Disusun untuk memenuhi tugas individu mata kuliah Keperawatan Jiwa semester VB
DISUSUN OLEH
KELOMPOK I
SORONG
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan Rahmat-Nya, yaitu berupa nikmat kesehatan sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan ini. Penulisan ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Keperawatan Jiwa pada Program Sarjana I Keperawatan Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Papua
Akhir kata, kami sungguh menyadari laporan ini masih jauh dari kesempurnaan,
untuk kritik, saran, dan diskusi lebih lanjut pembaca dipersilahkan untuk menghubungi
kami melalaui email florariskaarobaya820@gmail.com Semoga tulisan ini
memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu, terutama dalam pendidikan
keperawatan dan kesehatan lainnya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kesehatan jiwa adalah kondisi dimana seorang individu dapat berkembang
secara fisik, mental, spiritual, dan social sehingga indiviu tersebut menyadari
kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif,
dan mampu membrikan kontribusi untuk komunitasnya. Saat ini, perkiraan
jumlah penderita gangguan jiwa di dunia adalah sekitar 450 juta jiwa termsuk
skizofernia (WHO 2017), Menurut perhitungan beban penyakit pada tahun
2017, beberapa jenis gangguan jiwa yang diprediksi dialami oleh penduduk di
Indonesia diantaranya adalah gangguan depresi, cemas, skizofrenua, bipolar,
gangguan perilaku, autis, gangguan perlaku makan, cacat intelektual, ADHD (
Attention Deficit Hyperactivity Disorder). Skizofrenia merupakan suatu
gangguan jiwa berat yang bersifat kronis yang ditandai dengan gangguan
komunikasi, gangguan realitas (halusinasi atau waham), afek tidak wajar atau
tumpul, gangguan fungsi kognitif serta mengalami kesulitan dalam melakukan
aktivitas sehari-hari(keliat,2015).
Waham adalah suatu keyakinan seseorang yang tidak sesuai dengan
kenyataan, yang tetap dipertahankan dan tidak dapat dirubah secara logis oleh
orang lain. Keyakinan ini berasalh dari pemikiran yang tidak terkontrol.
(Magelang 2016). Gangguan proses piker waham biasanya di anggap sulit
untuk di obati ( skelton,2015) pada populasi umum gangguan proses piker
waham memiliki prevalensi sekitar 0,18%, sedangkan prevalensi pada rainap
psikiatris antara 1 dan 4%. Prevalensi gangguan proses pikir waham sebenarnya
cenderung lebih tinggi, dikarenakan kurangnya wawasan dalam mencegah serta
mencari bantuan dalam mengenali penyakit tersebut (Rowland, 2019 ).
Penelitian yang dilakukan Christenson, dkk. Di sebuah komunitas orang tua di
San Francisco, mereka yang dinilai memiliki gangguan kejiwaan mengalami
gejala kecurigaan sebanyak 17% dan yang memiliki gangguan proses pikir
waham sebanyak 13% ( Asis,2018).
1
Sejalan dengan itu fungsi serta tanggung jawab perawat psikiatri dalam
memberikan asuhan keperawatan dituntut untuk dapat menciptakan suasana yang
dapat membantu proses penyembuhan dengan menggunakan hubungan
terapeutik melalui usaha pendidikan kesehatan dan tindakan keperawatan yang
dapat membantu proses penyembuhan dengan menggunakan hubungan
terapeutik melalui usaha kesehatan dan tindakan keperawatan secara
komprehensif yang diajukan secara berkesinambungan karena penderita waham
dapat menjadi berat dan lebih sukar dalam penyembuhan bila tidak mendapatkan
perawatan secara intensif. (T. P. RI 2019)
B. RUMUSAN MASALAH
Bedasarkan masalah yang telah di paparkan pada latar belakang maka
rumusan masalah dalam askep ini yaitu : Asuhan keperawatn jiwa pada klien
Dengan gangguan proses proses pikir waham
C. TUJUAN
Mahasiswa mampu menerapkan asuhan keperawatan jiwa pada klien
dengan waham
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. PENGERTIAN
3
Kepercayaan yang tidak berdasar Menyalahkan diri sendiri akibat
perbuatan - perbuatannya yang melanggar kesusilaan atau kejahatan lain.
Waham depresif sering dirasakan sebagai : waham bersalah (perasaan bersalah,
kehilangan harga diri), waham sakit (gangguan perasaan tubuh yang berasal
dari viseral yang dipengaruhi oleh keadaan emosi), waham miskin (kehidupan
perasaan nilai sosial).
4. Waham nihilistik
Suatu kenyataan bahwa dirinya atau orang lain sudah meninggal atau dunia ini
sudah hancur.
5. Waham somatik (waham hipokondria)
Kecenderungan yang menyimpang dan bersifat dungu mengenai fungsi
dan keadaan tubuhnya, misalnya penderita merasa tubuhnya membusuk atau
mengeluarkan bau busuk.
6. Waham hubungan
Keyakinan bahwa ada hubungan langsung antara inteprestasi yang salah
dari pembicaraan, gerakan atau digunjingkan.
7. Waham pengaruh
Keyakinan yang palsu bahwa dia adalah berlebihan dan diucapkan secara
berulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
8. Waham curiga
Klien mempunyai keyakinan bahwa ada seseorang atau kelompok yang
berusaha merugikan atau mencederai dirinya yang disampaikan secara berulang
dan tidak sesuai dengan kenyataan.
C. PENYEBAB
Salah satu penyebab dari perubahan proses pikir : waham yaitu Gangguan
konsep diri : harga diri rendah. Harga diri adalah penilaian individu tentang
pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal
diri. Gangguan harga diri dapat digambarkan sebagai perasaan negatif terhadap
diri sendiri, hilang kepercayaan diri, dan merasa gagal mencapai keinginan.
(Alvionita Nur Fitriana 2016)
4
1. Faktor predisposisi
a. Biologis, Gangguan perkembangan dan fungsi otak / sistem syaraf pusat
yang menimbulkan (Muslim 2012) :
1) Hambatan perkembangan otak khususnya lobus frontal, temporal dan
limbik,
2) Pertumbuhan dan perkembngan individu pada pre natal, perinatal,
neonatus dan kanak – kanak
b. Psikososial
Keluarga, pengasuh dan lingkungan klien sangat mempengaruhi respon
psikologis dari klien. Sikap atau keadaan yang dapat mempengaruhi
seperti penolakan dan kekerasan.
c. Sosial budaya
Kehidupan sosial budaya dapat juga mempengaruhi timbulnya waham
seperti kemiskinan, sosial budaya (peperangan, kerusakan, kerawanan)
serta kehidupan yang terisolasi dan stres yang menumpuk.
2. Faktor presipitasi
Riwayat presipitasi yang biasa menimbulkan waham merupakan
karakteristik umum, latar belakang, termasuk penganiyaan fisik / emosional,
tekanan, isolasi, permusuhan, perasaan tidak berguna ataupun tidak berdaya.
(D. RI 2017)
D. Tanda dan Gejala Waham
Menurut (YAQIN 2015) tanda dan gejala waham meliputi :
1. Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya (tentang agama, kebesaran,
kecurigaan, keadaan dirinya berulang kali secara berlebihan tetapi tidak sesuai
kenyataan
2. Klien tampak tidak mempunyai orang lain
3. Curiga
4. Bermusuhan
5. Merusak (diri, orang lain, lingkungan)
5
6. Takut, sangat waspada
7. Tidak tepat menilai lingkungan/ realitas
8. Ekspresi wajah tegang
9. Mudah tersinggung
E. RENTANG RESPON NEUROBIOLOGIS
a. Pengertian
Respon neurobiologis merupakan berbagai respon perilaku klien yang
terkait dengan fungsi otak. Gangguan neurobiologist ditandai dengan gangguan
sensori persepsi : halusinasi dan gangguan proses pikir : waham atau umumnya
dikenal dengan penyakit psikotik. (Tumanggor 2021)
b. Psikodinamika
Gangguan respon neurobiologis atau respon neurobilogis yang maladaptif
terjadi karena adanya :
1. Lesi pada area frontal, temporal dan limbic sehingga mengakibatkan
terjadinya gangguan pada otak dalam memproses informasi.
2. Ketidakmampuan otak untuk menyeleksi stimulus.
3. Ketidakseimbangan antara dopamin dan neurotransmitter lainnya.
Respon neurobiologis individu dapat diidentifikasi sepanjang rentang
respon adaptif sampai dengan respon maladaptif.
Rentang Respon Neurobiologis
o Pikiran logis o Proses pikir kadang – kadang o Gangguan proses pikir, waham
o Persepsi akurat o Terganggu ilusi o Perubahan persepsi, halusinasi
o Emosi konsisten o Emosi berlebihan atau kurang o Kerusakan proses emosi
o Perilaku sesuai o Perilaku tidak sesuai o Perilaku tidak terorganisir
o Hubungan sosial o Menarik diri o Isolasi sosial
harmonis
6
Rentang Respon Neurobiologis
(Stuart dan Laraia, 1998, hal 407)
F. Pohon Masalah
Perilaku Kekerasan
Waham
Tindakan Keperawatan
1. Tindakan keperawatan untuk pasien
a. Tujuan
1) Pasien dapat berorientasi kepada realitas secara bertahap
2) Pasien dapat memenuhi kebutuhan dasar
7
3) Pasien mampu berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan
4) Pasien menggunakan obat dengan prinsip 5 benar
b. Tindakan
1) Bina hubungan saling percaya
Sebelum memulai mengkaji pasien dengan waham, saudara harus
membina hubungan saling percaya terlebih dahulu agar pasien merasa
aman dan nyaman saat berinteraksi dengan saudara. Tindakan yang harus
saudara lakukan dalam rangka membina hubungan saling percaya adalah:
a) Mengucapkan salam terapeutik
b) Berjabat tangan
c) Menjelaskan tujuan interaksi
d) Membuat kontrak topik, waktu dan tempat setiap kali bertemu
pasien.
2) Bantu orientasi realita
a) Tidak mendukung atau membantah waham pasien
b) Yakinkan pasien berada dalam keadaan aman
c) Observasi pengaruh waham terhadap aktivitas sehari-hari
d) Jika pasien terus menerus membicarakan wahamnya dengarkan tanpa
memberikan dukungan atau menyangkal sampai pasien berhenti
membicarakannya
e) Berikan pujian bila penampilan dan orientasi pasien sesuai dengan
realitas.
3) Diskusikan kebutuhan psikologis/emosional yang tidak terpenuhi sehingga
menimbulkan kecemasan, rasa takut dan marah.
4) Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan fisik dan emosional
pasien
5) Berdikusi tentang kemampuan positif yang dimiliki
6) Bantu melakukan kemampuan yang dimiliki
7) Berdiskusi tentang obat yang diminum
8) Melatih minum obat yang benar
8
SP 1 Pasien : Membina Hubungasn saling percaya: mengidentifikasi
kebutuhan yang tidak terpenuhi dan cara memenuhi
kebutuhan; mempraktekkan pemenuhan kebutuhan yang
tidak terpenuhi.
SP 2 Pasien : Mengidentifikasi kemampuan positif pasien dan membantu
mempraktekkannya.
SP 3 Pasien : Mengajarkan dan melatih cara minum obat yang benar
9
SP 1 Keluarga : Membina hubungan saling percaya dengan keluarga;
mengidentifikasi masalah, menjelaskan proses terjadinya
maslah; dan obat pasien.
SP 2 Keluarga : Melatih keluarga cara merawat pasien.
SP 3 Keluarga : Membuat perencanaan pulang Bersama keluarga.
(satu 2019)
I. Konsep Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
b. Observasi
Observasi tanda dan gejala waham, Pengelompokan data pada pengkajian
kesehatan jiwa berupa faktor presipitasi, penilaian stressor, sumber koping
yang dimiliki klien. Setiap melakukan pengkajian, tulis tempat klien dirawat
dan tanggal dirawat isi pengkajian meliputi :
Identitas Klien
10
orang lain yang tidak menghargai klien/ perasaan negatif terhadap diri
sendiri yang berlangsung lama.
3. Aspek fisik / biologis
Hasil pengukuran tada vital (TD, Nadi, suhu, Pernapasan , TB, BB)
dan keluhan fisik yang dialami oleh klien.
4. Aspek Psikososial
Genogram yang menggambarkan tiga generasi.
5. Konsep diri
a. citra tubuh
Menolak dilihat dan disentuh bagian tubuh yang berubah atau tidak
menerima perubahan tubuh yang telah terjadi atau yang akan terjadi.
Menolak penjelasan perubahan tubuh, persepsi negatif tentang tubuh.
Mendekati orang lain dengan ancaman. Menyentuh orang lain dengan
menakutkan. Mempunyai rencana untuk melukai.
b. Identitas diri
Ketidakpastian memandang diri, sukar menetapkan keinginan dan
tidak mampu mengambil keputusan.
c. Peran
Berubah atau berhenti fungsi peran yang disebabkan penyakit ,
proses menua, putus sekolah, PHK.
d. Ideal diri
Mengungkapkan keputus asaan karena penyakitnya :
mengungkapkan keinginan yang terlalu tinggi.
e. Harga diri
Perasaan marah terhadap diri sendiri, rasa bersalah terhadap diri
sendiri, gangguan hubungan sosial, mencederai diri.
f. Status Mental
Kontak mata klien seperti mencurigai, kurang dapat memulai
pembicaraan, klien kurang mampu berhubungan dengan orang lain.
11
6. Aspek Medik
Terapi yang diterima klien bisa berupa therapy farmakologi ECT,
Psikomotor, therapy okopasional, TAK , dan rehabilitas.
J. Analisa Data
Data Kasus
o Data Objektif : Kerusakan komunikasi verbal
- Klien bicara kacau
- Binggung
- Pembicaraan berbelit – belit
o Data Subjektif : Perubahan proses pikir :
- klien mengatakan hal-hal yg tak waham
sesuai kenyataan
- Klien mengatakan berulang kali
o Data Objektif :
- Klien tampak binggung
o Data Subjektif : Gangguan konsep diri
- Klien merasa malu berinteraksi berhubungan dgn harga diri
dengan manusia lain. rendah
o Data Objektif :
- Ekspresi muka sedih dan murung
K. Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul
12
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
1. Identitas Klien
o Inisial : Tn. U. S o Tanggal pengkajian : 26 Juli 2016
o Umur : 35 Tahun o No RM : 328450
o Informan : Rekam medis, klien o Diagnosa medis :Schizoprenia
dan anggota keluarga.
2. Alasan masuk
Dirumah klien mengamuk, marah – marah, memukul dan merusak alat rumah
tangga, bicara dan tertawa sendiri, 2 minggu tidak mandi.
3. Faktor predisposisi
Sebelumnya klien mengalami gangguan jiwa selama ± 1 bulan tetapi
sembuh kembali, kemudian sebulan yang lalu tiba – tiba klien marah – marah,
bicara dan tertawa sendiri, 2 minggu tidak mandi dan membanting alat rumah
tangga yang kemudian dibawah oleh keluarga ke rumah sakit. Menurut informasi
dari keluarga klien, klien sampai seperti ini di mulai ketika kunci motor
kesanyangan klien hilang dan di tambah dengan meningganya ibu klien dan
sampai di RS Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor klien tidak mau berbicara dan setiap
kali di tanya jawaban yang klien katakan kalau klien tidak bisa melakukan apapun
karena klien telah meninggal dunia seperti ibunya.
Klien belum pernah menerima pengobatan dari manapun dan tidak ada
anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa.
Masalah keperawatan :
o Waham Nihilistik
o Harga Diri Rendah
o Defisit Perawatan Diri
13
4. Pemeriksaan Fisik
1. Tanda - tanda vital
TD : 100 / 80 mmhg 2. Ukuran
ND : 84 Kali / menit TB : 153 cm
RR : 22 Kali / menit BB : 33,8 kg
SS : 36 0 C
3. Klien tidak ada mengeluh mengenai fisik
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan.
5. Psikososial
1. Genogram
Keterangan : : Perempuan
: Laki - Laki
: Perempuan meninggal
X
: Laki – Laki meninggal
: klien
Penjelasan :
Klien merupakan anak ke - 4 dari empat bersaudara, klien tinggal satu
rumah dengan kakaknya, ibu dan ayah klien sudah meninggal dunia,
yang mengambil keputusan dirumah kakak perempuan klien yang
14
pertama. Komunikasi klien dengan saudara - saudaranya sangat
kooperatif karena klien juga sebagai tulang punggung keluarga. Klien
di rumah dalam mengambil keputusan selalu ikut sertakan.
2. Konsep diri
a. Gambaran diri
Klien mengatakan semua bagian tubuh klien telah mati sehingga klien tidak bisa
berbuat apa – apa.
b. Identitas diri
Klien mengetahui namanya ujang tetapi kemudian jika di Tanya kembali klien
lupa dan mengatakan kalau klien telah meninggal, klien tidak bisa menyebutkan
tanggal lahirnya dan agama klien.
c. Peran
Peran klien di rumah sebagai adik yang bertanggung jawab dan sebagai tulang
punggung keluarga.
d. Ideal diri
Klien ingin pulang ke rumah tetapi klien tidak dapat menjawab alamat dan
tujuannya klien ingin pulang.
e. Harga diri
Ketika di Tanya klien hanya menjawab kalau dirinya telah meninggal dunia dan
setiap di dekati klien selalu menghindar.
Masalah keperawatan : waham nihilistik dan harga diri rendah
3. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti adalah ibu klien.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat
Keluarga klien mengatakan dalam kegiatan kelompok / masyarakat klien tidak
pernah ikut serta karena klien lebih memilih bekerja dari pada harus mengikuti
kegiatan kelompok dan kata keluarga, klien juga jarang mau bersosialisasi
dengan orang lain karena dipikir klien kalau dirinya orang yang tidak pantas
untuk berkumpul dengan orang lain.
c. Hambatan dalam hubungan dengan orang lain.
15
Keluarga klien mengatakan hubungan dengan orang lain dan lingkungan kurang
baik karena sebelumnya klien pernah marah - marah kepada orang lain.
Masalah Keperawatan : harga diri rendah
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Klien beragama islam
b. Kegiatan ibadah
Klien jarang shalat di rumah, klien merasa tidak bersalah jika tidak shalat.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah.
5. Status Mental
a. Penampilan
Penampilan klien tidak rapi, klien jarang mandi dan jarang berganti baju setiap
kali mandi atau ganti baju selalu dibantu petugas ruangan.
Masalah Keperawatan : Defisit perawatan diri : kebersihan diri.
b. Pembicaraan
Pembicaraan klien inkoheren yaitu berpindah dari pembicaraan satu ke
pembicaraan lain yang tidak ada kaitannya, bicara klien selalu berkata kalau
dirinya telah meninggal dunia.
Masalah Keperawatan : waham nihilistik
c. Aktivitas motorik
Klien lebih banyak duduk sendiri, termenung dan jika di ajak bicara klien hanya
menjawab terima kasih dan berkata tangannya tidak bisa digerakkan karena
dirinya telah meninggal dunia.
Masalah Keperawatan: harga diri rendah dan waham nihilistic
d. Alam perasaan
Klien mengatakan sedih karena tidak di beritahu kalau ibunya telah meninggal
dunia kemudian ketika di tanya lebih lanjut klien langsung berkata tidak bisa
karena dirinya telah meninggal.
Masalah Keperawatan : harga diri rendah dan waham nihilistic
e. Afek
16
Afek klien tumpul yaitu hanya bereaksi bila ada stimulus emosi yang kuat.
Masalah Keperawatan : Resiko perilaku kekerasan.
f. Interaksi selama wawancara
Selama melakukan interaksi klien tidak kooperatif, kontak mata kurang dan
selalu mempertahankan pendapat bahwa dirinya telah meninggal dunia.
Masalah keperawatan : waham nihilistik dan harga diri rendah.
g. Persepsi
Waham nihilistik dimana klien percaya telah meninggal dunia dan tidak dapat
berbuat apapun di dunia ini.
Masalah Keperawatan : waham nihilistic
h. Isi pikir
Klien hanya terdiam jika di tanya.
Klien lebih senang sendiri.
Masalah Keperawatan : Harga Diri Rendah
i. Proses pikir
Saat di lakukan wawancara klien hanya berkata kalau dirinya telah meninggal
dunia dan kemudian klien diam kembali.
Masalah Keperawatan : Waham Nihilistik Dan Harga Diri Rendah
j. Tingkat kesadaran
Selama berinteraksi klien berkata seadanya seperti kalau klien sudah meninggal
dunia dan kemudian klien diam tanpa berkata apapun lagi.
Masalah Keperawatan : Waham Nihilistik Dan Harga Diri Rendah
k. Memori
1. Memori jangka panjang
Ketika di Tanya kesukaan klien apa, klien hanya tediam saja dan klien juga
tidak dapat mengingat apapun yang telah terjadi.
2. Memori jangka pendek
Klien tidak ingat mengingat apapun kejadian saat klien di antar ke RS Dr.
Marzoeki Mahdi Bogor ini.
3. Memori saat ini.
17
Klien lupa dengan kegiatan yang di lakukan.
Masalah keperawatan : tidak ada
6. Persiapan Pulang
1. Makan
Setiap kali makan klien di bantu oleh petugas.
2. BAB / BAK
Klien mampu BAB / BAK di toilet secara mandiri.
Masalah Keperawatan : Tidak ada
3. Mandi
Klien tidak mampu mandi secara mandiri setiap kali mandi klien di bantu
petugas.
Masalah Keperawatan : Defisit Perawatan Diri
4. Istirahat dan tidur
Klien tidur dengan nyenyak tanpa merasa terganggu dengan lingkungan sekitar.
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah
5. Berpakaian / berhias
Klien berpakaian tidak rapi, setiap kali berganti pakaian di bantu petugas.
Masalah Keperawatan: Defisit perawatan diri: Berdandan
6. Penggunaan obat
Klien minum obat secara teratur 3 kali sehari setelah selesai makan dan setiap
minum obat selalu di bantu petugas.
7. Pemeliharaan kesehatan
Untuk sementara waktu klien berada di rumah sakit untuk mendapatkan
perawatan diri.
7. Aspek Medik
a. Diagnosa medis : Schizophrenia
b. Terapi obat :
o Ladomen
o Veldimex
o Rispendon
18
o Chlorpromazine
B. Daftar Masalah Keperawatan
1. Waham nihilistik
2. Harga diri rendah
3. Defisit perawatan diri
C. Pohon Masalah
Resiko Perilaku Kekerasan
19
E. Catatan Perkembangan
Hari,
No.Dx
Tanggal, Implementasi Evaluasi / SOAP Paraf
Keperawatan
Pukul
Selasa, 26 Waham Ds : S:
Juli 2016 nihilistik
➢ Klien mengatakan kalau ➢ Klien masih mengatakan kalau dirinya
dirinya sudah meninggal sudah meninggal dunia.
dunia. O:
09.30 WIB Do :
➢ Klien Nampak diam saja.
➢ Klien tampak seperti telah
meninggal dunia. ➢ Klien setiap ditanya tampak seperti
➢ Klien hanya terdiam orang yang telah meninggal dunia.
A:
kembali.
Tindakan Keperawatan : ➢ Waham nihilistik masih ada.
1. Bina hubungan saling P:
percaya ➢ Membantu klien mengungkapkan
2. Membantu klien perasaan dan pikirannya.
mengungkapkan perasaan
dan pikirannya ( SP 1 )
Rencana Tindak Lanjut :
1. Evaluasi SP 1 (waham
nihilistik)
20
Hari,
No. Dx
Tanggal, Implementasi Evaluasi / SOAP Paraf
Keperawatan
Pukul
21
Hari,
No.Dx
Tanggal, Implementasi Evaluasi / SOAP Paraf
Keperawatan
Pukul
Selasa, 26 Defisit Ds : S:
Juli 2016 Perawatan ➢ Klien mengatakan tidak bisa ➢ Klien masih inkoheren.
Diri mandi O:
12.30 WIB Do :
➢ Klien nampak kusam ➢ Klien berbicara sendiri
➢ Klien nampak bau dan kotor ➢ Klien masih bau
➢ Klien nampak lesu ➢ Klien masih nampak sangat
lesu
Tindakan keperawatan :
A:
1. Bina hubungan saling percaya
2. Diskusikan dengan klien tentang ➢ Defisit perawatan diri masih
pentingnya perawatan diri. ada.
P:
Rencana Tindak Lanjut :
1. Evaluasi SP 1 defisit perawatan diri ➢ Mendiskusikan dengan klien
yaitu diskusikan dengan klien tentang pentingnya
perawatan diri.
tentang pentingnya perawatan diri
22
Hari,
No.Dx
Tanggal, Implementasi Evaluasi / SOAP Paraf
Keperawatan
Pukul
23
Hari, Tanggal, No. Dx
Implementasi Evaluasi / SOAP Paraf
Pukul Keperawatan
Rabu, 27 Juli Harga Diri Ds : S:
2016 Rendah ➢ Klien mengatakan kemarin malam sudah ➢ Klien mengatakan sudah
mulai bisa merapikan tempat tidur bisa bercakap-cakap dengan
11.00 WIB ➢ Klien mengatakan mulai mau berinteraksi Tn. A. M
dengan orang lain O:
Do :
➢ Klien mulai kooperatif ketika pengkajian ➢ Klien nampak lebih tenang
➢ Keadaan umum tenang ➢ Klien lebiih aktif daripada
pertemuan sebelumnya
A:
Tindakan Keperawatan :
1. Melanjutkan SP 2 Harga diri rendah: ➢ Harga Diri Rendah masih
a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian ada.
klien P:
b. Melatih klien dengan aktivitas yang ➢ Melatih kemampuan positif
biasa di lakukan di rumah dan yang bisa yang dimiliki klien
di lakukan di rumah sakit.
c. Menganjurkan klien memasukkan ke
dalam jadwal harian klien
Rencana Tindak Lanjut :
1. Evaluasi SP 2 harga diri rendah.
Hari, Tanggal, No. Dx
Implementasi Evaluasi / SOAP Paraf
Pukul Keperawatan
24
Kamis, 28 Juli Waham Ds : S:
2016 Nihilistik ➢ Klien mengatakan masih hidup ➢ Klien mengatakan bahwa dia merasa
hidup ketika berjoget.
09.00 WIB Do : O:
➢ Klien nampak masih bingung
➢ Klien selalu minta diputarkan lagu ➢ Klien nampak senang ketika diputarkan
musik.
supaya klien selalu hidup.
➢
Tindakan Keperawatan: A:
Hari,
No. Dx
Tanggal, Implementasi Evaluasi / SOAP Paraf
Keperawatan
Pukul
Kamis, 28 Juli Harga Diri Ds : S:
2016 Rendah ➢ Klien mengatakan kemarin malam ➢ Klien mengatakan sudah akrab dengan
11.00 WIB sudah mulai bisa merapikan tempat tidur teman sekamar
25
dan bercakap-cakap dengan teman ➢ Klien mengatakan bisa melakukan
sekamar kegiatan sehari-sehari dengan mandiri
Do : O:
➢ Klien mulai kooperatif ketika
pengkajian ➢ Klien nampak lebih mandiri ketika
➢ Keadaan umum tenang mandi, merapikan tempat tidur.
A:
Tindakan Keperawatan :
2. Melanjutkan SP 2 Harga diri rendah: ➢ Masalah Harga Diri Rendah sudah
a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian berkurang
klien P:
b. Melatih klien dengan aktivitas yang biasa ➢ Beri reinforcement positif pada klien
di lakukan di rumah dan yang bisa di tentang keberhasilan klien dalam
lakukan di rumah sakit. beraktifitas secara mandiri
c. Menganjurkan klien memasukkan ke ➢ Anjurkan klien untuk memasukkan ke
dalam jadwal harian klien dalam jadwal kegiatan harian klien
Rencana Tindak Lanjut:
1. Evaluasi SP 2 harga diri rendah.
26
➢ Klien mulai kooperatif dengan menerima ➢ Klien nampak tenang.
realita yang diberitahukan oleh perawat ➢ Klien kooperatif dalam menyimak
pemberian penkes tentang obat dari
perawat.
Tindakan Keperawatan:
A:
1. Melanjutkan ke sp 3 waham :
a. Mengevaluasi kegiatan harian klien ➢ Waham sudah tidak nampak.
b. Memberikan pendidikan kesehatan kepada ➢ Klien sudah paham tentang penkes
klien tentang penggunaan obat secara obat.
teratur. P:
c. Menganjurkan klien memasukkan jadwal ➢ implementasi SP 1,2,3 waham
minum obat ke jadwal kegiatan harian klien
Rencana Tindak Lanjut:
Evaluasi SP 3 waham
Hari,
No. Dx Paraf
Tanggal, Implementasi Evaluasi / SOAP
Keperawatan
Pukul
Sabtu, 30 Waham Ds : S:
Juli 2016 Nihilistik ➢ Klien mengatakan sedang dalam keadaan baik- ➢ Klien mengatakan mengerti bahwa
09.00 baik saja minum obat itu penting dalam proses
WIB Do : penyembuhannya
➢ Klien nampak lebih tenang O:
➢ Klien mulai kooperatif dengan menerima
realita yang diberitahukan oleh perawat ➢ Klien nampak tenang.
27
Tindakan Keperawatan: ➢ Klien kooperatif dalam menyimak
2. Melanjutkan ke sp 3 waham : pemberian penkes tentang obat dari
d. Mengevaluasi kegiatan harian klien perawat.
e. Memberikan pendidikan kesehatan kepada
klien tentang penggunaan obat secara teratur. A:
f. Menganjurkan klien memasukkan jadwal ➢ Waham sudah tidak nampak.
minum obat ke jadwal kegiatan harian klien ➢ Klien sudah paham tentang penkes obat.
Rencana Tindak Lanjut:
Evaluasi SP 3 waham P:
➢ Implementasi SP 1,2,3 waham
28
BAB IV
PEMBAHASAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan kasus Tn. U.S berusia 35 tahun sebelumnya klien mengamuk daruma,
marah – marah, memukul dan merusak alat rumah tangga bicara dan tertawa sendiri, 2
minggu tidak mandi. Klien memiliki riwayat gangguan jiwa selama kira-kira 1 bulan tetapi
sudah sembuh, lalu sebulan kemudian tiba-tiba klien mulai marah dan merusak barang,
menurut keluarga klien mulai seperti ini Ketika klien kehilangan ibunklien kehilangan
ibunya dan motor kesayangannya. Klien mengatakan semua bagian tubuh klien telah mati
sehingga klien tidak bisa berbuat apa-apa, Klien mengetahui namanya ujang tetapi
kemudian jika di Tanya kembali klien lupa dan mengatakan kalau klien telah meninggal,
klien tidak bisa menyebutkan tanggal lahirnya dan agama klien.
Berdasarkan kasus tersebut dapat disimpulkan bahwa klien mengalami Gangguan
Proses Pikir : Waham Nihilistik akibat Harga diri rendah dari kejadian kehilangan yang
klien alami yang menyebabkan Defisit Perawatan Diri selama 2 minggu tidak mandi dan
atau merawat diri, dan yang beresiko klien melakukan perilaku kekerasan.
Sesuai dengan teori Waham Nihilistik adalah klien meyakini dirinya sudah tidak
ada di dunia / meninggal, diucapkan berulangkali tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
Sehingga diterapkan strategi pelaksana waham pada klien selama 5 hari, dengan hasil
evaluasi hari ke 5 yaitu klien mulai mengerti tentang pentingnya obat, klien tampak tenang
dan kooperatif dan waham sudah tidak nampak.
29
DAFTAR PUSTAKA
Alvionita Nur Fitriana, dkk. 2016. "Skizofrenia Paranoid Remisi Parsial pada Wanita Usia 24
Tahun di Rumah ." Universitas Lampung.
Dermawan, D. 2013. "Keperawatan Jiwa; Konsep Kerangka Kerja Asuhan Keperawatan Jiwa."
Journal Catholic University of De La Salle Manado.
Direja, M. 2011. "Some hybrid rice breeding materials reaction on brown planthopper (Nilaparvata
lugens Stal)." scientific seminar on national rice research results.
Keliat, B. A, , Hamid, A. Y. S.,, Putri, Y. S. E., and Daulima, N. H. C., dkk. 2019. "Asuhan
keperawatan jiwa." By N. H. C Daulima. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Magelang, Soerojo. 2016. "Waham/Delusi dapat menjangkit siapa saja." RSJ Prof Dr Seorojo
Magelang.
Muslim, Aditya and Mundakir,. 2012. "ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TN.M
DENGAN WAHAM AGAMA DI RUANG GELATIK RUMAH SAKIT JIWA MENUR
SURABAYA." Universitas Muhammadiyah Surabaya.
RI, Depkes. 2017. "Situasi Kesehatan Jiwa di Indonesia." infoDatin Pusat data dan Informasi
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
RI, Tim Pisdatin Kemenkes. 2019. "Kesehatan Jiwa di Indonesia." Pusat Data dan Informasi
KEMENKES RI .
satu, admin Perawat Kita. 2019. Perawatkiasatu. oktober 22. Accessed oktober 14, 2021.
https://www.perawatkitasatu.com/2017/12/strategi-pelaksanaan-sp-waham-pasien.html.
Stuart, Gail W. 2016. "Prinsip dan Praktik Keperawatan Kesehatan Jiwa Stuart 2." By Gail W
Stuart. Jakarta Pusat: Elsevier.
T.H.Herman, and S.Kamitsuru. 2018. "NANDA-I Diagnosis Keperawatan 2018-2020." By
Monica Ester & Wuri Praptiani. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Tumanggor, S. 2021. "Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Tn. C Dengan Gangguan Proses Pikir:
Waham Somatik."
YAQIN, TAUFIQ FAHMI and , Arif Widodo,. 2015. "Hubungan Pengetahuan Keluarga Tentang
Tanda Dan Gejala Skizofreniaparanoid Dengan Upaya Mencegah Kekambuhan Pasien Di
RSJD Surakarta." Universitas muhammadiyah.
30