Anda di halaman 1dari 26

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. R.

T DENGAN RISIKO HARGA DIRI


RENDAH DI RUANGAN ALABADIRI
RSJ PROF. DR. V. L. RATUMBUYSANG KALASEY DUA

CT : Maria Terok, S.Pd, S.SiT, M.Kes


CI : Ns. Atralina Tusang, S.Kep

Disusun Oleh :
Tania Yurike Lumi
711440120066
Tk. 3B

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MANADO


D-III KEPERAWATAN
2022
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang ………………………………………………………………………
B. Rumusan maslah…………………………………………………………………….
C. Tujuan penulisan ……………………………………………………………………
D. Manfaat penulisan……………………………………………………………………
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB III TINJAUAN KASUS
DATA FOKUS………………………………………………………………………
ANALISA DATA………………………………………………………………………
POHON MASALAH…………………………………………………………………
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN…………………………………………
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN………………………………………
IMPLEMENTAS DAN EVALUASI KEPERAWATAN…………………………
CATATAN PERKEMBANGAN……………………………………………………
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ………………………………………………………………………
B. Saran ………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Harga diri adalah perasaan negatif terhadap diri sendiri, merasa gagal
mencapai keinginan (menurut keliat, 1998). Menurut klasifikasi diagnostic and
statisyical manual of mental disorder text revision (DSM IV, TR 2000), harga diri
rendah merupakan salah satu jenis gangguan jiwa ketegori gangguan kepribadian
(Rusly, 2014). Harga diri rendah adalah perasaan negatif terhadap dirinya sendiri
menyebabkan kehilangan rasa percaya diri, pesimis dan tidak berharga dikehidupan.
Harga diri rendah adalah evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan kemampuan diri
disertai kurangnya perawatan diri tidak berani menatap lawan bicara lebih banyak
menunduk, berbicara lambat dan suara lemah (Meryana, 2017).
Prevalensi gangguan jiwa di Amerika Serikat sekitar 50% dari penduduk yang
berusia lebih dari 18 tahun ke atas pernah memiliki masalah kejiwaan dan
penyalahgunaan zat dalam rentang hidupnya. tahun 1995 DALY’s (Disability
Adjusted Life Years) akibat gangguan 8,1% lebih tinggi di banding TBC (7,2%),
kanker (5,8), penyakit jantung (4,4%) maupun malaria 2,6. DALY’s akibat gangguan
jiwa menjadi 12,3% pada tahun 2000 dan diproyeksikan menjadi 15% pada tahun
2020. Gangguan jiwa di Indonesia sebesar 26 juta penduduk. Gangguan jiwa yang
berlangsung 6 (enam) bulan 6 dan mengalami kemunduran secara progresi 60-80%
akan menjadi kronik dan gangguan jiwa berat. Prevalensi gangguan jiwa cukup tinggi
dan membutuhkan penanganan yang serius serta berkesinambungan agar tidak masuk
dalam gangguan jiwa berat.
Keperawatan jiwa adalah suatu proses interpersonal dengan tujuan untuk
meningkatkan dan memelihara perilaku-perilaku yang mendukung terwujudnya suatu
kesatuan yang harmonis (integrated). Klienya dapat berupa individu, keluarga,
kelompok, organisasi, atau masyarakat (Direja, 2011).
Adapun peran perawat jiwa yang harus dilakukan meliputi : peran promotif
adalah meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan atau menurunkan angka kesakitan
dengan cara memberikan penyuluhan tentang kesehatan, peran preventif adalah
mengidentifikasi prilaku khusus dan menghindari kegagalan peran, peran kuratif
adalah menyediakan lingkungan yang kondusif, memecahkan masalah, merawat
kesehatan fisik atau mencegah usaha bunuh diri melalui terapi psikoterapi dan terapi
medik, peran perawat rehabilitatif adalah dengan mengikut sertakan klien dalam
kelompok, mendorong tanggung jawab klien terhadap lingkungan dan melatih
keterampilan klien sehingga Harga Diri Rendah dapat ditangani dengan baik.
A. RumusanMasalah
Berdasarkan uraian masalah latar belakang diatas, maka rumusan masalah
sebagai berikut: “Bagaimanakah Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Harga Diri
Rendah di Ruangan Alabadiri RSJ PROF. dr. V. L. Ratumbuysang Manado, Sulawesi
Utara.”
B. TujuanPenulisan
1. Untuk memahami Asuhan Keperawatan Harga Diri Rendah di Ruangan Alabadiri
RSJ PROF. dr. V. L. Ratumbuysang Manado, Sulawesi Utara
2. Melakukan pengkajian pada pasien dengan Harga Diri Rendah di Ruangan
Alabadiri RSJ PROF. dr. V. L. Ratumbuysang Manado, Sulawesi Utara
3. Merumuskan diagnosa keperawatan Asuhan Keperawatan Harga Diri Rendah di
Ruangan Alabadiri RSJ PROF. dr. V. L. Ratumbuysang Manado, Sulawesi Utara
4. Menyusun perencanaan keperawatan Asuhan Keperawatan Harga Diri Rendah di
Ruangan Alabadiri RSJ PROF. dr. V. L. Ratumbuysang Manado, Sulawesi Utara
5. Melaksanakan intervensi keperawatan Asuhan Keperawatan Harga Diri Rendah di
Ruangan Alabadiri RSJ PROF. dr. V. L. Ratumbuysang Manado, Sulawesi Utara
6. Mengevaluasi Asuhan Keperawatan Harga Diri Rendah di Ruangan Alabadiri RSJ
PROF. dr. V. L. Ratumbuysang Manado, Sulawesi Utara
C. ManfaatPenulisan
Menambah wawasan penulis dalam hal melakukan studi kasus dan
mengaplikasikan ilmu tentang asuhan keperawatan pasien dengan masalah Harga Diri
Rendah
Studi kasus ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumber informasi rumah
sakit dalam memberikan asuhan keperawatan pasien dengan masalah Harga Diri
Rendah
Dapat memberikan masukan dalam pelayanan kesehatan yaitu dengan
memberikan dan mengajarkan strategi pelaksanaan tindakan keperawatan pada pasien
sebagai salah satu cara untuk meningkatkan kualitas hidup mereka
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
LAPORAN PENDAHULUAN HARGA DIRI RENDAH
A. Definisi
Perkembangan kebudayaan masyarakat banyak membawa perubahan
dalam segi kehidupan manusia. Setiap perubahan situasi kehidupan baik
positif maupun negatif dapat mempengaruhi keseimbangan fisik, mental, dan
psikososial seperti bencana dan konflik yang dialami sehingga berdampak
sangat besar terhadap kesehatan jiwa seseorang yang berarti akan
meningkatkan jumlah pasien gangguan jiwa(keliat, 2011).
Harga diri seseorang di peroleh dari diri sendiri dan orang lain.
Gangguan harga diri rendah akan terjadi jika kehilangan kasih sayang,
perilaku orang lain yang mengancam dan hubungan interpersonal yang buruk.
Tingkat harga diri seseorang berada dalam rentang tinggi sampai rendah.
Individu yang memiliki harga diri tinggi menghadapi lingkungan secara aktif
dan mampu beradaptasi secara efektif untuk berubah serta cenderung merasa
aman. Individu yang memiliki harga diri rendah melihat lingkungan dengan
cara negatif dan menganggap sebagai ancaman. (Keliat, 2011).
Menurut (Herman, 2011), gangguan jiwa ialah terganggunya kondisi
mental atau psikologi seseorang yang dapat dipengaruhi dari faktor diri sendiri
dan lingkungan. Hal-hal yang dapat mempengangaruhi perilaku manusia ialah
keturunan dan konstitusi, umur, dan sex, keadaan badaniah, keadaan
psikologik, keluarga, adat-istiadat, kebudayaan dan kepercayaan, pekerjaan,
pernikahan dan kehamilan, kehilangan dan kematian orang yang di cintai, rasa
permusuhan, hubungan antara manusia.

B. Tanda dan Gejala


a. Mengejek dan mengkritik diri.
b. Merasa bersalah dan khawatir, menghukum atau menolak diri sendiri.
c. Mengalami gejala fisik, misal: tekanan darah tinggi, gangguan penggunaan
zat.
d. Menunda keputusan.
e. Sulit bergaul.
f. Menghindari kesenangan yang dapat memberi rasa puas.
g. Menarik diri dari realitas, cemas, panic, cemburu, curiga dan halusinasi.
h. Merusak diri: harga diri rendah menyokong klieb untuk mengakhiri hidup.
i. Merusak atau melukai orang lain.
j. Perasaan tidak mampu.
k. Pandangan hidup yang pesimitis.
l. Tidak menerima pujian.
m. Penurunan produktivitas.
n. Penolakan tehadap kemampuan diri.
o. Kurang memperhatikan perawatan diri.
p. Berpakaian tidak rapi.
q. Berkurang selera makan.
r. Tidak berani menatap lawan bicara.
s. Lebih banyak menunduk.
t. Bicara lambat dengan nada suara lemah.

C. Predisposisi
a. Faktor yang mempengaruhi harga diri
Meliputi penolakan orang tua, harapan orang tua tidak realistis,
kegagalan yang berulang, kurang mempunyai tanggung jawab personal,
ketergantungan pada orang lain dan ideal diri yang tidak realistis.
b. Faktor yang mempengaruhi peran.
Dimasyarakat umunya peran seseorang disesuai dengan jenis
kelaminnya. Misalnya seseorang wanita dianggap kurang mampu, kurang
mandiri, kurang obyektif dan rasional sedangkan pria dianggap kurang
sensitive, kurang hangat, kurang ekspresif dibandingkan wanita. Sesuai
dengan standar tersebut, jika wanita atau pria berperan tidak sesuai
lazimnya maka dapat menimbulkan konflik diri maupun hubungan sosial.
c. Faktor yang mempengaruhi identitas diri.
Meliputi ketidak percayaan, tekanan dari teman sebaya dan perubahan
struktur sosial. Orang tua yang selalu curiga pada anak akan menyebabkan
anak menjadi kurang percaya diri, ragu dalam mengambil keputusan dan
dihantui rasa bersalah ketika akan melakukan sesuatu. Control orang yang
berat pada anak remaja akan menimbulkan perasaan benci kepada orang
tua. Teman sebaya merupakan faktor lain yang berpengaruh pada identitas.
Remaja ingin diterima, dibutuhkan dan diakui oleh kelompoknya,
d. Faktor biologis
Adanya kondisi sakit fisik yang dapat mempengaruhi kerja hormon
secara umum, yang dapat pula berdampak pada keseimbangan
neurotransmitter di otak, contoh kadar serotonin yang menurun dapat
mengakibatkan klien mengalami depresi dan pada pasien depresi
kecenderungan harga diri dikuasai oleh pikiran-pikiran negatif dan tidak
berdaya.

D. Presipitasi
Masalah khusus tentang konsep diri disebabkan oleh setiap situasi
yang dihadapi individu dan ia tidak mampu menyesuaikan. Situasi atas
stressor dapat mempengaruhi komponen.
Stressor yang dapat mempengaruhi gambaran diri adalah hilangnya bagian
tubuuh, tindakan operasi, proses patologi penyakit, perubahan struktur dan
fungsi tubuh, proses tumbuh kembang prosedur tindakan dan pengobatan.
Sedangkan stressor yang dapat mempengaruhi harga diri dan ideal diri adalah
penolakan dan kurang penghargaan diri dari orang tua dan orang yang berarti,
pola asuh yang tidak tepat, misalnya selalu dituntut, dituruti, persaingan
dengan saudara, kesalahan dan kegagalan berulang, cita-cita tidak terpenuhi
dan kegagalan bertanggung jawab sendiri. Stressor pencetus dapat berasal dari
internal dan eksternal:
a. Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan
peristiwa yang mengancam kehidupan.
b. Ketegangan peran berhubungan dengan peran atau posisi yang diharapkan
dan individu mengalaminya sebagai frustasi.

Ada tiga jenis transisi peran:


a. Transisi peran perkembangan adalah perubahan normative yang berkaitan
dengan pertumbuhan. Perubahan ini termasuk tahap perkembangan dalam
kehidupan individu atau keluarga dan norma-norma budaya, nilai-nilai
serta tekanan untuk menyesuaikan diri.
b. Transisi peran situasi terjadi dengan bertambah atau berkurangnya anggota
keluarga melalui kelahiran atau kematian.
c. Transisi peran sehat-sakit terjadi akibat pergeseran dari sehat ke keadaan
sakit. Transisi ini dapat dicetuskan oleh kehilangan bagian tubuh,
perubahan ukuran, bentuk, penampilan atau fungsi tubuh, perubahan fisik
yang berhubungan dengan tumbuh kembang normal. Perubahan tubuh
dapat mempengaruhi semua komponen konsep diri yaitu gambaran diri,
identitas diri, peran dan harga diri.

E. Rentang Respon

Keterangan:
1. Aktualisasi diri adalah pernyataan diri positif tentang latar
belakang pengalaman nyata yang sukses diterima.
2. Konsep diri positif adalah individu mempunyai pengalaman yang
positif dalam beraktualisasi.
3. Harga diri rendah adalah transisi antara respon diri adaptif dengan
konsep diri maladaptif.
4. Kerancuan identitas adalah kegagalan individu dalam kemalangan
aspek psikososial dan kepribadian dewasa yang harmonis.
5. Depersonalisasi adalah perasaan yang tidak realistis terhadap diri
sendiri yang berhubungan dengan kecemasan, kepanikan serta
tidak dapat membedakan dirinya dengan orang lain.

F. Pohon Masalah
Pohon masalah yang muncul menurut Fajariyah (2012) :
BAB III
TINJAUAN KASUS

A. IDENTITAS LEMBAGA Identitas Penaggung jawab

Inisial : Tn. R. T Nama : Ny. F. T


Alamat : Malalayang II Alamat : Malalayang II
Umur : 54 tahun Pekerjaan : Pegawai swasta
Pendidikan : SMA Umur : 56 tahun
Suku/Bahasa : Minahasa Hubungan dengan klien : kakak kandung
Agama : Kristen Protestan
Tanggal masuk RS : 10-10-2002
Tanggal Pengkajian : 23-11-2022

B. ALASAN MASUK
Klien dibawa keluarga karena marah-marah tanpa sebab, bicara kacau, bingung dan susah
tidur.

C. FAKTOR PERIODESASI
1. Pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu : ( ) Ya (✔) Tidak
2. Pengobatan sebelumnya : ( ) Berhasil ( ✔ ) Kurang Berhasil ( ) tidak berhasil
3. - Penganiayaan:
Klien mengatakan pernah dipukul temannya
- Kekerasan dalam keluarga:
Pasien mengatakan tidak pernah mengalami kekerasan dalam keluarga
- Aniaya seksual:
Pasien tidak pernah mengalami aniaya seksual
- Tindakan kriminal :
Pasien tidak pernah mengalami Tindakan criminal
- Penolakan:
Klien mengatakan tidak pernahmengalami penolakan
Masalah keperawatan :
4. Adakah keluarga yang mengalami gangguan jiwa:
( ) Ya (✓ ) Tidak
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
Klien mengatakan pengalaman yang tidak menyenangkan yaitu dia ingin menikah tapi
belum menikah sampai sekarang

D. PEMERIKSAAN FISIK
1. Tanda-tanda vital TD : 100/80 mmhg N: 127 x/menit S : 36,2 ̊ C RR: 22x/menit
2. Ukur TB : BB : ( ) Turun ( ) Naik
3. Keluhhan Fisik ( ) Ya ( ✓) Tidak
Jelaskan :
Klain mengatakan tidak memiliki keluhan fisik

E. PSIKOSOSIAL
Genogram

Ket:

Jelaska : klien anak ke empat dari 4 bersaurah, kedua orangtua klien sudah meninggal, ayah
ada 6 bersaudarah tapi tidak diketaui, ibu anak tunggal ibu dan ayah dari mama sudah
meninggal. Begitu juga sebelah bapak sudah meninggal.
1. Konsep Diri
a. Gambaran Diri
Klien mampu menjelaskan gambaran diri dia yaitu sebagai laki-laki
b. Identitas diri
Klien mampu menjelaskan nama, umur klien
c. Peran
Klien mengatakan dirumahnya dia sebagai seorang anak
d. Ideal Diri
Klien mengatakan ingin cepat pulang kerumah
e. Harga Diri
Klien mengatakan sepertinya keluarga dia sudah tidak sayang lagi kepadanya
karena keluarganya sudah tidak pernah datang

2. Hubungan sosial
a. Orang yang terdekat :
Ibu klien
b. Peran serta kegiatan kelompok / masayarakat :
Keluarga klien mengatakan klien tidak ada berperan dalam kegiatan kelompok
/masyarakat
c. Hambatan Berhubungan dengan orang lain :
Klien mengatakan berhubungan baik dengan teman satu kamar dengan dia

3. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Klien beragama Kristen Protestan
b. Kegiatan Ibadah
Klien mengatakan kalua ada kegiatan ibadah di rumah sakit klien sering ikut

F. STATUS MENTAL
1. Penampilan
( ) Rapi ( ) Sesuai
(✔) Tidak rapi ( ) Tidak sesuai
Jelaskan : Klien menggunakan baju kaos, dan celana kotor dan bau
2. Pembicaraan
( ) Cepat ( ) Keras (✓) Lambat (✓) Suara pelan
( ) Apatis ( ) Membisu ( ) tidak mampu memulai bicara
Jelaskan:
Klien berbicara dengan suara yang pelan serta dalam menjawab pertanyaan lambat

3. Aktivitas Motorik:
(✓) Lesu ( ) Tegang (✓) Gelisah ( ) Agitasi
( ) Tik ( ) Grimasen ( ) Tremor ( ) Kompulsif
Jelaskan :
Klien tampak lesu dan sesekali gelisah di tempat tidur

4. Afek
(✓) Datar ( ) Tumpul ( ) Labil ( ) Tidak sesuai
Jelaskan :
Klien pada saat pengkajian muka hanya datar kadang tersenyum dan tertawa

5. lnteraksi selama wawancara


Pada saat melakukan pengkajian klien sering diam dan hanya bicara pada saat
menjawab serta kontak mata kurang

6. Persepsi / Halusinasi
( ) Pendengaran ( ) Penglihatan ( ) Perabaan
( ) Pengecapan ( ) Penghidu
Jelaskan :
Klien mengatakan tidak mengalami halusinasi

7. Proses Pikir
( ) sirkumtansial ( ) tangensial ( ) kehilangan asosiasi
( ) flight of idea ( ) blocking
8. Isi Pikir
(✓) Obsesi ( ) Fobia ( ) Hipokondria
( ) Depersonalisasi ( ) ide yang terkait ( ) pikiran magis
Jelaskan : Klien berkata ingin keluar dari dalam kurungan

9. Tingkat kesadaran
( ) Bingung ( ) sedasi ( ) stupor
Disorientasi
( ) waktu ( ) tempat ( ) orang
Jelaskan : compos metis

10. Memori
( ) Gangguan daya ingat jangka panjang ( ) Gangguan daya ingat jangka pendek
( ✓) gangguan daya ingat saat ini ( ) konfabulasi
Jelaskan : pada saat di wawancarai klien tidak mengigat umurnya

11. Tingkat konsentrasi dan berhitung


( ) Mudah beralih ( ) Tidak mampu konsentrasi
(✓) Mampu berhitung sederhana
Jelaskan: saat diwawancarai klien mampu berhitung sederhana dengan menjawab
hitungan yang diberikan

12. Daya tilik diri


( ) mengingkari penyakit yang diderita
(✓) menyalahkan hal-hal diluar dirinya
Jelaskan : Saat dikaji klien menyalahkan ibunya karena katanya kakanya membawa
dirinya dirsj

G. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG


1. Makan
(✓) Mandiri ( ) Bantuan minimal ( ) Bantuan total
Jelaskan : Klien dapat makan makanannya sendiri dan menghabiskannya
2. BAB/BAK
(✓) Mandiri ( ) Bantuan minimal ( ) Bantuan total
Jelaskan : Klien BAB/BAK 1x sehari dan BAB/BAK sendiri tanpa bantuan
3. Mandi
(✓) Mandiri ( ) Bantuan minimal ( ) Bantuan total
Jelaskan :
Klien mengatakan bahwa dia dapat mandi sendiri serta saat dikaji klien belum mandi
dari kemarin
4. Berpakaian/berhias
(✓) Mandiri ( ) Bantuan minimal ( ) Bantuan total
Jelaskan :
Klien dapat berpakaian sendiri tanpa bantuan
5. Istirahat dan tidur
(✓) Tidur siang lama : 1 jam
(✓) Tidur malam lama :< 6jam
( ) Kegiatan sebelum / sesudah tidur : klien mengatakan sehabis bangun klien
berdoa
.
H. MEKANISME KOPING
Adaptif Maladaptif
( ✓ ) Bicara dengan orang lain ( ) Minum alkohol
( ) Mampu menyelesaikan masalah (✓) reaksi lambat/berlebih
( ) Teknik relaksasi ( ) bekerja berlebihan
( ) Aktivitas konstruktif ( ) menghindar
( ) Olahraga ( ) mencederai diri/Orang lain/barang
( ) Lainnya ( ) lainnya
Jelaskan :
Klien dapat berbicara dengan orang lain namun juga seringkali reaksi klien lambat
dan hanya diam

I. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN


 Masalah dengan dukungan kelompok, spesifik :

 Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifik :

 Masalah dengan pendidikan, spesifik :


 Masalah dengan perumahan, spesifik:

 Masalah dengan pekerjaan, spesifik :

J. PENGETAHUAN KURANG TENTANG:


( ) Penyakit jiwa ( ) system pendukung
( ) Faktor presipitasi ( ) penyakit fisik
( ) Koping ( ) obat-obatan
( ) lainnya :
Jelaskan :

K. ASPEK MEDIK
Diagnosa Medik : Skizofrenia Paranoid
Terapi Medik : -Risperidon 2mg 2x1
-THP 2 mg 2x1
-Valdinex 5mg 1x1
L. DATA FOKUS
DS :
- Klien mengatakan orang tua/keluarganya sudah tidak sayang lagi padanya karena
sudah tidak pernah mengunjunginya
- Klien mengatakan sudah mandi kemarin dan klien mengatakan sudah tidak pernah
sikat gigi karena sikat giginya sudah rusak
- Klien mengatakan ingin menikah tapi belum bisa sampai sekarang
DO :
- Klien tampak langsung mengurung diri setelah makan
- klien tampak kebersihan gigi kurang
- klien tampak kebersihan kepala kurang
M. ANALISIS DATA
NO DATA MASALAH
1 Risiko Harga Diri Rendah
DS :
Kronis
- Klien mengatakan
(D.0101)
keluarganya sudah tidak
sayang lagi padanya karena
sudah tidak pernah
mengunjunginya
DO :
- Klien tampak langsung
mengurung diri setelah
makan kadang
berinteraksi dengan
pasien laeng

2 DS: Defisit Perawatan Diri


(D.0109)
- Klien mengatakan sudah
mandi kemarin dan klien
mengatakan sudah tidak
pernah sikat gigi karena
sikat giginya sudah rusak
DO :
- klien tampak kebersihan
gigi kurang
- klien tampak kebersihan
kepala kurang
N. POHON MASALAH

Defisit perawatan diri

Resiko harga diri rendah

O. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Risiko Harga Diri Rendah Kronis (D.0101) b.d gangguan psikiatrik
2. Defisit Perawatan Diri (D.0109) b.d gangguan psikologis

P. INTERVENSI / RENCANA TINDAKAN


N Diagnose Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
o (SLKI) (SIKI)
1. Risiko Harga Setelah dilakukan Tindakan Promosi harga diri
Diri Rendah keperawatan maka diharapkan (I.09308)
Harga diri meningkat Terapuitik
Kronis (D.0101)
(L.09069) dengan kriteria - Diskusikan
b.d gangguan hasil pengalaman yang
psikiatrik - Penilaian diri meningkatkan
positif meningkat harga diri
- Kontak mata Edukasi
meningkat - Anjurkan
- Perasaan memiliki mengidentifikasi
kelebihan atau kekuatan yang
kemampuan positif dimiliki
meningkat - Anjurkan
mempertahankan
kontak mata saat
berbicara dengan
orang orang lain
- Latih cara berpikir
dan cara
berprilaku

2. Defisit Setelah dilakukan Tindakan Dukungan perawatan diri


Perawatan Diri
keperawatan maka diharapkan mandi
(D.0109) b.d Perawatan diri meningkat (I.11352)
gangguan
(L.11103) dengan kriteria Observasi
psikologis
hasil - Identifikasi
- Kemampuan kebersihan tubuh
mandi meningkat Terapuitik
- Mempertahankan - Sediakan peralatan
kebersihan mulut mandi
meningkat - Fasilitasi
- Minat melakukan menggosok
perawatan diri gigi,sesuai
meningkat kebutuhan
Edukasi
- Jelaskan manfaat
mandi dan dampak
tidak mandi

Q. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


No Hari/Tgl Implementasi Evaluasi
D
X
1. Senin,21 1. Mendiskusikan pengalaman yang S: klien mengatakan
november tau mengatur tempat
meningkatkan harga diri
2022 makan sehabis
Hasil: klien mengatakan dia dulu jago makan
2. Menganjurkan mengidentifikasi kekuatan O: klien terlihat
yang dimiliki merapikan tempat
makan sehabis dia
Hasil: klien mengatakan dia mampu makan
mengatur piring selesai makan
A: masalah teratasi
3. Menganjurkan mempertahankan kontak sebagian
mata saat berbicara dengan orang orang lain
P: intervensi
Hasil: saat berbicara klien sedikit-sedikit dilanjutkan
mempertahankan kontak mata
4. Melatih cara berpikir dan cara berprilaku
Hasil: klien mampu berpikir kemampuan
apa yang dia bisa lakukan

2. Senin,21 1. mengidentifikasi kebersihan tubuh S: klien mengatakan


november dia akan mandi
Hasil: klien mengatakan dia belum mandi
2022
2. menyediakan peralatan mandi O: klien tercium
bau tidak sedap
Hasil: klien mengatakan memiliki sabun
mandi A: masalah belum
teratasi
3.memfasilitasi menggosok gigi,sesuai
kebutuhan P: intervensi
dilanjutkan
Hasil: klien belum memiliki peralatan gosok
gigi
4. menjelaskan manfaat mandi dan dampak
tidak mandi
Hasil: klien mengerti tentang manfaat mandi
1. Selasa,22 1. Menganjurkan mempertahankan kontak S:
november
mata saat berbicara dengan orang orang lain
2022
Hasil: saat berbicara klien mampu
O: klien tampak
mempertahankan kontak mata dengan berbicara dengan
kontak mata bagus
perawat
A:masalah teratasi

P: intervensi
dihentikan

2. Selasa,22 1. mengidentifikasi kebersihan tubuh S:- klien


november mengatakan sudah
Hasil: klien mengatakan sudah mandi
2022 mandi
2. menyediakan peralatan mandi - klien mengatakan
akan menggunakan
Hasil: klien sudah diberikan sabun serta
fasilitas mandi yang
peralatan mandi diberikan
3. memfasilitasi menggosok gigi,sesuai O:- klien terlihat
kebutuhan rapi
- klien terlihat
Hasil: klien sudah diberikan fasilitas gosok bersih
gigi
A: masalah teratasi
P: intervensi
dipertahankan

R. CATATAN PERKEMBANGAN
Hari/ tgl Waktu Implementasi Evaluasi
Senin,21 SP1 S: - Klien mengatakan
november 2022 Orientasi senang telah melakukan
- Mengucapkan salam dan kegiatan
memperkenalkan diri - Klien mengatakan
Hasil:
akan kegiatan
Klien membalas salam dengan
selanjutnya yaitu
suara pelan
menata tempat tidur
- Membina hubungan saling
percaya dan menanyakan O:- klien menjawab
perasaan klien saat ini pertanyaan dengan baik
Hasil:
- Klien melakukan
Klien mengatakan biasa-biasa
kegiatan yang dilatih
saja
dengan baik
- Menyampaikan topik yang akan
A: SP 1 tercapai
dibicarakan
Hasil: P: lanjutkan SP 2
Topik yang dibahas yaitu
menanyakan aspek positif yang
dimiliki klien
- Kontrak tempat dan waktu
Hasil:
Klien mengatakan duduk di
ruang tengah
Tahap Kerja
- Mendiskusikan aspek positif
yang dimiliki klien
Hasil:
Klien mengatakan dia sudah
tidak bisa apa- karena sudah
didalam rsj
- Mendiskusikan kemampuan
positif yang dapat dilakukan
klien
Hasil:
Klien mengatakan kegiatan
yang masih dapat dilakukannya
adalah mengatur piring sehabis
dia makan
- Beri pujian atas kegiatan yang
dapat dilakukan pasien
Hasil:
Klien senang atas pujian
- Mendiskusikan dengan klien
kemampuan apa yang akan
dilakukan selanjutnya
Hasil:
Klien mengatakan akan
melakukan kegiatan melipat
baju
- Memberi contoh cara
pelaksanaan yang dipilih klien
Hasil:
Klien memperhatikan dengan
baik
Tahap Terminasi
- Melakukan evaluasi
Hasil:
Klien melakukan kegiatan
melipat baju
- Memberikan pujian positif
Hasil:
Klien terlihat senang atas pujian
- Menyepakati rencana Tindakan
selanjutnya
Hasil:
Klien memilih kegiatan menata
tempat tidur
- Menyepakati kontrak
selanjutnya

Selasa, 22 SP2 S: klien mengatakan senang


November 2022 Orientasi bertemu Kembali

- Mengucapkan salam dan BHSP


Hasil: O:- klien membalas salam
Klien membalas salam dan dengan baik
mengingat nama -Klien mampu melakukan
kegiatan yang dilatih
- Memperkenalkan diri dengan
sopan
Hasil: A: SP 1 tercapai
Klien ingat dengan saya
P: Intervensi dihentikan
- Menjelaskan tujuan pertemuan
Hasil:
Pertemuan yang akan dilakukan
yaitu kegiatan untuk melipata
baju
Tahap Kerja
- Mendiskusikan aspek positif
yang dimiliki klien
Hasil:
Klien mengatakan dia sudah
bisa melipat baju
- Beri pujian atas kegiatan yang
dapat dilakukan pasien
Hasil:
Klien senang atas pujian
- Mendiskusikan dengan klien
kemampuan apa yang akan
dilakukan selanjutnya
Hasil:
Klien mengatakan akan
melakukan kegiatan merapikan
tempat tidur
- Memberi contoh cara
pelaksanaan yang dipilih klien
Hasil:
Klien memperhatikan dengan
baik
- Melakukan evaluasi
Hasil:
Klien melakukan kegiatan
mengatur tempat tidur
- Memberikan pujian positif
Hasil:
Klien terlihat senang atas pujian
Tahap terminasi
- Menanyakan kepada klien
bagaimana perasaanya setelah
dilatih melipat baju dan
merapikan tempat tidur
Hasil:
Klien mengatakan senang
setelah dilatih melipat pakaian
dan merapikan pakaian

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan pada Pasien Tn. R.S dengan masalah konsep
diri:harga diri rendah yang dilakukan di ruangan Alabadiri RSJ PROF. DR. V. L.
Ratumbuysang Manado, Sulawesi Utara maka dapat disimpulkan :
1. Kesimpulan Pasien
1) Hasil Pengkajian pada Tn.R.S didapatkan data subyektif pasien mengatakan orang
tua/keluarganya sudah tidak sayang lagi padanya karena sudah tidak pernah
mengunjunginya ,klien mengatakan ingin menikah tapi belum bisa sampai sekarang
dan Data objektif yang didapatkan Klien tampak langsung mengurung diri setelah
makan.
2) Masalah keperawatan yang didapat dari hasil pengkajian Tn. R.S adalah masalah
konsep diri:harga diri rendah
3) Intervensi Keperawatan di masalah masalah konsep diri:harga diri rendah adalah
Promosi harga diri Terapuitik:Diskusikan pengalaman yang meningkatkan harga
diri,Edukasi:Anjurkan mengidentifikasi kekuatan yang dimiliki,Anjurkan
mempertahankan kontak mata saat berbicara dengan orang orang lain,Latih cara
berpikir dan cara berprilaku

B. Saran
1. Bagi Perawat
Perawat dalam memberikan asuhan keperawatann hendaknya mengkuti langkah-
langkah proses keperawatan sesuai dengan pelaksanaan tindakannya yang dilakukan
secara sistematis dan tertulis agar tindakan berhasil sesuai dengan yang diharapkan.
2. Bagi Pasien
Diharapkan pasien mampu melakukan SP Harga Diri Rendah yang telah diajarkan
oleh perawat disetiap jadwal yang telah dibuat bersama agar Harga Diri Rendah
Meningkat
3. Bagi Peneliti
Diharapkan hasil asuhan keperawatan jiwa ini dapat menjadi referensi lain serta
dapat menjadi acuan untuk dikembangkan kembali dalam asuhan keperawatan pada
pasien dengan masalah Konsep diri: Harga Diri Rendah

Anda mungkin juga menyukai