YESI DWI A - LP & Askep HDR - 202006045
YESI DWI A - LP & Askep HDR - 202006045
OLEH :
1
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan pendahuluan dan asuhan keperawatan pada An.B dengan kasus Harga
oleh dosen pembimbing Pendidikan Profesi NERS Stikes Karya Husada Kediri
Tahun 2020/2021
NIM : 202006045
Mahasiswa Pembimbing
2
DAFTAR ISI
..............................................................................................................................................
COVER .............................................................................................................................. 1
1. Konsep Harga Diri Rendah ......................................................................................... 4
1.1 Definisi Harga Diri Rendah ................................................................................ 4
2. ETIOLOGI .................................................................................................................. 4
3. KLASIFIKASI ............................................................................................................ 5
4. MANIFESTASI KLINIS ............................................................................................ 6
5. KOMPLIKASI ............................................................................................................ 7
6. POTOFISIOLOGI ...................................................................................................... 7
7. PATHWAY ................................................................................................................ 8
8. PENATALAKSANAAN ............................................................................................ 8
9. KONSEP ASKEP ..................................................................................................... 10
9.1 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan....................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 22
3
1. Konsep Harga Diri Rendah
2. ETIOLOGI
1. Faktor yang mempengaruhi harga diri
Meliputi penolakan orang tua, harapan orang tua tidak realistis,
kegagalan yang berulang, kurang mempunyai tanggung jawab personal,
ketergantungan pada orang lain dan ideal diri yang tidak realistis.
2. Faktor yang mempengaruhi peran.
Dimasyarakat umunya peran seseorang disesuai dengan jenis
kelaminnya. Misalnya seseorang wanita dianggap kurang mampu, kurang
mandiri, kurang obyektif dan rasional sedangkan pria dianggap kurang
4
sensitive, kurang hangat, kurang ekspresif dibandingkan wanita. Sesuai
dengan standar tersebut, jika wanita atau pria berperan tidak sesuai
lazimnya maka dapat menimbulkan konflik diri maupun hubungan sosial.
3. Faktor yang mempengaruhi identitas diri.
Meliputi ketidak percayaan, tekanan dari teman sebaya dan
perubahan struktur sosial. Orang tua yang selalu curiga pada anak akan
menyebabkan anak menjadi kurang percaya diri, ragu dalam mengambil
keputusan dan dihantui rasa bersalah ketika akan melakukan sesuatu.
Control orang yang berat pada anak remaja akan menimbulkan perasaan
benci kepada orang tua. Teman sebaya merupakan faktor lain yang
berpengaruh pada identitas. Remaja ingin diterima, dibutuhkan dan diakui
oleh kelompoknya,
4. Faktor biologis
Adanya kondisi sakit fisik yang dapat mempengaruhi kerja hormon
secara umum, yang dapat pula berdampak pada keseimbangan
neurotransmitter di otak, contoh kadar serotonin yang menurun dapat
mengakibatkan klien mengalami depresi dan pada pasien depresi
kecenderungan harga diri dikuasai oleh pikiran-pikiran negatif dan tidak
berdaya.
3. KLASIFIKASI
Menurut fitria (2009), harga diri rendah dibedakan menjadi dua, yaitu:
Pada klien yang dirawat dapat terjadi harga diri rendah, karena:
5
a) Privacy yang kurang diperhatikan, misalnya pemeriksaan fisik yang
sembarangan, pemasangat alat yang tidak sopan (pencukuran pubis,
pemasangan kateter, pemeriksaan perineal).
b) Harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai
karena dirawat/ sakit/ penyakit.
c) Perlakuan petugas kesehatan yang tidak menghargai. Misalnya
berbagai pemeriksaan dilakukan tanpa penjelasan, berbagai tindakan
tanpa persetujuan.
b. Harga diri rendah kronik adalah keadaan di mana individu mengalami
evaluasi diri yang negatif mengenai diri atau kemampuan dalam waktu yang
lama.
Harga diri rendah kronik merupakan perasaan negatif terhadap diri telah
berlangsung lama, yaitu sebelum sakit/ dirawat. Klien ini mempunyai cara
berfikir yang negatif. Kejadian sakit dan dirawat akan menambah persepsi
negatif terhadap dirinya. Kondisi ini mengakibatkan respons yang
maladaptif. Kondisi ini dapat ditemukan pada klien dengan gangguan fisik
yang kronis atau pada klien gangguan jiwa. Dalam tinjauan life span history
klien, penyebab Harga Diri Rendah adalah kegagalan tumbuh kembang,
misalnya sering disalahkan, kurang diharga, tidak dibei kesempatan, dan
tidak diterima dalam kelompok. (Yosep, 2007)
4. MANIFESTASI KLINIS
a. Mengejek dan mengkritik diri.
b. Merasa bersalah dan khawatir, menghukum atau menolak diri sendiri.
c. Mengalami gejala fisik, misal: tekanan darah tinggi, gangguan
penggunaan zat.
d. Menunda keputusan.
e. Sulit bergaul.
f. Menghindari kesenangan yang dapat memberi rasa puas.
g. Menarik diri dari realitas, cemas, panic, cemburu, curiga dan halusinasi.
6
h. Merusak diri: harga diri rendah menyokong klieb untuk mengakhiri
hidup.
i. Merusak atau melukai orang lain.
j. Perasaan tidak mampu.
k. Pandangan hidup yang pesimitis.
l. Tidak menerima pujian.
m. Penurunan produktivitas.
n. Penolakan tehadap kemampuan diri.
o. Kurang memperhatikan perawatan diri.
p. Berpakaian tidak rapi.
q. Berkurang selera makan.
r. Tidak berani menatap lawan bicara.
s. Lebih banyak menunduk.
t. Bicara lambat dengan nada suara lemah.
5. KOMPLIKASI
a Isolasi social
b Perilaku kekerasan
c Halusinasi pendengaran dan halusinasi penglihatan
d Waham
6. POTOFISIOLOGI
7
7. PATHWAY
8. PENATALAKSANAAN
a. Psikofarmako
i. Cloppromazine (CPZ)
Indikasi untuk sindrom psikologis yaitu berat dalam kemampuan
menilai realistis, kesadaran diri terganggu, waham, halusinasi,
gangguan perasaan dan perilaku aneh
Efek samping sedasi, gangguan otonomik dan endokrin
ii. Haloperidol (HPL)
Indikasi : berdaya berat dalam kemampuan menilai realistis dalam
fungsi netral serta fungsi kehidupan sehari-hari
Efek samping : sedasi, gangguan otonomik dan endokrin.
iii. Trihexypheridyl (THP)
Indikasi : Segala jenis penyakit parkinson, termasuk
pascaenchepalitis dan idiopatik
Efek samping : hpersensitive terhadap trihexyphenidyl, psinosis
berat, psikoneurosis, dan obstruksi saluran cerna
b. Psikoterapi
i. Terapi okupasi/ rehabilitasi
8
Terapi terarah bagi pasien, fisik maupun mental dengan
menggunakan aktivitas terpilih sebagai media. Aktivitas tersebut
berupa kegiatan yang direncanakan sesuai tujuan.
ii. Terapi psikososial
Rencana pengobatan skizofrenia harus ditujukan pada kemampuan
dan kekurangan pasien. Selain itu sebagai strategi penurunan stress
dan mengenal masalah dan perlibatan kembali pasien ke dalam
aktivitas.
iii. Psikoterapi
Psikoterapi dapat membantu penderita adalah psikoterapi suportif
dan individual atau kelompok serta bimbingan yang praktis dengan
maksud untuk
c. Manipulasi lingkungan
i. Bersikap menerima psien dan negatifismenya
ii. Melibatkan pasien dalam aktivitas kelompok dan aktivitas
di ruangan
iii. Memberi kesempatan pada pasien untuk mengerjakan tugas
dan tanggungjawabnya sendiri. Misalnya, menata tempat
tidur, membersihkan alat makan, dan minum obat.
iv. Memberikan umpan balik positif untuk tugas-tugas yang
dilakukan secara mandiri
9
9. KONSEP ASKEP
9.1 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Beberapa faktor yg harus dikaji adalah faktor predisposisi dan faktor
presipitasi (Stuart & Laraia, 2005)
a. Faktor predisposisi yg harus dikaji adalah penolakan orangtua, harapan
orangtua yg tidak realistis, kegagalan yag berulang kali, kurang
mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang lain
dan ideal diri tidak realistis. Sedangkan yg paling sering terjadi adalah
gangguang dalam mencapai tugas perkembangan sehingga individu
tidak dapat hubungan interpersonal yg sehat. Seperti kurangnya
perhatian dan stimulasi pada masa bayi, kurang komunikasi antara
orangtua dan anak, penganiayaan pada masa kanak-kanak.
b. Faktor presipitasi yg harus dikaji adalah ketegangan peran stres yg
berlebihan berhubungan dgn frustasi yg dialami individu dlm peran spt
konflik peran yg tidak jelas, menurunnya kestabilan keluarga,
terjadinya perpisahan dgn orangtua yg berarti (perceraian,kematian),
ansietas berat yg berkepanjangan dan tidak dapat diatasi(kegagalan
dlm berhubungan), malu pada saat berhubungan dgn orang lain. Secara
objektif dapat dilihat perilaku klien yg khas dan berhubungan dgn
harga diri rendah, keracunan identitas dan depersonalisasi. Perilaku
perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan terhadap
tindakan penyakit, rasa percaya kurang, merendahkan martabat diri
sendiri, rasa bersalah terhadap diri sendiri, mencederai diri sendiri
akibat harga diri rendah, sukar mengambil keputusan dan mempunyai
harapan yang suram.
c. Tanda dan gejala
Perasaan malu pada diri sendiri.
Rasa bersalah terhadap diri sendiri
Merendahkan martabat.
Gangguan hubungan sosial.
Percaya diri kurang..
10
Mencederai diri akibat harga diri rendah disertai dgn harapan
yg suram mungkin klien ingin mengakhiri kehidupan.
Mudah tersinggung atau marah yang berlebihan.
d. Mekanisme koping pada gangguan konsep diri, mekanisme koping
dapat dibagi 2 yaitu koping jangka pendek dan koping jangka panjang
(Stuart & Laraia, 2005):
Koping jangka pendek (Suliswati,2005) membagi menjadi 4
kategori, yaitu: aktivitas yg memeberi pelarian sementara dari
krisis (pemakaian obat), aktivitas yg memebri kehidupan
(memenuhi kebutuhan hidup dgn kerja), aktivitas yg memberi
kesempatan mengganti identitas sementara (memiliki
kelompok tertentu/pengikut kelompok tertentu), aktivitas yg
memberikan kekuatan/dukungan sementara terhadap konsep
diri (aktivitas yg kompetisi, kontes, prestasi,akademik)
Koping jangka panjang adalah penutupan identitas prematur yg
diinginkan oleh orang yg penting bagi individu tanpa
memperhatikan keinginan aspirasi dan potensi dari individu
tersebut dan identitas negatif dgn mengasumsi identitas yg
tidak wajar untuj dapat diterima oleh nilai dan harapan
masyarakat.
e. Sumber koping merupakan suatu evauasi terhadap pilhan koping dan
strategi seseorang. Individu dapat mengatasi stres dan ansietas dgn
menggunakan sumber koping yg ada di lingkungannya. Sumber
koping tersebut dujadikan sebagai modal untuk menyelesaikan
masalah. Dukungan sosial dan keyakinan budaya dapat membantu
sesorang mengintegrasikan pengalaman yg menimbulkan stress dan
mengadopsi strategi koping yg efektif.
11
c. Ekspresi rasa malu
d. Mengevaluasi diri sebagai individu yang tidak mampu untuk
menghadapi berbagai peristiwa.
e. Menolak umpan balik yang positif dan melebih-
lebihkan umpan balik yang negatif tentang dirinya.
f. Ragu-ragu untuk mencoba hal-hal yang baru
g. Hipersensitif terhadap kritik,
mudah tersinggung dengan pembicaraan orang lain.
2. Diagnosa keperawatan
1. Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah
Tujuan umum : klien memilih konsep diri yang positif
12
yang dimiliki kemampuan yang dimiliki buat daftar tentang : aspek positif
klien, aspek positif keluarga, klien, keluarga, lingkungan,
aspek positif lingkungan kemampuan yang dimiliki klien.
klien. Beri pujian yang realistis,
hindarkan memberi penilaian
negatif
3. Klien dapat Klien menyebutkan Diskusikan dengan klien
menilai kemampuan yang dapat kemampuan yang dapat
kemampuan dilaksanakan. dilaksanakan, diskusikan
yang dimiliki kemampuan yang dapat dilanjutkan
untuk pelaksanaannya.
dilaksanakan
4. Klien dapat Klien membuat rencana Rencanakan bersama klien
merencanakan kegiatan harian. aktivitas yang dapat dilakukan
kegiatan sesuai setiap hari sesuai kemampuan
dengan klien, meliputi : kegiatan mandiri,
kemampuan kegiatan dengan bantuan keluarga,
yang dimiliki tingkatkan kegiatan sesuai kondisi
klien, beri contoh cara pelaksanaan
kegiatan yang dapat klien lakukan.
13
sistem keluarga klien dengan harga diri rendah,
pendukung yang bantu keluarga memberikan
ada dukungan selama klien di rawat,
bantu keluarga menyiapkan
lingkungan di rumah.
14
berdampingan f. Tunjukkan sikap empati dan
dengan perawat, menerima klien apa adanya.
mau menguraikan g. Beri perhatian kepada klien
masalah yang dan perhatikan kebutuhan
dihadapi dasar klien
TUK 2 Klien dapat Diskusikan kemampuan dan
Klien dapat mengidentifikasi aspek positif yang dimiliki klien
mengidentifikasi kemampuan dan Setiap bertemu klien hindarkan
kemampuan dan aspek positif dari memberi nilai yang negatif
aspek positif yang yang dimiliki. Utamakan memberi pujian yang
dimiliki a. Kemampuan realistis
yang dimiliki
klien
b. Aspek positif
keluarga
c. Aspek positif
lingkungan yang
dimiliki
15
menetapkan dan yang akan di rumah sakit
merencanakan dilatih Bantu klien melakukan jika perlu
kegiatan sesuai Klien mencoba beri contoh
dengan sesuai jadwal Beri pujian atas keberhasilan
kemampuan yang harian klien
dimiliki Diskusikan jadwal kegiatan harian
atas kegiatan yang di latih
TUK 5 Klien Beri kesempatan pada klien untuk
Klien dapat melakukan mencoba kegiatan yang telah
melakukan kegiatan yang direncanakan
kegiatan sesuai telah dilatih Beri pujian atas keberhasilan
kondisi sakit dan (mandiri atau klien
kemampuannya dengan bantuan) Diskusikan kemungkinan
Klien mampu pelaksanaan dirumah
melakukan
beberapa
kegiatan secara
mandiri
TUK 6 Keluarga Beri pendidikan kesehatan pada
Klien dapat memberi keluarga tantang cara merawat
memenfaatkan dukungan dan klien dengan harga diri rendah
sistem pendukung pujian Bantu keluarga memberikan
yang ada Keluarga dukungan selama sakit
memahami Bantu keluarga menyiapkan
jadual kegiatan lingkungan dirumah
harian klien Jelaskan cara pelaksanaan jadual
kegiatan klien dirumah
Anjurkan memberi pujian pada
klien setiap berhasil
16
3. Resiko perubahan persepsi sensori: Halusnasi berhubungan dengan
menarik diri.
Halusinasi merupakan gangguan atau perubahan persepsi dimana
klien mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. Suatu
penerapan panca indra tanpa ada rangsangan dari luar. Suatu
penghayatan yang dialami suatu persepsi melalui panca indra tanpa
stimulus eksteren: persepsi palsu (Maramis, 2005).
Halusinasi adalah kesan, respon dan pengalaman sensori yang
salah (Stuart, 2007).
Tujuan umum : Klien dapat berinteraksi dengan orang lain supaya tidak
terjadi halusinasi
17
nyebab yang muncul.
Berikan pujian terhadap
kemampuan klien
mengungkapkan
perasaannya
3. Klien dapat Klien dapat Kaji pengetahuan klien
menyebutkan menyebutkan manfaat tentang manfaat dan
keuntungan dan keuntungan keuntungan berhubungan
berhubungan dengan berhubungan dengan sosial dengan orang lain
orang lain. orang lain. dan kerugian bila yidak
berhubungan dengan
orang lain.
Beri kesempatan kepada
klien untuk mengung-
kapkan perasaan tentang
keuntu-ngan berhubungan
sosial dengan orang lain.
Diskusikan dengan klien
tentang manfaat
berhubungan so-sial
dengan orang lain.
Beri reinforcement positif
terhadap kemampuan
klien mengungkapkan
kemampuan berhubungan
dengan orang lain
Kaji pengetahuan pasien
tentang kerugian bila
tidak berhubungan denga
n orang lain.
Beri kesempatan kepada
klien untuk mengung-
18
kapkan perasaan tentang
kerugian bila tidak
berhubungan dengan
orang lain.
Diskusikan dengan klien
tentang kerugian bila tidak
berhubungan dengan
orang lain.
Beri reinforcement positif
terhadap kemampuan
klien mengungkapkan
kemampuan berhubungan
dengan orang lain.
Bunuh diri adalah sebagai sebuah perilaku pemusnahan secara sadar yang
ditujukan pada diri sendiri oleh seorang individu yang memandang bunuh diri
sebagai solusi terbaik dari sebuah isu (Schneidman). Dia mendeskripsikan bahwa
keadaan mental individu yang cenderung melakukan bunuh diri telah mengalami
rasa sakit psikologis dan perasaan frustasi yang bertahan lama sehingga individu
melihat bunuh diri sebagai satu-satunya penyelesaian untuk masalah yang
dihadapi yang bisa menghentikan rasa sakit yang dirasakan (dalam Maris dkk.,
2000).
Tujuan jangka pendek : klien akan mencari bantuan perawat bila ada
perasaan ingin mencederai diri.
19
hindari kesan pengamatan dan jika dibutuhkan untuk
kecurigaan pada klien memastikan keamanan klien
7. Batasi orang dalam ruangan klien dan Stimulus untuk bunuh diri bisa
perlu adanya penurunan stimuli. timbul ketika klien melihat
keramaian.
20
adekuat
21
DAFTAR PUSTAKA
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
DOKUMENTASI
39