Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KANKER SERVIKS

DISUSUN OLEH KELOMPOK 1:

 ABD.JALIL (18.001)
 AGUSTINI RAHAYU (18.002)
 ASHARI (18.005)
 FITRI AISYAH (18.011)
 HELMI JAFANURI (18.014)
 JAMILATUL UMAMAH (18.019)
 MAULIDATUL LAILY (18.023)
 MITA PURNAMA SARI (18.024)
 NURMAH (18.030)
 RIF’ATUL IRFI (18.031)

POLI TEKNIK NEGERI MADURA PRODI DIII KEPERAWATAN

TAHUN 2018/2019
KATA PENGANTAR
Bismallahirrahmanirrahim.
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT.atas segala limpahan rahmat,
nikmat dan hidayah-Nyalah sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Asuhan
Kebidanan Komunitas ini. Makalah ini kami buat untuk mendapatkan nilai mata kuliah
Asuhan Kebidanan Komunitas.
Dalam hal ini tak luput kami ucapkan terima kasih kepada Dosen bidang studi
Asuhan Kebidanan Komunitas yang telah membimbing kami, sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini dengan sebaik mungkin, dan kami juga mohon maaf jika
terdapat kesalahan dalam makalah ini. Demikianlah, makalah ini semoga bermanfaat
bagi yang membacanya. Terima kasih.Wassalam mu’alaikum warahmatullah
hiwabarakatuh.

Pamekasan,26 Oktober 2018

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1

A.                Latar belakang................................................................................... 1

B.                 Rumusan masalah............................................................................ 1

C.                 Tujuan............................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………....… 2

A.                Pengertian kanker serviks................................................................. 2

B.                 Gejala kanker serviks........................................................................ 2

C.                 Penyebab kanker serviks.................................................................. 2

D.                Faktor resiko..................................................................................... 3

E.                 Doagnosis ......................................................................................... 4

F.                  Pengobatan ...................................................................................... 4

G.                Pemeriksaan penunjang..................................................................... 6

BAB III PENUTUP......................................................................................... 12

A.                Kesimpulan........................................................................................ 12

B.                 Saran................................................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………… 13
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

kanker serviks adalah sejenis kanker yang 99,7% disebabkan oleh human
papilloma virus (HPV) onkogenik, yang menyerang leher rahim.Di Indonesia hanya 5
persen yang melakukan Penapisan Kanker Leher Rahim, sehingga 76,6 persen pasien
ketika terdeteksi sudah memasuki Stadium Lanjut (IIIB ke atas), karena Kanker Leher
Rahim biasanya tanpa gejala apapun pada stadium awalnya. Penapisan dapat dilakukan
dengan melakukan tes Pap smear dan juga Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA).
.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1.Apakah definisi kanker serviks?
1.2.2.Bagaimana gejala kanker serviks?
1.2.3Apa saja penyebab kanker serviks?
1.2.4.Bagaimana factor resiko dan diagnosis kanker serviks ?
1.2.5.Bagaimana pengobatan kanker serviks?
1.2.6.Apa saja pemeriksaan penunjang kanker serviks?

1.3   Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini antara lain:
1.3.1.Untuk mengetahui kanker pengertian kanker serviks.
1.3.2.Untuk mengetahui gejala dan penyebab kanker serviks.
1.3.3.Untuk mengetahui factor resiko dan diagnosis kanker
serviks .
1.3.4.Untuk mengetahui pengobatan kanker serviks.
1.3.5.Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang kanker serviks.
1.4 manfaat
1.4.1. Manfaat Teoritis

 Memperoleh pengetahuan mengenai metode pendidikan kesehatan

tentang peer group.

 Sebagai wacana untuk memberikan sosialisasi screening awal


terhadap masyarakat khususnya wanita terhadap kanker serviks
menggunakan metode peer group.

1.4.2. Manfaat Praktis

1.4.2.1. Bagi masyarakat

 Menambah pegetahuan masyarakat mengenai pentingnya deteksi


dini kanker serviks.

1.4.2.2. Bagi praktisi keperawatan

 Memberikan pengetahuan baru mengenai pemberian penyuluhan


atau sosialisasi dengan menggunakan metode peer group dalam
kaitannya dengan deteksi dini kanker serviks pada wanita usia subur.

1.4.2.3. Bagi peneliti

 Dapat mengaplikasikan secara langsung metode peer group untuk


memberikan sosialisasi atau pendidikan kesehatan dalam kaitannya
untuk peningkatan pengetahuan serta perilaku sadar diri untuk
melakukan deteksi dini kanker serviks.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1.PENGERTIAN

Kanker serviks merupakan kanker ganas yang terbentuk dalam jaringan serviks
(organ yang menghubungkan uterus dengan vagina).Ada beberapa tipe kanker serviks.
Tipe yang paling umum dikenal adalah squamous cell carcinoma (SCC), yang
merupakan 80 hingga 85 persen dari seluruh jenis kanker serviks. Infeksi  Human
Papilloma Virus (HPV) merupakan salah satu faktor utama tumbuhnya kanker jenis ini.
Tipe-tipe lain kanker serviks seperti adenocarcinoma, small cell carcinoma,
adenosquamous, adenosarcoma, melanoma dan lymphoma, merupakan tipe kanker
serviks yang langka yang tidak terkait dengan HPV.Beberapa tipe kanker yang telah
disebutkan, tidak dapat ditanggulangi seperti SCC.

2.2.GEJALA
Kanker serviks tahap dini tidak menunjukkan gejala.Segera temui dokter bila Anda
mengalami gejala-gejala kanker serviks sebagai berikut:

 Pendarahan vagina
 Sakit saat buang air kecil dan air seni keruh
 Konstipasi kronis dan perasaan kembung walaupun perut dalam keadaan kosong.
 Rasa nyeri saat berhubungan seks dan keputihan
 Salah satu kaki membengkak
 Kebocoran urin atau feses dari vagina

2.3. PENYEBAB

Terinfeksi Human Papilloma Virus (HPV) merupakan sebab paling umum atau
faktor utama terjadinya kanker serviks.Virus-virus ini ditularkan melalui hubungan seksual,
baik oral maupun anal.Setiap wanita yang aktif secara seksual memiliki resiko terkena
kanker serviks.Akan tetapi wanita dengan partner seks lebih dari satu memiliki resiko yang
lebih besar.Wanita yang melakukan hubungan seks tanpa pelindung sebelum umur 16 tahun
memiliki tingkat resiko tertinggi.Beberapa vaksinasi telah dikembangkan dan secara efektif
membunuh HPV yang menjadi penyebab dari 70 hingga 85 persen kanker serviks. Vaksin
HPV ditujukan untuk anak perempuan dan wanita dewasa dari usia 9 hingga 26 tahun
karena vaksin hanya dapat bekerja sebelum infeksi terjadi. Akan tetapi, vaksinasi masih
dapat dilakukan pada wanita yang belum aktif secara seksual pada usia dewasa. Mahalnya
harga vaksin ini menjadi penyebab kekhawatiran. Akan tetapi, karena vaksin in hanya
ditujukan untuk beberapa tipe kanker beresiko tinggi, wanita tetap harus melakukan Pap
Smear, bahkan setelah vaksinasi.

2.4.FAKTOR RESIKO
A. Faktor Alamiah

Faktor alamiah adalah faktor-faktor yang secara alami terjadi pada seseorang
dan memang kita tidak berdaya untuk mencegahnya. Yang termasuk dalam faktor
alamiah pencetus kanker serviks adalah usia diatas 40 tahun. Semakin tua seorang
wanita maka makin tinggi risikonya terkena kanker serviks.Tetapi hal ini tidak hanya
sekedar orang yang sudah berumur saja, yang berusia muda pun bisa terkena kanker
serviks. Tentu kita tidak bisa mencegah terjadinya proses penuaan. Akan tetapi kita bisa
melakukan upaya-upaya lainnya untuk mencegah meningkatnya risiko kanker
serviks.Tidak seperti kanker pada umumnya, faktor genetik tidak
terlalu berperan dalam terjadinya kanker serviks.Ini tidak berarti
Anda yang memiliki keluarga bebas kanker serviks dapat merasa
aman dari ancaman kanker serviks.Anda dianjurkan tetap melindungi
diri Anda terhadap kanker serviks.

b.    Faktor Kebersihan

         Keputihan yang dibiarkan terus menerus tanpa diobati. Ada 2


macam keputihan,  yaitu yang normal dan yang tidak normal.
Keputihan normal bila lendir berwarna bening, tidak berbau, dan tidak
gatal. Bila salah satu saja dari ketiga syarat tersebut tidak terpenuhi
berarti keputihan tersebut dikatakan tidak normal. Segeralah
berkonsultasi dengan dokter Anda bila Anda mengalami keputihan
yang tidak normal.
         Penyakit Menular Seksual (PMS). PMS merupakan penyakit-
penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual. PMS yang cukup
sering dijumpai antara lainsifilis, gonore, herpes simpleks, HIV-AIDS,
kutil kelamin, dan virus HPV.
         Pemakaian pembalut yang mengandung bahan dioksin. Dioksin merupakan bahan
pemutih yang digunakan untuk memutihkan pembalut hasil daur ulang dari barang
bekas, misalnya krayon, kardus, dan lain-lain.
         Membasuh kemaluan dengan air yang tidak bersih, misalnya di toilet-toilet umum
yang tidak terawat. Air yang tidak bersih banyak dihuni oleh kuman-kuman.

C. Faktor Pilihan

Faktor ketiga adalah faktor pilihan, mencakup hal-hal yang bisa Anda tentukan
sendiri, diantaranya berhubungan seksual pertama kali di usia terlalu muda. Berganti-ganti
partner seks. Lebih dari satu partner seks akan meningkatkan risiko penularan penyakit
kelamin, termasuk virus HPV. Memiliki banyak anak (lebih dari 5 orang). Saat dilahirkan,
janin akan melewati serviks dan menimbulkan trauma pada serviks. Bila Anda memutuskan
untuk memiliki banyak anak, makin sering pula terjadi trauma pada serviks. Pap Smear
merupakan pemeriksaan sederhana yang dapat mengenali kelainan pada serviks. Dengan
rutin melakukan papsmear, kelainan pada serviks akan semakin cepat diketahui sehingga
memberikan hasil pengobatan semakin baik. Dokter yang tepat dalam melakukan pap smear
adalah Dokter kandungan, tetapi beberapa Laboratorium Klinikpun dapat melakukannya.

D. DIAGNOSIS

Pap Smear merupakan cara efektif sebagai tes skrining kanker serviks, kepastian
diagnosa kanker serviks atau diagnosa pra-kanker memerlukan biopsi dari serviks. Biopsi
umumnya dilakukan melalui colposcopy, inspeksi serviks melalui pencitraan yang
diperbesar dengan melarutkan cairan asam untuk memperjelas sel-sel abnormal pada
permukaan serviks. Proses ini memerlukan waktu 15 menit dan tanpa menimbulkan rasa
sakit.
Prosedur diagnosa lanjutan meliputi prosedur Loop Electrical Excision Procedure
(LEEP), cone biopsies dan punch biposies. Pap Smear merupakan cara efektif sebagai tes
skrining kanker serviks, kepastian diagnosa kanker serviks atau diagnosa pra-kanker
memerlukan biopsi dari serviks. Biopsi umumnya dilakukan melalui colposcopy, inspeksi
serviks melalui pencitraan yang diperbesar dengan melarutkan cairan asam untuk
memperjelas sel-sel abnormal pada permukaan serviks. Proses ini memerlukan waktu 15
menit dan tanpa menimbulkan rasa sakit. Prosedur diagnosa lanjutan meliputi prosedur
Loop Electrical Excision Procedure (LEEP), cone biopsies dan punch biposies.

2.5.PENGOBATAN

Pada tahap stadium 1, pasien dapat diberi pengobatan melalui prosedur bedah
konservatif untuk wanita yang ingin mempertahankan kesuburan mereka, sementara yang
lain dianjurkan untuk mengangkat seluruh organ uterus dan serviks (trachelectomy). Setelah
prosedur pembedahan, umumnya direkomendasikan untuk menunggu sekurang-kurangnya
satu tahun sebelum melakukan program kehamilan.
Karena terdapat kemungkinan penyebaran kanker pada kelenjar getah bening disaat tahap
akhir stadium 1, spesialis bedah mungkin akan mengangkat beberapa kelenjar getah bening
dari sekitar uterus untuk bahan evaluasi patologi.
Tumbuh kembalinya kanker pada sisa serviks sangatlah langka bila kanker telah
sepenuhnya diangkat melalui trachelectomy.Akan tetapi, pasien dianjurkan untuk tetap
melakukan pencegahan secara aktif dan melakukan pemeriksaan lanjutan, termasuk
melakukan skrining Pap smear.
Tumor pada tahap awal dapat diobati melalui prosedur histerektomi radikal
(pengangkatan seluruh uterus) dengan pengangkatan kelenjar getah bening.Terapi radiasi
dengan atau tanpa kemoterapi dapat diberikan setelah prosedur pembedahan guna
mengurangi resiko kembalinya kanker. Tumor usia dini berukuran besar dapat diobati
dengan terapi radiasi dan kemoterapi dahulu. Histerektomi dapat dilakukan kemudian untuk
mengendalikan kanker secara lokal dengan lebih baik.

2.6 PEMERIKSAAN DENGAN PAP SMEAR

A. PENGERTIAN
Test atau Pemeriksaan Pap Smear adalah metode (screening)
ginekologi, merupakan pemeriksaan leher rahim (serviks)
menggunakan alat yang dinamakan speculum, dan bisa dilakukan
oleh dokter kandungan. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui
adanya HPV ataupun sel karsinoma penyebab Kanker Leher Rahim,
sejak dini.Pemeriksaan ini lebih diutamakan pada perempuan yang
sudah pernah melakukan hubungan seksual. Bahkan Perempuan yang
pernah melakukan hubungan seksual selama tiga tahun dari kontak
seksual pertama kali WAJIB melakukan pap smear. Namun saat ini
apabila anda menginginkan hasil pemeriksaan yang lebih akurat ada
metode lain untuk mendeteksi adalah kanker Leher Rahim (Kanker
Serviks), yaitu dengan Pemeriksaan Thin Prep.
         Test
Deteksi Dini Kanker Serviks
Pap smear atau Pap Test adalah tes spesifik yang digunakan untuk
mendeteksi dini kanker leher rahim / kanker serviks. Aktivitas seksual
merupakan salah satu predisposisi kanker serviks, Sehingga Pap Smear
menjadi salah satu pemeriksaan yang penting dilakukan oleh perempuan
yang telah aktif secara seksual. Meski Pap smear hanya metoda skrining
yang fungsinya untuk pencegahan Kanker Serviks, namun metode ini
mampu mendeteksi lebih dari 90 % kanker leher rahim tahap awal yang
masih mungkin untuk disembuhkan.

B. CARA KERJA PAP SMEAR


Pap smear sebaiknya dilakukan minimal satu kali dalam satu tahun. Pap Smear
dilakukan di atas meja ginekologi oleh seorang dokter kandungan, dengan langkah
pemeriksaan Pap Smear adalah sebagai berikut:
         Pemeriksaan dalam ini menggunakan spekulum yang berfungsi untuk membuka liang
vagina.
         Sesudah terbuka pemeriksa dilakukan dan cairan leher rahim diambil menggunakan s
spatula dan suatu sikat kecil yang halus. Cairan dari serviks tersebut kemudian dioles pada
object glass dan dibawa ke laboratorium untuk proses dan membutuhkan waktu sekitar 3–7
hari untuk didapatkan hasilnya. 
         Dari hasil pemeriksaan diketahui apakah sel-sel leher rahim normal atau sudah
menunjukkan tanda-tanda tidak normal (gejala awal kanker serviks)
         Dari 80 persen sel yang tidak normal belum tentu merupakan Gejala
kanker Serviks, karena hanya bisa disebabkan oleh virus yang terinfeksi
atau karena peradangan sebab lain pada Vagina. jika dilihat dari
perbandingan, mungkin hanya sekitar 10 % hasil pap smear yang
bermasalah. Dan dari seluruh hasil papsmear yang menunjukkan
masalah, hanya sekitar satu persen saja yang berpotensi untuk
berkembang menjadi kanker serviks.

PERSIAPAN SEBELUM PEMERIKSAAN PAP SMEAR

Apabila anda berencana melakukan Pemeriksaan Pap Smear sehingga hasil yang
dihasilkan akurat, sebaiknya anda menghindari beberapa hal sebagai berikut:
         Lakukan Pemeriksaan Pap Smear ketika anda Tidak sedang haid atau ada
perdarahan. Lakukan Pemeriksaan Jika tiga hari sesudah haid selesai.
         Tidak boleh berhubungan seksual, minimal tiga hari (3x24 jam).
         Tidak boleh memakai douch, cairan pembersih vagin atau antiseptik
sejenisnya yang dimasukkan ke dalam vagina (Namun untuk membersihkan
daerah bagian luar vagina masih diperbolehkan).
         Tidak sedang hamil. Lakukan Pemeriksaan papsmear
sebaiknya dilakukan dua atau tiga bulan setelah melahirkan,
atau ketika darah nifas sudah bersih.

C. TEMPAT DAN BIAYA PEMERIKSAAN PAP SMEAR

Pap smear bisa dilakukan oleh dokter kandungan dan bidan terlatih, baik di
puskesmas sampai rumah sakit besar. Mengenai harga sangat bervariasi, jika dilakukan
di puskesmas atau rumah sakit yang mendapatkan subsidi dari pemerintah biaya berkisar
Rp 50.000 – Rp75.000, namun apabila dilakukan di tempat praktek Dokter Kandungan
(S.Pog) Biaya Pap Smear mencapai Rp 300.000 - Rp 350.000
2.    PEMERIKSAAN DENGAN METODE IVA TEST
A.   PENGERTIAN
IVA (inspeksi visual dengan asam asetat) merupakan cara sederhana untuk
mendeteksi kanker leher rahim sedini mungkin (Sukaca E. Bertiani, 2009) IVA
merupakan pemeriksaan leher rahim (serviks) dengan cara melihat langsung (dengan
mata telanjang) leher rahim setelah memulas leher rahim dengan larutan asam asetat
3-5% (Wijaya Delia, 2010).
Laporan hasil konsultasi WHO menyebutkan bahwa IVA dapat mendeteksi lesi
tingkat pra kanker (high-Grade Precanceraus Lesions) dengan sensitivitas sekitar 66-
96% dan spesifitas 64-98%. Sedangkan nilai prediksi positif (positive predective
value) dan nilai prediksi negatif (negative predective value) masing-masing antara 10-
20% dan 92-97% (Wijaya Delia, 2010).
Pemeriksaan IVA merupakan pemeriksaan skrining alternatife dari pap smear
karena biasanya murah, praktis, sangat mudah untuk dilaksanakan dan peralatan
sederhana serta dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan selain dokter ginekologi.
Pada pemeriksaan ini, pemeriksaan dilakukan dengan cara melihat serviks
yantelah diberi asam asetat 3-5% secara inspekulo. Setelah serviks diulas dengan
asam asetat, akan terjadi perubahan warna pada serviks yang dapat diamati secara
langsung dan dapat dibaca sebagai normal atau abnormal. Dibutuhkan waktu satu
sampai dua menit untuk dapat melihat perubahan-perubahan pada jaringan epitel. 
Serviks yang diberi larutan asam asetat 5% akan merespon lebih cepat daripada
larutan 3%. Efek akan menghilang sekitar 50-60 detik sehingga dengan pemberian
asam asetat akan didapat hasil gambaran serviks yang normal (merah homogen) dan
bercak putih (displasia) (Novel S Sinta,dkk,2010).
B.   TUJUAN
Untuk mengurangi morbiditas atau mortalitas dari penyakit dengan pengobatan
dini terhadap kasus-kasus yang ditemukan. Untuk mengetahui kelainan yang terjadi
pada leher rahim.

C.   SYARAT IVA TEST


Sudah pernah melakukan hubungan seksual
Tidak sedang datang bulan/haid
Tidak sedang hamil
24 jam sebelumnya tidak melakukan hubungan seksual
D.   PELAKSAAN SKRINNING IVA
Untuk melaksanakan skrining dengan metode IVA, dibutuhkan tempat dan alat
sebagai berikut:
Ruangan tertutup, karena pasien diperiksa dengan posisi litotomi.
Meja/tempat tidur periksa yang memungkinkan pasien berada pada posisi litotomi.
Terdapat sumber cahaya untuk melihat serviks
Spekulum vagina
Asam asetat (3-5%)
Swab-lidi berkapas
Sarung tangan

E.   CARA KERJA


Sebelum dilakukan pemeriksaan, pasien akan mendapat
penjelasan mengenai prosedur yang akan dijalankan. Privasi dan
kenyamanan sangat penting dalam pemeriksaan ini.
Pasien dibaringkan dengan posisi litotomi (berbaring dengan
dengkul ditekuk dan kaki melebar).Vagina akan dilihat secara visual
apakah ada kelainan dengan bantuan pencahayaan yang
cukup.Spekulum (alat pelebar) akan dibasuh dengan air hangat dan
dimasukkan ke vagina pasien secara tertutup, lalu dibuka untuk
melihat leher rahim.
Bila terdapat banyak cairan di leher rahim, dipakai kapas
steril basah untuk menyerapnya.Dengan menggunakan pipet atau
kapas, larutan asam asetat 3-5% diteteskan ke leher rahim. Dalam
waktu kurang lebih satu menit, reaksinya pada leher rahim sudah
dapat dilihat.Bila warna leher rahim berubah menjadi keputih-putihan,
kemungkinan positif terdapat kanker. Asam asetat berfungsi
menimbulkan dehidrasi sel yang membuat penggumpalan protein,
sehingga sel kanker yang berkepadatan protein tinggi berubah warna
menjadi putih.
Bila tidak didapatkan gambaran epitel putih padadaerah transformasi
bearti hasilnya negative

2 PENATALAKSANAAN IVA

Pemeriksaan IVA dilakukan dengan spekulum melihat


langsung leher rahim yang telah dipulas dengan larutan asam asetat
3-5%, jika ada perubahan warna atau tidak muncul plak putih, maka
hasil pemeriksaan dinyatakan negative. Sebaliknya jika leher rahim
berubah warna menjadi merah dan timbul plak putih, maka
dinyatakan positif lesi atau kelainan pra kanker.
Namun jika masih tahap lesi, pengobatan cukup mudah, bisa
langsung diobati dengan metode Krioterapi atau gas dingin yang
menyemprotkan gas CO2 atau N2 ke leher rahim. Sensivitasnya lebih
dari 90% dan spesifitasinya sekitar 40% dengan metode diagnosis
yang hanya membutuhkan waktu sekitar dua menit tersebut, lesi
prakanker bisa dideteksi sejak dini. Dengan demikian, bisa segera
ditangani dan tidak berkembang menjadi kanker stadium lanjut.
Metode krioterapi adalah membekukan serviks yang terdapat lesi
prakanker pada suhu yang amat dingin (dengan gas CO2) sehingga
sel-sel pada area tersebut mati dan luruh, dan selanjutnya akan
tumbuh sel-sel baru yang sehat (Samadi Priyanto. H, 2010)
Kalau hasil dari test IVA dideteksi adanya lesi prakanker, yang terlihat dari
adanya perubahan dinding leher rahim dari merah muda menjadi putih, artinya
perubahan sel akibat infeksi tersebut baru terjadi di sekitar epitel. Itu bisa dimatikan atau
dihilangkan dengan dibakar atau dibekukan. Dengan demikian, penyakit kanker yang
disebabkan human papillomavirus (HPV) itu tidak jadi berkembang dan merusak organ
tubuh yang lain.
G.   TEMPAT PELAYANAN
IVA bisa dilakukan di tempat-tempat pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pemeriksaan dan yang bisa melakukan pemeriksaan
IVA diantaranya oleh :
Perawat terlatih
Bidan
Dokter Umum
Dokter Spesialis Obgyn.

BAB III
PENUTUP

A.   Kesimpulan
Kanker serviks merupakan kanker ganas yang terbentuk dalam
jaringan serviks (organ yang menghubungkan uterus dengan
vagina).Ada beberapa tipe kanker serviks. Tipe yang paling umum
dikenal adalah squamous cell carcinoma (SCC), yang merupakan 80
hingga 85 persen dari seluruh jenis kanker serviks. Infeksi  Human
Papilloma Virus (HPV).
IVA (inspeksi visual dengan asam asetat) merupakan cara
sederhana untuk mendeteksi kanker leher rahim sedini mungkin
(Sukaca E. Bertiani, 2009)
IVA merupakan pemeriksaan leher rahim (serviks) dengan cara
melihat langsung (dengan mata telanjang) leher rahim setelah
memulas leher rahim dengan larutan asam asetat 3-5% (Wijaya Delia,
2010).

B.   Saran
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih
banyak kekurangan, oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun.Dalam pembuatan makalah ini
kami tidak luput dari kesalahan.Dan semoga dengan selesainya
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman.Amin.

DAFTAR PUSTAKA

Robbins, dkk. 2007. Buku Ajar Patologi. Jakarta: EGC


Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius
Prawiharjo, sarwono. 1998. Ilmu Kebidanan. Jakarta; Yayasan Bina Pustaka

Anda mungkin juga menyukai