Disusun Oleh :
Kelompok 3 ( A 2020 2 )
FAKULTAS KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah swt. yang telah memberikan rahmat-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah seminar dengan judul “Harga Diri
Rendah Situasional”. Adapun tujuan penulis dalam membuat makalah ini ialah untuk
melengkapi tugas seminar pada mata kuliah Keperawatan Kesehatan Jiwa I, program A
2020 2. Penulis juga ucapkan terima kasih kepada Ibu Veny Elita, MN(MH) selaku
dosen pengampu.
Harapan dari penulis semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca,
terutama dalam peningkatan pemahaman tentang Harga Diri Rendah Situasional..
Adapun penyusunan makalah ini masih belum sempurna. Untuk itu, penulis memohon
maaf apabila masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Penulis
berharap pembaca dapat memberikan kritik dan saran.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................2
C. Tujuan.................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................3
A. Kesimpulan.......................................................................................................23
B. Saran.................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................iii
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Harga diri rendah adalah kondisi seseorang yang menilai keberadaan
dirinya lebih rendah dibandingkan orang lain yang berpikir tentang hal negatif
diri sendiri sebagai individu yang gagal, tidak mampu dan tidak berprestasi
(Keliat, 2010). Fitria (2009) juga menyebutkan, harga diri rendah merupakan
kondisi seseorang dimana ia merasa bahwa dirinya tidak diterima dilingkungan
dan gambaran-gambaran negatif tentang dirinya. Harga diri rendah dapat dibagi
menjadi dua yaitu, harga diri rendah situasional dan harga diri rendah kronik.
Harga diri rendah situasional adalah keadaan dimana individu yang sebelumnya
memiliki harga diri positif mengalami perasaan negatif mengenai diri dalam
berespon terhadap suatu kejadian. Apabila dari harga diri rendah situasional
tidak ditangani segera, maka lama kelamaan dapat menjadi harga diri rendah
kronik
Semakin rendah harga diri seseorang akan lebih berisiko terkena gangguan
kepribadian. Pada beberapa penelitian mengaitkan rendahnya harga diri dengan
adanya kecemasan sosial. Sebuah penelitian menyatakan jika orang yang
memiliki harga diri yang rendah akan memiliki perasaan takut gagal ketika
terlibat dalam hubungan sosial ( Fitria, 2013). Penelitian yang dilakukan Simbar,
Ruindungan dan Solang (2015) menyebutkan bahwa 26,7% anak memiliki harga
diri rendah situasional pasca mendapat perlakuan bullying yaitu menarik diri
dari lingkungan sekitar untuk memperoleh rasa aman. Jika ini terus berlanjut
pada anak-anak maka akan muncul ide bunuh diri hingga percobaan bunuh diri
karena perasaan malu. Harga diri (self esteem) merupakan salah satu komponen
dari konsepdiri. Harga diri merupakan penilaian pribadi berdasarkan seberapa
baik prilaku sesuai dengan ideal diri (stuart 2009). Harga diri rendah
adalahkeadaan dimana individu mengalami/beresiko
1
mengalami evaluasi dirinegatif tentang kemampuan diri (Carpemito,
2007). Gangguan hargadiri dapat dijabarkan sebagai perasaan yang negatif
terhadap diri sendiri,hilang kepercayaan diri, serta merasa gagal mencapai
keinginan (Dalamidkk, 2009).Harga diri rendah dapat terjadi secara situasional
dan kronis. Hargadiri rendah stuasional pengembangan persepsi negatif tentang
dirinyasendiri pada suatu kejadian (NANDA 2005). Harga diri rendahsituasional
adalah perasaan diri/ evaluasi diri negatif yang berkembangsebagai respon
terhadap hilangnya atau berubahnya perawatan diriseseorang yang sebelumnya
mempunyai evaluasi diri positif (Suliswati,2005). Sedangkan harga diri rendah
kronis adalah evaluasi diri atau perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang
negatif dan di pertahankan dalam waktu yang lama (NANDA 2009)
B. Rumusan Masalah
1 Apa definisi harga diri rendah situasional?
2 Apa penyebab harga diri rendah situasional?
3 Apa tanda dan gejala harga diri rendah situasional?
4 Apa saja tingkatan harga diri rendah situasional?
5 Apa tindakan keperawatan pada pasien dengan harga diri rendah
situasional?
6 Apa tindakan pada keluarga pasien dengan harga diri rendah situasional?
7 Apa asuhan keperawatan pada pasien dengan harga diri rendah situasional?
C. Tujuan
1 Untuk mengetahui definisi harga diri rendah situasional
2 Untuk mengetahui penyebab harga diri rendah situasional
3 Untuk mengetahui tanda dan gejala harga diri rendah situasional
4 Untuk mengetahui saja tingkatan harga diri rendah situasional
5 Untuk mengetahui tindakan keperawatan pada pasien dengan harga diri
rendah situasional
6 Untuk mengetahui tindakan pada keluarga pasien dengan harga diri rendah
situasional
2
7 Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada pasien dengan harga diri
rendah situasional
BAB II
PEMBAHASAN
Harga diri Rendah adalah perasan tidak berharga atau tidak berarti, dan
rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan
kemampuan diri. Kasus Harga Diri Rendah dapat terjadi dalam 2 situasi yang
berbeda, diantaranya adalah Harga Diri Rendah Situasional dan Harga Diri
Rendah Kronik. Harga Diri Rendah Situasional termasuk dalam diagnosa
Psikososial keperawatan jiwa karena faktor perubahan yang memenganuhi harga
diri terjadi dalam waktu dekat/ mendadak ± 6 bulan sejak timbulnya tanda dan
gejala (Widodo, dkk. 2022)
3
Riwayat kehilangan
Harga diri rendah situasional disebabkan karena adanya sesuatu hal yang
terjadi secara mendadak dan tiba- tiba pada orang yang bersangkutan. Misalnya,
secara tiba- tiba seseorang baru saja divonis menderita penyakit berat. Putus
sekolah secara tiba-tiba karena kekurangan dana, atau hal-hal lain yang terjadi di
luar perkiraan individu yang menimbulkan rasa kecewa yang teramat dalam
(Yeni, 2021).
Gangguan pada klien yang dirawat dapat terjadi harga diri rendah karena:
b. Harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai karena
dirawat/sakit/penyakit.
4
Berdasarkan penelitian oleh Marmono, (2012) gangguan diri atau harga diri
rendah dapat terjadi secara :
1. Situasional Yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misalnya harus dioperasi,
kecelakaan,dicerai suami, putus sekolah, putus hubungan kerja. Pada pasien
yang dirawat dapat terjadi harga diri rendah karena prifasi yang kurang
diperhatikan. Pemeriksaan fisik yang sembarangan, pemasangan alat yang
tidak sopan, harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak
tercapai karena dirawat/penyakit, perlakuan petugas yang tidak menghargai.
2. Kronik Yaitu perasaan negative terhadap diri telah berlangsung lama, yaitu
sebelum sakit/dirawat. Pasien mempunyai cara berfikir yang negatif.
Kejadian sakit dan dirawat akan menambah persepsi negatif terhadap
dirinya. Kondisi ini mengakibatkan respons yang maladaptive, kondisi ini
dapat ditemukan pada pasien gangguan fisik yang kronis atau pada pasien
gangguan jiwa.
Harga diri rendah disebabkan Menurut Damaiyanti (2012) harga diri rendah
ada secara situasional dan kronik, yaitu :
5
Berbagai faktor menunjang terjadinya perubahan dalam konsep diri
seseorang menurut (Muhith, 2015)
1. Faktor predisposisi
Ada beberapa faktor predisposisi yang menyebabkan Harga Diri Rendah
yaitu:
a. Perkembangan individu yang meliputi :
1) Adanya penolakan dari orang tua, sehingga anak merasa tidak
dicintai kemudian dampaknya anak gagal mencintai dirinya dan
akan gagal pula untuk mencintaui orang lain.
2) Kurangnya pujian dan kurangnya pengakuan dari orang-orang
tuanya atau orang tua yang penting/dekat individu yang
bersangkutan.
3) Sikap orang tua protekting, anak merasa tidak berguna, orang
tua atau orang terdekat sering mengkritik sering merevidasikan
individu.
4) Anak menjadi frustasi, putus asa merasa tidak berguna dan
merasa rendah diri.
b. Ideal diri
1) Individu selalu dituntut untuk berhasil.
2) Tidak mempunyai hak untuk gagal dan berbuat salah.
3) Anak dapat menghakimi dirinya sendiri dan hilangnya rasa
percaya diri.
2. Faktor presipitasi
Faktor presipitasi atau stressor pencetus dari munculnya Harga Diri
Rendah menurut (Pardede, Keliat, & Yulia 2020), mungkin ditimbulkan
dari sumber internal dan eksternal seperti:
a. Gangguan fisik dan mental salah satu anggota keluarga sehingga
keluarga merasa malu dan rendah diri.
6
b. Pengalaman traumatik berulang seperti penganiayaan seksual dan
psikologis atau menyaksikan kejadian yang mengancam kehidupan,
aniaya fisik, kecelakaan, bencana alam dalam perampokan. Respon
terhadap trauma pada umunya akan mengubah arti trauma tersebut
dan kopingnya adalah represi dan denial.
3. Perilaku
a. Dalam melakukan pengkajian, Perawat dapat memulai dengan
mengobservasi penampilan Klien, misalnya kebersihan, dandanan,
pakaian. Kemudian Perawat mendiskusikannya dengan Klien untuk
mendapatkan pandangan Klien tentang gambaran dirinya.
b. Perilaku berhubungan dengan harga diri rendah. Harga diri yang
Rendah merupakan masalah bagi banyak orang dan mengekspresikan
melalui tingkat kecemasan yang sedang sampai berat. Umumnya
disertai oleh evaluasi diri yang negatif membenci diri sendiri dan
menolak diri sendiri (Pardede, Keliat, & Wardani, 2013)
Ada beberapa faktor yang menyebabkan harga diri rendah yaitu faktor
predisposisi adalah penolakan orang tua yang tidak realistis, kegagalan berulang
kali, kurang mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang
lain, ideal diri yang tidak realistis. Sedangkan faktor penyebab terjadinya harga
diri rendah adalah hilangnya sebagian angggota tubuh, berubahnya penampilan
atau bentuk tubuh, mengalami kegagalan, serta menurunnya produktivitas.
7
jarang melakukan kegiatan sehari-hari, kurang memperhatikan perawatan diri,
berpakaian tidak rapi, berkurang selera makan, bicara lambat dengan nada
lemah.
Menurut Nanda(2015-2017) tanda dan gejala harga diri rendah situasional dibagi
menjadi:
a. Data mayor
1) Data subjektif
- Menili diri negative
- Merasa malu/ bersalah
- Melebih lebihkan penilaian neatif tentang diri sendiri
- Menolak penilaian positif tentang diri sendiri
8
2) Data objektif
- Berbicara pelan dan lirih
- Menolak berinteraksi dengan orang lain
- Berjalan menunduk
- Postur tubuh menunduk
b. Data minor
1) Data subjektif
- Sulit bekonsentrasi
2) Data objektif
- Kontak mata kurang
- Lesu dan tidak bergairah
- Pasif
- Tidak mampu membuat keputusan
Tindakan keperawatan:
1. Membina hubungan saling percaya, dengan cara:
9
c. Tanyakan perasaan dan keluhan pasien saat ini
10
c. Latih kegiatan yang dipilih (alat dan cara melakukannya).
d. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan dua kali per hari.
Tujuan khusus:
11
a. Perilaku harga diri rendah( menarik diri)
b. Tanda dan gejala harga diri rendah
c. Penyebab dan akibat harga diri rendah
d. Cara keluarga menghadapi klien yang sedang harga diri rendah
3 Diskusikan potensi keluarga untuk membantu klien mengatasi perilaku
harga diri rendah
4 Latih keluarga cara merawat klien menarik diri
5 Tanyakan perasaan keluarga setelah mencoba cara yang dilatih
6 Dorong anggota keluarga klien untuk memberikan dukungan kepada klien
untukberkomunikasi dengan orang lain
7 Anjurkan anggota keluarga untuk secara rutin dan bergantian mengunjungi
klien minimal 1x/minggu
8 Beri reinforcement atas hal-hal yang telah dicapai dan keterlibatannya
keluarga merawat klien dirumah sakit
Tujuan keperawatan:
1. Jelaskan pada keluarga tentang harga diri rendah yang terjadi pada pasien
2. Jelaskan pada keluarga cara mengatasi harga diri rendah pada pasien
3. Mengajarkan pada keluarga cara merawat pasien harga diri rendah
4. Menyediakan fasilitas untuk memenuhi kebutuhan pasien di rumah
5. Memfasilitasi pasien interaksi di rumah
6. Melaksanakan kegiatan di rumah dan sosial
7. Memberikan pujian atas keberhasilan pasien
A. PENGKAJIAN
A IDENTITAS
1 Identitas klien
Nama : Sdr.N
12
Umur : 24 tahun
Jenis kelamin : Laki-Laki
Suku/ Bangsa : Jawa/ Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Serabutan
Status perkawinan : Belum Menikah
Alamat : Bandarharjo RW.10 RT 3
Tangal Pengkajian : 6 Mei 2015, Jam 09.00 WIB
2 Status Kesehatan Saat ini
Pada saat pengkajian klien mengatakan malu untuk
bersosialisasai dengantetangganya karena masalah yang dialami
keluarganya. Klien mengatakan lebihsuka di rumah karena sering
di kucilkan oleh orang lain. Klien mengatakan sedihkarena dulu
putus sekolah, dan sempat dicap sebagai anak yang nakal.
3 Riwayat Kesehatan lalu
Klien mengatakan dulu pernah terlibat pergaulan yang salah dan
sempatmengkonsumsi pil estasi/sabu. Beban pekerjaan dan
masalah keluarga, orang tuayang sering bertengkar dan karakter
ayah yang keras membuatnya sempatmengalami depresi sehingga
terjerumus ke arah yang salah.
4 Riwayat Kesehatan Keluarga
Genogram Klien adalah anak terakhir dari 6 bersaudara, klien
tinggal dengan ayah dansaudara ke 4-nya. Dalam keluarga klien
kakaknya pernah mengalami gangguan jiwa, namun saat ini
kondisinya sudah baik. Ibu klien sudah meninggal duniadengan
komplikasi penyakit DM dan gagal ginjal.
5 Riwayat Kesehatan Lingkungan
Rumah klien tidak bersih, lantai tanah, rumah tidak rapi,
pencahayaan kurang,tidak terdapat jendela yang berhubungan
langsung dengan cahaya, Rumah klien merupakan rumah semi
permanen. Resiko penyebaran penyakit sangat tinggi.
13
B POLA KESEHATAN FUNGSIONAL
1 Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatanKlien mengatakan
kesehatn itu sangat penting dan jika sakit langsung
segeramemeriksakan diri ke Puskesmas atau RS.
2 Pola Nutrisi dan MetabolikKlien makan 3x sehari dengan menu
seadanya. Klien tidak ada alergi makanan.
3 Pola EliminasiKlien mengatakan BAB 1 kali sehari, warna
kekuningan, lunak. BAK lancar,kurang lebih 2-4 kali sehari.
4 Pola aktivitas dan latihanKlien mengatakan bekerja serabutan,
jadi kalau ada panggilan kerja klienlangsung memenuhinya, jadi
waktu dirumah tidak menentu.
5 Pola istiharat dan tidurKlien mengatakan tidur tidak menentu
kadang cuma 3 jam atau bisa sampai 6 jam,klien bekerja malam
jadi malam tidurnya kurang.
6 Pola kognitif – Persepsi sensoriKlien mengatakan malu dengan
apa yang dialaminya dan keluarganya saat ini.Klien mampu
mengingat kejadian masa lalu, terbukti klien mampu
menceritakankejadian di masa lalu.
7 Pola persepsi diri dan konsep diri
a. Persepsi diriKlien saat ini menginginkan bisa kembali
normal, tidak mempunyai penyakitapapun.
b. Status emosiKlien mengatakan merasa malu dan takut
jangan sampai dikucilkan kembali
c. Konsep diri
1) Harga Diri : Klien mengatakan merasa minder dan
masih merasa malu bila berada ditengah-tengah
masyarakat, meskipun saat ini sudah bekerja,
klientetap berinteraksi dengan tetangganya
meskipun jarang.
2) Ideal Diri : Klien berharap bisa sepenuhnya
diterima di masyarakat, tanpaada yang melihat
14
masa lalunya, sehingga bisa melakukan aktivitas
seperti biasanya tanpa ada perasaan
khawatir/malu.
3) Gambaran Diri: Klien mengatakan bersyukur atas
tubuh yang diberikanoleh Allah ini.
4) Peran Diri : Klien di rumah berperan sebagai
seorang anak.
5) Identitas Diri : Klien mengatakan bersyukur atas
segala anugrah yang telahAllah SWT. berikan
kepadanya. Meskipun tidak lulus SMP, tapi
kliensenang karena masih bisa diterima kerja,
meskipun hanya sebagai pekerjas serabutan.
8 Mekanisme kopingKlien mengatakan jika memiliki masalah tidak
pernah bercerita dengan oranglain, klien memilih memendamnya
sendiri.
9 Pola peran Berhubungan dengan orang lainKlien mampu
berkomunikasi cukup baik meskipun masih malu dengan orang
lain,mampu mengeskpresikan, mampu mengerti orang lain.
Orang yang paling dekatklien adalah bapaknya, meskipun jarang
berkomunikas.
10 Pola nilai dan kepercayaana.
a. Nilai dan keyakinanKlien tahu dan yakin bahwa Allah itu
ada, klien beragama Islam..
b. Kegiatan ibadahKlien beribadah 5 waktu dengan teratur,
klien tidak mengikuti kegiatan pengajian di luar.
C PEMERIKSAAN FISIK
TTV: TD : 140/90 mmHg
N : 72 x/mnt
RR : 18 x/mnt
Keluhan Fisik : tidak ada
15
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
A Analisa Data
16
Do:
Kontak mata kurang
Klien tampak masih
malu/berkomunikasi
dengan orang lain
Berduka
disfungsional Sebab
C. INTERVENSI
17
lengkap klien dan
nama panggilan
yangdisukai klien
Jelaskan tujuan
pertemuan
Tunjukan sikap
empati dan menerima
klien apa adanya
(2) Bantu klien mengidentifikasi
situasi penyebab harga
dirirendah
Beri kesempatan pada
klien untuk
mengungkapkan
perasaannya
Bantu klien
(2) Klien mampu mengungkapkan
melakukan perasaan penyebab
ketrampilan harga diri rendah.
positif untuk Klien menyadari
meningkatkan akibat harga diri
harga diri. rendah
Bantu klien dalam
menggambarkan
dengan jelas keadaan
evaluasi diri yang
positif yang terdahulu.
(3) Bantu pasien
mengidentifikasi strategi
pemecahan yang lalu,
kekuatan dan keterbatasan
serta potensi yang dimiliki.
18
(4) Diskusikan aspek positif dan
kemampuan diri sendiri,
keluarga dan lingkungan
19
harga diri rendah. yang
(3) Membantu pasien dialamikeluargany
mengidentifikasi a.
strategi pemecahan (2) Klien mengatakan
yang lalu, kekuatan lebih suka di
danketerbatasan serta rumah karena
potensi yang dimiliki seringdi kucilkan
(4) Mengajarkan klien oleh orang lain.
cara mengurangi rasa (3) Klien mengatakan
hargadiri rendah merasa minder dan
(5) Menyarankan klien masih merasamalu
mendemontrasikan bila berada
cara mengurangi ditengah-tengah
harga diri rendah: masyarakat
cara bersosialisasi O :
dan mengasah (1) Klien mau
kompetensi yang bercerita
dimiliki klien (2) Kontak mata
(6) Menganjurkan klien kurang
memasukkan dalam (3) Klien tampak
jadwal kegiatan masih malu
harian A:
(7) Mendiskusikan aspek (1) Hubungan saling
positif dan percaya sudah
kemampuandiri terbina dengan
sendiri, keluarga dan baik
lingkungan. (2) Klien mulai
mampu mengenali
pencetus harga diri
rendah.
P:
Lanjutkan SP21.
20
(1) Latih satu
kemampuan positif
ke 2
(2) Evaluasi efektifitas
melakukan
kegiatan
positifuntuk
meningkatkan
harga diri
(3) Tekankan kembali
bahwa kegiatan
melakukankemam
puan positif
berguna untuk
menumbuhkanharg
a diri
6 Mei 2015 2 SP2P S:
11.45 WIB (1) Pertahankan rasa (1) Klien mengatakan
percaya pasien dia senang bekerja,
(2) Membuat kontrak pekerjaan
ulang : cara apapundia lakukan
mengatasi hargadiri demi memenuhi
rendah kebutuhan sehari-
(3) Latih satu hari untukdirinya
kemampuan positif sendiri dan
ke 2 membantu
(4) Evaluasi efektifitas memenuhi
melakukan kegiatan kebutuhankeluarga
positif untuk .
meningkatkan harga (2) Klien mengatakan
diri hanya modal rajin
(5) Tekankan kembali dan tanggung
21
bahwa kegiatan jawab yang bisa
melakukan dia gunakan untuk
kemampuan positif mencari pekerjaan,
berguna untuk karena hanya
menumbuhkan harga tamatan SMP.
diri Klien juga senang
mengisi waktu
kosongnya dengan
berolahraga di
temapat fitness
O:
(1) Klien terlihat mau
diajari cara
mengurangi rasa
harga diri rendah
A:
Klien mampu
mempraktekkan cara
bersosialisasi dan
menggunakan aspek
positif yang dimiliki.
P Perawat:
(1) Ulangi SP2P
(2) Membimbing klien
membuat jadwal
kegiatan harian
P Klien:
(1) Memotivasi klien
untuk
mempraktekkan
22
caramengurangi
rasa harga diri
rendah
(2) Menganjurkan
klien untuk
memasukan ke
jadwal harian
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Harga diri rendah situasional adalah berkembangnya persepsi negatif
tentang harga diri sebagai respons dari kondisi tertentu. Kasus Harga Diri
Rendah dapat terjadi dalam 2 situasi yang berbeda, diantaranya adalah Harga
Diri Rendah Situasional dan Harga Diri Rendah Kronik. Harga diri rendah dapat
di sebabkan oleh, diantaranya yaitu: terpapar situasi traumatis, kegagalan
berulang, kurangnya pengakuan dari orang lain, ketidakefektifan mengatasi
masalah kehilangan, gangguan psikiatri, penguatan negatif berulang,
ketidaksesuaian budaya
B. Saran
Kepada para pembaca kami ucapkan selamat belajar dan manfaatkanlah
makalah ini dengan sebaik-baiknya. Diharapkan dengan adanya makalah ini,
pembaca khususnya kita sebagai perawat dapat memahami tentang Harga Diri
Rendah Situasional serta dapat melakukan asuhan keperawatan yang sesuai pada
pasien.
23
DAFTAR PUSTAKA
Erita, dkk. (2019). Buku Petunjuk Pratikum Keperawatan Jiwa. Universitas Kristen
Indonesia, (hal. 73-75). Jakarta
SIHOMBING, R. I., Harefa, A. R., Samosir, E. F., Simatupang, S. M., & Hutagalung,
S. N. S. (2021). Penerapan Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Ny. L Dengan
Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah.
Utami, D. A. C. (2019). Upaya Aktivitas Merias Diri Untuk Meningkatkan Harga Diri
Pada Pasien Harga Diri Rendah. DIII Keperawatan.
Yeni, Munita. ( 2021 ). Jangan Ajari Aku Harga Diri Rendah. Yogyakarta : Anak Hebat
Indonesia
iii