KANKER SERVIKS
Disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah : Inter Professional dan (IPE)
Dosen Pengampu : Evi Soviyati.,S.ST.,MKM
Oleh :
MELAWANTI PRAJA
NIM : CBX0210122
KELAS C
PRODI S1 KEBIDANAN DAN PROFESI
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN
2021
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali yang kita
ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat,
rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penyusun dapat
Dalam penyusunannya, penyusun memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak, karena
itu penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: Kedua orang tua dan
segenap keluarga besar yang telah memberikan dukungan, kasih, dan kepercayaan yang
begitu besar. Dari sanalah semua kesuksesan ini berawal, semoga semua ini bisa memberikan
sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi.
Meskipun penyusun berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan,
namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran
Akhir kata penyusun berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.
Tasikmalaya,oktober 2021
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
BAB II ISI
1. Pengertian
2. Gejala
2.1 Tanda-Tanda kanker serviks stadium 1
2.2 Tanda-Tanda kanker serviks stadium 2
2.3 Tanda-Tanda kanker serviks stadium 3
2.4 Tanda-Tanda kanker serviks stadim 4
3. Penyebab
4. Faktor Resiko
4.1 Faktor Alamiah
4.2 Faktor Kebersihan
4.3 Faktor Pilihan
5. Diagnosis
6. Pencegahan
6.1 Pemberian vaksin kanker serviks
6.2 Deteksi dengan Pap Smear
6.3. Hindari hubungan seks bebas
8.2.1 Pengertian
8.2.2 Tujuan
1. KESIMPULAN
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kanker serviks merupakan kanker yang primer berasal dari serviks (kanalis servikalis
dan atau porsio).Setengah juta kasus dilaporkan setiap tahunnya dan insidensinya lebih tinggi
di negara sedang berkembang. Hal ini kemungkinan besar diakibatkan belum rutinnya
program skrining pap smear yang dilakukan. Di Amerika latin, gurun Sahara Afrika dan Asia
tenggara termasuk Indonesia kanker serviks menduduki urutan kedua setelah kanker
payudara.
Di Indonesia dilaporkan jumlah kanker serviks baru adalah 100 per 100.000 penduduk per
tahun atau 180.000 kasus baru dengan usia antara 45-54 tahun dan menempati urutan teratas
dari 10 kanker yang terbanyak pada wanita. Perjalanan penyakit karsinoma serviks
merupakan salah satu model karsinogenesis yang melalui tahapan atau multistep, dimulai dari
karsinogenesis yang awal sampai terjadinya perubahan morfologi hingga menjadi kanker
invasif.Studi-studi epidemiologi menunjukkan 90% lebih kanker serviks dihubungkan dengan
jenis human papilomma virus (HPV).Beberapa bukti menunjukkan kanker dengan HPV
negatif ditemukan pada wanita yang lebih tua dan dikaitkan dengan prognosis yang buruk
BAB II ISI
1. PENGERTIAN
Kanker serviks merupakan penyakit secara langsung bagi penderitanya yakni mudah
ginekologik yang memiliki tingkat keganasan lelah, perubahan warna kulit, maupun
penurunan yang cukup tinggi dan menjadi penyebab berat badan secara drastis. Pada
penderita kanker kematian utama akibat kanker pada wanita di serviks yang menjalani
pengobatan dengan negara-negara berkembang. Kanker serviks radioterapi akan
menunjukkan efek samping yang merupakan keganasan yang terjadi pada leher cukup besar
seperti semakin memburuknya rahim dan disebabkan oleh infeksi Human kemampuan fungsi
seksual, lebih mudah Papilloma Virus (HPV). Pada penyakit kanker mengalami gangguan
somatisasi serta timbulnya serviks menunjukkan adanya sel-sel abnormal gangguan
psikososial. Kondisi psikologis yang yang terbentuk oleh sel-sel jaringan yang terjadi pada
penderita kanker serviks yang tumbuh terus menerus dan tidak terbatas pada menjalani
pengobatan radioterapi yakni bagian leher rahim. munculnya perasaan takut, tidak berdaya,
rendah HPV ini ditularkan melalui hubungan diri, sedih dan lebih mudah mengalami seksual
dan infeksinya terjadi pada 75% wanita kecemasan maupun depresi (Frumovitz dkk, yang
telah berhubungan seksual. Kanker serviks 2005).
Pada penelitian lain yang dilakukan oleh yang diderita individu berkaitan dengan perilaku
Einstein dan kolega (2011) menunjukkan bahwa seksual dan reproduksi, seperti berhubungan
20% penderita melaporkan adanya komplikasi seksual pada usia muda, berganti-ganti
pasangan meliputi kekeringan vagina, adanya ketakutan dalam berhubungan seksual, infeksi
beberapa terhadap hubungan dengan keluarga akibat jenis virus, merokok, serta tingkat
kebersihan dan kekambuhan kanker. higienis sehari-hari individu yang rendah Perubahan-
perubahan sistem dan terutama kebersihan organ genital. Di Indonesia,
fungsi tubuh yang terjadi pada penderita terdeteksi setiap jam wanita Indonesia meninggal
kanker serviks dapat menimbulkan gangguan dunia karena kanker serviks. Menurut data
konsep diri penderita, dimana penderita Yayasan Kanker Indonesia, kanker serviks
mengalami kebergantungan pada orang lain menempati urutan pertama dengan prosentase
untuk memenuhi kebutuhan dasar dan 16% dari jenis kanker yang banyak menyerang
penurunan keberfungsian anggota tubuh. Dengan perempuan Indonesia. (Yayasan Kanker
adanya perubahan fungsi seksual pada penderita Indonesia, 2011).
Kanker serviks yang menjalani pengobatan Kanker serviks cenderung terjadi pada
radioterapi menjadi salah satu sebab terjadinya usia pertengahan. Di Indonesia, serviks
gangguan konsep diri penderita ke arah yang merupakan jenis kanker yang paling banyak
negatif. Keadaan ini selanjutnya dapat menyerang wanita usia produktif. Pada usia 30-50
menyebabkan penurunan gambaran diri sehingga tahun perempuan yang sudah kontak
seksual akan pada akhirnya mengakibatkan penurunan harga beresiko tinggi terkena kanker
serviks. Usia diri individu. Perubahan gambaran diri terjadi tersebut merupakan puncak usia
produktif pada hampir semua penderita kanker, jika perempuan sehingga akan meyebabkan
gangguan perubahan ini tidak terintegrasi dengan konsep kualitas hidup secara fisik,
kejiwaan dan kesehatan diri maka kualitas hidup penderita akan seksual.
menurun secara drastis (Indrayani, 2007). Gejala-gejala yang ditimbulkan akibat
Radioterapi merupakan pengobatan yang penyakit kanker serviks (Mardjikoen, 2007), yakni
ditujukan untuk kemungkinan survive setelah munculnya rasa sakit saat berhubungan
seksual, pengobatan adekuat. Namun, efek samping perdarahan pasca senggama, keputihan
berlebih, radioterapi memungkinkan timbulnya dampak pendarahan spontan vagina yang
abnormal di luar negatif secara fisik maupun psikis bagi penderita siklus menstruasi,
penurunan berat badan kanker serviks. Penelitian ini berfokus pada drastis, nyeri atau
kesulitan dalam berkemih, kualitas hidup pada penderita kanker serviks yang nyeri perut
bagian bawah atau kram panggul. menjalani pengobatan radioterapi serta upaya Pengobatan
yang dilakukan penderita yang dilakukan oleh penderita kanker serviks kanker serviks pun
juga memberikan dampak fisik dalam mencapai kualitas hidupnya.
2. GEJALA
Kanker serviks tahap dini tidak menunjukkan gejala. Tanda umumnya yaitu:
• pendarahan
• Sakit punggung
• Sakit saat buang air kecil dan air seni keruh
• Konstipasi kronis dan perasaan kembung walaupun perut dalam keadaan kosong.
• Rasa nyeri saat berhubungan seks dan keputihan
• Salah satu kaki membengkak
• Kebocoran urin atau feses dari vagina
Selain dari tanda-tanda di atas, kanker serviks di bagi dalam beberapa stadium dan tanda-
tanda dari stadium adalah sebaagai berikut:
2.1 Tanda-tanda kanker serviks stadium 1
Tanda-tanda kanker serviks stadium awal dapat dilihat dari rasa sakit pada
mulut rahim. Rasa sakit tersebut memang tidak muncul dengan intensitas yang sering.
Tetapi jika penyakit ini semakin parah rasa sakit tersebut akan sangat terasa.
Apabila merasakan mulut rahim terasa sakit lebih baik segera memeriksakan diri ke
dokter karena itu adalah salah satu tanda kanker rahim. Rasa sakit pada mulut rahim
diakibatkan oleh virus human papilloma yang mulai menggerogoti sel dan jaringan
pada mulut rahim.
Pada stadium Dua pasien dapat menunjukan gejala yang khas,yaitu pendarahan,
keputihan patogenis, sakit pada area kewanitaan, nyeri buang air kecil,penurunan
nafsu makan,cepat lelah
2.3 Tanda-tanda kanker serviks stadium 3
Muncul pendarahan yang dengan beberapa tingkat yang berbeda. Gejala yang paling perlu
diwaspadai adalah adanya pendarahan setelah hubungan suami istri. Pendarahan lain yang
bisa terjadi adalah pendarahan yang muncul di luar siklus menstruasi atau menjelang dan
sesudah menopause.
§ Munculnya keputihan dalam jangka waktu lama dan bahkan menyebabkan bau yang tidak
enak.
§ Saat berhubungan seksual, organ di sekitar liang vagina biasanya akan terasa sakit dan tidak
nyaman.
§ Muncul pendarahan dalam urin.
§ Timbul masalah pencernaan yang berhubungan dengan kesulitan buang air besar.
§ Timbul keinginan buang air kecil secara terus menerus.
§ Tidak memiliki nafsu makan, lebih mudah merasa lelah, lebih dan sedih.
§ Muncul rasa sakit pada bagian panggul belakang dan tidak nyaman untuk beberapa posisi
duduk maupun berdiri.
2.4 Tanda-tanda kanker serviks stadium 4
Tanda dari kanker pada stadium empat adalah sebagai berikut
1. Terjadi pendarahan hebat saat tidak sedang menstruasi dan menjelang atau sesudah masuk tahap
menopause.
2. Ada rasa sakit yang muncul pada tulang, otot dan panggul bagin bawah.
3. Muncul rasa sakit yang berlebihan saat buang air besar atau buang air kecil dan bahkan
kadang disertai dengan pendarahan.
4. Mengalami gangguan nafsu makan, lelah dan badan menjadi lebih lemah.
5. Biasanya penderita akan mengalami penurunan berat badan yang terjadi dalam waktu
yang sangat cepat.
6. Terkadang jika kanker telah menyebar ke bagian otot tubuh, maka seluruh badan akan
merasa sakit dan tidak nyaman.
Pada awalnya semua jenis kanker serviks akan di temukan dari pemeriksaan Pap Smear. Ini
adalah salah satu metode yang paling diakui untuk melihat pertumbuhan sel-sel abnormal pada
bagian leher rahim. Penyebab kanker serviks yang masuk dalam beberapa jenis stadium adalah
HPV (Human Papilloma Virus) dengan tipe HPV 16 dan HPV 18.
Pada kanker serviks stadium 4 biasanya hasil pemeriksaan tidak hanya dilakukan dengan Pap
Smear saja. Jika hasil tes menunjukkan jumlah infeksi virus HPV dalam angka yang tinggi maka
dokter akan menyarankan untuk melakukan biopsi, pemeriksaan panggul, tes darah dan –Ray.
Berbagai jenis pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahu daerah penyebaran kanker dan tujuan
pengobatan yang paling tepat.
Pengobatan untuk kanker serviks stadium 4 biasanya akan dilakukan dengan melihat
kemampuan penderita. Beberapa kondisi penderita yang lemah biasanya akan dilakukan
pengobatan paliatif. Hal ini terjadi karena kondisi penderita yang sangat lemah dan mungkin
tidak akan kuat untuk menjalani prosedur operasi, kemoterapi maupun radiasi. Tapi pada
dasarnya semua itu ada tergantung pada kesehatan umum penderita.
Metode pengobatan untuk kanker serviks stadium 4 akan dilakukan dengan kemoterapi dan
radioterapi. Kedua jenis terapi ini akan memberikan hasil maksimal apabila dilakukan dalam
waktu bersamaan. Namun, bagi penderita kanker seviks stadium 4 biasanya tidak memiliki
kemampuan untuk menahan semua efek terapi.
Radioterapi menjadi solusi pengobatan bagi kanker serviks stadium 4. Terapi ini
dilakukan dengan memberikan sinar X dosisi tinggi pada area panggul dan rongga vagina. Terapi
ini dilakukan selama 20 hingga 25 kali dengan masa istirahat pada hari Sabtu dan Minggu.
Kemoterapi merupakan pengobatan yang dilakukan dengan memasukkan beberapa jenis obat
keras untuk membunuh sel kanker. Pengobatan ini menjadi langkah yang paling efektif karena
bisa mencegah dan membunuh sel kanker pada seluruh tubuh.
Kanker serviks stadium 4 bukan menjadi penyakit besar yang langsung tumbuh dalam tubuh.
Kanker ini pada dasarnnya membutuhkan waktu infeksi yang sangat lama dan bisa mencapai 25
tahun. Cara terbaik untuk menghindari kanker serviks stadium 4 adalah dengan melakukan upaya
pencegahan. Berikut ini adalah beberapa cara mencegah kanker serviks yang dapat kita lakukan.
1. Melakukan pemeriksaan secara rutin bagi wanita yang sudah pernah melakukan
hubungan seksual. Tindakan ini dilakukan dengan metode Pap Smear. Pemeriksaan ini
akan membantu deteksi dini sehingga bisa dilakukan pengobatan dengan cepat jika
ditemukan potensi sel kanker.
2. Setia dengan pasangan. Memiliki hubungan seksual yang lebih aman akan menjauhkan
wanita dari infeksi virus HPV. Penyebab kanker serviks adalah HPV tipe 16 dan 18.
Melindungi diri dengan cara setia kepada pasangan akan memiliki resiko rendah terkena
infeksi HPV.
3. Melakukan vaksin HPV. Saat ini ada vaksin HPV yang bisa digunakan sejak umur 12
atau 13 tahun. Vaksin ini bisa mencegah dari infeksi virus HPV tipe 16 dan 18.
4. Hentikan kebiasaan merokok. Jika Anda perokok maka segera hentikan kebiasaan buruk
ini. Rokok memang tidak menimbulkan infeksi HPV secara langsung, tapi dalam tubuh
perokok biasanya mereka tidak memiliki imunitas untuk mencegah infeksi HPV sehingga
lebih berpotensi terkena kanker serviks.
Memiliki kebiasaan dan gaya hidup yang sehat akan mendukung tubuh agar bisa melindungi diri
dari infeksi HPV. Pencegahan kanker serviks harus dilakukan sejak dini. Hal ini sangat penting
agar bisa meningkatkan harapan bagi para penderita kanker serviks.
3. PENYEBAB
Terinfeksi Human Papilloma Virus (HPV) merupakan sebab paling umum atau faktor
utama terjadinya kanker serviks.Virus-virus ini ditularkan melalui hubungan seksual, baik
oral maupun anal.Setiap wanita yang aktif secara seksual memiliki resiko terkena kanker
serviks.Akan tetapi wanita dengan partner seks lebih dari satu memiliki resiko yang lebih
besar.Wanita yang melakukan hubungan seks tanpa pelindung sebelum umur 16 tahun
memiliki tingkat resiko tertinggi.Beberapa vaksinasi telah dikembangkan dan secara efektif
membunuh HPV yang menjadi penyebab dari 70 hingga 85 persen kanker serviks. Vaksin
HPV ditujukan untuk anak perempuan dan wanita dewasa dari usia 9 hingga 26 tahun karena
vaksin hanya dapat bekerja sebelum infeksi terjadi. Akan tetapi, vaksinasi masih dapat
dilakukan pada wanita yang belum aktif secara seksual pada usia dewasa. Mahalnya harga
vaksin ini menjadi penyebab kekhawatiran. Akan tetapi, karena vaksin in hanya ditujukan
untuk beberapa tipe kanker beresiko tinggi, wanita tetap harus melakukan Pap Smear, bahkan
setelah vaksinasi.
4. FAKTOR RESIKO
4.1 Faktor Alamiah
Faktor alamiah adalah faktor-faktor yang secara alami terjadi pada seseorang dan memang
kita tidak berdaya untuk mencegahnya. Yang termasuk dalam faktor alamiah pencetus kanker
serviks adalah usia diatas 40 tahun. Semakin tua seorang wanita maka makin tinggi risikonya
terkena kanker serviks.Tetapi hal ini tidak hanya sekedar orang yang sudah berumur saja,
yang berusia muda pun bisa terkena kanker serviks. Tentu kita tidak bisa mencegah
terjadinya proses penuaan. Akan tetapi kita bisa melakukan upaya-upaya lainnya untuk
mencegah meningkatnya risiko kanker serviks.Tidak seperti kanker pada umumnya, faktor
genetik tidak terlalu berperan dalam terjadinya kanker serviks.Ini tidak berarti Anda yang
memiliki keluarga bebas kanker serviks dapat merasa aman dari ancaman kanker
serviks.Anda dianjurkan tetap melindungi diri Anda terhadap kanker serviks.
Keganasan kanker serviks dapat menyerang wanita tanpa melihat kelompok umur. Vaksin dapat
diberikan pada kelompok umur 11-26. Vaksin diberikan pada bulan 0,1 dan bulan ke 6. Adapula
untuk anda yang memiliki riwayat terinfesi virus papiloma manusia dapat diberikan vaksinasi dengan
efektifias yang kurang. Vaksinasi dapat dilakukan di dokter kandungan. Vaksinasi hanya dilakukan
untuk pencegahan bukan untuk pengobatan.
Pap smear atau tes papaniculou merupakan metode skrining untuk dapat mendeteksi kanker serviks.
Test ini telah terbukti dapat mendeteksi dini terjadinya infeksi virus penyebab kanker serviks,
sehingga mampu menurunkan resiko terkena kanker serviks dan memperbaiki prognosis. Adapun
anjuran untuk anda yang ingin mencegah sejak dini dapat melakukan pap smear setahun
sekali untuk wanita yang telah menginjak usia 35 tahun, wanita yang pernah menderita infeksi HPV,
wanita pengguna pil kontrasepsi. Lakukan sesering mungkin jika hasil pap smear anda menunjukan
tidak normal atau setelah pengobatan prekanker . Untuk anda yang akan melakukan pap smear
perhatikan ketentuannya agar hasil akurat :
· Melakukan pap smear pada dua minggu setelah hari pertama haid.
· Sebelum pemeriksaan sebaiknya tidak menggunakan obat atau bahan herbal pencuci alat
kewanitaan.
· Penderita paska persalinan dianjurkan datang 6-8 minggu untuk melakukan pap smear.
Human papiloma virus (HPV) yaitu virus penyebab kanker serviks dapat menular melalui hubungan
seksual. Fakta menunjukan hubungan seksual dengan menggonta-ganti pasangan menjadi penyebab
utama penularan HVS.
Banyak pesan dan peringatan yang menyatakan bahwa rokok sangat membahayakan dan memicu
timbulnya penyakit ringan atau berbahaya akan tetapi untuk sebagian orang (perokok) masih
menganggap remeh pesan itu. Untuk anda wanita, penderita kanker serviks diantaranya adalah 30
persen dari wanita perokok aktif. Penyebabnya adalah kandungan zat kimia yang terdapat di dalam
rokok memicu infeksi virus penyebab kanker serviks.
Diet sudah menjadi kebiasaan wanita yang bersifat penting untuk menjaga bentuk tubuh dan
kesehatan. Jika anda sering melakukan diet dan menghindari asupan buah dan sayur , itu merupakan
diet salah . Diet yang salah dapat memicu perkembangan virus penyebab kanker serviks. Kandungan
yang terdapat dalam sayur dan buah justru dapat membantu untuk melindungi anda dari serangan
kanker serviks. Perhatikan pula makanan dan minuman anda jangan sampai mengandung zat kimia
berbahaya seperti pengawet , pewarna dan penyedao rasa.
Kehidupan modern yang bersifat instans justru memicu timbulnya kanker. Kandungan berbahaya
yang terdapat di dalam pembungkus dan bahan plastik yang terkena panas memicu timbulnya kanker.
Minimalisir penggunaan sterofom, bahan plastik yang dipanaskan atau terkena plastik.
7. PENGOBATAN
Pada tahap stadium 1, pasien dapat diberi pengobatan melalui prosedur bedah konservatif
untuk wanita yang ingin mempertahankan kesuburan mereka, sementara yang lain dianjurkan
untuk mengangkat seluruh organ uterus dan serviks (trachelectomy). Setelah prosedur
pembedahan, umumnya direkomendasikan untuk menunggu sekurang-kurangnya satu tahun
sebelum melakukan program kehamilan.
Karena terdapat kemungkinan penyebaran kanker pada kelenjar getah bening disaat tahap
akhir stadium 1, spesialis bedah mungkin akan mengangkat beberapa kelenjar getah bening
dari sekitar uterus untuk bahan evaluasi patologi.
Tumbuh kembalinya kanker pada sisa serviks sangatlah langka bila kanker telah sepenuhnya
diangkat melalui trachelectomy.Akan tetapi, pasien dianjurkan untuk tetap melakukan
pencegahan secara aktif dan melakukan pemeriksaan lanjutan, termasuk melakukan skrining
Pap smear.
Tumor pada tahap awal dapat diobati melalui prosedur histerektomi radikal
(pengangkatan seluruh uterus) dengan pengangkatan kelenjar getah bening.Terapi radiasi
dengan atau tanpa kemoterapi dapat diberikan setelah prosedur pembedahan guna
mengurangi resiko kembalinya kanker. Tumor usia dini berukuran besar dapat diobati dengan
terapi radiasi dan kemoterapi dahulu. Histerektomi dapat dilakukan kemudian untuk
mengendalikan kanker secara lokal dengan lebih baik.
Pada tahab stadium 2 awal maka dapat diobati dengan prosedur pengangkatan seluruh uterus.
Sedangkan pada stadium lanjut yaitu stadium 2B hingga stadium 4B dengan menggunakan terapi
kemoradiasi.
Pengobatan yang dilakukan pada kanker serviks tingkat keselamatan 5 tahun untuk kanker serviks
tahap dini yaitu 92%. Sedangkan untuk kanker serviks stadium 1 maka 80-90% sedangkan pada 50-
65% pada kanker stadium 2. Pada penderita kanker serviks stadium 3 hanya terjadi 25-35. Sedangkan
pada stadium 4 sebesar 15%.
Pada tahap stadium 3 dan lanjut dapat dilakukan dengan beberapa prosedur du bawa ini:
Pengobatan radioterapi dan kemoterapi biasanya akan menimbulkan efek yang tidak nyaman bagi
penderita. Beberapa gejala ini biasanya ditunjukkan dengan sakit perut atau diare, mudah lelah,
tidak memiliki nafsu makan, depresi, muntah dan mual. Semua efek samping ini akan hilang
sendiri setelah masa terapi selesai.
8.1.1 PENGERTIAN
Test atau Pemeriksaan Pap Smear adalah metode (screening) ginekologi, merupakan
pemeriksaan leher rahim (serviks) menggunakan alat yang dinamakan speculum, dan bisa
dilakukan oleh dokter kandungan. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui adanya HPV
ataupun sel karsinoma penyebab Kanker Leher Rahim, sejak dini.Pemeriksaan ini lebih
diutamakan pada perempuan yang sudah pernah melakukan hubungan seksual. Bahkan
Perempuan yang pernah melakukan hubungan seksual selama tiga tahun dari kontak seksual
pertama kali WAJIB melakukan pap smear. Namun saat ini apabila anda menginginkan hasil
pemeriksaan yang lebih akurat ada metode lain untuk mendeteksi adalah kanker Leher Rahim
(Kanker Serviks), yaitu dengan Pemeriksaan Thin Prep.
Test Deteksi Dini Kanker Serviks
Pap smear atau Pap Test adalah tes spesifik yang digunakan untuk mendeteksi dini kanker
leher rahim / kanker serviks. Aktivitas seksual merupakan salah satu predisposisi kanker
serviks, Sehingga Pap Smear menjadi salah satu pemeriksaan yang penting dilakukan oleh
perempuan yang telah aktif secara seksual. Meski Pap smear hanya metoda skrining yang
fungsinya untuk pencegahan Kanker Serviks, namun metode ini mampu mendeteksi lebih
dari 90 % kanker leher rahim tahap awal yang masih mungkin untuk disembuhkan.
A. Kesimpulan
Kanker serviks merupakan kanker ganas yang terbentuk dalam jaringan serviks (organ
yang menghubungkan uterus dengan vagina).Ada beberapa tipe kanker serviks. Tipe yang
paling umum dikenal adalah squamous cell carcinoma (SCC), yang merupakan 80 hingga 85
persen dari seluruh jenis kanker serviks. Infeksi Human Papilloma Virus (HPV).
IVA (inspeksi visual dengan asam asetat) merupakan cara sederhana untuk mendeteksi
kanker leher rahim sedini mungkin (IVA merupakan pemeriksaan leher rahim (serviks)
dengan cara melihat langsung (dengan mata telanjang) leher rahim setelah memulas leher
rahim dengan larutan asam asetat 3-5%
.
DAFTAR PUSTAKA
· Frumovitz, M., Charlotte C.S., Leslie R.S., Mark F.M, Anuja J.J., Taylor, W., Patricia, E.,
Therese B.B., Charles F.L., David M.G., & Diane C.B. (2005). Quality of Life and Sexual
Functioning in Cervical Cancer Survivors. Journal of Clinical Oncology Vol. 23 Number 30,
23:7428-7436.
· Indrayani, D. (2007). Pengalaman Hidup Klien Kanker Serviks di Bandung. Bandung:
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjajaran.
· Mardjikoen, P. (2007). Tumor ganas alat genital. dalam: Wiknjosastro H, Saifuddin
AB,Rachimhadi T. Ilmu kandungan. Edisi kedua, Cetakan kelima. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo
· Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius