap ini disusun rencana sesuai dengan kebutuhan


individu. Rencana ini diperbaharui berdasarkan perubahan
Rencana
keadaan atau kondisi pasien. Rencana harus dapt
keperawatan
mengintegrasikan hasil pekerjaan semua yang ada dalam
tim kesehatan.

Implementasi Melayani individu sakit maupun sehat dalam beraktifitas


keperawatan dalam menjaga kesehatan, penyembuhan dari sakit, maupun
mengantarkan kematian yang tenang.

Implementasi berdasarkan prinsip psikologi, umur, latar


belakang budaya dan kemampuan fisik dan mental.
Melaksanakan pengobatan sesuai petunjuk dokter.

Menggunakan defenisi keperawatan yang dapat diterima


dan aturan hukum yang berhubungan dengan keperawatan.
Mutu keperawatan lebih dipengaruhi oleh persiapan dan
Evaluasi
kemampuan dasar perawat daripada lama waktu perawatan.
keperawatan
Hasil yang baik didasarkan pada kecepatan maupun tingkat
kemampuan pasien beraktifitas kembali secara mandiri
dalam kehidupan sehari-hari.

BAB III
ASKEP Menurut Teori Virginia Henderson

3.1 Kasus

Oma sherly tinggal di panti wreha tua bersama. Beliau tinggal sekamar dengan
seorangt temannya, keadaan beliau tidak rapi bau pesing dengan kuku panjang, beliau
sering tidak menhabiskan nasinya supaya bisa dijual dan hasilnya buat jajan. Beliau
memuliki 1 orang anak yang jarang menemuinya karena tinggal di luar kota. Oma
sherly memiliki penyakit hipertensi. Malas untuk mengasumsi obat karena merasa
cape jika minum obat selalu ingin BAK terus. Mandi hanya sehari sekali. Baju ganti 2
hari sekali. Jendela kamar jarang dibuka. Nenek sering menambahkan kecap pada
makanannya karena tidak berasa katanya

3.2 Asuhan Keperawatan

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dari uraian  diatas, dapat disimpulkan bahwa Teori Virginia Henderson tentang
model dan konsep dasar teori keperawatan merupakan sebuah teori yang memiliki
dampak begitu besar dalam  perkembangan ilmu dan praktik kesehatan serta proses
penyembuhan dalam keperawatan saat ini. Teori yang membahas kebutuhan dasar
manusia yang telah dibagi dalam 14 komponen kebutuhan dasar, serta
mengungkapkan apa itu kepedulian yang harus dimiliki  seorang perawat dalam
melaksanakan tugasnya untuk membantu individu dalam mendapatkan kembali
kemandiriannya yang itu juga merupakan tujuan dasar teori Virginia Henderson.
Teori ini juga semakin baik dengan metode pendekatan dalam memaksimalkan
pemulihan yang berdampak lepasnya ketergantungan individu ersebut. metode ini
juga mengambarkan bagaimana itu perawat bekerja melaksanakan tugasnya,
walaupun teori ini memiliki kekurangan yaitu kurang menyadari akan pentingnya
faktor internal yang merupakan faktor kerohanian yang harus dimiliki pasien agar
memiliki kekuatan dan harapan baru untuk bisa menjalankan bersama asuhan
keperawatanya bersama perawat yang juga harus dibekali dengan kekutan rohani.Dan
hal tersebut bisa digunakan oleh mahasiswa bahkan perawat yang telah melakukan
praktek  agar semakin paham.

4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

Asmadi, Ns. S. Kep. 2005. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : Penerbit Buku


Kedokteran ECG.
Basford, Lynn dan Slevin, Oliver. 2006. Teori dan Praktik Keperawatan.Jakarta :
Penerbit Buku Kedokterran ECG.

APLIKASI MODEL KEPERAWATAN VIRGINIA HENDERSON


http://candraners.blogspot.com/2012/02/aplikasi-model-keperawatan-virginia.html

Diakses pada : Kamis, 09 April 2020 (20.20)

Anda mungkin juga menyukai