Anda di halaman 1dari 12

Mini profosal blok sistem Indra

PENGARUH PENGGUNAAN GADJET TERHADAP FUNGSI


PENDENGARAN MAHASISWA
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik Mata Kuliah
Dosen Pengampu : Ibu Ida Rosdiana, M.Kep., Ns.Sp.Kep.M.B (IR)

Untuk memenuhi
Tugas Studi Diploma IV Jurusan Keperawatan
Disusun oleh:
Bella insan pertiwi
NIM : P20620521029
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PRODI
DIV KEPERAWATAN TASIKMALAYA
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk masyarakat.

Mini profos ilmiah ini telah di susun dengan maksimal dan untukitu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan mini profosalini.

Terlepas dari semua itu, kami meyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan
tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki mini profosal ini.

Akhir kata kami berharap semoga bermanfaat untuk masyarakat ini dapat
memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
.................................................................................................................i DAFTAR
ISI..............................................................................................................................ii BAB
I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN .....................................................................................................................1
A. Latar Belakang ................................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................1
C. Tujuan Penelitian ............................................................................................................1
D. Sistematika Penulisan .....................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................3
LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA
...............................................................3
A. Landasan Teori................................................................................................................3
B. Tinjauan Pustaka.............................................................................................................6
BAB III ......................................................................................................................................9
METODE PENELITIAN...........................................................................................................9
A. Desain Penelitian ............................................................................................................9
B. Definisi Operasional Variabel ......................................................................................... 9
C. Populasi dan Sampel.......................................................................................................9
D. Instrumen Penelitian .......................................................................................................9
E. Teknik Pengumpulan Data............................................................................................10
F. Teknik Analisis Data ..................................................................................................... 10
DAFTAR
PUSTAKA...............................................................................................................12
ii

A. LatarBelakang
BAB I PENDAHULUAN
Headphone adalah perangkat yang dapat mengubah energi listrik menjadi gelombang suara.
Headphone biasanya digunakan untuk berkomunikasi atau mendengarkan musik pada
perangkat seperti smartphone dan komputer. Menggunakan headphone untuk mendengarkan
musik sangat populer di kalangan pelajar. Kebiasaan ini dapat menyebabkan gangguan
pendengaran. Volume suara musik yang dapat didengar dengan headphone lebih besar
dibandingkan tanpa headphone dengan volume yang sama karena jarak ke sumber suara lebih
kecil.
Gangguan pendengaran yang disebabkan oleh kebisingan adalah gangguan pendengaran yang
disebabkan oleh paparan suara keras dalam jangka waktu lama. Paparan konstan terhadap
kebisingan membawa risiko gangguan pendengaran. Kebisingan juga dapat terjadi seiring
waktu saat mendengarkan musik melalui headphone dan sejenisnya.
Kebisingan yang sangat kuat di atas 90 dB dapat menyebabkan gangguan fisik pada organ
pendengaran. Gangguan pendengaran akibat kebisingan dipengaruhi oleh beberapa faktor,
seperti intensitas kebisingan, lama paparan, usia, jenis kelamin, area kerja dan penggunaan
alat pelindung diri. Ambang pendengaran 85 dB dianggap gangguan pendengaran jika durasi
paparan kebisingan melebihi 8 jam per hari. Headphone dapat menghasilkan volume hingga
110 dB. Fungsi pendengaran juga dapat rusak jika terpapar kebisingan dengan intensitas 110
dB selama lebih dari 1 jam sehari.
Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh
Penggunaan Headset/Earphone Terhadap Fungsi Pendengaran Pada Mahasiswa”.
B. RumusanMasalah
Melalui uraian latar belakang yang telah penulis paparkan, rumusan masalah dalam penelian
ini ialah bagaimana pengaruh penggunaan headset/earphone terhadap fungsi pendengaran
pada mahasiswa.
C. Tujuan Penelitian
Dengan perumusan masalah yang telah penulis paparkan, maka tujuan dari penelitian ini
ialah menganalisis pengaruh penggunaan headset/earphone terhadap fungsi pendengaran pada
mahasiswa.
1

D. Sistematika Penulisan
1. BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, dan sistematika penulisan.
2. BAB II : TELAAH PUSTAKA DAN HIPOTESIS
Bab ini menjelaskan tentang landasan teori yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan
kemudian dilanjutkan dengan penelitian sebelumnya dan kerangka teori.
3. BAB III : METODE PENELITIAN
Bab ini berisi tentang desain penelitian, definisi operasional variabel, populasi dan sampel,
instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.
2
BAB II
LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA
A. LandasanTeori
1. Telinga
a. Definisi
Telinga adalah salah satu dari lima indera manusia. Telinga dapat menerima gelombang suara
atau gelombang udara, yang kemudian diubah menjadi impuls listrik dan dikirim ke otak
melalui syaraf pendengaran. Selain telinga sebagai alat bantu dengar, telinga bagian dalam
juga berperan sebagai organ keseimbangan atau vestibular.
Indera pendengaran merupakan alat penting bagi manusia untuk berinteraksi dengan
lingkungannya. Penderita gangguan pendengaran dan pendengaran sangat mengganggu
aktivitas sehari-hari, sehingga sangat mempengaruhi kualitas hidup seseorang. Oleh karena
itu, pendengaran yang sehat sangatlah penting.
Penyakit telinga dapat terjadi kapan saja dan di mana saja, serta gangguan pendengaran dan
pendengaran, yang dapat bersifat bawaan atau didapat. Penyakit telinga bisa bermacam-
macam penyebabnya, seperti: B. Proses penuaan, faktor keturunan atau genetik, penyakit
infeksi, cedera kepala akibat paparan suara berfrekuensi tinggi di atas 20.000 Hz (kerusakan)
dalam jangka waktu yang lama.
b. Anatomi dan Fisiologi Telinga
1) Anatomi :
a) Telinga luar
Telinga luar adalah bagian telinga yang terletak di sisi timpani dan
terdiri dari timpani, membran akustik eksternal, dan membran timpani. Saluran pendengaran
eksternal adalah tabung berbentuk S, struktur yang memanjang dari pangkal telinga ke
gendang telinga, yang panjangnya sekitar 2,5 cm. Kelenjar serumen menghasilkan bahan lilin
berwarna coklat yang dihasilkan dari pelepasan lapisan epidermis, bahan sebum, dan pigmen
yang disebut serumen atau kotoran telinga.
Timpanum berbentuk kerucut, puncaknya adalah umbo, pangkal timpani berbentuk oval.
Membran timpani terbagi menjadi dua bagian
3

yaitu pars tensa yang terdiri dari tiga lapisan yaitu lamina propria, lapisan fibrosa dan
mukosa. Pars flacida terdiri dari dua lapisan, yaitu lapisan skuamosa dan lapisan mukosa.
b) Telinga tengah
Ruang telinga tengah atau rongga timpani merupakan ruang yang
tertutup oleh selaput lendir. Struktur telinga tengah terdiri dari tiga tulang pendengaran, yaitu
malleus, incus dan ossicles, yang dihubungkan bersama untuk membentuk persendian. Long
process malleus melekat pada membran timpani, reaksi melekat pada inkus, dan landasan
melekat pada ligamen.
Ada dua otot di telinga tengah, yaitu tensor tympani dan stapedius. Tensor tympani muncul
dari dinding semikanal tensor tympani dan terletak lebih tinggi dari tanduk. Kedua otot ini
menopang rantai tulang dan meredam suara yang terlalu keras untuk mencegah kerusakan
pada telinga bagian dalam. Telinga tengah juga terhubung ke nasofaring oleh tuba
Eustachius.
c) Bagian dalam telinga
Telinga bagian dalam terletak di tulang petrosa tulang temporal
tempat labirin periotik atau labirin yang menggambarkan struktur telinga bagian dalam
berada. Labirin terdiri dari membran labirin yang berisi endolimfe, satu-satunya cairan yang
ditemukan dalam cairan tubuh yang tinggi kalium dan rendah natrium. Membran labirin
dikelilingi oleh labirin tulang, antara labirin tulang dan membran terdapat cairan perilimfe,
yang memiliki komposisi elektrolit natrium dan kalium yang tinggi.
Telinga bagian dalam memiliki dua fungsi yaitu telinga bagian dalam yang berfungsi sebagai
indera pendengaran, dan saluran setengah lingkaran yang berfungsi sebagai organ
keseimbangan. Labirin membranosa mengandung cairan endolimfatik yang diproduksi oleh
strip vaskular dan dibawa ke kantung endolimfatik. Puncak atau ujung koklea disebut
helikotrema dan menghubungkan perilimfe dari skala timpana dan skala vestibuli.
2) Fisiologi pendengaran :
4

Suara yang didengar telinga manusia berubah dari sinyal akustik mekanis menjadi sinyal
yang diteruskan ke otak melalui saraf pendengaran. Proses pendengaran dimulai ketika
gelombang suara yang ditangkap oleh telinga masuk melalui liang telinga luar.
Gelombang suara yang terekam kemudian menyebabkan gendang telinga bergetar. Satu
menerima suara dalam bentuk getaran timpani dalam rentang frekuensi pendengaran
manusia. Getaran disebabkan oleh beberapa fluktuasi tekanan udara yang dihasilkan oleh
sumber suara dan menyebar ke lingkungan sekitarnya, yang disebut medan akustik. Setelah
getaran melewati gendang telinga, getaran tersebut menyebabkan tiga tulang pendengaran
(malleus, incus, dan stapes) bergetar.
Getaran tulang ditransmisikan melalui jendela oval, yang kemudian menggerakkan cairan
sehingga membran dasar juga bergetar dengan resonansi. Organ Corti, yang terletak di
permukaan membran dasar, yang terdiri dari sel-sel rambut, mengubah getaran mekanis
menjadi sinyal-sinyal listrik, setelah itu sel-sel saraf (aferen) menerima pesan dari sel-sel
rambut dan mengirimkannya ke pendengaran. Saraf yang membawa informasi ke otak, yaitu
area pendengaran korteks serebral (area Boadmann 41 dan 42), dan diakui sebagai stimulus
pendengaran.
2. Earphone
Headphone atau earphone, adalah bentuk headphone in-ear yang lebih kecil dari
earphone. Ini digunakan langsung di luar telinga. Headphone ini ringkas dan mudah dibawa
ke mana saja. Karena headphone saat ini hanya satu ukuran yang cocok untuk semua,
kemampuan peredam bising bervariasi dari orang ke orang. Hal ini dapat menyebabkan
pengguna mengeraskan volume saat mendengar suara yang lebih keras di lingkungan yang
ramai dan ramai, seperti jalan raya, pusat perbelanjaan. kafe dan lain-lain.
Headphone adalah alat bantu dengar yang dapat mengubah energi listrik menjadi gelombang
suara. Tergantung pada jenisnya, headphone terbuat dari bahan yang berbeda. Di bawah ini
adalah bahan yang digunakan pada headphone menurut jenisnya
3. Gejala Telinga dan Pendengaran
Jika Anda mengeluh telinga dan gangguan pendengaran, tanyakan pada diri
Anda apakah masalah mempengaruhi satu atau kedua telinga, apakah masalah
5

datang tiba-tiba atau memburuk secara bertahap, dan sudah berapa lama Anda
mengalaminya. Gejala penyakit telinga yang paling umum adalah:
1) Dering di telinga (tinnitus), yang dapat berupa dengungan atau dering yang
dapat dirasakan di kepala atau telinga, di salah satu atau kedua telinga, dan
berhubungan dengan gangguan pendengaran dan pusing.
2) Nyeri telinga (otalgia), nyeri telinga yang teraba tidak selalu disebabkan oleh
penyakit telinga itu sendiri (primer), tetapi dapat juga berasal dari tempat atau
organ lain (sekunder) yang nyerinya dirujuk ke telinga (reflelected pain).
3) Keluar cairan dari liang telinga (otorrhea), keluarnya cairan dari liang telinga biasanya
disertai rasa nyeri. Keluarnya cairan dalam jumlah kecil biasanya disebabkan oleh infeksi di
telinga luar, sedangkan keluarnya lendir dalam jumlah banyak biasanya berasal dari telinga
tengah. Jika baunya tidak enak, itu menandakan kolesteatoma. Discharge bercampur darah
harus meningkatkan
kecurigaan terhadap infeksi akut atau tumor yang parah.
Gangguan pendengaran mencakup beberapa jenis ketulian. Ketulian terbagi menjadi dua jenis
diantaranya:
1) Ketulian yang disebabkan oleh kerusakan telinga bagian dalam, saraf
pendengaran, yang disebut tuli sensorineural
2) Ketulian yang disebabkan oleh rusaknya struktur fisik telinga yang meneruskan
suara ke koklea disebut tuli konduktif.
3) Tuli campuran, bila gangguan pendengaran atau gangguan pendengaran
konduktif dan sensorineural terjadi secara bersamaan.
B. TinjauanPustaka
1. Mohd Erlanda Putra Negara, Irwan Triansyah, Dita Hasni, Budi Yulhasfi Febrianto. 2022.
Hubungan Intensitas Penggunaan Earphone dengan Derajat Gangguan Pendengaran pada
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah : Cross-sectional
Analisis data dilakukan secara univariat berupa distribusi frekuensi dan persentase, serta
analisis bivariat dengan uji Fisher's exact dan pengolahan data dengan program komputerisasi
SPSS versi 16.0. Jumlah siswa perempuan yang sama menggunakan headphone selama 8
jam, yaitu. H. 21 orang (50,0%), hasil audiometri benar dan normal sebanyak 41 orang
(97,6%), gangguan pendengaran tertinggi normal yaitu H. 41 orang (97,6%). ) dan tidak ada
hubungan penggunaan
6

headphone dengan gangguan pendengaran pada mahasiswa S2 Fakultas Kedokteran


Universitas Baiturrahmah tahun 2016 (p-value = 0,500). Terdapat responden yang mengalami
gangguan pendengaran sensorineural ringan dan memakai headphone ≥ 8 jam/minggu.
2. Nurul Fatimah Hamzah. 2021. Pengaruh Perilaku Penggunaan Earphone Terhadap
Gangguan Telinga Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Makasssar
Penggunaan headphone mempengaruhi ketidaknyamanan telinga pada mahasiswa kedokteran
di Universitas Muhammadiyah Makassar. (P=0,003). Penggunaan headphone jangka panjang
selama lebih dari tiga tahun dan paparan suara dengan intensitas lebih dari 110dB per hari
selama lebih dari 1 jam per hari dapat mempengaruhi fungsi pendengaran, semakin tinggi
volume, waktu penggunaan dan frekuensi penggunaan. gunakan, semakin rendah
frekuensinya.
3. Azzam Faiz Mutawakkil, Azwar Ridwan, Nasyaruddin Herry Taufik. 2021. Pengaruh
Penggunaan Earphone Terhadap Kejadian Gangguan Pendengaran Akibat Kebisingan:
Sebuah Studi Empiris
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa siswa tanpa gangguan pendengaran parah memakai
headphone <2> selama periode paparan 5 tahun, 66 siswa (36,67%) menggunakan headphone
6–7 hari seminggu, dan 84 siswa (46,67%) menggunakan headphone lebih dari satu jam. .
seminggu setiap hari, dan 87 siswa (48,33%) menyesuaikan volume headphone hingga lebih
dari 60%.
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan penelitian, dapat disimpulkan bahwa durasi
paparan headphone, frekuensi penggunaan headphone mingguan, waktu penggunaan harian
dan volume headphone berpengaruh signifikan terhadap kasus tersebut. dari NIHL. Semakin
lama seseorang terpapar headphone, semakin sering mereka menggunakan headphone per
minggu, semakin lama headphone digunakan per hari, dan semakin tinggi volume yang
disetel pada headphone, semuanya cenderung dikenali dari ketulian ringan hingga berat.
4. Adrian Joshua Velaro, Devira Zahara. 2021. Hubungan antara pola penggunaan earphone
dengan tingkat kejadian dan tingkat keparahan tinitus.
Analisis bivariat antara penggunaan headphone dengan prevalensi tinitus pada mahasiswa
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara memberikan hasil (p=0,017). Analisis
univariat dari 148 responden menunjukkan bahwa penggunaan headphone berisiko (64,2%)
dan 52 orang (35,1%) menderita tinitus dan keparahan
7

tinitus pada 52 responden (55,8%) menurut VAS) dan THI-Q mild tergolong ringan (53,9%).
%). Untuk penggunaan headphone hasil analisis frekuensi penggunaan headphone 3-4 hari
(40,5%), frekuensi penggunaan headphone 60-80% (54,1%), lama penggunaan headphone >
3 tahun ( 65,5%). dan durasi penggunaan headphone < 1 jam (38,5%). Ada hubungan
penggunaan headphone dengan prevalensi tinnitus pada mahasiswa FK USU angkatan 2017-
2019.
5. Diyah Ayu Purnaningtyas, Rahmania Ambarika, Novita Ana Anggraini. (20). Pengaruh
Lamanya Pemakaian Headset Terhadap HasilTes Audiometri di Poli THT RSUD dr Iskak
Tulungagung.
Berdasarkan data responden yang menjalani pemeriksaan audiometri di Sekolah Teknik
RSUD THT, dr. Iskak Tulungagung melaporkan nilai p 0,002 untuk telinga kanan dan nilai p
0,001 untuk telinga kiri dengan nilai signifikansi α<; 0,05 yang artinya lama penggunaan
headphone mempengaruhi hasil tes audiometri.
Dari informasi yang muncul di lokasi, diketahui bahwa waktu penggunaan headphone
sebagian besar berada pada kategori penggunaan sedang, yaitu. H. 15 orang (50%),
sedangkan kategori berat ada 10 orang (33%), sisanya 5 orang (17%) menggunakan kategori
ringan. Banyak responden saat ini menggunakan headphone lebih dari 5 jam sehari. Pada
telinga kiri sebesar 36,5 sebagian besar mengalami gangguan pendengaran ringan (57%).
8

A. Desain Penelitian
BAB III METODE PENELITIAN
Rancangan penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitis dengan pendekatan ex post
facto, dimana pengukuran variabel hanya dilakukan satu kali dalam satu waktu. Data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari hasil pengisian
kuesioner dan pemeriksaan langsung.
B. DefinisiOperasionalVariabel
Adapun definisi operasional variabel dalam penelitian ini, yaitu:
1. Perilaku penggunaan earphone adalah Perilaku responden saat menggunakan
headphone tercermin dari durasi dan frekuensi penggunaan.
2. Gangguan telinga adalah Gejala penyakit telinga yang mungkin dialami responden setelah
aktif menggunakan headphone berupa gatal, nyeri, keluar
cairan, telinga berdenging atau sampai pasien datang ke dokter dengan keluhan.
C. Populasi dan Sampel
Pada penelitian ini sampelnya adalah seluruh mahasiswa Fakultas Kedokteran angkatan
2017/2018 yang dipilih secara proporsional simple random sampling sebagai berikut:
Kuantifikasi sampel secara proporsional hingga 20%. Dari 30 laki- laki dan perempuan,
dipilih 20% secara acak, yaitu: 20% × 114 orang = 0,2 × 114 orang = 22,8 orang. Dengan
demikian, total sampel penelitian ini terdiri dari 22,8 orang, dibulatkan menjadi 23 orang.
Teknik pengambilan sampel probability sampling adalah pemilihan sampel dari populasi
yang memenuhi kriteria penelitian. Kriteria yang ditetapkan sebagai sampel terdiri dari
kriteria inklusi dan eksklusi sebagai berikut:
1. Kriteria inklusi untuk penelitian ini adalah:
a. Mahasiswa yang cenderung menggunakan headphone atau earphone.
b. Mahasiswa bersedia menandatangani formulir persetujuan.
c. Bersedia menjadi subjek penelitian dari awal sampai akhir dengan
menandatangani formulir informed consent.
2. Kriteria eksklusi untuk penelitian ini adalah:
a. Mahasiswa menolak pemeriksaan, padahal sudah memiliki formulir informed consent
9

b. Mahasiswa dengan gangguan pendengaran sejak lahir


c. Mahasiswa yang tidak mengisi survei dengan lengkap.
4. Instrumen Penelitian
1. Kuesioner tentang penggunaan headphone untuk mengobati penyakit telinga Survei ini
menanyakan kepada responden tentang penggunaan headphone, lama penggunaan
headphone, frekuensi penggunaan per minggu dan durasi penggunaan per hari, serta
penggunaan headphone yang khas dalam aktivitas
sehari-hari yang dapat memengaruhi penyakit telinga.
2. Pemeriksaan fisik yang menilai secara kualitatif fungsi pendengaran seseorang
dengan menggunakan alat berupa seperangkat garpu tala dari frekuensi rendah hingga tinggi
dari 128 Hz hingga 2048 Hz. Dengan tes ini Anda dapat dengan cepat mendapatkan
gambaran kualitatif tentang kondisi pendengaran Anda. Pengujian fisik garpu tala dilakukan
sebagai bagian dari tes Rinne dan Schwabach. Hasil pengujian pemeriksaan garpu tala
kemudian diukur menggunakan skala diferensial semantik dengan skala interval dari nol
sampai dengan seratus.
5. Teknik Pengumpulan Data
Bahan penelitian menggunakan data primer dari responden yang diwawancarai, diperoleh
melalui angket dan tes menyimak. Kuesioner berisi pertanyaan tentang identitas responden
dan deskripsi penggunaan headphone. Untuk mengetahui ada atau tidaknya gangguan
pendengaran dilakukan tes garpu tala. Selain itu, data survei dipadukan dengan hasil
pemeriksaan untuk mengetahui apakah penggunaan headphone berpengaruh terhadap
penyakit telinga.
6. Teknik Analisis Data
Data penelitian akan dianalisis dengan dua langkah yaitu analisis univariat agar sesuai dengan
gambaran penggunaan dan perilaku penggunaan headphone serta penyakit telinga. Dalam hal
ini, gunakan tabel distribusi frekuensi. Untuk menjawab hipotesis digunakan analisis bivariat
dengan menggunakan uji regresi linier sederhana untuk menganalisis kemungkinan besarnya
pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dengan rumus :
Y= a+bX
Keterangan :
Y = Variabel Dependen
X = Variabel Independen
10

a = Konstanta
b = Koefisien Regresi
11

PENUTUP

Demikian proposal ini kami buat sebagai sebuah acuan bersama


dalam lebih mengetahui blok sistem Pendengaran Terimakasih
untuk Segala bentuk dukungan baik moral dan materi kami
sangat mengapresiasi dan terima kasih.
Atas perhatiannya kami mengucapkan banyak terimakasih,
semoga dengan telah membuat mini profosal ini dapat
mendapat respon dan dukungan yang positif bagi setiap
pembacanya

Anda mungkin juga menyukai