Anda di halaman 1dari 13

ANALISA KASUS

PENERAPAN TEORI MODEL KONSEPTUAL


DOROTHEA ELIZABETH OREM
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1

Andalis Munawaroh Aisyah


Aulia Rachma
Diana Ros Endah
Eva Dwi Purwanti
Ira Santika
Maulidifah Amanda Cahyani
Nisa Nur’aeni Jamilah
Rizky Yudha Nugraha
Yani Septyani
DORITHEA ELIZABETH OREM

Dorothea E Orem lahir 15 Juli 1914 di


Baltimore. Maryland. Beliau adalah ahli teori
keperawatan dan pencipta teori keperawatan dan
pencipta teori keperawatan deficit perawatan
mandiri, yang dikenal sebagai model
keperawatan Orem.

2
DEFINISI KEPERAWATAN MENURUT DOROTHEA
ELIZABETH OREM

Menutut Dorothea E Orem teori keperawatan adalah pelayanan manusia yang


berpusat kepada kebutuhan manusia untuk mengurur diri dan bagaimana
mengaturnya secara terus menerus untuk dapat menunjang kesehatan dan
kehidupan. Sembuh dari penyakit dan kecelakaan Orem juga menjelaskan syarat
umum perawatan diri diantaranya asupan udara, makanan, minuman yang cukur,
BAB, BAK, keseimbangan aktivitas, istirahat, interaksi social, pencegahan dari
bahaya dan perkembangan manusia dalam kelompok-kelompok social.

Asuhan keperawatan dilakukan dengan keyakinan bahwa setiap orang


mempunai kemampuan untuk merawat diri sendiri sehingga membantu
individu memenuhi kebutuhan hidup, memelihara kesehatan juga
kesejahteraannya. Oleh karena itu teori nya dikenal sebagai Self Care
(perawatan diri) atau Self Care Defisit Teori.
  3
KASUS

Rt: 08 merupakan rukun tetangga yang berada di lingkup Rw: 04


dari Kelurahan Cipamokolan. Kelurahan Cipamokolan merupakan
berada di wilayah Kecamatan Rancasari Kota Bandung. Kondisi
wilayah yang berjarak 1 kilometer dari jalan raya yang membuat
wilayah ini mudah dijangkau. Selain itu, kondisi wilayah yang dekat
dengan sungai menjadikan sering terkena banjir saat musim
penghujan serta berpotensi adanya perilaku buang sampah di sungai.
Rt 08 ini berbatasan langsung dengan sungai. Di wilayah Rt: 08
memiliki satu mesjid yang setiap hari digunakan masyarakat
menunaikan ibadah sholat lima waktu dan kegiatan keagamaan
lainnya. Wilayah rukun tetangga ini juga dekat dengan puskesmas
sehingga masyarakat sering menggunakan pelayanan kesehatan
tersebut. Jumlah KK dari Rt: 08 Rw: 04 ini adalah 38 KK.

4
Berdasarkan usia 0-5 tahun 30 orang 6-12 thn : 40 org, 19-35 th = 130 org, 36-54 th 90 org dan >55 =70
orang. Kepemilikan rumah 30 rumah sendiri dan 8 sewa. Bangunan semua permanen dengan lantai keramik.
Hanya 27 rumah memiliki ventilasi yang baik. Sumber air berasal dari air PDAM. 25 rumah memiliki tong
sampah yang lainnya tidak hanya memakai kantung plastic yang digantung di pagar. Penarikan sampah
dilakukan 1 minggu sekali namun masih ada 16 KK yang membuang sampah ke sungai.

Hasil dari survey mawas diri terdapat 17 balita mengalami diare 3 bulan terakhir,
23 orang memiliki KMS. Masyarakat mengatakan bahwa diare pada balita
merupakan hal yang biasa terjadi karena akan mendapatkan perkembangan
(tambah pintar). Kebiasaan yang dilakukan jika mengalami diare maka anak akan
diberikan air tajin oleh orang tuanya. Kebiasaan cuci tangan sebelum makan
sering diabaikan oleh 28 KK, menganggap tubuhnya sudah terbiasa jika makan
tidak cuci tangan. Cuci tangan dilakukan jika akan beribada (wudhu) dan mandi. 5
PENGKAJIAN
Diwilayah kecamatan rancasari kota bandung rt.08 rw.04 kel cipamokolan, setelah
dilakukan survei kondisi wilayah ini dekat dengan sungai menjadikan sering
terkena banjir saat musim hujan dan berpotensi adanya perilaku pembuangan
sampah kesungai oleh masyarakat, kemudian jumlah kk di rt.08 rw.04 ini ada 38
KK, kepemilikan rumah 30 rumah dan 8 sewa, diwilayah ini 27 rumah memiliki
ventilasi yang baik dan sisanya tidak, 25 rumah memiliki tong sampah pribadi dan
yang lainnya hanya menggunakan plastik dan digantung dipagar, 16 kk diwilayah
ini masih saja membuang sampah kesungai. Hasil survey terdapat 17 balita
mengalami diare 3 bulan terahir. Kebiasaan cuci tangan sebelum makan sering
diabaikan oleh 28 KK, menganggap tubuhnya sudah terbiasa jika makan tidak cuci
tangan. Cuci tangan dilakukan jika akan beribada (wudhu) dan mandi.
DIAGNOSA
1. Terjadinya penyakit diare akibat lingkungan yang tidak
sehat di Rt: 08 Rw: 04 Kelurahan Cipamokolan
Kecamatan Rancasari Kota Bandung, sehubungan
dengan :
○ Kurangnya kepedulian masyarakat terhadap
kebersihan lingkungan.
○ Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang cara
mencuci tangan.

7
INTERVENSI

Pada kasus ini Menurut teori orem yaitu menggunakan teori


self care. Teori Self Care adalah tindakan yang matang dan
mementingkan orang lain yang mempunyai potensi untuk
berkembang, serta mengembangkan kemampuan yang
dimiliki agar dapat menggunakan secara tepat, nyata dan
Valid untuk mempertahankan fungsi dan berkembang
dengan stabil dalam perubahan lingkungan, Perencanaan
yang akan kita buat untuk menangani kasus diatas menurut
teori dheorty orem.

8
Kita bisa melakukan penkes diwilayah tersebut didalam penkes
tersebut kita akan membahas tentang tujuan mencuci tangan, teknik
mencuci tangan baik dan benar serta kebersihan ligkungan setelah kita
melakukan penkes kita bekerja sama dengan pengurus rt dan rw
diwilayah tersebut untuk membuat program seperti melakukan gotong
royong membersihkan lingkungan termasuk program walikota Jawa
Barat yaitu Kang Pisman alias Kurangi Pisahkan dan Manfaatkan.
Selain itu, bisa juga membuat fasilitas tong sampah dengan barang
bekas yang mungkin bisa digunakan menjadi tong sampah, selain
menghemat biaya, masayarakat juga bisa lebih kreatif dengan
membuat tempat sampah yang unik
9
KONSEP MENGOLAH SAMPAH

Manfaatkan :
Kurangi :
• Diolah ke dalam biopori,
• Mengurangi penggunaan Pisahkan :
komposter, Takakura, bata
kantong plastic, Styrofoam • Sampah sisa makanan
tarawang, biodigester,
dan bahan lain yang sulit dan tumbuhan
maggot BSF, serta menjadi
diurai oleh alam ditempatkan oada ember
makanan ternak dan kascing
• Menggunakan kembali tertutup.
• Dapat dijadikan sedekah
barang-barang yang masih • Kertas, kaleng, gelas dan
sampah ataupun diberikan
bisa digunakan botol plastic,
kepada bank sampah
• Membawa kantong belanja, ditempatkan pada kotak
terdekat.
tempat makan dan minum kardus.
• Dibawa ke Tempat
sendiri ketika berpergian. • Sampah lainnya
Penampungan Sementara
• Makan dan minum ditempatkan pada tong
(TPS) untuk diangkut ke
secukupnya dan sampah.
Tempat Pemrosesan Akhir
menghabiskannya.
(TPA) oleh PD Kebersihan.
10
KESIMPULAN

Dalam teori ini disebutkan bahwa kemampuan seseorang dalam memberikan


pealayanan tergadap dirinya sendiri itu akan di pengaruhi oleh kebutuhan dasar yang
dependen, artinya kebutuhan dasar manusia akan teraporsi kebutuhanya dalam kondisi
apapun seorang klien. selain kebutuhan self care juga di pengaruhi self care agency,
yaitu kekempuan seseorang untuk memenuhi kebutuhanya sendiri. hal ini tifdak
bersipat dependen, artinya  kemampuan ini kan terganggu bila keadaan tubuh dei klien
terganggu. keadaan seperti ini yang akana menjadi permasalahan dalam teori ini.
disaat seperti ini maka yang diperluakan adalah nursing agency,maksudnya disaat self
care agency tidak mampu memenuhi kebutuhanya maka perawat yang bertindak
sebagai nursing Agency harus mampu memberikan bantuan pada klien tapi lebih pada
sisi self care agency nya.maksudnya tidak langsung diberikan pemenuhan
kebutuhanya, tapi melalui optimalisasi kemampuan klien itu sendiri.
11
SARAN

Untuk mampu menerapkan teori ini perawat harus


mampu mengkaji secara tepat yang mana pasien yang
membutuhkan bantuan perawat mana pasien yang
mampu memenuhi kebutahannya sendiri. Karena
menurut teori ini. manusia mempunyai kebutuhan-
kebutuhan self care dan mereka mempunyai hak untuk
menentukan tingkat bantuan yang diberikan. pasien
mempunyai potensi untuk berpartisipasi dalam
perawatan dirinya pada tingkat kemampuannya.

12
THANK YOU

13

Anda mungkin juga menyukai