Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Kesehatan Jiwa Dengan Dosen
Pengampu Ns. Enggal Hadi K., S.Kep., M.Kep.
Oleh:
Kelompok 1
Kelas D
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Kesehatan Jiwa Dengan Dosen
Pengampu Ns. Enggal Hadi K., S.Kep., M.Kep.
Oleh:
Kelompok 1 Kelas D
Mohammad Wavy Azkiya 212310101148
Vaughan Callista Vinsha Pharausia 202310101075
Lailatul Fitria 202310101079
Putri Puji Rahayu 202310101083
2
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat serta hidayahnya, sehingga kelompok kami dapat menulis
makalah yang telah terselesaikan dengan judul “Asuhan Keperawatan Diagnosa
Psikososial: Ketidakberdayaan”. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata
kuliah Keperawatan Kesehatan Jiwa di Fakultas Keperawatan Universitas Jember
dengan ini kami ucapkan terima kasih kepada:
1. Ns. Yeni Fitria, S.Kep., M.Kep. selaku dosen Penanggung Jawab mata kuliah
Keperawatan Kesehatan Jiwa.
2. Ns. Enggal Hadi K., S.Kep., M.Kep. selaku dosen pembimbing kelompok 1
Kelas D 2020 pada mata kuliah Keperawatan Kesehatan Jiwa.
3. Anggota kelompok 1 Kelas D 2020 yang telah membantu dalam penyusunan
makalah asuhan keperawatan ini.
4. Dan segenap rekan yang membantu dalam penyusunan makalh ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan menambah wawasan bagi
segenap pihak yang telah membaca makalah dari kelompok kami. Kami sangat
menyadari bahwa makalah yang kami buat jauh dari kata sempurna dan memiliki
banyak kekurangan dari segi kata, materi, maupun penyusunan. Maka dari itu, kami
sekelompok meminta kritik dan saran dari pembaca, supaya pada saat penyusunan
makalah selanjutnya akan menjadi lebih baik dari sebelum-sebelumnya.
Penulis
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................. 3
DAFTAR ISI ................................................................................................................ 4
BAB 1. PENDAHULUAN .......................................................................................... 5
2.1 LATAR BELAKANG ......................................................................................... 5
2.1 TUJUAN ........................................................................................................... 5
2.1 MANFAAT ....................................................................................................... 6
BAB 2. POKOK BAHASAN ...................................................................................... 7
2.1 DEFINISI KETIDAKBERDAYAAN ..................................................................... 7
2.3 ETIOLOGI ....................................................................................................... 8
2.3 JENIS-JENIS KETIDAKBERDAYAAN ................................................................ 8
2.4 FAKTOR-FAKTOR KETIDAKBERDAYAAN ...................................................... 8
2.5 TANDA DAN GEJALA KETIDAKBERDAYAAN ................................................ 10
BAB 3. ASUHAN KEPERAWATAN...................................................................... 11
3.1 PENGKAJIAN ................................................................................................. 11
3.2 ANALISIS DATA ............................................................................................ 13
3.3 RENCANA KEPERAWATAN ........................................................................... 14
3.4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI ................................................................... 15
3.5 TERAPI MODALITAS .................................................................................... 16
BAB 4. PENUTUP..................................................................................................... 17
4.1 KESIMPULAN ................................................................................................ 17
4.2 SARAN ........................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 18
4
BAB 1. PENDAHULUAN
5
3. Untuk mengetahui jenis-jenis ketidakberdayaan
4. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi ketidakberdayaan
5. Untuk mengetahui tanda dan gejala ketidakberdayaan
6. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada diagnosis psikososial
ketidakberdayaan
2.1 Manfaat
1. Makalah ini bisa memberikan gambaran intervensi bagi klien atau keluarga
yang mengalami ketidakberdayaan.
2. Makalah ini dapat menjadi gambaran intervensi pengetahuan bagi perawat
jiwa agar dapat meningkatkan asuhan keperawatan ketidakberdayaan pada
klien dengan penyakit tertentu.
3. Makalah ini diharapkan dapat menjadi acuan referensi bagi peneliti
selanjutnya dalam mengembangkan penelitian terhadap masalah psikososial
ketidakberdayaan
6
BAB 2. POKOK BAHASAN
7
2.3 Etiologi
Faktor penyebab ketidakberdayaan menurut (Nanda, 2017), diantaranya
adalah:
a. Perawatan atau pengobatan jangka panjang (kompleks)
b. Lingkungan yang tidak mendukung akan perawatan atau pengobatan
(kelembagaan disfungsional lingkungan)
c. Interaksi interpersonal yang tidak memadai
Faktor terkait ketidakberdayaan menurut (Pattern, 2002) dan (Mary C.
Townsend, 2015) yaitu:
a. Lingkungan perawatan kesehatan [misalnya, kehilangan privasi, kepemilikan
pribadi, kontrol atas terapi]
b. Hubungan/ interaksi interpersonal [misalnya, penyalahgunaan kekuasaan,
kekuatan; hubungan yang kasar]
c. Penyakit berhubungan dengan regimen [misalnya, kondisi kronis atau
melemahkan]
d. Gaya hidup ketidakberdayaan [misalnya, kegagalan berulang,
ketergantungan]
Selain itu, ketidakberdayaan dapat disebabkan pula oleh ansietas, harga diri
rendah, strategi koping yang kurang efektif (ketidakadekuatan koping),
kurangnya pengetahuan untuk mengelola masalah atau mengambil keputusan
dan kurangnya akan dukungan sosial (keluarga,, kerabat, orang terdekat)
2.3 Jenis-jenis Ketidakberdayaan
Ketidakberdayaan dibagi menjadi 2, yaitu
1) Ketidakberdayaan situasional: ketidakberdayaan situasional muncul ketika
menghadapi peristiwa tertentu (spesifik) dan biasanya berlangsung dalam
waktu yang singkat.
2) Ketidakberdayaan dasar: ketidakberdayaan dasar bersifat meyebar,
mempengaruhi tujuan, gaya hidup, dan hubungan sosial individu.
2.4 Faktor-Faktor Ketidakberdayaan
1. Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi adalah faktor yang melandasi atau mempermudah
terjadinya sebuah perilaku yang terwujud dalam pengetahuan, sikap, nilai-
nilai kepercayaan maupun keyakinan.
a. Biologis
Adanya riwayat keturunan anggota keluarga yang menderita
Gaya hidup dan pengalaman penggunaan zat terlarang
Menderita penyakit kronis
Ada Riwayat menderita penyakit jantung, paru-paru, yang
mengganggu aktivitas harian pasien
8
Adanya Riwayat menderita penyakit yang secara progresif
menimbulkan ketidakmampuan, misalnya: kanker terminal, sclerosis
multiple, atau AIDS.
b. Psikologis
Pengalaman perubahan gaya hidup akibat lingkungan tempat tinggal
Ketidakmampuan mengambil keputusan dan mempunyai kemampuan
verbal yang kurang atau kurang dapat mengekspresikan perasaan
terkait dengan penyakitnya atau kondisinya
Ketidakmampuan menjalankan peran akibat penyakit yang dialaminya
Kurang puas dengan kehidupannya
Merasa frustasi dengan kondisi kesehatan dan kehidupannya yang
sekarang
Pola asuh orang tua pada saat klien anak hingga remaja terlalu
otoriter/protektif
Motivasi dalam mengembangkan aktivitas dan hobi yang tidak
berkembang
Pengalaman aniaya fisik, baik sebagai pelaku, korban, maupun saksi
Tidak mampu mengontrol perasaan dan emosi, mudah cemas, rasa
takut akan tidak diakui, gaya hidup tidak berdaya
Kepribadian yang mudah marah, pasif, dan cenderung tertutup
c. Sosial Budaya
Usia 30 tahun ke atas berpotensi mengalami ketidakberdayaan
Jenis kelamin laki-laki maupun perempuan memiliki kecenderungan
yang sama untuk mengalami ketidakberdayaan tergantung dari peran
yang dijalankan dalam kehidupannya
Pendidikan rendah
Kehilangan kemampuan akibat proses penuaan
Dalam kehidupan sosial, cenderung bergantung pada orang lain dan
tidak mampu berpartisipasi sosial secara aktif, enggan bergaul, dan
menghindar dari orang lain
Kurang aktif dalam kegiatan bermasyarakat
Kurang terlibat dalam kegiatan politik baik secara aktif maupun pasif
2. Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi merupakan sebuah kondisi internal seorang pasien di
mana pasien tersebut kurang dapat menerima perubahan fisik dan psikologis
yang telah terjadi. Kondisi eksternal biasanya dari pihak keluarga dan
masyarakat yang kurang mendukung (Sarani, 2021). Faktor-faktor lain yaitu:
a. Biologis
9
Seseorang menderita suatu penyakit dan harus melakukan
tindakanterapi tertentu, pengobatan terkait dengan penyakit (jangka
panjang, sulit dan kompleks).
Penyakit kronis yang kambuh dalam 6 bulan terakhir.
Kurang mampu menyusaikian diri dengan budaya, ras etnik dan
gender.
Adanya perubahan dari dalam diri (fisik).
b. Psikologis
Perubahan gaya hidup akibat memiliki penyakit kronis
Tidak dapat melakukan aktivitas sendiri kemudian timbullah
ketidakberdayaan
Perasaan malu serta rendah diri karena aktivitas bergantung dengan
orang lain
Kehilangan rasa mandiri sehingga bergantung pada orang lain
c. Sosial Budaya
Kehilangan pekerjaan karena kondisi saat ini
Kehilangan kemampuan dalam melakukan aktivitas dari proses
penuaan
Terdapat perubahan status kuratif menjadi paliatif
Tidak dapat melakukan kegiatan agama dan berpartisipasi dengan
masyarakat
2.5 Tanda dan Gejala Ketidakberdayaan
Menurut (SDKI, 2017) tanda dan gejala ketidakberdayaan antara lain
sebagai berikut:
1. Tanda dan gejala mayor
Subjektif: Menyatakan frustasi atau tidak mampu melaksanakan
aktivitas sebelumnya
Objektif: Bergantung pada orang lain
2. Tanda dan gejala Minor
Subjektif
a. Merasa diasingkan
b. Menyatakan keraguan tentang kinerja kerja peran
c. Menyatakan kurang kontrol
d. Menyatakan rasa malu
e. Merasa tertekan (depresi)
Objektif
a. Tidak berpartisipasi dalam perawatan
b. Pengasingan
10
BAB 3. ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
Nama perawat : Ns. L
Tanggal pengkajian : 3 April 2022
Tempat pengkajian : Rumah Sakit Marzoeki mahdi Bogor
Sumber data : Klien
A. IDENTITAS KLIEN
Nama klien lengkap : Tn. B
Nama panggilan : Tn. B
Umur/TTL : 70 tahun
Jenis kelamin : Pria
Agama :-
Pendidikan :-
Pekerjaan :-
Suku bangsa :-
Status marital :-
Alamat lengkap :-
B. RIWAYAT KESEHATAN
a. Faktor Predisposisi
i. Biologis
Klien menderita penyakit diabetes sejak 20 tahun yang lalu
ii. Psikologis
Setelah klien terdiagnosa penyakit diabetes melitus sekitar 20 tahun
yang lalu klien mulai membatasi aktivitasnya karena merasa tidak
berdaya dengan kondisi penyakitnya
iii. Sosiokultural
Usia klien yang sudah 70 tahun membuatnya rentan mengalami
ketidakberdayaan.
b. Faktor Presipitasi
i. Sifat
Selama 6 bulan terakhir, klien mengalami:
a. Faktor biologis: mengidap penyakit diabetes mellitus, mengeluh
lemas, kaki bengkak, susah tidur, perasaan sedih, nafsu makan
menurun
b. Faktor psikologis: sering termenung dan jarang berinteraksi dengan
orang lain
11
c. Faktor sosiokultural: klien membatasi aktivitas karena merasa tak
berdaya dengan kondisi penyakitnya
ii. Sumber
a. Internal: persepsi diri klien yang merasa tidak berdaya dengan
kondisi penyakitnya
b. Eksternal: Keluarga Tn. B sangat mendukung dalam perawatan
klien. Akan tetapi Tn. B sering merasa sendiri padahal keluarga
baik anak maupun cucu sedang berada di sekitanya. Tn. B
menginginkan keluarganya ada di samping klien setiap saat.
iii. Waktu
Rasa lemas yang dialaminya terus-menerus akibat penyakitnya dan
ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas setiap hari.
iv. Jumlah
Perasaan yang sedih dan lemas yang besar
c. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
Tn.B mengatakan, akibat ketergantungannya kepada orang lain dalam
memenuhi kebutuhannya sehari-hari, ia menjadi merasa bersalah karena
ia menganggap dirinya selalu menyusahkan orang lain
d. Keluhan saat ini
Klien mengeluh terasa lemas, kaki bengkak, ada luka di kaki, ada luka di
bokong dan mempunyai riwayat penyakit diabetes sejak dua puluh tahun
yang lalu.
e. Pengobatan sebelumnya
klien jarang kontrol ke Poli diabetes namun hanya membeli obat di
apotek.
C. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum: klien tampak lemas
Tanda – tanda vital: TD: 120/80 mmHg
Nadi 90x/menit
RR 17x/menit
Suhu 36,7oC
Bunyi jantung S1 dan S2
Keluhan fisik:
Klien mengeluh terasa lemas, kaki bengkak, ada luka di kaki, ada luka di
bokong. Kondisi luka klien di jempol kaki kiri Tn. B mengalami
pembengkakan dan tampak kemerahan. Tn. B tidak merasakan nyeri karena
sudah neuropati sedang karena proses diabetesnya. Ulkus di kaki Tn. B
tersebut tampak terdapat pus dan tertutup oleh kassa namun tidak terdapat
rembesan darah atau pus.
12
3.2 Analisis Data
DIAGNOSA
NO DATA
KEPERAWATAN
1. DS: Ketidakberdayaan b.d program
1. Klien mengatakan perawatan jangka panjang
badannya terasa lemah
2. Klien mengatakan merasa
bersalah karena
menyusahkan orang lain
3. Klien mengatakan tidak
mau ditinggalkan oleh
keluarganya
4. Klien mengatakan merasa
sedih
DO:
1. Wajah murung
2. Kebutuhan dibantu
keluarga
3. Suara lemah
13
3.3 Rencana Keperawatan
Kriteris Hasil
NO Diagnosa Intervensi (SIKI) Paraf
(SLKI)
1. Ketidakberdayaan Setelah dilakukan Observasi
b.d program tindakan keperawatan Identifikasi harapan klien dan keluarga dalam pencapaian
perawatan jangka selama 3x24 jam hidup
panjang diharapkan konsep Terapiutik
Ns.
diri klien meningkat. Sadarkan bahwa kondisi yang dialami memiliki nilai penting
xxx
Dengan kriterria hasil Pandu mengingat kembali kenangan yang menyenangkan
: Libatkan pasien secara aktif dalam perawatan
1. Pernyataan mampu berikan kesempatan pasien dan keluarga terlibat dengan
melaksanakan dukungan kelompok
aktivitas menurun (5) Ciptakan lingkungan yang memudahkan klien mempraktikan
2. Pernyataan Frustasi kebutuhan spiritual
menurun (5) Edukasi
3. Ketegantungan
Anjurkan mengungkapkan perasaan terhadap kondisi dengan
pada orang lain realistis
menurun (5)
Anjurkan mempertahankan hubungan (mis. Dengan keluarga)
Latih menyusun tujuan yang sesuai dengan harapan
Latih cara mengembangkan spiritual diri
Latih cara mengenang dan menikmati masa lalu (mis.
Prestasi, pengalaman)
14
3.4 Implementasi dan Evaluasi
Tgl/Jam No Dx Implementasi Evaluasi Nama &
paraf
08 D.0092 Mengidentifikasi harapan klien dan keluarga S:
April dalam pencapaian hidup Klien mengatakan badannya masih terasa
2022 / Menyadarkan bahwa kondisi yang dialami sedikit lemah, klien sudahmau ditinggalkan
08.00 memiliki nilai penting oleh keluarganya dalam jangka waktu
Ns. L
Memandu mengingat kembali kenangan sebentar
yang menyenangkan O:
Melibatkan pasien secara aktif dalam - Wajah klien terlihat sedih
perawatan - Wajah klien terlihat murung
Memberikan kesempatan pasien dan - Kebutuhan masih dibantu keluarga
keluarga terlibat dengan dukungan - Suara masih sedikit lemah
kelompok A:
Menciptakan lingkungan yang memudahkan Masalah belum teratasi
klien mempraktikan kebutuhan spiritual P:
Menganjurkan mengungkapkan perasaan Lanjutkan intervensi
terhadap kondisi dengan realistis
Menganjurkan mempertahankan hubungan
(mis. Dengan keluarga)
Melatih menyusun tujuan yang sesuai
dengan harapan
Melatih cara mengembangkan spiritual diri
Melatih cara mengenang dan menikmati
masa lalu (mis. Prestasi, pengalaman)
15
3.5 Terapi Modalitas
1. Terapi Individu
Terapi modalitas yang diberikan untuk klien dengan diagnosa
ketidakberdayaan yaitu salah satunya terapi individual, dimana terapi ini
merupakan penanganan pada klien dengan pendekatan hubungan individual
antara perawat dengan klien. Pada tahap ini perawat membina hubungan
saling percaya dengan klien, agar klien bersedia mengungkapkan segala
permasalahan yang terjadi. Kemudian setelah klien berkenan dan
mempercayai perawat sebagai terapis, perawat melakukan intervensi
keperawatan. Lalu klien mulai mengungkapkan permasalahan yang
dialaminya, pada saat ini perawat harus memperhatikan bagaimana perasaan
klien ketika bercerita, dan terus menggali perasaan yang dialami oleh klien.
2. Terapi Kognitif
Terapi modalitas yang diberikan untuk klien dengan diagnosa
ketidakberdayaan yang kedua yaitu terapi kognitif. Terapi kognitif merupakan
strategi dari modifikasi keyakinan dan sikap dimana mempengaruhi terhadap
sikap dan perasaan klien. Salah satunya dengan melakukan latihan berpikir
positif dan mengembangkan harapan positif kepada klien. Kemudian pada
pertemuan selanjutnya bisa dilakukan dengan melatih mengontrol perasaan
ketidakberdayaan yang dialami klien serta mengoptimalkan beberapa kegiatan
yang masih dapat dilakukan baik ketika dirumah sakit maupun dirumah
nantinya.
3. Terapi Keluarga
Terapi modalitas ketiga yang bisa diberikan pada klien diagnosa
ketidakberdayaan yakni terapi keluarga yang diberikan kepada seluruh
keluarga klien agar mampu melaksanakan penanganan pada saat dirumah.
Proses terapi pada keluarga yaitu dengan memberikan penjelasan terkait
kondisi klien, cara merawat klien, dan cara latihan mengontrol perasaan
ketidakberdayaan.
16
BAB 4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Ketidakberdayaan merupakan suatu kondisi di mana kontrol situasi atau
kontrol pribadi, termasuk tanggapan atau persepsi individu mengenai tindakan-
tindakan yang telah dilakukan tidak mendapatkan hasil sesuai harapan,
sehingga individu keterbatasan untuk mengendalikan keadaan yang akan
terjadi. Ketidakberdayaan dapat terjadi pada seseorang dengan usia berapapun,
pada seseorang yang memiliki gangguan kesehatan kronis atau yang sedang
mengalami perawatan dan pengobatan di rumah sakit. Pada kasus yang dialami
oleh Tn. B, klien mengidap penyakit diabetes mellitus selama 20 tahun
sehingga ia membatasi aktivitasnya karena merasa tidak berdaya dengan
kondisi penyakitnya yang ditandai dengan rasa lemas, susah tidur, perasaan
sedih, nafsu makan menurun, dan tidak ingin ditinggal oleh keluarganya.
Setelah dilakukan analisis masalah ditemukan diagnose keperawatan yaitu
ketidakberdayaan. Setelah itu dilakukan tindakan keperawatan dengan tujuan
konsep diri klien meningkat. Implementasi keperawatan yang dilakukan pada
Tn. B selama tiga hari telah dilakukan berdasarkan intervensi yang ditetapkan
yang mengacu pada standar intervensi keperawatan Indonesia (SIKI). Setelah
itu dilakukan untuk mencari kepastian dari keberhasilan rencana proses
keperawatan, dalam penerapan asuhan keperawatan pada klien dengan masalah
keperawatan ketidakberdayaan agar dapat mencapai semua kriteria hasil setelah
dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama 3 hari.
4.2 Saran
1. Perlunya referensi-referensi lain untuk menunjang informasi terkait klien
dengan masalah keperawatan ketidakberdayaan.
2. Klien yang dilakukan asuhan keperawatan perlu menemukan koping yang
tepat agar mengurangi masalah ketidakberdayaan
3. Keluarga diperlukan untuk mendukung klien selama melakukan perawatan
dan pengobatan agar tingkat kesehatan klien meningkat/membaik.
17
DAFTAR PUSTAKA
18