Anda di halaman 1dari 33

Fungsi Pengarahan dalam Manajemen

Ns. Linda Wieke, M.Kep.


DEPARTEMEN MANAJEMEN KEPERAWATAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
OUTLINE

1. Konsep dasar dan tujuan pengarahan


2. Kegiatan manajer keperawatan pada fungsi pengarahan
3. Indikator pengarahan yang baik
4. Langkah supervisi ruang rawat
5. Praktik pengarahan kepala ruangan sesuai standar
akreditasi
6. Konsep delegasi
KONSEP PENGARAHAN

creating a motivating climate,

establishing organizational
communication,

managing conflict,

facilitating collaboration, negotiating,

responding to collective bargaining


practices and employment laws.
 Motivation is the force within the individual that influences or
directs behavior. Because motivation comes from within the
person, managers cannot directly motivate subordinates.

DIRECTING
 The leader can, however, create an environment that
maximizes the development of human potential.
CONCEPT
 Management support, collegial influence, and the interaction
of personalities in the work group can have a synergistic
effect on motivation.
MANAGEMENT
FUNCTION
Management Function
LEGITIMATE
AUTHORITY UNIT GOALS

POSITIVE
FEEDBACK JOB
SATISFACTION

REWARD
SYSTEM
COMMUNICATE
MAINTAIN EXPECTATION
PRODUCTIVITY

www.presentationgo.com
SUPERVISI KEPERAWATAN

POS A C
Suatu aktivitas pembinaan yang dirancang untuk
membantu tenaga keperawatan serta staff dalam
melakukan pekerjaan secara efektif dan efisien

Mendukung pelayanan paripurna


PROFESIONAL SUPERVISI

• “Regular, protected time for facilitated, in-depth reflection on


clinical practice. It aims to enable the supervisee to achieve,
sustain and creatively develop a high quality of practice through
the means of focused support and development.
• The supervisee reflects on the part she plays as an individual in
the complexities of the events and the quality of her practice.”
ELEMEN SUPERVISI
• Standar praktek keperawatan yang digunakan sebagai acuan dalam menilai dan
mengarahkan penyimpangan yang terjadi.
• Fakta empiric dilapangan, sebagai pembanding untuk pencapaian tujuan dan menetapkan
kesenjangan.
• Adanya tindak lanjut sebagai upaya mempertahankan kualitas maupun upaya
memperbaiki.
TUJUAN SUPERVISI
• Mengorganisasikan staf dan pelaksanaan keperawatan
• Melatih staf dan pelaksana keperawatan
• Memberikan arahan dalam pelaksanaan tugas agar menyadari
dan mengerti terhadap peran, fungsi sebagai professional
pemberi asuhan
• Memberi layanan terhadap kemampuan staf dan pelaksanan
keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan
FUNGSI SUPERVISI
• A) Manajemen (Pengelolaan)
Fungsi ini bertujuan memastikan bahwa pekerjaan staf yang supervisi dapat dipertanggungjawabkan sesuai
dengan standar yang ada, akuntabilitas untuk melakkan pekerjaan yang ada dan meningkatkan kualitas layanan.
• B) Pembelajaran dan pengembangan
Fungsi ini membantu staf merefleksikan kinerja mereka sendiri, mengidentifikasi proses pembelajaran, kebutuhan
pengembangan, dan mengembangkan rencana atau mengidentifikasi peluang untuk memenuhi peluang tersebut.
• C) Memberi dukungan
Fungsi memberi dukungan dapat membantu staf yang disupervisi untuk meningkatkan peran staf dari waktu ke
waktu.
• D) Negosiasi (memberikan kesempatan)
Fungsi ini dapat menigkatkan hubungan antara staf yang disupervisi, tim, organisasi dan lembaga lain dengan siapa
mereka bekerja.
MANFAAT SUPERVISI
• Pelaksana tugas sesuai dengan pola
• Struktur dan hierarki sesuai dengan rencana
• Staf yang berkualitas dapat dikembangkan secara kontinu dan sistematis
• Penggunaan alat yang efisien dan efektif
• Sistem dan prosedur yang tidak menyimpang
• Pembagian tugas, wewenang ada pertimbangan objektif/rasional
• Tidak terjadi penyimpangan/penyelewengan kekuasaan, kedudukan dan
keuangan.
FUNGSI SUPERVISI

• Mengatur dan mengorganisir proses pemberian pelayanan keperawatan yang menyangkut


pelaksanaan kebijakan pelayanan keperawatan tentang asuhna yang telah disepakati
• Menilai dalam memperbaiki factor-factor yang memengaruhi proses pemberian pelayanan
asuhan
• Mengkoordinasikan, menstimuli, dan mengdorong peningkatan kualitas asuhan
• Membantu (assisting), memberi support (supporting) dan mengajak untuk diikutsertakan
(sharing)
MODEL SUPERVISI
• Model konvensional.
Model supervisi dilakukan melalui inspeksi langsung untuk menemukan
masalah dan kesalahan dalam pemberian asuhan keperawatan.
• Model ilmiah.
Supervisi yang dilakukan dengan model ini memilki karasteristik sebagai
berikut yaitu, dilakukan secara berkesinambungan, dilakukan dengan
prosedur, instrument dan standar supervisi yang baku, menggunakan data
yang objektif sehingga dapat diberikan umpan balik dan bimbingan.
MODEL SUPERVISI
• Model klinis.
Supervisi model klinis bertujuan untuk membantu perawat pelaksana
dalam mengembangkan profesionalisme sehingga penampilan dan
kinerjanya dalam pemberian asuhan keperawatan meningkat.

• Model artistik.
Supervisi model artistik dilakukan dengan pendekatan personal untuk
menciptakan rasa aman sehingga supervisor dapatditerima oleh perawat
pelaksana yang disupervisi.
JENIS SUPERVISI

• Supervisi Klinis
• Supervisi Manajerial
SUPERVISI KLINIS

Pengkajian dan
Normatif

Supervisi klinis
Kualitas

Tugas

Pengambilan
Formatif
Keputusan

Praktik reflektif

Restoratif Dukungan
PRINSIP SUPERVISI

3F
• 1. Fair
• 2. Feedback
• 3. Follow Up
TEKNIK SUPERVISI : LANGSUNG

• Pengarahan harus lengkap


• Mudah dipahami
• Menggunakan kata- kata yang tepat dan jelas
• Berikan arahan yang logis
• Hindari memberikan banyak arahan
• Pastikan bahwa arahan dipahami
• Yakinkan bahwa arahan memerlukan tindak lanjut
TEKNIK SUPERVISI: TIDAK LANGSUNG

• Supervisi dilakukan melalui laporan baik tertulis maupun lisan


• Supervisor tidak melihat langsung kejadian di lapangan, sehingga
mungkin terjadi kesenjangan fakta
• Umpan balik diberikan secara tertulis
PERAN SUPERVISOR

• Pendidik
• Mentor
• Fasilitator
• Evaluator
Pendelegasian
– UU No. 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan (Pasal 32)

Delegatif Praktik Klinis


Mandat

Tindakan?
Tanggung Jawab?

Bagaimana dengan Aspek Manajerial?


PENDELEGASIAN

 Salah satu elemen penting dalam fungsi


pengarahan
 Sebagai manajer perawat → menerima
prinsip-prinsip delegasi agar menjadi
lebih produktif dalam memlakukan
fungsi-fungsi manajemen lainnya.
 Bagian dari manajemen yang
memerlukan latihan manajemen
professional dan dikembangkan untuk
dapat menerima pendelegasian
tanggung jawab secara struktural
One that is delegable for a specific
RIGHT TASK patient

Appropiate patient setting,


RIGHT CIRCUMTANCES available resource, and other factors

RIGHT PERSON Right task to the right person to be


Five Rights of
performed on the right person
Delegation
RIGHT DIRECTION Clear, cincise description of the task

RIGHT LEVEL of Appropiate monitoring, evaluation,


intervention, as needed and
SUPERVISION feedback
KONDISI DELEGASI TIDAK EFEKTIF
 Under Delegasi:
 tugas terlalu sedikit. Staf diberi wewenang yang
sangat sedikit, terbatas, dan sering tidak terlalu
jelas.
 Over Delegasi:
 Pemberian delegasi berlebihan. Dapat terjadi
penyalahgunaan wewenang.
 Unproper Delegasi:
 Pelimpahan yang tidak tepat. Kesalahan yang
ditemukan adalah pemberian tugas limpahan
kepada orang yang tidak tepat, dan alas an delegasi
hanya karena faktor senang/tidak senang.
(a) a clearly defined structure where RNs are
recognized as leaders of the health-care team,

(b) job descriptions that clearly define the roles


SYARAT and responsibilities of all workers,
PENDELEGASIAN
EFEKTIF (c) education programs that help personnel learn
the roles and responsibilities of coworkers, and

(d) training programs that foster the development of


leadership and delegation skills
HAMBATAN DELEGASI: DELEGATOR
 Kemampuan yang diragukan oleh dirinya
sendiri
 Meyakini bahwa seseorang “mengetahui
semua rincian”
 “Saya dapat melakukannya lebih baik oleh
diri saya sendiri” buah pikiran yang keliru.
 Kurangnya pengalaman dalam pekerjaan atau
dalam mendelegasikan
 Rasa tidak aman
 Takut tidak disukai
HAMBATAN DELEGASI: DELEGATOR (CONT’)
 Penolakan untuk mengakui kesalahan
 Kurangnya kepercayaan pada bawahan
 Kesempurnaan, menyebabkan kontrol yang berlebihan
 Kurangnya ketrampilan organisasional dalam
menyeimbangkan beban kerja
 Kegagalan untuk mendelegasikan kewenangan yang
sepadan dengan tanggung jawab.
 Keseganan untuk mengembangkan bawahan
 Kegagalan untuk menetapkan kontrol dan tindak
lanjut yang efektif.
HAMBATAN DELEGASI:
PENERIMA DELEGASI

 Kurangnya pengalaman
 Kurangnya kompetensi
 Menghindari tanggung jawab
 Sangat tergantung dengan boss
 Kekacauan [disorganization]
 Kelebihan beban kerja
 Terlalu memperhatikan hal hal yang kurang
bermanfaat
HAMBATAN DELEGASI:
SITUASI
 Kebijakan tertuju pada satu orang
 Tidak ada toleransi kesalahan
 Kekritisan keputusan
 Urgensi, tidak ada waktu untuk
menjelaskan [krisis manajemen]
 Kebingungan dalam tanggung
jawab dan kewenangan.
 Kekurangan tenaga
TEKNIK DELEGASI

 Tetapkan tujuan, perawat harus diberitahu maksud dan pentingnya tugas yang didelegasikan.
 Tegaskan tanggung jawab dan wewenangnya dan berikan informasi yang jelas apa yang harus
dipertanggungjawabkan serta sumber-sumber yang tersedia untuk pelaksanaan tugasnya
sebagai perawat
 Berikan motivasi dan dorongan agar percaya diri dalam menerima tanggung jawab.
 Meminta penyelesaian tugas yang didelegasikan dalam batas waktu yang jelas.
 Berikan latihan untuk mengembangkan pekerjaannya agar menjadi lebih baik
 Adakan pengawasan yang memadai baik langsung maupun melalui laporan. Tegaskan kapan
laporan harus selesai dan hal-hal yang diperlukan dalam laporan (singkat dan padat).
TUGAS

 Jelaskan Teori Motivasi


 Maslow
 Skinner
 Herzberg
 Vroom
 McClelland
 Gellerman
 MecGregor

Tulis dalam bentuk pdf dikirim ke google classroom deadline Jumat, 1 Nopember 2019

Anda mungkin juga menyukai