Anda di halaman 1dari 22

Keperawatan Jiwa dan Psikososial

Kartika Sari Wijayaningsih, S.Kep.,Ns., M.Kep

Asuhan Keperawatan pada An. A dengan Harga Diri Rendah

di Rumah Sakit Rijali Makassar

Kelompok 2 :

A3

Putri Hi Abu ( NH0121081)

Rita D. Tomagola (NH0121084)

Sarinah Anisa (NH0121087)

Shevila K. Herman (NH0121090)

Sulthana T. Adelia (NH0121100)

Winda Sari Rio (NH0121115)

S1 KEPERAWATAN

STIKES NANI HASANUDDIN MAKASSAR

2023
Kata Pengantar

Puji dan syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan

hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Penyusun

juga berterima kasih kepada dosen pengampu ibu Kartika Sari Wijayaningsih, S.Kep.,Ns.,

M.Kep selaku dosen mata kuliah Keperawatan jiwa dan Psikososial.

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah

Keperawatan Jiwa dan Psikososial dengan judul Sehat jiwa pada Rentan Kehidupan Usia

Sekolah dan Pra Sekolah.

Demikian penulisan makalah ini, penyusun mohon maaf apabila terdapat kesalahan

dalam penulisan makalah dan penyusun mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk

bahan pertimbangan makalah ini. Penyusun sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang

telah berperan dalam penyusunan makalah ini.

Makassar, 21 Mei 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...........................................................................................................i

Daftar Isi.....................................................................................................................ii

BAB I LAPORAN PENDAHULUAN......................................................................1

A. Pengertian Harga Diri Rendah............................................................................1

B. Proses Terjadinya Harga Diri Rendah.................................................................1

C. Tanda dan Gejala Harga Diri Rendah..................................................................2

D. Mekanisme Koping Harga Diri Rendah..............................................................3

E. Rentang Respon...................................................................................................3

F. Pohon Masalah Harga Diri Rendah.....................................................................4

BAB II ASUHAN KEPERAWATAN.......................................................................5

A. Pengkajian...........................................................................................................5

B. Diagnosa..............................................................................................................12

C. Intervensi.............................................................................................................13

D. Implementasi dan Evaluasi..................................................................................16

BAB III PENUTUP....................................................................................................17

A. Kesimpulan..........................................................................................................17

B. Saran....................................................................................................................17

Daftar Pustaka............................................................................................................18

ii
BAB I

LAPORAN PENDAHULUAN

A. Pengertian Harga Diri


Menurut (Yosep, 2009) harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak
berarti dan rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadap diri
sendiri atau kemampuan diri. Adanya perasaan hilang kepercayaan diri, merasa gagal
karena tidak mampu mencapai keinginan sesuai ideal diri . Harga diri seseorang
diperoleh dari diri sendiri dan orang lain. Gangguan harga diri rendah akan terjadi jika
kehilangan kasih sayang, perlakuan orang lain yang mengancam dan hubungan
interpersonal yang buruk. Tingkat harga diri seseorang berada dalam rentang tinggi
sampai rendah. Individu yang memiliki harga diri tinggi menghadapi lingkungan secara
aktif dan mampu beradaptasi secara efektif untuk berubah serta cenderung merasa aman.
Individu yang memiliki harga diri rendah melihat lingkungan dengan cara negatif dan
menganggap sebagai ancaman.
B. Proses Terjadinya Harga Diri Rendah
Hasil riset Malhl menyimpulkan bahwa Harga Diri Rendah diakibatkan oleh
rendahnya cita-cita seseorang. Hal ini mengakibatkan berkurangnya tantangan dalam
mencapai tujuan. Tantangan yang rendah menyebabkan upaya yang rendah. Selanjutnya
hal ini menyebabkan penampilan seseorang yang tidak optimal.
Dalam tinjauan life span history klien, penyebab terjadinya Harga Diri Rendah
adalah pada masa kecil sering disalahkan, jarang diberi pujian atas keberhasilannya. Saat
individu mencapai masa remaja keberadaannya kurang dihargai, tidak diberi kesempatan
dan tidak diterima. Menjelang dewasa awal sering gagal di sekolah, pekerjaan, atau
pergaulan. Harga diri rendah muncul saat Lingkungan cenderung mengucilkan dan
menuntut lebih dari kemampuannya.
Fakakto atau proses terjadinya harga diri rendah dalam (Model et al., 2013) yaitu sebagai
berikut :
1. Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi terjadinya Harga Diri Rendah adalah penolakan orangtua
yang tidak realistis, kega- galan berulang kali, kurang mempu nyai tanggung jawab
personal, ketergantungan pada orang lain, ideal diri yang tidak realistis.
2. Faktor Presipitasi

1
Faktor presipitasi terjadinya Harga Diri Rendah biasanya adalah kehilangan
bagian tubuh, perubahan penampilan/bentuk tubuh, kegagalan atau produktivitas
yang menurun. Secara umum, gangguan konsep diri Harga Diri Rendah ini dapat
terjadi secara situasional atau kronik.
Secara situasional misalnya karena trauma yang muncul secara tiba-tiba
misalnya harus dioperasi, kecelakaan, perkosaan atau dipenjara termasuk dirawat di
rumah sakit bisa menyebabkan harga diri rendah disebabkan karena penyakit fisik
atau pemasangan alat bantu yang membuat klien tidak nyaman Penyebab lainnya
adalah harapan fungsi tubuh yang tidak tercapai serta perlakuan petugas kesehatan
yang kurang menghargai klien dan keluarga. Harga Diri Rendah kronik, biasanya
dirasakan klien sebelum sakit atau sebelum dirawat klien sudah memiliki pikiran
negatif dan meningkat saat dirawat.
Baik faktor predisposisi maupun presipitasi di atas bila memengaruhi seseorang
dalam berpikir, bersikap maupun bertindak, maka dianggap akan memengaruhi
terhadap koping individu tersebut sehingga menjadi tidak efektif (mekanisme koping
individu tidak efektif). Bila kondisi pada klien tidak dilakukan intervensi lebih lanjut
dapat menyebabkan klien tidak mau bergaul dengan orang lain (isolasi sosial:
menarik diri), yang menyebabkan klien asik dengan dunia dan pikirannya sendiri
sehingga dapat muncul risiko perilaku kekerasan.
Menurut Peplau dan Sulivan harga diri berkaitan dengan pengalaman inter-
personal, dalam tahap perkembangan dari bayi sampai lanjut usia seperti good me.
bad me, not me, anak sering dipersalahkan, ditekan sehingga perasaan amannya tidak
terpenuhi dan merasa ditolak oleh lingkungan dan apabila koping yang digunakan
tidak efektif akan menimbulkan harga diri rendah. Menurut Caplan, lingkungan
sosial akan memengaruhi individu, pengalaman seseorang dan adanya perubahan
sosial seperti perasaan dikucilkan, ditolak oleh lingkungan sosial, tidak dihargai akan
menyebabkan stress dan menimbulkan penyimpangan perilaku akibat harga diri
rendah

C. Tanda dan Gejala Harga Diri Rendah


Menurut (Rahayu et al., 2019) Tanda dan Gejala Harga Diri Rendah yaitu sebagai berikut
:
-Mengejek dan mengkritik diri.
-Merasa bersalah dan khawatir, menghukum atau menolak diri sendiri. Mengalami gejala
fisik, misal: tekanan darah tinggi, gangguan penggunaan zat
-Menunda keputusan.
-Sulit bergaul
-Menghindari kesenangan yang dapat memberi rasa puas.

2
-Menarik diri dari realitas, cemas, panik, cemburu, curiga, halusinasi.
-Merusak diri: harga diri rendah menyokong klien untuk mengakhiri hidup
-Merusak/melukai orang lain.
-Perasaan tidak mampu.
-Pandangan hidup yang pesimistis. Tidak menerima pujian.
-Penurunan produktivitas.
-Penolakan terhadap kemampuan diri.
-Kurang memerhatikan perawatan diri.
-Berpakaian tidak rapih.
-Berkurang selera makan. Tidak berani menatap lawan bicara.
-Lebih banyak menunduk.
-Bicara lambat dengan nada suara lemah.

D. Mekanisme Koping
Menurut (Eliza, 2016) Mekanisme koping termasuk pertahanan koping jangka
panjang pendek atau jangka panjang serta penggunaan mekanisme pertahanann ego untuk
melindungi diri sendiri dalam menghadapi persepsi diri yang menyakitkan. Pertahanan
tersebut
mencakup berikut ini :
1) Aktivitas yang memberikan pelarian semestara dari krisis identitas diri (misalnya,
konser musik, bekerja keras, menonton tv secara obsesif) .
2) Aktivitas yang memberikan identitas pengganti semestara (misalnya, ikut serta dalam
klub sosial, agama, politik, kelompok, gerakan, atau geng).
3) Aktivitas yang sementara menguatkan atau meningkatkan perasaan diri yang tidak
menentu ( misalnya, olahraga yang kompetitif, prestasi akademik, kontes untuk
mendapatkan popularitas)

E. Rentang Respons

Respon Respon
Adaptif Maladaptif
Aktualisasi Konsep diri Harga diri Kerancuan Depesonalisai
diri positif rendah identitas

3
F. Pohon Masalah Harga Diri Rendah

Stres Psikologi Akibat

Harga Diri Rendah Core (problem)

Koping Individu Tidak Efetif Penyebab

4
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
ASUHAN KEPERAWATAN PSIKOSOSIAL

5
Nama Kelompok : Kelompok 2 Diagnosa medis : Stres
Tgl/jam pengkajian : 20 Mei 2023/ 13.00
Sumber data : Pasien dan Keluarga Tgl/jam MRS : 9 Mei 2023/ 10.00
Metode : Anamnesis dan No. RM : 756787754
Pemeriksaan Ruangan/kelas : Pelita/17
Alat/bahan : ATK & Alat No.kamar : 105
Pemeriksaan

I. IDENTITAS
1. Nama : An. A
2. Umur : 11 Tahun
3. Jenis kelamin : Laki-laki
4. Status : Belum Kawin
5. Agama : Islam
6. Suku/bangsa : Makassar/Indonesia
7. Bahasa : Indonesia
8. Pendidikan : SD
9. Pekerjaan : Pelajar
10. Alamat dan no. telp : Jl. Perintis Kemerdekaan 7 / 08226736783
11. Penanggung jawab : Ibu
& hubgan dg klien

II. POLA PERSEPSI KESEHATAN ATAU PENANGANAN KESEHATAN


1. Keluhan utama :
Merasa tidak berguna dan malu akan kondisi cacat.
2. Riwayat penyakit sekarang :
Pasien tampak murung, pasien mengatakan merasa malu akan kehilangan jari tangannya dan
merasa tidak beguna lagi dengan kekurangan yang ada pada dirinya
3. Lamanya keluhan :
2 Minggu
4. Faktor yang Memperberat :
Faktor psikologis karena pasien merasa belum menerima dengan kondisi kecacatan sehingga
membuat pasien murung
5. Upaya yang Dilakukan Untuk Mengatasi Keluhan :
Berusaha berpikir positif
6. Riwayat penyakit dahulu :
Pasien mengatakan tidak memiliki penyakit dahulu
7. Persepsi klien tentang status kesehatan dan kesejahteraan :
Pasien mengatakan tidak sehat secara fisik dan psikologis karena khawatir atau pikiran terhadap
kondisi yang dialami sekarang

8. Riwayat kesehatan keluarga :


Pasien mengatakan tidak memiliki penyakit kerununan
9. Susunan keluarga (genogram) :

6
Keterangan :

: Laki-laki : Tinggal serumah

: Meninggal
: Perempuan

: Klien

: Garis perkawinan

: Garis Keturunan
Keterangan :
-Kakek dan nenek pasien meninggal karena faktor usia, pasien tinggal serumah dengan ayah,
ibu dan kakak.
-Pasien adalah anak kedua dari 2 bersaudara.
10. Riwayat alergi :
Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat alergi

III. POLA NUTRISI DAN METABOLIK


1. Pola makan
Di rumah Di rumah sakit
Frekuensi : 2x sehari Frekuensi : 2x sehari
Jenis : Makanan sehat Jenis : makanan sehat
Porsi : 2 porsi Porsi : ½ porsi
Pantangan : tidak ada Diit khusus : tidak
Makanan disukai : Ayam Goreng
Nafsu makan di RS : ( ) normal ( ) bertambah (  ) berkurang
( ) mual ( ) muntah, .............. cc ( ) stomatitis
Kesulitan menelan : () tidak ( ) ya
Gigi palsu : () tidak ( ) ya
NG tube : () tidak ( ) ya

2. Pola minum
Di rumah Di rumah sakit
Frekuensi : 6x sehari Frekuensi : 7x sehari
Jenis : Air Putih Jenis : Air putih
Jumlah : 1,2 liter Jumlah : 1,4 liter
Pantangan : tidak ada
Minuman disukai : Air putih dan
Susu

IV. POLA ELIMINASI


7
1. Buang air besar
Di rumah Di rumah sakit
Frekuensi : 1x sehari Frekuensi : 1x sehari
Konsistensi : Padat Konsistensi : Padat
Warna : kuning Warna : ( ) kuning
( ) bercampur darah
( ) lainnya, ..............
Masalah di RS : ( ) konstipasi ( ) diare ( ) inkontinen
Kolostomi : (  ) tidak ( ) ya
2. Buang air kecil
Di rumah Di rumah sakit
Frekuensi : 7x sehari Frekuensi : 8x sehari
Jumlah : 1 liter Jumlah : ..................................
Warna : Putih Warna : Putih
Masalah di RS : ( ) disuria ( ) nokturia ( ) hematuria
( ) retensi ( ) inkontinen
Kateter : ( ) tidak ( ) ya, kateter ........................... produksi : .................. cc/hari

V. POLA AKTIVITAS DAN LATIHAN


1. Kemampuan perawatan diri
SMRS MRS
Aktivitas
0 1 2 3 4 0 1 2 3 4
Mandi  
Berpakaian/berdandan  
Eliminasi/toileting  
Mobilitas di tempat tidur  
Berpindah  
Berjalan  
Naik tangga  
Berbelanja  
Memasak  
Pemeliharaan rumah  

Skor 0 = mandiri 3 = dibantu orang lain & alat


1 = alat bantu 4 = tergantung/tidak mampu
2 = dibantu orang lain

Alat bantu : () tidak ( ) kruk ( ) tongkat


( ) pispot disamping tempat tidur ( ) kursi roda

2. Kebersihan diri
Di rumah Di rumah sakit
Mandi : 2 /hr Mandi : 1 /hr
Gosok gigi : 2 /hr Gosok gigi : 2 /hr
Keramas : 2 /mgg Keramas : 1 /mgg
Potong kuku : 1 /mgg Potong kuku : 1 /mgg
3. Aktivitas sehari-hari : Pasien mengatakan aktivitasnya terganggu setelah kecelakaan karena
cemas dan selalu memikirkan bentuk tubuh yang sekarang
4. Rekreasi
Pasien mengatakan belum pernah rekreasi setelah kecelakaan
5. Olahraga : () tidak ( ) ya

VI. POLA ISTIRAHAT DAN TIDUR


Di rumah Malam 00.00-07.00
Waktu tidur : Siang 13.00-14.00 Jumlah jam tidur : 8 Jam
8
Di rumah sakit Malam 00.00- 05.00
Waktu tidur : Siang 13.30-14.00 Jumlah jam tidur : 5
Masalah di RS : ( ) tidak ada ( ) terbangun dini ( ) mimpi buruk
() insomnia ( ) Lainnya, ..............................................................................

VII. POLA KOGNITIF DAN PERSEPTUAL


Berbicara : () normal ( ) gagap ( ) bicara tak jelas
Bahasa sehari-hari : () Indonesia ( ) Jawa ( ) lainnya, ....................................
Kemampuan membaca : () bisa ( ) tidak
Tingkat ansietas : ( ) ringan ( ) sedang (  ) berat ( ) panik
Sebab, Aspek fisiologis atau kecacatan pada jari
Kemampuan interaksi : () sesuai ( ) tidak,......................................................................

Vertigo : () tidak ( ) ya


Nyeri : () tidak ( ) ya

VIII. POLA PERSEPSI DIRI / KONSEP DIRI


1. Body image/gambaran diri
(  ) cacat fisik ( ) pernah operasi
( ) perubahan ukuran fisik ( ) proses patologi penyakit
( ) fungsi alat tubuh terganggu ( ) kegagalan fungsi tubuh
( ) keluhan karena kondisi tubuh ( ) gangguan struktur tubuh
( ) transplantasi alat tubuh ( ) menolak berkaca
( ) prosedur pengobatan yang mengubah fungsi alat tubuh
( ) perubahan fisiologis tumbuh kembang
Jelaskan : -Pasien dirinya cacat dan tidak tidak berguna
Masalah keperawatan : gangguan citra tubuh
2. Role/peran
( ) overload peran ( ) perubahan peran ( ) transisi peran karena sakit
( ) konflik peran ( ) keraguan peran
Jelaskan : Tidak ada konflik dan perubahan peran pada pasien
Masalah keperawatan : ...................................................................................................................
3. Identity/identitas diri
(  ) kurang percaya diri ( ) merasa kurang memiliki potensi
( ) merasa terkekang ( ) kurang mampu menentukan pilihan
() tidak mampu menerima perubahan ( ) menolak menjadi tua
Jelaskan : Pasien mengatakan kurang percaya diri karena bentuk fisiologis atau cacat, pasien
mengatakan kurang memiliki potensi semenjak kecelakaan, pasien mengatakan
tidak mampu menerima perubahan bentuk organ tubuh.
Masalah keperawatan : ...................................................................................................................
4. Self esteem/harga diri
() mengkritik diri sendiri dan orang lain ( ) menyangkal kepuasan diri
( ) merasa jadi orang penting ( ) polarisasi pandangan hidup
( ) menunda tugas ( ) mencemooh diri
( ) merusak diri () mengecilkan diri
() menyangkal kemampuan pribadi () keluhan fisik
( ) rasa bersalah ( ) menyalahgunakan zat
Jelaskan : -Pasien selalu mengkritik diri sendiri dengan kecatatannya
-Pasien tidak percaya dengan kemampuan diri sendiri
-Pasien mengeluh dengan perubahan fisik
Masalah keperawatan : harga diri rendah

9
5. Self ideal/ideal diri
() masa depan suram ( ) tidak ingin berusaha
( ) terserah pada Nasib ( ) tidak memiliki cita-cita
() merasa tidak memiliki kemampuan ( ) merasa tidak berdaya
( ) tidak memiliki harapan () enggan berbicaa masa depan
Jelaskan : -Pasien mengatakan tidak mendapatkan masa depan yang sukses
-Pasien enggan membicarakan masa depan
Masalah keperawatan : gangguan konsep diri

IX. POLA PERAN DAN HUBUNGAN


Pekerjaan : Pelajar
Kualitas bekerja :-
Hubungan dengan orang lain : Baik
Sistem pendukung : ( ) pasangan () tetangga/teman ( ) tidak ada
() Orang tua
Masalah keluarga mengenai perawatan di RS : Tidak ada masalah keluarga mengenai perawatan di
rumah sakit.

X. POLA KOPING / TOLERANSI STRESS


1. Masalah utama selama MRS (penyakit, biaya, perawatan diri)
-Pasien mengatakan cemas akan kondisi yang diderita
-Pasien mengatakan kelurga sudah menyiapkan biaya
-Pasien mengatakan mampu melakukan perawatan diri secara mandiri
2. Kehilangan perubahan yang terjadi sebelumnya
a. Tahap Denial/Penolakan
() penolakan terhadap situasi
( ) tidak percaya pada orang lain
( ) merasa tertekan
( ) wawasan sempit

10
Jelaskan : -Pasien mengatakan tidak terima dengan kondisi atau situasi setelah kecelakaan
Masalah keperawatan : gangguan konsep diri
b. Tahap Anger/Marah
( ) marah pada diri sendiri
( ) marah pada orang lain
( ) meningkatnya kesadaran klien pada realita
Jelaskan : pasien selalu marah pada diri sendiri dan menyalahkan diri sendiri karena
menyesali situasi yang menimpanya
3. Kemampuan adaptasi
Pasien mengatakan belum bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan baru setelah Kecelakaan
XI. POLA NILAI / KEPERCAYAAN
Agama : Islam
Pelaksanaan ibadah : Sholat 5 waktu dan mengaji
Pantangan agama : () tidak ( ) ya
Meminta kunjungan rohaniawan : () tidak ( ) ya

XII. PENGKAJIAN PERSISTEM (Review of System)


1. Tanda-Tanda Vital
1. Suhu : 36,5°C lokasi : axila
2. Nadi : 110 /menit irama : nomal
3. Tekanan darah : 120/80 mmHg lokasi : lengan
4. Frekuensi nafas :25 /menit irama : normal
5. Tinggi badan: 165 cm
6. Berat badan : SMRS 60 kg MRS 57 kg
2. Sistem Pernafasan (Breath)
Sistem penafasan baik/ normal
3. Sistem Kardiovaskuler (Blood)
Jantung : lup dup
Paru-paru : Auskultasi respirasi normal

4. Sistem Persarafan (Brain)


Normal
5. Sistem Perkemihan (Bladder)
Normal
6. Sistem Pencernaan (Bowel)
Normal
7. Sistem Muskuloskeletal (Bone)
Klien dapat mengalami kelemahan jika terlalu banyak bergerak
8. Sistem Integumen
Tampak adanya luka operasi post op amptuasi di eksteremitas
9. Sistem Penginderaan
Mata :Tidak ada cloasma, konjungtiva merah muda, sklera tidak kuning
Hidung
-Tampak bersih, tidak ada polip dan tidak ada seket
Telinga
Simetris dan tampak bersih
10. Sistem Reproduksi Dan Genetalia

XIV. PEMERIKSAAN PENUNJANG


1. Laboratorium
2. Photo
Pasien melakukan photo rontgen untuk mengidentifikasi abnormalitas tulang tangan/ jari.
3. Lain-lain
XV. TERAPI
Terapi psikologi untuk mengatasi gangguan emosional yang dialami oleh pasien akibat
kehilangan organ tubuh.
ANALISA DATA

Nama klien : An. A Ruangan/kamar : Pelita/17


Umur : 10 Tahun No. RM : 756787754

No Data (Symptom) Penyebab (etiologi) Masalah (Problem)


1  Pasien tampak murung Faktor prespitasi : Harga diri rendah
karena kecelakaan 2 Hilangnya 2 jari atau
minggu lalu perubahan bentuk
 Kedua jari tangan anggota gerak
kanan pasien hilang
Pasien merasa malu dan
sudah tidak berguna lagi Perasaan malu terhadap
diri sendiri

Stres psikologi

Harga diri rendah


B. PRIORITAS MASALAH / DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama klien : An. A Ruangan/kamar : Pelita/ 17


Umur : 11 Tahun No. RM : ..............................................

No. Tang Paraf


Masalah Keperawatan gal (Nama
perawat)
Ditemukan Teratasi
1. Harga diri rendah 20 Mei 2023/ 13.00 25 Mei 2023/
WITA 13.00 WITA

Kelompok 2
C. INTERVENSI KEPERAWATAN

No. Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional


Keperawatan Hasil
1. Harga diri rendah Setelah dilakukan Sp 1 : Diskusikan
situasional tindakan keperawatan 1) Identifikasi tingkat
1x24 jam diharapkan kemampuan kemampuan
pasien mampu : melakukan kegiatan klien seperti
1) Berpikir positif dan aspek positif menilai
2) Klien dapat pasien (buat daftar kegiatan yang
melakukan kegiatan) dapat
aktivitas sesuai 2) Bantu pasien menilai dilakukan saat
kemampuan kegiatan yang dapat ini sebagai
dilakukan saat ini dasar asuhan
(pilih dari daftar keperawatan.
kegiatan) : buat daftar
kegiatan yang dapat
dilakukan saat ini
3) Bantu pasien memilih
salah satu kegiatan
yang dapat dilakukan
saat ini untuk dilatih
4) Latih kegiatan yang
dipilih (alat dan cara
melakukannya)
5) Masukan pada jadwal
kegiatan untuk latihan
dua kali per hari

Sp 2 :
1) Evaluasi kegiatan Reinforcement
pertama yang telah positif akan
dilatih dan berikan meningkatkan
pujian. harga diri.
2) Bantu pasien memilih
kegiatan kedua yang
akan dilatih
3) Latih kegiatan kedua
(alat dan cara)
4) Masukkan pada
jadwal kegiatan untuk
latihan: dua kegiatan
masing2 dua kali per
hari.

Sp 3 :
1) Evaluasi kegiatan
pertama dan kedua Pujian yang
yang telah dilatih dan realistis tidak
berikan pujian. menyebabkan
2) Bantu pasien memilih melakukan
Kegiatan ketiga yang kegiatan hanya
akan dilatih karena ingin
3) Latih kegiatan ketiga mendapatkan
(alat dan cara). pujian.
4) Masukkan pada
jadwal kegiatan untuk
latihan:
Tiga kegiatan masing-
masing dua kali per
hari

Sp 4 :

1) Evaluasi kegiatan Pujian yang


pertama, kedua dan realistis tidak
ketiga yang telah menyebabkan
dilatih dan berikan melakukan
pujian. kegiatan hanya
2) Bantu pasien memilih karena ingin
Kegiatan keempat mendapatkan
yang akan dilatih pujian.
3) Latih kegiatan
keempat (alat dan
cara).
4) Masukkan pada
jadwal kegiatan untuk
latihan:
Tiga kegiatan masing-
masing dua kali per
hari

Sp 5 :
1) Evaluasi kegiatan
latihan dan berikan
pujian.
2) Latih kegiatan
dilanjutkan sampai
tak terhingga.
3) Nilai kemampuan
yang telah mandiri. Reinforcement
4) Nilai apakah harga positif akan
diri pasien meningkatkan
meningkat harga diri.

Keluarga :
1) Diskusikan masalah
yg dirasakan dalam
merawat pasien
2) Jelaskan pengertian,
tanda & gejala, dan
proses terjadinya
harga diri rendah
(gunakan booklet)
3) Diskusikan
kemampuan atau
aspek positif pasien
yang pernah dimiliki
sebelum dan setelah
sakit
4) Jelaskan cara
merawat harga diri
rendah terutama
memberikan pujian
semua hal yang
positif pada pasien
5) Latih keluarga
memberi tanggung
jawab kegiatan
pertama yang dipilih
pasien: bimbing dan
beri pujian.
6) Bersama keluarga
melatih pasien
dalam melakukan
kegiatan kedua yang
dipilih pasien.
7) Bersama keluarga
melatih pasien
melakukan kegiatan
ketiga yang dipilih
8) Bersama keluarga
melatih pasien
melakukan kegiatan
keempat yang
dipilih
9) Jelaskan follow up
ke RSJ/PKM, tanda
kambuh, rujukan
10) Anjurkan membantu
pasien sesuai jadual
dan memberikan
pujian
11) Nilai kemampuan
keluarga
mmbimbing pasien
12) Nilai kemampuan
keluarga melakukan
kontrol ke RSJ/PKM

G. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

No. Waktu Tindakan TT Waktu Catatan TT


tgl/ jam tgl/ jam Perkembangan
(SOAP)
20 Mei Sp 1 : 20 Mei S : Pasien
2023/ 1) Identifikasi 2023/ mengatakan belum
14.00 kemampuan 15.00 mampu membuat
WITA melakukan kegiatan daftar kegiatan
aspek positif pasien karena masih
(buat daftar kegiatan) belum menerima
2) Bantu pasien menilai kondisi setelah
kegiatan yang dapat kecelakaan.
dilakukan saat ini (pilih O : Pasien masih
dari daftar kegiatan) : tampak murung
buat daftar kegiatan dan belum mampu
yang dapat dilakukan melakukan
saat ini aktivitas
3) Bantu pasien memilih A: Masalah belum
salah satu kegiatan teratasi
yang dapat dilakukan P: Optimalkan Sp 1
saat ini
4) Masukan pada jadwal
kegiatan untuk latihan
dua kali per hari
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri
yang berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadap diri sendiri atau kemampuan diri.
Harga diri seseorang diperoleh dari diri sendiri dan orang lain. Tingkat harga diri seseorang
berada dalam rentang tinggi sampai rendah. Individu yang memiliki harga diri tinggi
menghadapi lingkungan secara aktif dan mampu beradaptasi secara efektif untuk berubah serta
cenderung merasa aman. Individu yang memiliki harga diri rendah melihat lingkungan dengan
cara negatif dan menganggap sebagai ancaman.
Dalam tinjauan life span history klien, penyebab terjadinya Harga Diri Rendah adalah
pada masa kecil sering disalahkan, jarang diberi pujian atas keberhasilannya. Saat individu
mencapai masa remaja keberadaannya kurang dihargai, tidak diberi kesempatan dan tidak
diterima. Menjelang dewasa awal sering gagal di sekolah, pekerjaan, atau pergaulan. Harga diri
rendah muncul saat Lingkungan cenderung mengucilkan dan menuntut lebih dari
kemampuannya.
Secara situasional misalnya karena trauma yang muncul secara tiba-tiba misalnya harus
dioperasi, kecelakaan, perkosaan atau dipenjara termasuk dirawat di rumah sakit bisa
menyebabkan harga diri rendah disebabkan karena penyakit fisik atau pemasangan alat bantu
yang membuat klien tidak nyaman Penyebab lainnya adalah harapan fungsi tubuh yang tidak
tercapai serta perlakuan petugas kesehatan yang kurang menghargai klien dan keluarga.

B. Saran
Dengan adanya makalah ini, maka pembaca dapat mengerti tentang Asuhan
Keperawatan Harga Diri Rendah. Semoga makalah ini dapat berguna bagi pembaca. Dalam
makalah ini, penyusun mengharapkan kritik dan saran untuk jadi bahan pertimbangan makalah
ini.
Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai