Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


Sasaran : Keluarga Tn S di RT 05 RW 01 Tulungrejo Kota Batu
Tempat : Rumah Tn S
Waktu : Sabtu, 15 Agustus 2020
Alokasi Waktu : 30 menit
Pemberi Materi : Mahasiswa PSIK UB
Metode : Ceramah dan diskusi
Media : Leaflet

1.1 Latar Belakang :

Perilaku Sehat adalah pengetahuan, sikap, dan tindakan proaktif untuk memelihara
dan mencegah resiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit, serta
berperan aktif dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat (Depkes, 2008). PHBS adalah
semua perilaku kesehatan yang dilakukan atau kesadaran sehingga anggota keluarga
atau keluarga menolong dirinya sendri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam
kegiatan- kegiatan masyarakat. Mengingat dampak dari perilaku terhadap derajat
kesehatan cukup besar (30-35% terhadap derajat kesehatan), maka diperlukan upaya
untuk mengubah perilaku yang tidak sehat menjadi sehat. Salah satunya melalui
program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) (Mujahida et al. 2017).
Demam thypoid atau biasa yang disebut tipes merupakan penyakit infeksi sistemik,
banyak dijumpai secara luas diberbagai negara berkembang terutama terletak di daerah
tropis dan subtropis termasuk daerah Indonesia. WHO memperkirakan jumlah kasus
demam thypoid di seluruh dunia mencapai 17 juta kasus demam thypoid. Data
surveilans saat ini memperkirakan di Indonesia ada 600 ribu hingga 1,3 Juta kasus
demam thypoid tiap tahunnya dengan lebih dari 20.000 kematian. Rata- rata di
Indonesia, orang yang berusia 3-19 tahun memberikan angka sebesar 91% terhadap
kasus demam thypoid (WHO, 2012). Penyakit ini dapat berlanjut pada kematian
umumnya disebabkan oleh komplikasi antara lain radang paru-paru, perdarahan usus,
dan kebocoran usus (Mujahida et al. 2017).
Berdasarkan laporan Ditjen Pelayanan Medis Depkes RI tahun 2008 demam thypoid
menempati urutan kedua dari 10 penyakit terbanyak pada pasien rawat inap di rumah
sakit di Indonesia dengan jumlah kasus 81.116 dengan proporsi 3.15%. Di Provinsi Jawa
Timur terdapat 100.966 penduduk dan 33.6% kejadian demam thypoid dari seluruh
penduduk di provinsi tersebut (Hasil Rikesdas, 2007). Prevalensi demam thypoid di
Kabupaten Malang sebanyak 1.2% dari 10.966 sampel pada tahun 2007 (Departemen
Kesehatan Jawa Timur, 2008).
Fenomena yang terjadi di masyarakat, masih banyak warga yang tidak menerapkan
perilaku higiene perseorangan meskipun tingkat pengetahuan dan sikap mereka tentang
kesehatan sudah cukup baik. Hal yang demikianlah yang menyebabkan jumlah
penderita demam tifoid meningkat setiap tahunnya. Meskipun pihak instansi kesehatan
telah melakukan upaya promotif dan penyuluhan tentang pentingnya perilaku higiene
perseorangan serta kesehatan lingkungan untuk mencegah dan menanggulangi
penularan penyakit. Namun, upaya ini tidak akan berhasil tanpa adanya kesadaran tiap
individu untuk merubah perilaku. Kunci utama keberhasilan dari terwujudnya masyarakat
yang sehat adalah memulai kesadaran diri sendiri untuk berperilaku higiene dan sehat.
Pada pengakjian yang dilakukan di rumah keluaga Tn S dan Ny L Kelurahan
Tulungrejo didapatkan data bahwa Tn S memiliki riwayat penyakit typoid dan Tn S
pekerjaannya seorang tani yang setiap hari berkerja di kebun dengan kondisi yang tidak
bersih dan lingkungan rumah yang berdepetan dengan rumah tetangga sehingga kami
melakukan penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat rumah tangga pada
keluarga Tn S dan Ny L.

II. Tujuan instruksional


a. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit keluarga mampu mengetahui dan
memahami tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
b. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan, peserta dapat:
1) Mengetahui dan memahami pengertian PHBS
2) Mengetahui dan memahami ciri-ciri rumah sehat
3) Mengetahui dan memahami indikator PHBS
4) Mengetahui dan memahami tujuan dan manfaat phbs
5) Mengetahui dan memahami pencegahan penyebaran dema typoid
III. Kegiatan Penyuluhan
Tahap Waktu Kegiatan Perawat Kegiatan Klien Metode Media
Pendahuluan 5 menit 1. Memberi salam 1. Menjawab Ceramah -
2. Memperkenalkan diri salam dan
3. Menjelaskan tujuan 2. Mendengarkan Tanya
penyuluhan dan pokok materi dan Jawab
yang akan disampaikan memperhatikan
4. Menggali pengetahuan pasien 3. Menjawab
tentang PHBS pertanyaan
Penyajian 15 menit Menjelaskan materi penyuluhan 1. Mendengarkan Ceramah Leatfleat
dan dan
memperhatikan Tanya
2. Menganjukan Jawab
pertanyaan
Penutup 10 menit 1. Penegasan materi 1. Menjawab Tanya
2. Meminta peserta untuk pertanyaan Jawab
menjelaskan kembali materi yang diberikan
yang telah disampaikan oleh penyuluh
dengan singkat menggunakan 2. Membalas
bahasa peserta sendiri salam
3. Memberikan pertanyaan
kepada peserta tentang materi
yang telah disampaikan
4. Menutup acara dan
mengucapkan salam

IV. Evaluasi
a. Evaluasi struktur
- Jumlah peserta yang hadir dalam kegiatan penyuluhan.
- Penyuluhan menggunakan leatflet.
- Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan di rumah warga.
- Pengorganisasian dan persiapan kegiatan penyuluhan dilakukan pada hari
sebelumnya.
b. Evaluasi proses
a. Penyaji mampu menguasai materi penyuluhan yang diberikan.
b. Penyaji mampu menyampaikan materi dengan baik.
c. Peserta mendengarkan ceramah dengan baik dan sangat berkonsentrasi
terhadap materi yang disampaikan oleh pemberi penyuluhan.
d. Peserta antusias untuk bertanya dalam kegiatan penyuluhan dan menerima
penjelasan dari penyaji.
e. Peserta tidak meninggalkan tempat sebelum kegiatan penyuluhan selesai
dilaksanakan.
f. Tidak ada keluarga pasien yang mondar-mandir selama kegiatan penyuluhan
berlangsung.
g. Seluruh peserta mendapat leaflet mengenai perilaku hidup bersih dan sehat.
c. Evaluasi hasil
Untuk mengevaluasi penyuluhan penatalaksanaan perilaku hidup bersih dan
sehat dilakukan pretest dan post test dengan pertanyaan berikut :
1. Apa pengertian dari perilaku hidup bersih dan sehat?
2. Bagaimana ciri-ciri rumah sehat?
3. Sebutkan indikator perilaku hidup bersih dan sehat!
4. Sebutkan tujuan dan manfaat perilaku hidup bersih dan sehat!
5. Sebutkan pencegahan penyebaran demam typoid!

V. Media
Leaflet

VI. Materi
(Terlampir)
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT

I. Pengertian

Perilaku Sehat adalah pengetahuan, sikap, dan tindakan proaktif untuk memelihara
dan mencegah resiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit, serta
berperan aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat (Depkes, 2008).
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku yang dilakukan
atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri
di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di
masyarakat (Depkes, 2008).
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PBHS) adalah sebagai wujud operasional promosi
kesehatan merupakan dalam upaya mengajak, mendorong kemandirian masyarakat
berperilaku hidup bersih dan sehat (Ekasari, 2008).
Berdasarkan beberapa defenisi PHBS adalah upaya untuk mewujudkan kesehatan
anggota keluarga agar tahu, mau dan mampu melaksakan perilaku hidup bersih dan
sehat.
II. Ciri-Ciri Rumah Sehat

Ada 5 ciri-ciri rumah sehat menurut Notoadmodjo (2007) sebagai berikut:


a. Bahan bangunan
Bahan bangunan terbuat dari lantai ubin atau semen, dinding terbuat dari tembok,
atap rumah terbuat dari genteng atau seng.
b. Ventilasi
Ventilasi rumah mempunyai banyak fungsi yaitu untuk menjaga agar aliran udara
dalam rumah tersebut tetap segar, untuk membebaskan udara ruangan dari bakteri-
bakteri, untuk menjaga agar ruangan rumah selalu tetap dalam kelembaban yang
optimum.
c. Cahaya
Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup, tidak kurang dan tidak terlalu
banyak.
d. Luas bangunan rumah
Luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni di dalamnya, artinya
luas lantai bangunan tersebut harus disesuaikan dengan jumlah penghuninya.
e. Fasilitas-fasilitas dalam rumah sehat
Rumah yang sehat harus mempunyai fasilitas-fasilitas yaitu penyediaan air bersih
yang cukup, pembuangan tinja, pembuangan air limbah, pembuangan sampah,
fasilitas dapur, ruang berkumpul keluarga.
III. Indikator PHBS

Ada 10 indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat menurut Ekasari, dkk (2008) sebagai
berikut:

a. Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan


Pertolongan persalinan pada ibu yang dilakukan oleh tenaga kesehatan (dokter, bidan,
paramedis lainnya) sebagai penolong pertama dalam proses lahirnya janin bayi,
pemotongan tali pusat dan keluarnya plasenta.
b. Bayi diberi ASI Sejak Lahir sampai berusia 6 bulan.
Bayi yang berumur 0-6 bulan yang mendapat ASI sejak lahir sampai umur 6 bulan
tanpa makanan tambahan.
c. Mempunyai Jaminan Pemeliharaan Kesehatan.
Setiap penduduk mempunyai jenis pembiayaan pra-upaya seperti Askes,
Jamsostek/Astek, Asuransi Perusahaan/Kantor, dan Dana Sehat.
d. Ketersediaan Air Bersih.
Sumber air minum rumah tangga yang berasal dari sumber air dalam kemasan, leding,
pompa, sumur terlindung, serta mata air terlindung minimal berjarak 10 meter dari
tempat penampungan kotoran atau limbah.
e. Ketersediaaan Jamban.
Rumah tangga menggunakan jamban leher angsa dengan tangki septik atau lubang
penampungan sebagai pembuangan akhir.
f. Kesesuaian Luas Lantai Dengan Jumlah Penghuni.
Luas lantai rumah yang ditempati dan digunakan untuk keperluan sehari- hari dibagi
dengan jumlah penghuni minimal 9 m².
g. Lantai Rumah Bukan Dari Tanah.
Lantai rumah yang digunakan dari permanen atau lantai papan (rumah panggung).
h. Makan Buah Dan Sayur Setiap Hari.
Anggota keluarga yang berumur 15 tahun keatas mengkonsumsi sayur dan buah
dengan perimbangan minimal 2 porsi sayur dan 3 porsi buah atau sebaliknya 3 porsi
sayur dan 2 porsi buah selama 7 hari dalam seminggu.
i. Melakukan Aktivitas Fisik Setiap Hari.
Anggota keluarga yang berumur 15 tahun keatas yang melakukan aktivitas seperti
olah raga selama 10 menit, setiap hari minimal 5 hari dalam satu minggu.
j. Tidak Merokok di Dalam Rumah.
Anggota keluarga yang berumur 15 tahun ke atas tidak ada yang merokok didalam
rumah setiap hari/kadang-kadang.
IV Tujuan dan Manfaat

Menurut Ekasari, dkk (2008) tujuan perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat
sebagai berikut:
1. Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan sehat.
2. Masyarakat mampu mencegah dan mangatasi masalah-masalah kesehatan yang
dihadapinya.
3. Masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada untuk penyembuhan
penyakit dan peningkatan kesehatannya.
4. Masyarakat mampu mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat
untuk pencapaian PHBS di rumah tangga, seperti penyelenggaraan posyandu,
jaminan pemeliharaan kesehatan, tabungan ibu bersalin dan sosial ibu bersalin,
ambulan desa, kelompok pemakaian air dan arisan jamban.
Menurut Ekasari, dkk (2008) Manfaat Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) sebagai berikut:
1. Setiap rumah tangga meningkat kesehatannya dan tidak mudah sakit.
2. Anak tumbuh sehat dan cerdas.
3. Produktivitas kerja anggota keluarga meningkat.
4. Pengeluaran biaya rumah tangga dapat dialihkan untuk pemenuhan gizi keluarga,
biaya pendidikan dan modal usaha untuk peningkatan pendapatan keluarga.

V. Pencegahan Penyebaran Demam Typoid


Berikut beberapa petunjuk untuk mencegah penyebaran demam Thypoid:
a. Cuci tangan.
Cuci tangan dengan teratur meruapakan cara terbaik untuk mengendalikan
demam Thypoid atau penyakit infeksi lainnya. Cuci tangan anda dengan air
(diutamakan air mengalir) dan sabun terutama sebelum makan atau
mempersiapkan makanan atau setelah menggunakan toilet. Bawalah pembersih
tangan berbasis alkohol jika tidak tersedia air.
b. Hindari minum air yang tidak dimasak.
Air minum yang terkontaminasi merupakan masalah pada daerah endemik
Thypoid. Untuk itu, minumlah air dalam botol atau kaleng. Seka seluruh bagian
luar botol atau kaleng sebelum anda membukanya. Minum tanpa menambahkan
es di dalamnya. Gunakan air minum kemasan untuk menyikat gigi dan usahakan
tidak menelan air di pancuran kamar mandi.

c. Tidak perlu menghindari buah dan sayuran mentah.

Buah dan sayuran mentah mengandung vitamin C yang lebih banyak daripada
yang telah dimasak, namun untuk menyantapnya, perlu diperhatikan hal-hal
sebagai berikut. Untuk menghindari makanan mentah yang tercemar, cucilah
buah dan sayuran tersebut dengan air yang mengalir. Perhatikan apakah buah
dan sayuran tersebut masih segar atau tidak. Buah dan sayuran mentah yang
tidak segar sebaiknya tidak disajikan. Apabila tidak mungkin mendapatkan air
untuk mencuci, pilihlah buah yang dapat dikupas.

d. Pilih makanan yang masih panas.

Hindari makanan yang telah disimpan lama dan disajikan pada suhu ruang. Yang
terbaik adalah makanan yang masih panas. Walaupun tidak ada jaminan
makanan yang disajikan di restoran itu aman, hindari membeli makanan dari
penjual di jalanan yang lebih mungkin terkontaminasi.
DAFTAR PUSTAKA

Alan R. Tumbelaka. Diagnosis dan Tata laksana Demam Thypoid. Dalam Pediatrics
Update. Cetakan pertama; Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta : 2003.
Aru W, Sudoyo, dkk ; editor ; Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam; Jilid III, edisi IV;Departemen
Ilmu Penyakit Dalam FK UI, Jakarta : 2007
Departemen Kesehatan RI. 2008. Pusat Promosi CSR PDAM TIRTA PAKUAN.
http://csrpdamkotabogor.wordpress.com/phbs tanggal 28 November 2014.
Depkes. 2008. Informasi Pengendalian Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan.
Jakarta: Depkes RI.
Ekasari, dkk. 2008. Keperawatan Komunitas Upaya Memandirikan Masyarakat Untuk Hidup
Sehat. Jakarta: Trans Info Media
Hidayat, Aziz Alimul A. 2007. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Edisi 1. Jakarta:
Salemba Medika.
Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Prilaku. Jakarta: Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai