Disusun Oleh:
Kelompok 10
1. Dian Rizki Tri Handayani (P07120421050)
2. Fitratunnisa (P07120421057)
3. Lisa Loria Susila Madani (P07120421067)
4. M. Hadi Purnomo (P07120421072)
Puji dan syukur penulis kepada Allah SWT atas segala rahmat dan Karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Pemberian Obat Tetes
Mata Dan Salep Mata” tepat pada waktunya. Tak lupa shalawat serta salam kita haturkan
kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat dan
pengikut–pengikutnya sampai akhir zaman.
Tak lupa penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan dalam penyusunan makalah ini, baik dalam bentuk lisan maupun
tulisan.
Kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk perbaikan di
masa yang akan datang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan
perkembangan ilmu pengetahuan
Penulis
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang
Mata merupakan organ yang peka dan penting dalam kehidupan, terletak
dalam lingkaran bertulang yang berfungsi untuk memberi perlindungan maksimal
sebagai pertahanan yang baik dan kokoh. Mata mempunyai pertahanan pertahanan
terhadap terhadap infeksi karena sekret mata mengandung enzim lisozim yang dapat
menyebabkan lisis pada bakteri dan dapat membantu mengeliminasi organisme dari
mata (Muzakkar, 2007).
Obat merupakan alat utama terapi untuk mengobati klien yang memiliki
masalah. Obat bekerja menghasilkan efek terapeutik yang bermanfaat. Walaupun obat
menguntungkan klien dalam banyak hal, beberapa obat dapat menimbulkan efek
samping yang serius atau berpotensi menimbulkan efek yang berbahaya bila kita
memberikan obat tersebut tidak sesuai dengan anjuran yang sebenarnya. Dalam
pengobatan berbagai penyakit dan kondisi pada mata, ada beberapa bentuk sediaan
pada obat mata, dimana masing-masing obat mata tersebut memiliki mekanisme kerja
tertentu. Salah satunya bentuk sediaan obatnya adalah tetes mata (Lukas, 2006)
Obat tetes mata adalah sediaan steril berupa larutan atau suspensi yang
digunakan dengan meneteskan obat pada selaput lendir mata disekitar kelopak dan
bola mata. Persyaratan tetes mata antara lain: steril, jernih, tonisitas, sebaiknya
sebanding dengan NaCl 0,9%. Larutan obat mata mempunyai mata mempunyai pH
yang sama dengan air dengan air mata yaitu mata yaitu 4,4 dan bebas dari partikel
asing.
Penggunaan tetes pada etiketnya, tidak boleh digunakan lebih dari satu bulan
setelah tutup dibuka, karena penggunaan dengan tutup terbuka kemungkinan terjadi
kontaminasi dengan bebas (Muzakkar, 2007).
Salep mata adalah salep steril untuk pengobatan mata yang mengandung basis,
dimana pembuatan sediaan salep mata dilakukan dengan menambahkan bahan obat
sebagai larutan steril atau sebagai serbuk steril yang termikronisasi dalam dasar salep
steril yang hasil akhirnya dimasukkan secara aseptis dalam tube steril salep yang
disterilkan dengan cara yang cocok (Ditjen POM, 1979).
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana prosedur melakukan pemberian obat melalui mata?
2. Apa saja rute pemberian obat melalui mata?
3. Apa saja indikasi dan kontraindikasi pemberian obat melalui mata?
4. Apa efek samping pemberian obat melalui mata
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui prosedur melakukan pemberian obat melalui mata
2. Untuk mengetahui rute pemberian obat melalui mata
3. Untuk mengetahui indikasi dan kontraindikasi pemberian obat melalui mata
4. Untuk mengetahui efek samping pemberian obat melalui mata
BAB II
PEMBAHASAN
F. Indikasi
1. Meredakan sementara mata merah akibat iritasi ringan yang disebabkan debu,
sengatan sinar matahari, pemakaian lensa kontak, alergi atau sehabis berenang.
2. Antiseptik dan anti infeksi.
3. Radang atau alergi mata.
G. Kontraindikasi
Obat tetes mata yang mengandung nafazolin hidroksida tidak boleh
digunakan pada penderita glaukoma atau penyakit mata lainnya yang hebat, bayi dan
anak. Kecuali dalam pegawasan dan nasehat dokter.
H. Efek Samping
Pemberian Obat Melalui Mata Evaluasi tindakan: efek samping obat tetes dan
salep untuk mata adalah:
1. Penglihatan kabur
2. Nyeri pada mata
3. Iritasi atau infeksi mata, sakit kepala, Alergi kontak
CEKLIST PEMBERIAN OBAT TETES MATA
NILAI
ASPEK YANG DINILAI
0 1 2
Definisi:
Memberikan obat pada mata dalam bentuk cairan
Tujuan:
1. Mengobati gangguan mata
2. Mendilatasikan pupil pada pemeriksaan struktur internal mata
3. Melemahkan otot lensa mata pada pengukuran refraksi mata
4. Mencegah kekeringan pada mata
Indikasi:
1. Mata merah
2. Infeksi
3. Radang atau alergi
4. Post operasi
Kontraindikasi: -
Persiapan alat
1. Botol obat dengan penetes steril atau salep dalam tube
2. Kartu atau formulir obat
3. Bola kapas atau tisu
4. Baskom cuci dengan air hangat
5. Penutup mata (bila diperlukan)
6. Sarung tangan
Persiapan pasien:
1. Identifikasi klien untuk meyakinkan tindakan dilakukan pada klien
yang tepat
2. Jelaskan tujuan prosedur dan rasional tindakan (inform concent)
3. Jelaskan posisi, waktu yang dibutuhkan dan beberapa
ketidaknyamanan dan efek samping
Tahap pre interaksi
1. Cuci tangan
2. Siapkan alat alat
Tahap orientasi:
1. Ucapkan salam dan perkenalkan diri
2. Klarifikasi nama dan umur atau nama dan alamat klien
3. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan
4. Kontrak waktu
5. Memposisikan pasien senyaman mungkin
6. Beri kesempatan pada pasien/keluarga untuk bertanya
7. Minta persetujuan klien/keluarga
8. Dekatkan alat
9. Jaga privasi klien dengan menutup tirai/pintu
Tahap kerja:
1. Telaah program pengobatan dokter untuk memastikan nama obat,
dosis, waktu pemberian dan rute obat.
2. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan
3. Periksa identitas pasien dengan benar atau tanyakan nama pasien
langsung
4. Jelaskan prosedur pemberian obat
5. Minta pasien untuk berbaring terlentang dengan leher agak
hiperekstensi (mendongak)
6. Bila terdapat belek (tahi mata) di sepanjang kelopak mata atau
kantungdalam, basuh dengan perlahan. Basahi semua belek yang
telah mengering dansulit di buang dengan memakai lap basah atau
bola kapas mata selama beberapa menit. Selalu membersihkan dari
bagian dalam ke luar kantus
7. Pegang bola kapas atau tisu bersih pada tangan non dominan di atas
tulang pipi pasien tepat di bawah kelopak mata bawah
8. Dengan tisu atau kapas di bawah kelopak mata bawah, perlahan
tekan bagian bawah dengan ibu jari atau jari telunjuk di atas tulang
orbita
9. Minta pasien untuk melihat pada langit-langit
10. Teteskan obat tetes mata, dengan cara:
a. Dengan tangan dominan bersandar di dahi pasien, pegang
penetes mata atau larutan mata sekitar 1 sampai 2 cm di atas
sakus konjungtiva
b. Teteskan sejumlah obat yang diresepkan ke dalam sakus
konjungtiva
c. Bila pasien berkedip atau menutup mata atau bila tetesan jatuh
ke pinggiran luar kelopa mata, ulangi prosedur ini.
d. Setelah meneteskan obat tetes, minta pasien untuk menutup
mata dengan perlahan.
e. Bila memberikan obat yang menyebabkan efek sistemik,
lindungi jari anda dengan sarung tangan atau tisu bersih dan
berikan tekana nlembut pada duktus nasolakrimalis pasien
selama 30–60 detik
Tahap terminasi:
1. Menanyakan pada pasien apa yang dirasakan setelah dilakukan
tindakan
2. Menyimpulkan hasil prosedur yang dilakukan
3. Melakukan kontrak waktu selanjutnya
4. Berikan reinforcement sesuai kemampuan pasien
Tahap dokumentasi:
1. Mendokumentasikan seluruh hasil tindakan dalam catatan
keperawatan dan respon klien terhadap tindakan yang dilakukan
CEKLIST PEMBERIAN SALEP MATA
NILAI
ASPEK YANG DINILAI
0 1 2
Definisi:
Salep mata dapat diartikan sebagai sediaan setengah padat yang mudah
dioleskan ditujukan untuk pemakaian topikal pada kulit ataupun selaput
lendir pada bagian mata
Tujuan:
Mengobati gangguan mata
Indikasi:
1. Mata merah
2. Infeksi
3. Radang atau alergi
4. Post operasi
Kontraindikasi:
1. Obat salep mata yang mengandung nafazolin hidroksida tidak
boleh digunakan pada penderita glaukoma atau penyakit mata
lainnya yang hebat, bayi dan anak. Kecuali dalam pegawasan dan
nasehat dokter.
Persiapan pasien:
1. Identifikasi klien untuk meyakinkan tindakan dilakukan pada
klien yang tepat
2. Jelaskan tujuan prosedur dan rasional tindakan (inform concent)
3. Jelaskan posisi,waktu yang dibutuhkan dan beberapa
ketidaknyamanan dan efek samping
Persiapan alat dan bahan:
1. Masker
2. Handscoon
3. Baki dan alas
4. Bak instrument
5. Pinset anatomis
6. Pinset sirugis
7. Gunting perban
8. Bengkok
9. Kapas
10. Tisu
11. Kasa steril
12. Obat dalam tempatnya berupa salep
13. Kartu obat
Tahap orientasi:
1. Ucapkan salam dan perkenalkan diri
2. Klarifikasi nama dan umur atau nama dan alamat klien
3. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan
4. Kontrak waktu
5. Memposisikan pasien senyaman mungkin
6. Beri kesempatan pada pasien/keluarga untuk bertanya
7. Minta persetujuan klien/keluarga
8. Dekatkan alat
9. Jaga privacy klien dengan menutup tirai/pintu
Tahap kerja:
1. Cek instruksi dokter untuk memastikan nama obat,daya kerja dan
tempat pemberian
2. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan
3. Atur posisi pasien dengan terlentang atau duduk dengan
hiperektensi leher
4. Dengan kapas basah steril, bersihkan kelopak mata dari dalam
keluar
5. Memasukkan salep mata
6. Minta pasien untuk melihat ke langit langit
7. Dengan aplikator salep di atas pinggir kelopak mata, tekan
tubesehingga memberikan aliran tipis sepanjang tepi dalam
kelopak mata bawah pada konjungtiva
8. Berikan aliran tipis sepanjang kelopak mata atas pada konjungtiva
dalam.
9. Biar pasien memejamkan mata secara perlahan dengan gerakan
sirkular menggunakan bola kapas.
10. Bila terdapat kelebihan obat pada kelopak mata, usap dengan
perlahan dari bagian dalam ke luar
11. Bila pasien mempunyai penutup mata, pasang penutup mata yang
bersih di atas mata yang sakit sehingga seluruh mata terlindungi.
Plester dengan aman tanpa memberikan tekanan pada mata
12. Lepaskan sarung tangan, cuci tangan dan buang peralatan yang
sudah dipakai
13. Catat obat, konsentrasi, jumlah tetesan, waktu pemberian, dan
matayang menerima obat (kiri, kanan atau keduanya).
Tahap terminasi:
1. Menanyakan pada pasien apa yang dirasakan setelah dilakukan
tindakan
2. Menyimpulkan hasil prosedur yang dilakukan
3. Melakukan kontrak waktu selanjutnya
4. Berikan reinforcement sesuai kemampuan pasien
Tahap dokumentasi:
Mendokumentasikan seluruh hasil tindakan dalam catatan keperawatan
dan respon klien terhadap tindakan yang dilakukan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Mata merupakan organ yang peka dan penting dalam kehidupan, terletak
dalam lingkaran bertulang yang berfungsi untuk memberi perlindungan maksimal
sebagai pertahanan yang baik dan kokoh. Pemberian obat pada mata dilakukan
dengan cara meneteskan obat mata ataumengoleskan salep mata. Pemberian obat pada
mata dibagi menjadi topikal, lokal, dan sistemik. Efek samping obat tetes dan salep
yang ditumbulkan bisa berbahaya, yaitu meliputi: Penglihatan kabur, nyeri pada mata,
iritasi atau infeksi mata, sakit kepala, alergi kontak dll.
B. Saran
Setiap obat merupakan racun yang dapat memberikan efek samping yang tidak
baik jika kita salah menggunkannya. Hal ini tentunya dapat menimbulkan kerugian
bahkan akibatnya bisa fatal. Oleh karena itu, kita sebagai perawat kiranya harus
melaksanakan tugas kita dengan sebaik–baiknya tanpa menimbulkan masalah-
masalah yang dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Priharjo, Robert.1995. Teknik Dasar Pemberian Obat Bagi Perawat, Jakarta; EGC
Hidayat, AAA. Uliyah, Musriful.2005. Buku Saku Pratikum:Kebutuhan Dasar Manusia.
Jakarta: EGC
Potter, Patricia A. 2005. Fundamental Keperawatan: Konsep,Proses, dan Pratik Edisi 1.
Jakarta: EGC
Hidayat, Aaa. Uliyah,Musriful.2008.Konsep Dasar Praktik Klinik Untuk Kebidanan Edisi 2.
Jakarta: Salemba Medika