Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH KEPERAWATAN JIWA I

ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN PSIKOSOSIAL :


KEPUTUSASAAN

Dosen Pembimbing : Hj. Siti Sholikhah. S.Kep, Ners., M.Kes


Kelas : 4C Keperawatan
Kelompok : 1
Nama anggota :
1. Nadian wilis Rahmawati 14. Mahfudo Indah Yusriana
2. Afiatin Masulah 15. Nana Anggi Febrianti
3. Ainunnia Luthfie Saputri 16. Nia Islamita
4. Aizatun Nisa’ 17. Nindya Putri Rahmmadhany
5. Ayu Dwi Lestari 18. Nurul Faizah
6. Dania Rista Ningsih 19. Putri Dwi Anjani
7. Devi Sri Utami 20. Ririn Nur Dwi Jayanti
8. Ella Rahmadani Permono Putri 21. Shafira Pratiwi
9. Firda Zein 22. Siti Inayatul Hidayah
10. Heny Sri Utami 23. Wahyu Prayogi
11. Intan Nur Roudlotul Jannah 24. Wilujeng Puspita Sari
12. Irma Ayu Fitria 25. Yaumil Iza Nur Auliya
13. Lailatul Mukharomah

Progam Studi S1 Ilmu Keperawatan


Fakultas Ilmu Kesehatan
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LAMONGAN
Tahun 2019

1
KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirohim...
Puji syukur kehadiran allah swt yang telah melimpahkan nikmat,hidayah,serta
karnunianya sehingga kami dapat menyelsekan makalah “Asuhan Keperawatan Gangguan
Psikososial : Keputusasaan”dengan tepat waktu.
Kami sangat berterima kasih kepada Dosen pembimbing mata kuliah Keperawatan
Jiwa I ,yaitu Ibu Siti Sholikhah. S.Kep, Ners. M.Kes yang telah mempercayai kami untuk
menyusun makalah ini Kami juga berterima kasih pada teman-teman sekelompok yang telah
memberikan waktu, dan ide-ide sehingga makalah ini dapat selesai dengan tepat waktu.
Kami ingin makalah ini tersusun dengan baik bahkan sempurna, tetapi kami tahu
bahwa di dunia ini tidak ada yang sempurna.
Makalah ini di susun dalam rangka memenuhi tugas perkulihan Keperawatan Jiwa I.
Semoga makalah ini bermanfaat, dapat menambah wawasan maupun pengetauhan serta dijadikan
dasar dalam menuntut ilmu dan berguna bagi pembacanya.

Lamongan,25 Mei 2019

2
DAFTAR ISI
COVER.............................................................................................................................1
KATA PENGANTAR..................................................................................................... 2
DAFTAR ISI.....................................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................................4
1.1 Latar Belakang....................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................4
1.3 Tujuan.................................................................................................................4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................................5


2.1 Definisi..............................................................................................................5
2.2 Etiologi..............................................................................................................5
2.3 Manifestasi Klinis..............................................................................................5
2.4 Akibat Keputusasaan ........................................................................................8
2.5 Pencegahan........................................................................................................8
2.6 Penatalaksanaan.................................................................................................9

BAB 3 KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN.............................................................11


3.1 Pengkajian.........................................................................................................11
3.2 Diagnosa……………………………………………………………..………..13

BAB 4 TINJAUAN KASUS ...........................................................................................16


4.1 Pengkajian........................................................................................................16
4.2 Diagnosa ..........................................................................................................21
4.3 Intervensi..........................................................................................................22
4.4 Implementasi dan Evaluasi………………………………..………………….25

BAB 5 PENUTUP.............................................................................................................28
5.1 Kesimpulan.........................................................................................................28
5.2 Saran...................................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................29

3
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah psikososial keputusasaan cenderung berdampak pada perburukan kondisi
fisik klien dan merupakan salah satu masalah keperawatan yang unik, dengan persentase yang
masih sedikit di Ruang Bisma, dan standar asuhan keperawatan psikososial mengenai
keputusasaan belum tampak diaplikasikan di Ruang Bisma, dihubungkan dengan masalah
kesehatan diabetes mellitus yang merupakan masalah kesehatan terbanyak di Ruang Bisma,
sehingga penulis tertarik untuk memberi gambaran tentang masalah keperawatan psikososial
tersebut. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa keputusasaan merupakan
masalah psikososial yang sering terjadi pada pasien dengan diabetes mellitus
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1. Apa yang dimaksud dengan Keputusasaan ?
1.2.2. Apa yang menyebabkan terjadinya keputusasaan ?
1.2.3. Bagaimana manifestasi klinis yang muncul pada diagnosis keputusasaan ?
1.2.4. Bagaimana konsep asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan psikososial
Keputusasaan ?
1.2.5. Bagaimana contoh kasus beserta asuhan keperawatan pasien dengan gangguan
psikososial Keputusasaan ?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan penulisan ini adalah untuk memberikan gambaran asuhan
keperawatan keputusasaan.
1.3.2 Tujuan Khusus
1.3.2.1 Tergambarnya data fokus pada asuhan keperawatan psikososial
pada klien dengan Keputusasaan.

1.3.2.2 Tergambarnya rumusan diagnosis keperawatan psikososial yang


muncul pada klien dengan Keputusasaan.
1.3.2.3 Tergambarnya rencana keperawatan psikososial pada klien dengan
Keputusasaan
1.3.2.4 Tergambarnya evaluasi tindakan keperawatan psikososial pada klien
dengan Keputusasaan

4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Definisi
Keputusasaan merupakan keadaan subjektif seorang individu yang melihat
keterbatasan atau tidak ada alternatif atau pilhan pribadi yang tersedia dan tidak dapat
memobilisasi energI yang dimilikinya (NANDA, 2005).
Keputusasaan berkaitan dengan kehilangan harapan, ketidakmampuan , keraguan, duka cita,
apati, kesedihan, depresi, dan bunuh diri. (Cotton dan Range, 2004)
Keputusasaan adalah keadaan emosional subjektif yang terus-menerus dimana seorang
individu tidak melihat ada alternative atau tersedia pilihan untuk memecahkan masalah-
masalah atau untuk mencapai apa yang diinginkan dan tidak dapat menggerakkan energinya
sendiri untuk menetapkan tujuan.
Keputusasaan adalah keadaan emosional ketika individu merasa bahwa kehidupannya
terlalu berat untuk dijalani (dengan kata lain mustahil). Seseorang yang tidak memiliki
harapan tidak melihat adanya kemungkinan untuk memperbaiki kehidupannya dan tidak
menemukan solusi untuk permasalahannya, dan ia percaya bahwa baik dirinya atau siapapun
tidak akan bisa membantunya.

2.2.Etiologi
Beberapa faktor penyebab orang mengalami keputusasaan yaitu :
1. Faktor kehilangan
2. Kegagalan yang terus menerus
3. Faktor Lingkungan
4. Orang terdekat (keluarga)
5. Status kesehatan (penyakit yang diderita dan dapat mengancam jiwa)
6. Adanya tekanan hidup
7. Kurangnya iman

2.3.Manifestasi Klinis
1. Mayor (harus ada)
a. Fisiologis :

5
1) Respon terhadap stimulus melambat
2) Tidak ada energi
3) Tidur bertambah
b. Emosional :
1) Individu yang putus asa sering sekali kesulitan mengungkapkan
perasaannya tapi dapat merasakan
2) Tidak mampu memperoleh nasib baik, keberuntungan dan pertolongan
tuhan
3) Tidak memiliki makna atau tujuan dalam hidup
4) Hampa dan letih
5) Perasaan kehilangan dan tidak memiliki apa-apa
6) Tidak berdaya, tidak mampu dan terperangkap.
c. Individu memperlihatkan :
1) Sikap pasif dan kurangnya keterlibatan dalam perawatan
2) Penurunan verbalisasi
3) Penurunan afek
4) Kurangnya ambisi,inisiatif,serta minat.
5) Ketidakmampuan mencapai sesuatu
6) Hubungan interpersonal yang terganggu
7) Proses pikir yang lambat
8) Kurangnya tanggung jawab terhadap keputusan dan kehidupannya sendiri.
d. Kognitif :
1) Penurunan kemampuan untuk memecahkan masalah dan kemampuan
membuat keputusan
2) Mengurusi masalah yang telah lalu dan yang akan datang bukan masalah
yang dihadapi saat ini
3) Penurunan fleksibilitas dalam proses pikir
4) Kaku (memikirkan semuanya atau tidak sama sekali)
5) Tidak punya kemampuan berimagenasi atau berharap
6) Tidak dapat mengidentifikasi atau mencapai target dan tujuan yang
ditetapkan

6
7) Tidak dapat membuat perencanaan, mengatur serta membuat keputusan
8) Tidak dapat mengenali sumber harapan
9) Adanya pikiran untuk membunuh diri.
2. Minor ( mungkin ada )
a. Fisiologis
1) Anoreksia
2) BB menurun
b. Emosional
1) Individu marasa putus asa terhadap diri sendiri dan orang lain
2) Merasa berada diujung tanduk
3) Tegang
4) Muak (merasa ia tidak bisa)
5) Kehilangan kepuasan terhadap peran dan hubungan yang ia jalani
6) Rapuh
c. Individu memperlihatkan
1) Kontak mata yang kurang mengalihkan pandangan dari pembicara
2) Penurunan motivasi
3) Keluh kesah
4) Kemunduran
5) Sikap pasrah
6) Depresi
d. Kognitif
1) Penuruna kemampuan untuk menyatukan informasi yang diterima
2) Hilangnya persepsi waktu tentang mas lalu , masa sekarang , masa datang
3) Bingung
4) Ketidakmampuan berkomunikasi secara efektif
5) Distorsi proses pikir dan asosiasi
6) Penilaian yang tidak logis

7
2.4.Akibat Keputusasaan
Akibat yang dapat ditimbulkan dari terjadinya keputusasaan yaitu :
1) Stres
2) Depresi
3) Galau
4) Sakit
5) Pola hidup yang tidak teratur
6) Letih, lesu, lemah; disebabkan karena faktor psikis
7) Hilang kesempatan yang ada, karena ketika kesempatan itu datang ia sibuk dengan rasa
putus asa yang ada.
8) Trauma; tidak lagi memiliki keberanian dan kemampuan untuk melakukan hal yang
sama karena takut akan mengalami rasa putus asa untuk yang kedua kalinya.
9) Gila; akibat jangka panjang yang umumnya terjadi pada sebagian orang
10) Sakit; diawali dengan makan yang tidak teratur, tidur terlalu larut, beban pikiran yang
berlebihan.
11) Kematian; beberapa mengakhiri hidup dengan cara bunuh diri dan tidak hanya karena
sakit yang berkepanjangan namun juga karena faktor psikis yang berlebihan.

2.5.Pencegahan
Di bawah ini ada beberapa cara mencegah timbulnya keputusasaan yaitu :
1) Berbaik sangkalah kepada Allah, ingat bahwa setiap yang kita alami ada hikmahnya.
2) Semua ini hanyalah sebuah cobaan dan bukti kecintaaan tuhan kepada kita.
3) Berpikir bahwa tidak ada kegagalan yang abadi, karena kita bisa mengubahnya dengan
berbuat hal-hal baru.
4) Tetapkan tindakan kita dalam keadaan apapun kita tetap bisa memilih tindakan atau
mengubah kebiasan lama dan mencari jalan untuk mengatasi masalah yang tengah kita
hadapi.
5) Bersikap lebih fleksibel, kehidupan tidak selalu seperti yang di harapkan. Apabila kita
dapat menyesuaikan diri dengan situasi baru maka ketegangan kita akan berkurang.
6) Kembangkan tindakan yang kreatif. Tanyakan pada diri sendiri "Kesempatan apa bagi
saya di sini? Jalan mana yang terbuka bagi saya?"

8
7) Evaluasi setiap situasi. Pikirkan segala tindakan sebelum bertindak agar bisa di
dapatkan pemecah masalah yang baik.
8) Lihat sisi positifnya. Kegagalan memang merupakan pengalaman yang menyakitkan.
9) Tapi daripada memikirkan kerugian yang kita alami, lebih baik fokuskan pada apa yang
telah kita pelajari.
10) Bertanggung jawab. Jangan salah kan orang lain jika gagal,tapi perhatikan baik-baik
masalah nya dan cobalah memahaminya. Tanyakan pada diri sendiri bagaimana
mengatasinya?
11) Pelihara selera humor dan tertawa memang tidak segera memecahkan masalah, tetapi
akan membantu kita melihat masalah secara perspektif. Hal itu bagaikan cahaya dalam
kegelapan.
12) Ingatlah bahwa kegagalan adalah guru yang paling berharga kita bisa belajar tentang
bagaimana kita bisa gagal dan bagaimana kita mengatasi sebuah kegagalan.

2.6.Penatalaksanaan
Penatalaksanaan medis pada orang yang mengalami keputusasaan yaitu:
1. Psikofarmaka
Terapi dengan obat-obatan sehingga dapat meminimalkan gangguan keputusasaan.
2. Psikoterapi
Adalah terapi kejiwaan yang harus diberikan apabila penderita telah diberikan terapi
psikofarmaka dan telah mencapai tahapan dimana kemampuan menilai realitas sudah
kembali pulih dan pemahaman diri sudah baik. Psikoterapi ini bermacam-macam
bentuknya antara lain psikoterapi suportif dimaksudkan untuk memberikan dorongan,
semangat dan motivasi. Psikoterapi Re-eduktif dimaksudkan untuk memberikan
pendidikan ulang yang maksudnya memperbaiki kesalahan pendidikan di waktu lalu.
Psikoterapi rekonstruktif dimaksudkan untuk memperbaiki kembali kepribadian yang
telah mengalami keretakan menjadi kepribadian utuh seperti semula sebelum sakit.
3. Terapi Psikososial
Dengan terapi ini dimaksudkan penderita agar mampu kembali beradaptasi dengan
lingkungan sosialnya dan mampu merawat diri, mampu mandiri tidak tergantung pada

9
orang lain sehingga tidak menjadi beban keluarga. Penderita selama menjalani terapi
psikososial ini hendaknya masih tetap mengkonsumsi obat psikofarmaka.

4. Terapi Psikoreligius
Terapi keagamaan ini berupa kegiatan ritual keagamaan seperti sembahyang, berdoa,
mamanjatkan puji-pujian kepada Tuhan, ceramah keagamaan, kajian kitab suci dsb.
5. Rehabilitasi
Dalam program rehabilitasi dilakukan berbagai kegiatan antara lain, terapi kelompok,
menjalankan ibadah keagamaan bersama, kegiatan kesenian, terapi fisik berupa
olahraga, keterampilan, berbagai macam kursus, bercocok tanam, rekreasi, dan
sebagainya. Pada umumnya program rehabilitasi ini berlangsung antara 3-6 bulan.
Secara berkala dilakukan evaluasi paling sedikit dua kali yaitu evaluasi sebelum
penderita mengikuti program rehabilitasi dan evaluasi pada saat si penderita akan
dikembalikan ke keluarga dan ke masyarakat.

10
BAB 3
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Identitas klien
Identitas klien meliputi, nama, umur, agama, jenis kelamin, pendidikan, tanggal masuk
rumah sakit, tanggal pengkajian, nomor register, dan diagnosa medis.
2. Keluhan utama
Pengkajian meliputi upaya mengamati dan mendengarkan isi hati klien, apa yang
dipikirkan, dikatakan, dirasakan, dan diperhatikan melalui perilaku. Beberapa
percakapan yang merupakan bagian pengkajian agar mengetahui apa yang mereka pikir
dan rasakan adalah :
a. Persepsi yang adekuat tentang rasa keputusasaan
b. Dukungan yang adekuat ketika putus asa terhadap suatu masalah
c. Perilaku koping yang adekuat selama proses
3. Faktor predisposisi
Faktor predisposisi yang mempengaruhi rentang respon keputusasaan adalah:
a. Faktor Genetic : Individu yang dilahirkan dan dibesarkan di dalam keluarga yang
mempunyai riwayat depresi akan sulit mengembangkan sikap optimis dalam
menghadapi suatu permasalahan
b. Kesehatan Jasmani : Individu dengan keadaan fisik sehat, pola hidup yang teratur,
cenderung mempunyai kemampuan mengatasi stress yang lebih tinggi
dibandingkan dengan individu yang mengalami gangguan fisik
c. Kesehatan Mental : Individu yang mengalami gangguan jiwa terutama yang
mempunyai riwayat depresi yang ditandai dengan perasaan tidak berdaya pesimis,
selalu dibayangi oleh masa depan yang suram, biasanya sangat peka dalam
menghadapi situasi masalah dan mengalami keputusasaan.
d. Struktur Kepribadian
Individu dengan konsep yang negatif, perasaan rendah diri akan menyebabkan
rasa percaya diri yang rendah yang tidak objektif terhadap stress yang dihadapi.
4. Faktor presipitasi

11
Ada beberapa stressor yang dapat menimbulkan perasaan keputusasaan adalah:
a. Faktor kehilangan
b. Kegagalan yang terus menerus
c. Faktor lingkungan
d. Orang terdekat (keluarga)
e. Status kesehatan (penyakit yang diderita dan dapat mengancam jiwa)
f. Adanya tekanan hidup
g. Kurangnya iman
5. Respon Emosional
Mayor (harus ada):
a. Individu yang putus asa sering sekali kesulitan mengungkapkan perasaannya tapi
dapat merasakan
b. tidak mampu memperoleh nasib baik, keberuntungan dan pertolongan tuhan
c. Tidak memiliki makna atau tujuan dalam hiduph
d. Hampa dan letih
e. Perasaan kehilangan dan tidak memiliki apa-apa
f. Tidak berdaya,tidak mampu dan terperangkap.
Minor (mungkin ada)
a. Individu marasa putus asa terhadap diri sendiri dan orang lain
b. Merasa berada diujung tanduk
c. Tegang
d. Muak ( merasa ia tidak bisa)
e. Kehilangan kepuasan terhadap peran dan hubungan yang ia jalani
f. Rapuh
6. Respon Kognitif
Mayor ( harus ada)
a. Penurunan kemampuan untuk memecahkan masalah dan kemampuan membuat
keputusan.
b. Mengurusi masalah yang telah lalu dan yang akan datang bukan masalah yang
dihadapi saat ini.
c. Penurunan fleksibilitas dalam proses pikir

12
d. Kaku (memikirkan semuanya atau tidak sama sekali)
e. Tidak punya kemampuan berimagenasi atau berharap
f. Tidak dapat mengidentifikasi atau mencapai target dan tujuan yang ditetapkan
g. Tidak dapat membuat perencanaan, mengatur serta membuat keputusan
h. Tidak dapat mengenali sumber harapan
i. Adanya pikiran untuk membunuh diri.
Minor (mungkin ada)
a. Penurunan kemampuan untuk menyatukan informasi yang diterima
b. Hilangnya persepsi waktu tentang mas lalu, masa sekarang, masa datang
c. Bingung
d. Ketidakmampuan berkomunikasi secara efektif
e. Distorsi proses pikir dan asosiasi
f. Penilaian yang tidak logis

B. Diagnosa
No Diagnosa NOC NIC
1. Keputusasaan Status kenyamanan: DukunganSpiritual
psikososial Aktivitasnya:
Indikator: a. Menggunakan komunikasi
a. Kesejahteraan psikologis terapeutik untuk membangun
b. Harapan kepercayaan dan empati peduli
c. Konsep diri b. Menggunakan alat untuk
d. Gambaran internal diri memonitor dan mengevaluasi
e. Efekketenangan kesejahteraan rohani yang
f. Ekspresi sesuai
g. Optimis c. Memperlakukan individu
h. Penentuan tujuan dengan bermartabat dan
i. Makna dan tujuan dalam hidup hormat
j. Kepuasan spiritual d. Mendorong partisipasi dalam
k. Depresi interaksi dengan anggota
l. Kegelisahan keluarga, teman, dan lain-lain
m. Takut e. Memberikan privasi dan
n. Kehilanganspiritual ketenangan untuk kegiatan
o. Pikiran untuk bunuh diri spiritual
f. Mengajarkan metode relaksasi
dan meditasi
Kontrol depresi diri
Indikator:

13
a. Memonitor kemampuan g. Menyediakan music spiritual,
untuk berkonsentrasi sastra, radio, atau program tv
b. Memonitor intensitas untuk individu
depresi h. Terbuka terhadap sifat
c. Mengidentifikasi individu yang merasa kesepian
penyebab depresi dan tidak berdaya
d. Memonitor manifestasi i. Membantu individu untuk bisa
perilaku depresi mengekspresikan dan
e. Laporan tidur yang cukup meringankan kemarahan
f. Laporan meningkat nafsu dengan cara yang tepat
g. Memonitor manifestasi j. Menggunakan nilai teknik
fisik dari depresi klarifikasiuntuk membantu
h. Laporan memperbaiki individu memperjelas
suasana hati keyakinan dan nilai-nilai yang
i. Berpartisipasi dalam sesuai
aktivitas menyenangkan
j. Mentaati jadwal terapi Inspirasi Harapan
k. Menghindari a. Membantu pasien /keluarga
penyalahgunaan alkohol untuk
l. Menghindari mengidentifikasi daerah-
penyalahgunaan obat non resep daerah harapan dalam hidup
m. Menghindaripenggunaan b. Menghindari tindakan
narkoba menutupi kebenaran
n. Menjagakebersihan pribadi dan c. Membantu pasien
perawatan mengembangkanspiritual diri
d. Menciptakan lingkungan yang
memfasilitasi pasien berlatih
Harapan agama yang sesuai
Indikator: e. Memberikan pasien /keluarga
a. Mengutarakan harapan masa kesempatan untuk terlibat
depan yang positif dengan kelompok pendukung
b. Mengekspresikan keyakinan f. Mendorong hubungan
mengutarakan kehendak untuk terapeutik dengan penting
hidup lainnya
c. Mengutarakan alasan untuk hidup g. Memfasilitasi pasien yang
d. Mengutarakan makna hidup memasukkan kerugian pribadi
e. Menyatakan optimisme ke dalam gambar tubuhnya
f. Mengungkapkan keyakinan diri
g. Mengutarakan kepercayaan lain
h. Mengutarakan kedamaian batin
i. Mengutarakan rasa kontrol diri
j. Pameran semangat hidup
k. Menetapkan tujuan

Ketahanan pribadi

14
Indikator:
a. Verbalisasi positif melihat
keluar
b. Menggunakan strategi koping
yang efektif
c. Mengekspresikanemosi
d. Berkomunikasi dengan jelas dan
tepat untuk usia
e. Pameran suasana hati yang positif
f. Pameran positif harga diri
g. Mengutarakan kenyamanan
dengan kesendirian
h. Mengutarakan rasa percaya diri
i. Bertanggung jawab atas tindakan
sendiri
j. Mencari dukungan emosional
k. Beratnya alternatif untuk
memecahkan masalah
l. Menghindari penyalah gunaan
narkoba
m. Menghindari penyalahgunaan
alkohol
n. Menggunakan sumber daya
o. Pendidikan dan kejuruan
p. Verbalisasi kesiapan
untuk belajar

BAB 4
TINJAUAN KASUS

4.1.PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Data Demografi
Nama : Ny.T
Usia : 53 Tahun

15
Tanggal Lahir : 26 Oktober 1962
Suku Bangsa : Jawa
Jenis kelamin : Perempuan
Bahasa Dominan : Indonesia
Status perkawinan : janda
Alamat : Jl. Cendrawasih No.16, Cilandak
Tanggal Masuk : 15 mei 2016
Tanggal pengkajian : 16 mei 2016
Ruang rawat : Bisma, kamar 7-8
No. Rekam Medis : 325728
Diagnosis medis : Dispnea ec TB Paru, DM Tipe 2 , Bekas Tb
Riwayat Alergi : tidak ada
Diet : rendah glukosa
Sumber Informasi : Pasien dan keluarga, status pasien

2. Riwayat Keperawatan
 Keluhan Utama dan Riwayat Kesehatan Sekarang :
Klien datang ke rumah sakit dengan keluhan sesak napas sejak 1 minggu yang lalu,
mual dan penurunan nafsu makan, klien masih batuk berdahak.
 Riwayat Kesehatan Masa Lalu:
Klien pernah dirawat di rumah sakit dengan riwayat kehamilan pre eklamsia dan
diabetes mellitus pada tahun 2006
 Riwayat kesehatan Keluarga
Ayah klien memiliki riwayat diabetes mellitus dan TB Paru
3. Pemeriksaan Fisik
Berat badan : 60,5 Kg
Tinggi badan :165 cm
IMT : 22,16 kg/m2
Tanda-tanda vital
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 88x/menit

16
RR : 24x/menit
Suhu : 36,5 C
Riwayat pengobatan fisik : klien mengatakan mengkonsumsi obat DM dan terkontrol, klien
juga pernah mengalami pengobatan OAT selama 5 bulan dan kemudian putus obat

4. Pemeriksaan Penunjang
a) AGD (19 Mei 2016 )
Nilai Normal Satuan Hasil
pH 7,35-7,45 7,52
pCO2 35-45 mmHg 28
pO2 85-95 mmHg 111
BE -2,5- +2,5 mEq/L -0,4
HCO3 21-25 mEq/L 22,4
SaO2 90-95 % 99

b) Elektrolit (19 Mei 2016)


Nilai Normal Satuan Hasil
Na 135-153 mEq/L 131
K 3,5-5,1 mEq/L 3,3
Cl 98-109 mEq/L 102

c) Kimia Darah (18 Mei 2016)


Nilai Normal Satuan Hasil
Ur 10-50 mg/dl 122,8
Cr 0,5-1,5 mg/dl 1,98
Chol <200 mg/dl 218
HbA’C 7-8 % 8,8

17
Trigliserida <150 mg/dl 134
GDS 70-200 mg/dl 347

d) Fungsi Hati (18 Mei 2016)


Nilai Normal Satuan Hasil
Bilirubin Direk <0,5 mg/dl 1,59
Bilirubin indirek <1,0 mg/dl 0,54
Bilirubin total <1,5 mg/dl 3,13
Albumin 3,4-4,8 gr/dl 3,61
SGOT <42 U/L 104
SGPT <47 U/L 26

e) Hematologi (15 Mei 2016)


Nilai Normal Satuan Hasil
Hb 13,2-17,3 gr/dl 9,8
Ht 33-45 % 29
Leukosit 5,0-10,0 Ribu/mm3 16.32
Trombosit 150-440 Ribu/mm3 254

5. Terapi
Nama Obat Dosis
ORAL
Ambroxol 3x1
Curcuma 3x1
ISDN 5% 2x1
Spironolcetone 1x25
Bisoprolol 1x1/2
Simvastatin 1x20 mg
CPB 75 1x1
Ramipril 2x5 mg

18
INJEKSI
Ceftriaxone 1x2
Ranitidine 2x1
Ondansentron 3x8 g
Furosemide 2x1
OBAT KHUSUS
Nebu/8 jam (C+P) 3x8 jam
Novorapid 3x18 Unit
Lantus 1x18 Unit

Keluarga
Tipe keluarga klien merupakan tipe nuclear family dimana dalam keluarga tinggal dalam
satu rumah teridri dari ibu dan anak. Pengambil keputusan dalam keluarga adalah kepala
keluarga, yaitu Ny.T. kebiasaan yang dilakukan klien bersama keluarga adalah makan
bersama, menonton TV, mengobrol, namun klien jarang berekreasi semenjak tidak bias
berjalan. Klien mengatakan selama dirinya tidak bias berjalan, ia menjadi jarang
berinteraksi dengan tetangga sekitar dan tidak aktif dalam dalam kegiatan masyarakat di
lingkungan rumahnya.

Riwayat Sosial
Klien mengatakan orang terdekat adalah anaknya. Peran serta dlam kelompok, klien
mengatakan sebelum sakit masih bias melakukan pekerjaan rumah secara sendiri, namun
semenjak sakit, klien lebih banyak berdiam diri di rumah dengan segala aktivitas dibantu
oleh pembantunya. Klien mengatakan selama dirinya tidak bias berjalan , ia menjadi jarang
berinteraksi dengan tetangga sekitar dan tidak aktif dalam kegiatan masyarakat di
lingkungan rumahnya.

Status Mental dan Emosi


a. Penampilan

19
Penampilan klien tampak rapi dan bersih, tidak ditemukan cacat fisik, klien
menggunakan baju terusan berish dan sesuai penampilan usia. Klien mandi 2 kali/hari,
mengganti pakaian sebanyak 2 kali/hari.
b. Tingkah Laku
Pada saat pengkajian awal, klien terlihat sering mengeluh tentang penyakitnya yang
tidak kunjung sembuh, klien tampak selalu gelisah, bersedih dan selalu menangis.
Klien terlihat selalu curiga dengan tindakn yang akan dilakukan kepada dirinya, seperti
menolak ketika akan dilakukan inhalasi maupun dipasang selang oksigen, karena
merasa seperti melihat sesuatu yang tidak nyata.
c. Pola komunikasi
Klien memiliki pola komunikasi yang jelas dan koheren, tampak banyak
berbicara/dominan dalam percakapan, banyak menyatakan kecemasan serta
berulangkali menanyakan mengenai kondisi penyakitnya serta rencana pengobatan dan
tindakan yang akan dijalani.
d. Mood dan Afek
Klien mengatakan merasa pasrah dengan kondisinya saat in, apabila Allah SWT ingin
segera mengambil nyawanya saat itu, ia mengatakan sudah pasrah dan ingin diambil
saja nyawanya. Hasil observasi selama wawancara, klien tampak gelisah , kontak mata
kurang, terlihat bersedih dan menangis. Proses pikir jelas , isi pikir logis dan mudah
diikuti serta relevan. Memori jangka panjang dan pendek utuh.
e. Persepsi
Tidak ditemukan gangguan persepsi
f. Kognitif
Orientasi klien terhadap realita sesuai baik orientasi waktu, tempat , orang maupun
situasi. Klien juga tidak mengalami gangguan memori baik jangka panjang maupun
pendek. Tingkat konsentrasi dan berhitung klien baik.

4.2.ANALISA DATA
No. Data Masalah Keperawatan
1. Data Subjektif Nyeri Kronik

20
- Klien mengatakan nyeri dengan skala 6,
tidak ada perubahan sejak dari 2 Thun
yang lalu, nyeri seperti ditekan, nyeri
hanya hilang dengan obat
- Klien mengatakan tidak bias jalan karena
nyeri yang dirasakan.
Data Objektif
- Ekspresi wajah saat lokasi nyeri disentuh
terlihat meringis
- Klien terlihat hanya melakukan aktivitas
ditempat tidur.
2. Data Subjektif Keputusasaan
- Klien mengatakan merasa pasrah dengan
kondisinya saat ini, apabila Allah SWT
ingin segera mengambil nyawanya saat
ini, ia mengatakan sudah pasrah dan
ingin diambil saja nyawanya
- Klien mengatakan sesak yang dirasakan
tak kunjung hilang dan nafsu maknnya
berkurang serta mual
- Klien mengatakan pengobatan yang ia
rasakan cenderung tidak berhasil
Data Objektif
- Klien terlihat selalu curiga dengan
tindakan yang akan dilakukan kepada
dirinya
- Klien hanya menghabiskan waktunya
ditempat tidur dan segala aktivitas
dibantu keluarga
- Klien terlihat sedih, sering mengeluh dan
menangis

21
4.3.RENCANA KEPERAWATAN

Diagnosa Kriteria Hasil (NOC) Intervensi (NIC)


Keperawatan
Nyeri Kronik Indicator : - Intervensi :
- Mengeathui penyebab munculnya - Manajemen Nyeri
nyeri - lakukan pengkajian nyeri yang
- Menggunakan tindakan komperhensif meliputi lokasi,
pencegahan karakteristik, awitan dan durasi,
- Menggunakan teknik non frekuensi, kualitas, intensitas, atau
farmakologi keparahan nyeri, dan factor
- Melaporkan perubahan gejala presifitasinya
nyeri pada petugas kesehatan - observasi isyarat non verbal
- Melaporkan gejala nyeri yang tak ketidaknyamanan
terkendali kepada petugas - identifikasi pengetahuan klien
kesehatan mengenai nyeri dan
- Melaporkan nyeri terkendali kepercayaannya terhadap nyeri
- identifikasi pengaruh budaya klien
dalam merespon nyeri
- identifikasi pengaruh nyeri
terhadap kualitas hidup (mislanya
tidur, nafsu makan, aktivitas,
koknitif, mood, hubungan sosial)
- diskusikan bersama klien faktor
yang memperburuk nyeri
- fasilitasi informasi tentang nyeri,
seperti penyebab, durasi, dan
aintisipasi
- control lingkungan yang dapat
menimbulkan nyeri (misalnya suhu

22
ruang, pencahayaan, suara yang
bising)
- kurangi faktor yang dapat
menimbulkan atau meningkatkan
nyeri (misalnya ketakutan,
kelelahan, deficit pengetahuan)
- pilih dan terapkan tindakan
pengurangan nyeri dengan
farmakologi maupun non
farmakologi
- ajarkan pasien manjemen nyeri
- ajarkan teknik nonfarmakologi
(seperti hypnosis, relaksasi,
imajinasi terbimbing, terapi music,
distraksi, kompres hangat / dingin,
masase)
- monitor manajemen nyeri klien
sesuai dengan interval yang telah
ditentukan.
Diagnose : Indicator : Peningkatan Koping :
- mengekspresikan harapan masa - Bantu klien dalam
Keputusaan depan positif mengidentifikasi tujuan jangka
- mengekspresikan kesetiaan pendek dan jangka panjang
- mengekspresikan keinginan untuk - Kaji dampak situasi kehidupan
hidup klien dalam peran dan hubungan
- mengekspresikan alas an hidup - Dorong klien mengidentifikasi
- mengekspresikan makna hidup deskripsi realistis dari perubahan
- mengekspresikan optimism peran
- mengekspresikan kepercayaan diri - Kaji pemahaman klien tentang
- mengekspresikan kedamaian dalam proses penyakit
jiwa

23
- mengekspresikan kemampuan - Gunakan ketenangan dan
control diri pendekatan meyakinkan
- Berikan atmosfer penerimaan
- Berikan informasi yang benar
terkait diagnosis, pengobatan dan
prognosis
- Evaluasi kemampuan pengambilan
keputusan
- Dorong penggunaan spiritual
- Kaji latarbelakang spiritual dan
budaya
- Dorong keterlibatan keluarga
secara tepat

24
4.4.IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Waktu Implementasi Evaluasi
Jumat, Data: Subjektif:
20 - Klien mengatakan sesak sudah - Klien mengatakan sesak sudah
Mei berkurang, batuk berkurang, mual berkurang
2016 berkurang, GDS= 129 mg/dl, terlihat - Klien mengatakan mual sudah
edema pada ekstremitas bawah berkurang
- Klien mengatakan mampu makan
Kemampuan: sendiri
- Klien sudah mampu melakukan batuk - Klien mengatakan merasa senang
efektif setelah teman-teman lamanya
- Sudah mau diberikan terapi inhalasi mengunjunginya di RS
- O2 3L/menit intermitten
- Makan habis 1 porsi Objektif:

- Sudah mampu mengenali tanda, gejala - TTV: TD=110/70mmHg,


dan akibat keputusasaan N=66x/menit,

- Sudah memiliki kemampuan RR=18x/menit, S=36,20C

mengontrol keputusasaan dengan - GDS = 243 mg/dl

berpikir positif - Klien terlihat lebih tenang dan lebih

- Sudah mampu melakukan duduk, bersemangat

berpakaian dan minum sendiri - Klien terlihat sudah mampu makan


sendiri tanpa disuapi dan habis
Implementasi: - Klien terlihat ceria saat mengobrol
1. Memantau TTV bersama teman-temannya

2. Memantau gula darah harian


Analisis:
3. Monitor edema
1. Nyeri kronik belum teratasi
4. Mengevaluasi harapan dan
kemampuan positif klien 2. Keputusasaan teratasi sebagian

5. Melatih klien melakukan ADL secara


mandiri Planning:

25
6. Memberikan pujian atas kemampuan 1. Menaikkan kaki lebih tinggi di atas
klien kepala
7. Memotivasi klien tentang keberadaan 2. Makan sedikit tapi sering dengan
support system dan melakukan mandiri
kegiatan spiritual 3. Minum air putih 1200cc/hari
4. Latihan melakukan ADL secara mandiri
RTL:
1. Monitor keadaan umum dan TTV
2. Evaluasi kemampuan positif klien
dalam melakukan ADL
3. Berikan terapi furosemide
Latih SP 1 dan 2 Keluarga
Sabtu , Data: Subjektif:
21 1. Klien mengatakan sesak sudah - Klien mengatakan sesak sudah
Mei berkurang, batuk berkurang, mual berkurang
2016 berkurang, GDS= 194 mg/dl, terlihat - Klien mengatakan mual sudah
edema pada ekstremitas bawah berkurang
- Klien mengatakan merasa lebih baik
Kemampuan: kondisinya dan akan menjauhi pikiran
2. Klien sudah mampu melakukan batuk negatif yang menyebabkan
efektif keputusasaan
3. Sudah mau diberikan terapi inhalasi - Keluarga mengatakan akan membantu
4. O2 3L/menit intermitten mengatasi masalah keputusasaan klien

5. Makan habis 1 porsi


6. Sudah mampu mengenali tanda, gejala Objektif:

dan akibat keputusasaan - TTV: TD=110/70mmHg,

7. Sudah memiliki kemampuan N=72x/menit,

mengontrol keputusasaan dengan RR=20x/menit, S=36,30C

berpikir positif - GDS = 243 mg/dl

8. Sudah mampu melakukan duduk, - Klien terlihat lebih tenang dan lebih

26
berpakaian dan minum sendiri bersemangat
- Klien terlihat sudah mampu makan
Implementasi: sendiri tanpa disuapi dan habis
1. Memantau TTV Klien terlihat lebih ceria dan lebih
2. Memantau gula darah harian banyak bercerita dengan orang-orang di
3. Monitor edema sekitarnya

4. Mengevaluasi cara mengatasi - Keluarga mampu menyebutkan cara-


keputusasaan dalam diri klien cara mengatasi keputusasaan pada

5. Memberikan pujian atas kemampuan klien

klien Analisis:

6. Melatih SP 1 & 2 Keluarga pada klien 1. Nyeri kronik belum teratasi

dengan keputusasaan 2. Keputusasaan teratasi

RTL: Planning:

Intervensi selesai 1. Menaikkan kaki lebih tinggi di atas


kepala
2. Makan sedikit tapi sering dengan
mandiri
3. Minum air putih 1200cc/hari
4. Latihan melakukan ADL secara mandiri
5. Latihan berpikir positif dan
melanjutkan kegiatan setelah pulang ke
rumah
6. Kurangi makanan berlemak dan
kurangi makanan
mengandung gula tinggi

27
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Keputusasaan pada klien dapat juga disebabkan oleh gejala psikosomatik yang
dialami oleh klien, yang diperberat dengan penyakit fisik yang menyertainya yaitu diabetes
mellitus. Tindakan keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah psikososial pada
klien yaitu mengenal keputusasaan, mengembangkan harapan positif, melatih kemampuan
positif dalam diri klien dan pemberian infomasi sesuai dengan kebutuhan klien.

5.2 Saran
Diharapkan dapat bermanfaat dalam pengembangan keilmuan keperawatan
khusunya keperawatan jiwa dalam menyediakan pembekalan pada tahap pendidikan
akademik untuk mahasiswa keperawatan yang akan melakukan praktik klinik dalam
mengatasi masalah psikososial keputusasaan.

28
DAFTAR PUSTAKA

Capernito,Lynda Juall.2007.Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 10.Jakarta:ECG

Julyarni,2016. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Keputusasaan Yang Mengalami


Diabetes Mellitus.Jakarta:FIK UI

Moorheads, S., Johnson, M., Maas, M. L., & Swanson, E. (2013). Nursing outcomes
classification (NOC). Edisi 5. St.Louis: Elsevier Mosby

Stuart,G,W.2007. Buku saku Diagnosis Keperawatan Jiwa edisi 6. Jakarta:ECG

Wilkinson, J.M., & Ahern, N.R. (2009). Buku saku diagnosis keperawatan: Diagnosis NANDA,
intervensi NIC, kriteria hasil NOC, Edisi 9. Esty Wahyuningsih (Penerjemah). Jakarta: EGC

29

Anda mungkin juga menyukai