Kelompok 2 :
A3
S1 KEPERAWATAN
2023
Kata Pengantar
Puji dan syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Penyusun
juga berterima kasih kepada dosen pengampu ibu Kartika Sari Wijayaningsih, S.Kep.,Ns.,
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Keperawatan Jiwa dan Psikososial dengan judul Sehat jiwa pada Rentan Kehidupan Usia
Demikian penulisan makalah ini, penyusun mohon maaf apabila terdapat kesalahan
dalam penulisan makalah dan penyusun mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk
bahan pertimbangan makalah ini. Penyusun sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...........................................................................................................i
Daftar Isi.....................................................................................................................ii
E. Rentang Respon...................................................................................................3
A. Pengkajian...........................................................................................................5
B. Diagnosa..............................................................................................................12
C. Intervensi.............................................................................................................13
A. Kesimpulan..........................................................................................................17
B. Saran....................................................................................................................17
Daftar Pustaka............................................................................................................18
ii
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
1
Faktor presipitasi terjadinya Harga Diri Rendah biasanya adalah kehilangan
bagian tubuh, perubahan penampilan/bentuk tubuh, kegagalan atau produktivitas
yang menurun. Secara umum, gangguan konsep diri Harga Diri Rendah ini dapat
terjadi secara situasional atau kronik.
Secara situasional misalnya karena trauma yang muncul secara tiba-tiba
misalnya harus dioperasi, kecelakaan, perkosaan atau dipenjara termasuk dirawat di
rumah sakit bisa menyebabkan harga diri rendah disebabkan karena penyakit fisik
atau pemasangan alat bantu yang membuat klien tidak nyaman Penyebab lainnya
adalah harapan fungsi tubuh yang tidak tercapai serta perlakuan petugas kesehatan
yang kurang menghargai klien dan keluarga. Harga Diri Rendah kronik, biasanya
dirasakan klien sebelum sakit atau sebelum dirawat klien sudah memiliki pikiran
negatif dan meningkat saat dirawat.
Baik faktor predisposisi maupun presipitasi di atas bila memengaruhi seseorang
dalam berpikir, bersikap maupun bertindak, maka dianggap akan memengaruhi
terhadap koping individu tersebut sehingga menjadi tidak efektif (mekanisme koping
individu tidak efektif). Bila kondisi pada klien tidak dilakukan intervensi lebih lanjut
dapat menyebabkan klien tidak mau bergaul dengan orang lain (isolasi sosial:
menarik diri), yang menyebabkan klien asik dengan dunia dan pikirannya sendiri
sehingga dapat muncul risiko perilaku kekerasan.
Menurut Peplau dan Sulivan harga diri berkaitan dengan pengalaman inter-
personal, dalam tahap perkembangan dari bayi sampai lanjut usia seperti good me.
bad me, not me, anak sering dipersalahkan, ditekan sehingga perasaan amannya tidak
terpenuhi dan merasa ditolak oleh lingkungan dan apabila koping yang digunakan
tidak efektif akan menimbulkan harga diri rendah. Menurut Caplan, lingkungan
sosial akan memengaruhi individu, pengalaman seseorang dan adanya perubahan
sosial seperti perasaan dikucilkan, ditolak oleh lingkungan sosial, tidak dihargai akan
menyebabkan stress dan menimbulkan penyimpangan perilaku akibat harga diri
rendah
2
-Menarik diri dari realitas, cemas, panik, cemburu, curiga, halusinasi.
-Merusak diri: harga diri rendah menyokong klien untuk mengakhiri hidup
-Merusak/melukai orang lain.
-Perasaan tidak mampu.
-Pandangan hidup yang pesimistis. Tidak menerima pujian.
-Penurunan produktivitas.
-Penolakan terhadap kemampuan diri.
-Kurang memerhatikan perawatan diri.
-Berpakaian tidak rapih.
-Berkurang selera makan. Tidak berani menatap lawan bicara.
-Lebih banyak menunduk.
-Bicara lambat dengan nada suara lemah.
D. Mekanisme Koping
Menurut (Eliza, 2016) Mekanisme koping termasuk pertahanan koping jangka
panjang pendek atau jangka panjang serta penggunaan mekanisme pertahanann ego untuk
melindungi diri sendiri dalam menghadapi persepsi diri yang menyakitkan. Pertahanan
tersebut
mencakup berikut ini :
1) Aktivitas yang memberikan pelarian semestara dari krisis identitas diri (misalnya,
konser musik, bekerja keras, menonton tv secara obsesif) .
2) Aktivitas yang memberikan identitas pengganti semestara (misalnya, ikut serta dalam
klub sosial, agama, politik, kelompok, gerakan, atau geng).
3) Aktivitas yang sementara menguatkan atau meningkatkan perasaan diri yang tidak
menentu ( misalnya, olahraga yang kompetitif, prestasi akademik, kontes untuk
mendapatkan popularitas)
E. Rentang Respons
Respon Respon
Adaptif Maladaptif
Aktualisasi Konsep diri Harga diri Kerancuan Depesonalisai
diri positif rendah identitas
3
F. Pohon Masalah Harga Diri Rendah
4
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
ASUHAN KEPERAWATAN PSIKOSOSIAL
5
Nama Kelompok : Kelompok 2 Diagnosa medis : Stres
Tgl/jam pengkajian : 20 Mei 2023/ 13.00
Sumber data : Pasien dan Keluarga Tgl/jam MRS : 9 Mei 2023/ 10.00
Metode : Anamnesis dan No. RM : 756787754
Pemeriksaan Ruangan/kelas : Pelita/17
Alat/bahan : ATK & Alat No.kamar : 105
Pemeriksaan
I. IDENTITAS
1. Nama : An. A
2. Umur : 11 Tahun
3. Jenis kelamin : Laki-laki
4. Status : Belum Kawin
5. Agama : Islam
6. Suku/bangsa : Makassar/Indonesia
7. Bahasa : Indonesia
8. Pendidikan : SD
9. Pekerjaan : Pelajar
10. Alamat dan no. telp : Jl. Perintis Kemerdekaan 7 / 08226736783
11. Penanggung jawab : Ibu
& hubgan dg klien
6
Keterangan :
: Meninggal
: Perempuan
: Klien
: Garis perkawinan
: Garis Keturunan
Keterangan :
-Kakek dan nenek pasien meninggal karena faktor usia, pasien tinggal serumah dengan ayah,
ibu dan kakak.
-Pasien adalah anak kedua dari 2 bersaudara.
10. Riwayat alergi :
Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat alergi
2. Pola minum
Di rumah Di rumah sakit
Frekuensi : 6x sehari Frekuensi : 7x sehari
Jenis : Air Putih Jenis : Air putih
Jumlah : 1,2 liter Jumlah : 1,4 liter
Pantangan : tidak ada
Minuman disukai : Air putih dan
Susu
2. Kebersihan diri
Di rumah Di rumah sakit
Mandi : 2 /hr Mandi : 1 /hr
Gosok gigi : 2 /hr Gosok gigi : 2 /hr
Keramas : 2 /mgg Keramas : 1 /mgg
Potong kuku : 1 /mgg Potong kuku : 1 /mgg
3. Aktivitas sehari-hari : Pasien mengatakan aktivitasnya terganggu setelah kecelakaan karena
cemas dan selalu memikirkan bentuk tubuh yang sekarang
4. Rekreasi
Pasien mengatakan belum pernah rekreasi setelah kecelakaan
5. Olahraga : () tidak ( ) ya
9
5. Self ideal/ideal diri
() masa depan suram ( ) tidak ingin berusaha
( ) terserah pada Nasib ( ) tidak memiliki cita-cita
() merasa tidak memiliki kemampuan ( ) merasa tidak berdaya
( ) tidak memiliki harapan () enggan berbicaa masa depan
Jelaskan : -Pasien mengatakan tidak mendapatkan masa depan yang sukses
-Pasien enggan membicarakan masa depan
Masalah keperawatan : gangguan konsep diri
10
Jelaskan : -Pasien mengatakan tidak terima dengan kondisi atau situasi setelah kecelakaan
Masalah keperawatan : gangguan konsep diri
b. Tahap Anger/Marah
( ) marah pada diri sendiri
( ) marah pada orang lain
( ) meningkatnya kesadaran klien pada realita
Jelaskan : pasien selalu marah pada diri sendiri dan menyalahkan diri sendiri karena
menyesali situasi yang menimpanya
3. Kemampuan adaptasi
Pasien mengatakan belum bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan baru setelah Kecelakaan
XI. POLA NILAI / KEPERCAYAAN
Agama : Islam
Pelaksanaan ibadah : Sholat 5 waktu dan mengaji
Pantangan agama : () tidak ( ) ya
Meminta kunjungan rohaniawan : () tidak ( ) ya
Stres psikologi
Kelompok 2
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Sp 2 :
1) Evaluasi kegiatan Reinforcement
pertama yang telah positif akan
dilatih dan berikan meningkatkan
pujian. harga diri.
2) Bantu pasien memilih
kegiatan kedua yang
akan dilatih
3) Latih kegiatan kedua
(alat dan cara)
4) Masukkan pada
jadwal kegiatan untuk
latihan: dua kegiatan
masing2 dua kali per
hari.
Sp 3 :
1) Evaluasi kegiatan
pertama dan kedua Pujian yang
yang telah dilatih dan realistis tidak
berikan pujian. menyebabkan
2) Bantu pasien memilih melakukan
Kegiatan ketiga yang kegiatan hanya
akan dilatih karena ingin
3) Latih kegiatan ketiga mendapatkan
(alat dan cara). pujian.
4) Masukkan pada
jadwal kegiatan untuk
latihan:
Tiga kegiatan masing-
masing dua kali per
hari
Sp 4 :
Sp 5 :
1) Evaluasi kegiatan
latihan dan berikan
pujian.
2) Latih kegiatan
dilanjutkan sampai
tak terhingga.
3) Nilai kemampuan
yang telah mandiri. Reinforcement
4) Nilai apakah harga positif akan
diri pasien meningkatkan
meningkat harga diri.
Keluarga :
1) Diskusikan masalah
yg dirasakan dalam
merawat pasien
2) Jelaskan pengertian,
tanda & gejala, dan
proses terjadinya
harga diri rendah
(gunakan booklet)
3) Diskusikan
kemampuan atau
aspek positif pasien
yang pernah dimiliki
sebelum dan setelah
sakit
4) Jelaskan cara
merawat harga diri
rendah terutama
memberikan pujian
semua hal yang
positif pada pasien
5) Latih keluarga
memberi tanggung
jawab kegiatan
pertama yang dipilih
pasien: bimbing dan
beri pujian.
6) Bersama keluarga
melatih pasien
dalam melakukan
kegiatan kedua yang
dipilih pasien.
7) Bersama keluarga
melatih pasien
melakukan kegiatan
ketiga yang dipilih
8) Bersama keluarga
melatih pasien
melakukan kegiatan
keempat yang
dipilih
9) Jelaskan follow up
ke RSJ/PKM, tanda
kambuh, rujukan
10) Anjurkan membantu
pasien sesuai jadual
dan memberikan
pujian
11) Nilai kemampuan
keluarga
mmbimbing pasien
12) Nilai kemampuan
keluarga melakukan
kontrol ke RSJ/PKM
A. Kesimpulan
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri
yang berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadap diri sendiri atau kemampuan diri.
Harga diri seseorang diperoleh dari diri sendiri dan orang lain. Tingkat harga diri seseorang
berada dalam rentang tinggi sampai rendah. Individu yang memiliki harga diri tinggi
menghadapi lingkungan secara aktif dan mampu beradaptasi secara efektif untuk berubah serta
cenderung merasa aman. Individu yang memiliki harga diri rendah melihat lingkungan dengan
cara negatif dan menganggap sebagai ancaman.
Dalam tinjauan life span history klien, penyebab terjadinya Harga Diri Rendah adalah
pada masa kecil sering disalahkan, jarang diberi pujian atas keberhasilannya. Saat individu
mencapai masa remaja keberadaannya kurang dihargai, tidak diberi kesempatan dan tidak
diterima. Menjelang dewasa awal sering gagal di sekolah, pekerjaan, atau pergaulan. Harga diri
rendah muncul saat Lingkungan cenderung mengucilkan dan menuntut lebih dari
kemampuannya.
Secara situasional misalnya karena trauma yang muncul secara tiba-tiba misalnya harus
dioperasi, kecelakaan, perkosaan atau dipenjara termasuk dirawat di rumah sakit bisa
menyebabkan harga diri rendah disebabkan karena penyakit fisik atau pemasangan alat bantu
yang membuat klien tidak nyaman Penyebab lainnya adalah harapan fungsi tubuh yang tidak
tercapai serta perlakuan petugas kesehatan yang kurang menghargai klien dan keluarga.
B. Saran
Dengan adanya makalah ini, maka pembaca dapat mengerti tentang Asuhan
Keperawatan Harga Diri Rendah. Semoga makalah ini dapat berguna bagi pembaca. Dalam
makalah ini, penyusun mengharapkan kritik dan saran untuk jadi bahan pertimbangan makalah
ini.
Daftar Pustaka