Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH TREND DAN ISSUE GANGGUAN PERSEPSI SENSORI

Diajukan untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Medical Bedah III

Dosen : Dede Nur Aziz Muslim

Disususn Oleh :

Anita Sevia Fadilah 201FK03086

Anjelina Putri Wijaya 201FK03087

Dikatia Lestari 203FK03103

Kelompok H (3)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA BANDUNG

2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Trend dan Issue Persepsi Sensori” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
pada mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah III. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangunkan akan kami
nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Bandung, 26 Juni 2022

Penulis,

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................2

DAFTAR ISI........................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................4

A. Latar Belakang...........................................................................................4
B. Rumusan Masalah.....................................................................................5
C. Tujuan........................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................6

A. Definisi implan koklea..............................................................................6


B. Fungsi Implan Koklea...............................................................................7
C. Komponen Implan Koklea........................................................................7
D. Cara Kerja Implan Koklea.........................................................................8
E. Proses Pemasangan dan Pasca Operasi.....................................................9
F. Kerugian dan kelebihan Implan Koklea....................................................11
G. Perbedaan Implan Koklea Dan Alat Bantu Dengar...................................12

BAB III PENUTUP.............................................................................................13

A. Kesimpulan................................................................................................13
B. Saran..........................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................15

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Gangguan fungsi pendengaran merupakan salah satu masalah
kesehatan masyarakat yang dapat menimbulkan keadaan ketergantungan
dari anggota masyarakat yang terkena terhadap kelompok masyarakat
yang sehat. Salah satu bentuk gangguan tersebut adalah tuli saraf
(sensorineural hearing loss) atau tuna rungu (bisu tuli). Menurut survey
Departemen Kesehatan tahun 1994 - 1996 ditemukan 1 orang tuna rungu
dalam 1000 orang penduduk. Untuk orang dewasa dan anak-anak yang
mengalami tuli saraf dari tingkat ringan sampai tingkat sedang dapat
dibantu dengan alat bantu dengar.
Alat bantu dengar adalah suatu intrumen dimana suara baik wicara
maupun suara lingkungan, diterima oleh mikrofon, kemudian dikonversi
kembali menjadi sinyal akustik. Ada beberapa alat bantu yang tersedia
untuk kehilangan pendengaran sensorineural yang dapat mendepresi
frekuensi tinggi. suatu panduan yang sangat berguna namun tidak terlalu
kritis adalah adalah bahwa alat bantu dengar akan sangat membantu bagi
pasien kehilangan pendengaran lebih 30n Db dengan kisaran 500 sampai
2000 Hz ditelinga dan pendengarannya lebih baik. Berbagai jenis alat
bantu dengar tersedia dengan teknologi terkini dan alat bantu tersebut
harus disesuaikan dengan kebutuhan pasien (mis. Jenis kehilangan
pendengaran, tangan yang lebih dominan;daripada merek dagangnnya.
Diperkirakan dari 98 %dari semua alat bantu dengar yang tersedia
dipasaran sekarang dapat berupa Implan koklea (CI) adalah alat elektronik
yang dimasukkan melalui pembedahan bagi memberikan deria bunyi
kepada seseorang yang pekak atau pendengaran terjejas teruk. Implan
koklea sering digelar bionik telinga, alat belakang telinga (BTE, Bihind
the ear), didalam telinga (ITE in the ear), atau di dalam kanalis(in the
canal).Implan Koklea merupakan terobosan besar di bidang kedokteran.
Implan Koklea merupakan alat prostetik dengan komponen internal yang

4
dipasang lewat pembedahan dan komponen eksternal yang memerlukan
penyesuaian dan pemrograman.
B. Rumusan Masalah
a. Apa definisi implan koklea ?
b. Apa fungsi implant koklea ?
c. Apa komponen implan koklea ?
d. Bagaimana cara kerja implan koklea ?
e. Bagaimana proses pemasangan implan koklea ?
f. Apa kelebihan dan kerugian implan koklea ?
g. Apa perbedaan implan koklea dengan alat bantu ?
C. Tujuan
1. Tujuan umum
a. Mahasiswa mampu mengetahui trend dan issue sensori persepsi
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa mampu mengetahui defisisi implan koklea
b. Mahasiswa mampu mengetahui fungsi implan koklea
c. Mahasiswa mampu mengetahui komponen implan koklea
d. Mahasiswa mampu mengetahui cara kerja implan koklea
e. Mahasiswa mampu mengetahui proses pemasangan implan
koklea
f. Mahasiswa mampu mengetahui kelebihan dan kerugian implan
koklea
g. Mahasiswa mampu mengetahui perbedaan implan koklea dengan
alat bantu

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Implan Koklea


Implan koklea merupakan alat yang menggantikan fungsi rumah
siput (koklea), yaitu bagian dari organ pendengaran manusia. Dalam
koklea manusia normal, terdapat cairan untuk meneruskan stimulus berupa
suara yang ditangkap telinga, serta serabut-serabut saraf untuk menangkap
stimulus tersebut. Implant ini menukarkan gelombang bunyi akustik ke
dalam arus elektrik yang lemah, yang kemudian dihantarkan ke kawasan
terdekat saraf auditori dalam koklea, atau telinga. Selanjutnnya dirangsang
oleh arus saraf kemudian menyampaikan impuls ke otak, di mana mereka
ditafsirkan sebagai bunyi. Implant ini biasanya digunakan pada orang yang
menderita tuli berat atau sangat berat. Cochlear Implant tidak sama dengan
hearing aid biasa karena alat ini ditanamkan dengan pembedahan.
Cochlear Implant tidak memperkuat suara, akan tetapi bekerja secara
langsung merangsang fungsi nervus auditorius didalam koklea
menggunakan medan listrik.
Implan Koklear Adalah prosthesis auditorius yang digunakan
orang dengan kehilangan pendengaran sensorineural berat bilateral yang
tak terbantu oleh alat bantu dengar konvensional. Kehilangan pendengaran
bisa karena kongenital atau didapat. Implan ini merupakan alat telinga
dalam yang dapat membantu seseorang mendeteksi media yang
berlingkungan suara keras dan mungkin percakapan tertentu, tidak
mengembalikan pendengaran normal. Kandidat yang sesuai untuk implant
koklear, yang berumur paling tidak 2 tahun, dipilih setelah penyaringan
yang cermat dengan riwayat otologia, pemeriksaan fisik, penguji
audiologik,dan uji radiologic dan fisiologik. Kriteria umum untuk memilih
seorang dewasa yang mungkin terbantu dengan implant koklear adalah
sebagai berikut :
a. Kehilangan pendengaran sensorineural berat pada kedua telinga

6
b. Ketidakmampuan mendengar dan memahami pembicaraan melalui alat
dengar biasa
c. Ketulian setelah belajar wicara oral dan bahasa (ketulian
postlinguistik)
d. Tak ada kontraindikasi terhadap implan koklear atau anastensi umum
e. Indikasi bahwa kemampuan mendengar akan dapat memperbaiki
kehidupan pasien.
Pembedahannya meliputi penanaman penerima kecil di tulang
temporal, melalui insisi postaurikuler,dan meletakan elektroda ke dalam
telinga tengah. Mikrofon dan transmitter dikenakan sebagai unit ekternal,
yang diukur untuk pengepasan sesudah operasi. Pasien sebaiknnya
kemudian menjalani rehabilitasi koklear dengan tim multidisiplin, yang
melibatkan seorang ahli audiologi dan patologi wicara, dan mungkin
memerlukan beberapa minggu sampai bulan untuk belajar dengan baik
menginterpretasikan suara yang didengar. Misalnya, pasien akan belajar
membedakan antara suara yang ditimbulkan oleh bel pintu dan yang
ditimbulkan oleh telepon. Ada bervariasi yang luas mengenai keberhasilan
implant koklear dan berbagai kontroversi mengenai kegunaannnya,
khususnnya dalam komunitas orang tuli.

B. Fungsi Implan Koklea


Koklea implan mempunyai beberapa fungsi yang dapat membantu
klien yang mempunyai masalah pendengaran atau pekak. Ia juga sebuah
alat elektronik kecil yang dapat membantu mereka yang kurang
mendengar dan ia juga dikenali sebagai telinga bionik. Koklea implan ini
dibagikan kepada beberapa komponen seperti mikrofon,pemancar,
penerima, prosessor, elektrode, dan perangsang isyarat. Koklea implan ini
bekerja secara langsung dalam merangsang fungsi saraf auditorius didalam
koklea menggunakan medan elektrik.

C. Komponen Implan Koklea

7
Pembedahan implan ini akan dilakukan di bawah kulit belakang
telinga. Bagian-bagian alat pembedahan termasuk :
1. Bagian dalam
Termasuk penerima dan elektrod. Penerima terletak di bawah kulit
belakang telinga. Penerima mengambil isyarat elektrik yang berkod
dari pemancar dan menyampaikan mereka ke array elektrod yang telah
dimasukkan melalui pemedahan ke dalam koklea. Elektrod
merangsang gentian saraf auditori, dan sensasi bunyi diterima.
2. Bagian luar
a. Mikrofon
Pemproses ucapan yang berfungsi untuk menapis ucapan yang
didengar dan menghantar bunyi elektrik dengan memberikan
isyarat melalui kabel yang nipis kepada pemancar.
b. Pemancar
Merupakan satu lapisan magnetik yang diletakkan di belakang
telinga luar, dan memancarkan isyarat-isyarat bunyi yang telah
diproses oleh induksi elektromagnetik komponen lain dari implan
koklea terdiri :
a) Sebuah mikrofon yang menangkap suara dari lingkungan.
b) Sebuah speech processor yang memfilter suara secara selektif
untuk memprioritaskan kata-kata dan mengirimkan sinyal suara
listrik melalui kabel tipis ke pemancar.
c) Sebuah pemancar atau transmitter, yang dipegang oleh
sebuah magnet dan ditempatkan di belakang telinga luar.
Transmitter ini akan mengirimkan sinyal-sinyal suara yang
diproses untuk perangkat internal oleh induksi elektromagnetik.
d) Sebuah receiver (penerima) dan stimulator ditanamkan pada
tulang di bawah kulit, yang mengubah sinyal menjadi impuls
listrik dan mengirimkannya melalui kabel internal ke elektroda.

D. Cara Kerja Implan Koklea

8
1. Pertama sekali, mikrofon akan dipasang di belakang cuping telinga.
Bunyi kemudian akan dihantar oleh mikrofon akan diproses untuk
mengaktifkan elektrod. Ia menggunakan konsep FFT untuk
dibahagikan kepada beberapa frekuensi yang berlainan.
2. Kemudian, bunyi yang telah diproses akan dihantar menggunakan
radio frekuensi ke dalam bahagian dalaman implan. Radio frekuensi
ini digunakan supaya tiada hubungan fizikal yang terlibat yang mana
boleh memberi sebarang jangkitan serta penyakit kepada bahagian
dalaman telinga. Pemancar ini dilekatkan kepada penerima
menggunakan magnet yang ditekapkan di kulit pesakit.
3. Selepas itu, komponen penerima akan menerima arahan daripada
prosesor percakapan yang menyaring bunyi terutamanya bunyi yang
dapat didengar menggunakan magnet. Isyarat yang dihasilkan oleh
prosesor ucapan dihantar kepada penerima dalaman,yang mana
diambil oleh isyarat radio frekuensi dan dihantar bersama-sama
elektrod dalam koklea. Penerima merupakan komputer yang boleh
menukarkan bunyi yang telah diproses serta mengawal arus elektrik
untuk dihantar kepada elektrod didalam koklea.
4. Eloktrod koklea diperbuat daripada sejenis platinum serta bahan yang
mempunyai penebat yang tinggi. Ia menyambung alat dalaman
penerima dan dimasukkan jauh ke dalam koklea. Kemudian isyarat-
isyarat elektrik dihalakan kepada elektrod, seterusnya medan elektrik
akan dijana dan merangsang gentian saraf auditori. Dari gentian saraf
auditori,isyarat yang diterima akan dihantar terus kepada otak untuk
diproses. Akhirnya, bunyi yang dihasilkan dapat didengar oleh
pengguna.

E. Proses Pemasangan dan Pasca Operasi


1. Proses seleksi dan evaluasi kandidat.
Dilakukan pemeriksaan gangguan pendengaran seperti BERA,
Otoakustik Emisi, Timpanometri, Audiometri. Dilanjutkan dengan
Auditory-Verbal Therapy (AVT) dengan memakai ABD untuk melatih

9
kandidat berbicara dengan fokus pendengaran selama + 2 bulan.
Setelah ABD diyakini tidak memberi manfaat, maka direncanakan
untuk dilakukan operasi.

2. Tindakan operasi dilakukan setelah pemeriksaan laboratorium, CT


Scan dan atau MRI, konsultasi dokter Spesialis Anak, dokter Spesialis
Anestesi dan psikologi.
Operasi pemasangan Cochlear Implant harus dilaksanakan di
rumah sakit. Operasi dilaksanakan dengan pembiusan total dengan
tahap-tahap mastoidektomi, timpanostomi posterior, membuat tatakan
(pad), kokhleostomi dan memasukkan electrode ke kokhlea. Perangkat
pembedahan ditanamkan di bawah anestesi umum, dan operasi
biasanya mengambil dari 1 ½ sampai 5 jam. Pertama area kecil dari
kulit kepala tepat di belakang telinga adalah dicukur dan dibersihkan.
Kemudian insisi kecil dibuat di kulit tepat di belakang telinga dan ahli
bedah akan mengebor tulang mastoid dan telinga dalam di mana array
elektroda dimasukkan ke koklea.
Biasanya pasien pulang hari yang sama atau sehari setelah operasi,
meskipun beberapa penerima implan koklea tinggal di rumah sakit
selama 1 hingga 2 hari,pasien dianggap rawat jalan.Seperti halnya
dengan setiap prosedur medis, operasi melibatkan sejumlah resiko,
dalam kasus ini, termasuk resiko infeksi kulit, onset tinnitus,
kerusakan pada sistem vestibular, dan kerusakan pada saraf wajah
yang dapat menyebabkan kelemahan otot, gangguan sensasi wajah,
atau, dalam kasus-kasus terburuk, terjadi kelumpuhan pada otot
wajah. Ada juga resiko kegagalan komponen implan, biasanya di
mana luka sayatan tidak benar-benar sembuh. Hal ini terjadi pada 2%
kasus dan komponen harus dikeluarkan. Operasi juga dapat merusak
pendengaran residu pasien mungkin telah tertanam di telinga; sebagai
akibatnya, beberapa dokter menyarankan implantasi telinga tunggal,
menyelamatkan telinga lain dalam kasus perawatan biologis akan
tersedia di masa mendatang.

10
3. Proses rehabilitas
Proses rehabilitasi dilakukan dengan menyalakan elektroda / switch on
( pada minggu ke 2 - 3 pasca operasi) dan pemetaan / mapping,
selanjutnya diteruskan dengan AVT untuk latihan bicara yang
berfokus pada kemampuan mendengar.

F. Kerugian dan Kelebihan Implan Koklea


1. Kerugian
Beberapa efek implantasi yang ireversibel misalnya komponen dari
implan dapat merusak system saraf yang ada di dalam koklea dan
akhirnya menyebabkan kehilangan pendengaran secara total pada
kandidat. Sementara baru-baru ini diusahakan perbaikan teknologi,
dan teknik penanaman untuk meminimalkan kerusakan seperti itu
namun resiko dan tingkat kerusakan masih bervariasi.
Selain itu, saat perangkat penerima dapat membantu lebih baik
mendengar dan mengerti suara di lingkungan mereka, itu tidak
sebagus kualitas suara yang diproses oleh koklea alami. Masalah
utama adalah dengan usia penerima. Sementara implan koklea
mengembalikan kemampuan fisik untuk mendengar, ini tidak berarti
otak dapat belajar untuk memproses dan membedakan pidato jika
penerima melewati periode kritis remaja. Akibatnya, mereka yang
lahir tuli yang menerima implan sebagai orang dewasa hanya dapat
membedakan perbedaan antara suara sederhana, seperti telepon,
dering bel pintu, sementara yang lain yang menerima implant pada
tahap tuli yang awal mengerti dengan jelas dan dapat
berbicara.Tingkat keberhasilan tergantung pada berbagai faktor, yang
paling penting adalah usia penerima, tetapi juga harus dilakukan
dengan teknologi yang digunakan dan kondisi penerima koklea.
Banyak pengguna, audiologists, dan ahli bedah juga melaporkan
bahwa bila ada infeksi telinga yang menyebabkan cairan di telinga
tengah, hal itu dapat mempengaruhi koklea implan, sehingga untuk
sementara berkurang pendengaran.

11
2. Kelebihan
a. Keberadaannya tidak tampak dari luar
b. Membuat kanal telinga terbuka
c. Mengurangi distorsi pengeras suara

G. Perbedaan Implan Koklea dan Alat Bantu Dengar

IMPLAN KOKLEA ABD (ALAT BANTU


DENGAR)
Semua karakter dapat di mengerti Hanya beberapa karakter
Kode sinyal kemungkinan tidak kode sinyal terbatas
terbatas
Membutuhkan operasi Tidak ada operasi
Perlu 3 baterai atau lebih Hanya 1 baterai
Baterai : 1-3 hari Baterai : 1-2 minggu
Keberhasilan tergantung individu Keberhasilan turut tergantung
individu
Bisa di cas berulang kali Tidak dapat di cas

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Implan Koklea merupakan terobosan besar di bidang kedokteran.
Penelitian tentang Implan Koklea telah dilakukan sejak awal tahun 1950
dan diakui oleh FDA (Food and Drug Administration) pada pertengahan
1980-an. Implan Koklea merupakan alat prostetik dengan komponen
internal yang dipasang lewat pembedahan dan komponen eksternal yang
memerlukan penyesuaian dan pemograman
Untuk menentukan apakah seseorang dapat menjadi kandidat
Koklea, memerlukan pemeriksaan dan berbagai tes oleh dokter spesialis
telinga, hidung, tenggorokan-kepala leher.
Prosedur pemasangan Implan Koklea diawali dengan melakukan
tindakan bedah untuk memasang komponen internal. Dengan hanya
memasang komponen internal, maka pasien masih belum bisa mendengar.
Setelah luka bekas operasi sembuh dan bengkaknya hilang (sekitar 3-6
minggu) dapat dilanjutkan dengan pemasangan transmitter eksternal dan
prossesor suara. Sehingga pasien dapat mulai mendengar suara layaknya
normal. Pasien dengan Implan Koklea memerlukan rehabilitasi khusus
untuk menyesuaikan dengan pendengaran barunya. Program rehabilitasi
terfokus pada belajar mendengarkan dan menyediakan lingkungan auditif,
sehingga memaksimalkan potensi kinerja pasien dengan Implan Koklea.
Walau bagaimanapun Implan Koklea masih terdapat kerugian dan
kelebihannya tersendiri berbanding alat bantu dengar yang biasa. Aspek-
aspek seperti individu yang siap dengan konsekuensi dari efek samping

13
pemasangan implan dan keluarga yang cukup mendukung sangat
menentukan keberhasilan fungsi dari implan itu sendiri.
B. Saran
Diharapkan agar kegiatan terapi aktivitas kelompok stimulasi
sensori sesi 1: mendengarkan musik bisa terus terlaksana untuk
mendapatkan hasil yang lebih efektif dalam mengontrol gangguan persepsi
sensori yang terjadi pada pasien skizofrenia dan dapat digunakan sebagai
bahan evaluasi dalam meningkatkan mutu pelayanan keperawatan pada
pasien skizofrenia dengan gangguan persepsi sensori.

14
DAFTAR PUSTAKA

Adams, George L.dkk.1997.Boies:Buku Ajar Penyakit THT.Ed 6:


Jakarta.EGC
Brunner & Suddarth. 2002.Keperawatan Medikal Bedah vol 3 Ed 8:
Jakarta. EGC
Engineering Design of Cochlear Implants. In Zeng FG, Popper AN, Fay
RR, CochleaImplants: Auditory Prostheses and Electric Hearing. New
York : Springer 2001. hal. 14-52
Greenberg S, Ainsworth WA , Popper AN, Fay RR, eds, Speech
Processing in the Auditory System, New York : Springer 2001, hal 422-
462.

15

Anda mungkin juga menyukai