KANKER SERVIKS
ABD.JALIL (18.001)
AGUSTINI RAHAYU (18.002)
ASHARI (18.005)
FITRI AISYAH (18.011)
HELMI JAFANURI (18.014)
JAMILATUL UMAMAH (18.019)
MAULIDATUL LAILY (18.023)
MITA PURNAMA SARI (18.024)
NURMAH (18.030)
RIF’ATUL IRFI (18.031)
TAHUN 2018/2019
KATA PENGANTAR
Bismallahirrahmanirrahim.
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT.atas segala limpahan rahmat,
nikmat dan hidayah-Nyalah sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Asuhan
Kebidanan Komunitas ini. Makalah ini kami buat untuk mendapatkan nilai mata kuliah
Asuhan Kebidanan Komunitas.
Dalam hal ini tak luput kami ucapkan terima kasih kepada Dosen bidang studi
Asuhan Kebidanan Komunitas yang telah membimbing kami, sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini dengan sebaik mungkin, dan kami juga mohon maaf jika
terdapat kesalahan dalam makalah ini. Demikianlah, makalah ini semoga bermanfaat
bagi yang membacanya. Terima kasih.Wassalam mu’alaikum warahmatullah
hiwabarakatuh.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1
C. Tujuan............................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………....… 2
A. Kesimpulan........................................................................................ 12
B. Saran................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………… 13
BAB I
PENDAHULUAN
kanker serviks adalah sejenis kanker yang 99,7% disebabkan oleh human
papilloma virus (HPV) onkogenik, yang menyerang leher rahim.Di Indonesia hanya 5
persen yang melakukan Penapisan Kanker Leher Rahim, sehingga 76,6 persen pasien
ketika terdeteksi sudah memasuki Stadium Lanjut (IIIB ke atas), karena Kanker Leher
Rahim biasanya tanpa gejala apapun pada stadium awalnya. Penapisan dapat dilakukan
dengan melakukan tes Pap smear dan juga Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA).
.
1.3 Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini antara lain:
1.3.1.Untuk mengetahui kanker pengertian kanker serviks.
1.3.2.Untuk mengetahui gejala dan penyebab kanker serviks.
1.3.3.Untuk mengetahui factor resiko dan diagnosis kanker
serviks .
1.3.4.Untuk mengetahui pengobatan kanker serviks.
1.3.5.Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang kanker serviks.
1.4 manfaat
1.4.1. Manfaat Teoritis
2.1.PENGERTIAN
Kanker serviks merupakan kanker ganas yang terbentuk dalam jaringan serviks
(organ yang menghubungkan uterus dengan vagina).Ada beberapa tipe kanker serviks.
Tipe yang paling umum dikenal adalah squamous cell carcinoma (SCC), yang
merupakan 80 hingga 85 persen dari seluruh jenis kanker serviks. Infeksi Human
Papilloma Virus (HPV) merupakan salah satu faktor utama tumbuhnya kanker jenis ini.
Tipe-tipe lain kanker serviks seperti adenocarcinoma, small cell carcinoma,
adenosquamous, adenosarcoma, melanoma dan lymphoma, merupakan tipe kanker
serviks yang langka yang tidak terkait dengan HPV.Beberapa tipe kanker yang telah
disebutkan, tidak dapat ditanggulangi seperti SCC.
2.2.GEJALA
Kanker serviks tahap dini tidak menunjukkan gejala.Segera temui dokter bila Anda
mengalami gejala-gejala kanker serviks sebagai berikut:
Pendarahan vagina
Sakit saat buang air kecil dan air seni keruh
Konstipasi kronis dan perasaan kembung walaupun perut dalam keadaan kosong.
Rasa nyeri saat berhubungan seks dan keputihan
Salah satu kaki membengkak
Kebocoran urin atau feses dari vagina
2.3. PENYEBAB
Terinfeksi Human Papilloma Virus (HPV) merupakan sebab paling umum atau
faktor utama terjadinya kanker serviks.Virus-virus ini ditularkan melalui hubungan seksual,
baik oral maupun anal.Setiap wanita yang aktif secara seksual memiliki resiko terkena
kanker serviks.Akan tetapi wanita dengan partner seks lebih dari satu memiliki resiko yang
lebih besar.Wanita yang melakukan hubungan seks tanpa pelindung sebelum umur 16 tahun
memiliki tingkat resiko tertinggi.Beberapa vaksinasi telah dikembangkan dan secara efektif
membunuh HPV yang menjadi penyebab dari 70 hingga 85 persen kanker serviks. Vaksin
HPV ditujukan untuk anak perempuan dan wanita dewasa dari usia 9 hingga 26 tahun
karena vaksin hanya dapat bekerja sebelum infeksi terjadi. Akan tetapi, vaksinasi masih
dapat dilakukan pada wanita yang belum aktif secara seksual pada usia dewasa. Mahalnya
harga vaksin ini menjadi penyebab kekhawatiran. Akan tetapi, karena vaksin in hanya
ditujukan untuk beberapa tipe kanker beresiko tinggi, wanita tetap harus melakukan Pap
Smear, bahkan setelah vaksinasi.
2.4.FAKTOR RESIKO
A. Faktor Alamiah
Faktor alamiah adalah faktor-faktor yang secara alami terjadi pada seseorang
dan memang kita tidak berdaya untuk mencegahnya. Yang termasuk dalam faktor
alamiah pencetus kanker serviks adalah usia diatas 40 tahun. Semakin tua seorang
wanita maka makin tinggi risikonya terkena kanker serviks.Tetapi hal ini tidak hanya
sekedar orang yang sudah berumur saja, yang berusia muda pun bisa terkena kanker
serviks. Tentu kita tidak bisa mencegah terjadinya proses penuaan. Akan tetapi kita bisa
melakukan upaya-upaya lainnya untuk mencegah meningkatnya risiko kanker
serviks.Tidak seperti kanker pada umumnya, faktor genetik tidak
terlalu berperan dalam terjadinya kanker serviks.Ini tidak berarti
Anda yang memiliki keluarga bebas kanker serviks dapat merasa
aman dari ancaman kanker serviks.Anda dianjurkan tetap melindungi
diri Anda terhadap kanker serviks.
C. Faktor Pilihan
Faktor ketiga adalah faktor pilihan, mencakup hal-hal yang bisa Anda tentukan
sendiri, diantaranya berhubungan seksual pertama kali di usia terlalu muda. Berganti-ganti
partner seks. Lebih dari satu partner seks akan meningkatkan risiko penularan penyakit
kelamin, termasuk virus HPV. Memiliki banyak anak (lebih dari 5 orang). Saat dilahirkan,
janin akan melewati serviks dan menimbulkan trauma pada serviks. Bila Anda memutuskan
untuk memiliki banyak anak, makin sering pula terjadi trauma pada serviks. Pap Smear
merupakan pemeriksaan sederhana yang dapat mengenali kelainan pada serviks. Dengan
rutin melakukan papsmear, kelainan pada serviks akan semakin cepat diketahui sehingga
memberikan hasil pengobatan semakin baik. Dokter yang tepat dalam melakukan pap smear
adalah Dokter kandungan, tetapi beberapa Laboratorium Klinikpun dapat melakukannya.
D. DIAGNOSIS
Pap Smear merupakan cara efektif sebagai tes skrining kanker serviks, kepastian
diagnosa kanker serviks atau diagnosa pra-kanker memerlukan biopsi dari serviks. Biopsi
umumnya dilakukan melalui colposcopy, inspeksi serviks melalui pencitraan yang
diperbesar dengan melarutkan cairan asam untuk memperjelas sel-sel abnormal pada
permukaan serviks. Proses ini memerlukan waktu 15 menit dan tanpa menimbulkan rasa
sakit.
Prosedur diagnosa lanjutan meliputi prosedur Loop Electrical Excision Procedure
(LEEP), cone biopsies dan punch biposies. Pap Smear merupakan cara efektif sebagai tes
skrining kanker serviks, kepastian diagnosa kanker serviks atau diagnosa pra-kanker
memerlukan biopsi dari serviks. Biopsi umumnya dilakukan melalui colposcopy, inspeksi
serviks melalui pencitraan yang diperbesar dengan melarutkan cairan asam untuk
memperjelas sel-sel abnormal pada permukaan serviks. Proses ini memerlukan waktu 15
menit dan tanpa menimbulkan rasa sakit. Prosedur diagnosa lanjutan meliputi prosedur
Loop Electrical Excision Procedure (LEEP), cone biopsies dan punch biposies.
2.5.PENGOBATAN
Pada tahap stadium 1, pasien dapat diberi pengobatan melalui prosedur bedah
konservatif untuk wanita yang ingin mempertahankan kesuburan mereka, sementara yang
lain dianjurkan untuk mengangkat seluruh organ uterus dan serviks (trachelectomy). Setelah
prosedur pembedahan, umumnya direkomendasikan untuk menunggu sekurang-kurangnya
satu tahun sebelum melakukan program kehamilan.
Karena terdapat kemungkinan penyebaran kanker pada kelenjar getah bening disaat tahap
akhir stadium 1, spesialis bedah mungkin akan mengangkat beberapa kelenjar getah bening
dari sekitar uterus untuk bahan evaluasi patologi.
Tumbuh kembalinya kanker pada sisa serviks sangatlah langka bila kanker telah
sepenuhnya diangkat melalui trachelectomy.Akan tetapi, pasien dianjurkan untuk tetap
melakukan pencegahan secara aktif dan melakukan pemeriksaan lanjutan, termasuk
melakukan skrining Pap smear.
Tumor pada tahap awal dapat diobati melalui prosedur histerektomi radikal
(pengangkatan seluruh uterus) dengan pengangkatan kelenjar getah bening.Terapi radiasi
dengan atau tanpa kemoterapi dapat diberikan setelah prosedur pembedahan guna
mengurangi resiko kembalinya kanker. Tumor usia dini berukuran besar dapat diobati
dengan terapi radiasi dan kemoterapi dahulu. Histerektomi dapat dilakukan kemudian untuk
mengendalikan kanker secara lokal dengan lebih baik.
A. PENGERTIAN
Test atau Pemeriksaan Pap Smear adalah metode (screening)
ginekologi, merupakan pemeriksaan leher rahim (serviks)
menggunakan alat yang dinamakan speculum, dan bisa dilakukan
oleh dokter kandungan. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui
adanya HPV ataupun sel karsinoma penyebab Kanker Leher Rahim,
sejak dini.Pemeriksaan ini lebih diutamakan pada perempuan yang
sudah pernah melakukan hubungan seksual. Bahkan Perempuan yang
pernah melakukan hubungan seksual selama tiga tahun dari kontak
seksual pertama kali WAJIB melakukan pap smear. Namun saat ini
apabila anda menginginkan hasil pemeriksaan yang lebih akurat ada
metode lain untuk mendeteksi adalah kanker Leher Rahim (Kanker
Serviks), yaitu dengan Pemeriksaan Thin Prep.
Test
Deteksi Dini Kanker Serviks
Pap smear atau Pap Test adalah tes spesifik yang digunakan untuk
mendeteksi dini kanker leher rahim / kanker serviks. Aktivitas seksual
merupakan salah satu predisposisi kanker serviks, Sehingga Pap Smear
menjadi salah satu pemeriksaan yang penting dilakukan oleh perempuan
yang telah aktif secara seksual. Meski Pap smear hanya metoda skrining
yang fungsinya untuk pencegahan Kanker Serviks, namun metode ini
mampu mendeteksi lebih dari 90 % kanker leher rahim tahap awal yang
masih mungkin untuk disembuhkan.
Apabila anda berencana melakukan Pemeriksaan Pap Smear sehingga hasil yang
dihasilkan akurat, sebaiknya anda menghindari beberapa hal sebagai berikut:
Lakukan Pemeriksaan Pap Smear ketika anda Tidak sedang haid atau ada
perdarahan. Lakukan Pemeriksaan Jika tiga hari sesudah haid selesai.
Tidak boleh berhubungan seksual, minimal tiga hari (3x24 jam).
Tidak boleh memakai douch, cairan pembersih vagin atau antiseptik
sejenisnya yang dimasukkan ke dalam vagina (Namun untuk membersihkan
daerah bagian luar vagina masih diperbolehkan).
Tidak sedang hamil. Lakukan Pemeriksaan papsmear
sebaiknya dilakukan dua atau tiga bulan setelah melahirkan,
atau ketika darah nifas sudah bersih.
Pap smear bisa dilakukan oleh dokter kandungan dan bidan terlatih, baik di
puskesmas sampai rumah sakit besar. Mengenai harga sangat bervariasi, jika dilakukan
di puskesmas atau rumah sakit yang mendapatkan subsidi dari pemerintah biaya berkisar
Rp 50.000 – Rp75.000, namun apabila dilakukan di tempat praktek Dokter Kandungan
(S.Pog) Biaya Pap Smear mencapai Rp 300.000 - Rp 350.000
2. PEMERIKSAAN DENGAN METODE IVA TEST
A. PENGERTIAN
IVA (inspeksi visual dengan asam asetat) merupakan cara sederhana untuk
mendeteksi kanker leher rahim sedini mungkin (Sukaca E. Bertiani, 2009) IVA
merupakan pemeriksaan leher rahim (serviks) dengan cara melihat langsung (dengan
mata telanjang) leher rahim setelah memulas leher rahim dengan larutan asam asetat
3-5% (Wijaya Delia, 2010).
Laporan hasil konsultasi WHO menyebutkan bahwa IVA dapat mendeteksi lesi
tingkat pra kanker (high-Grade Precanceraus Lesions) dengan sensitivitas sekitar 66-
96% dan spesifitas 64-98%. Sedangkan nilai prediksi positif (positive predective
value) dan nilai prediksi negatif (negative predective value) masing-masing antara 10-
20% dan 92-97% (Wijaya Delia, 2010).
Pemeriksaan IVA merupakan pemeriksaan skrining alternatife dari pap smear
karena biasanya murah, praktis, sangat mudah untuk dilaksanakan dan peralatan
sederhana serta dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan selain dokter ginekologi.
Pada pemeriksaan ini, pemeriksaan dilakukan dengan cara melihat serviks
yantelah diberi asam asetat 3-5% secara inspekulo. Setelah serviks diulas dengan
asam asetat, akan terjadi perubahan warna pada serviks yang dapat diamati secara
langsung dan dapat dibaca sebagai normal atau abnormal. Dibutuhkan waktu satu
sampai dua menit untuk dapat melihat perubahan-perubahan pada jaringan epitel.
Serviks yang diberi larutan asam asetat 5% akan merespon lebih cepat daripada
larutan 3%. Efek akan menghilang sekitar 50-60 detik sehingga dengan pemberian
asam asetat akan didapat hasil gambaran serviks yang normal (merah homogen) dan
bercak putih (displasia) (Novel S Sinta,dkk,2010).
B. TUJUAN
Untuk mengurangi morbiditas atau mortalitas dari penyakit dengan pengobatan
dini terhadap kasus-kasus yang ditemukan. Untuk mengetahui kelainan yang terjadi
pada leher rahim.
2 PENATALAKSANAAN IVA
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kanker serviks merupakan kanker ganas yang terbentuk dalam
jaringan serviks (organ yang menghubungkan uterus dengan
vagina).Ada beberapa tipe kanker serviks. Tipe yang paling umum
dikenal adalah squamous cell carcinoma (SCC), yang merupakan 80
hingga 85 persen dari seluruh jenis kanker serviks. Infeksi Human
Papilloma Virus (HPV).
IVA (inspeksi visual dengan asam asetat) merupakan cara
sederhana untuk mendeteksi kanker leher rahim sedini mungkin
(Sukaca E. Bertiani, 2009)
IVA merupakan pemeriksaan leher rahim (serviks) dengan cara
melihat langsung (dengan mata telanjang) leher rahim setelah
memulas leher rahim dengan larutan asam asetat 3-5% (Wijaya Delia,
2010).
B. Saran
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih
banyak kekurangan, oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun.Dalam pembuatan makalah ini
kami tidak luput dari kesalahan.Dan semoga dengan selesainya
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman.Amin.
DAFTAR PUSTAKA