Anda di halaman 1dari 16

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

KEGIATAN PENYULUHAN PENTINGNYA MENJAGA KESEHATAN


DAN KEBERSIHAN TELINGA DENGAN BENAR
DI KAMPUS STIKes BINA PUTERA BANJAR
KOTA BANJAR

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas MK.Penkes & Promkes


Program Studi S1 Ilmu Keperawatan

DISUSUN OLEH:

NADIA DWI NINGTIYAS


NPM : 4002180015

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)


BINA PUTERA BANJAR

Jl. Mayjen Lili Kusuma No. 33 Sumanding Wetan Kota Banjar – Jawa Barat
Tlp (0265) 741100, Fak (0265) 744043
Web: http://stikesbp.ac.id e-mail: www.stikes_binaputera@gmail.com
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok Bahasan : Pentingnya Menjaga Kesehatan dan Kebersihan Telinga


Dengan Benar
Sub Pokok Bahasan : Cara Merawat Telinga dengan Baik dan Benar
Sasaran : Mahasiswa Ilmu Keperawatan Semester II STIKes Bina
Putera Banjar
Tempat : Kampus STIKes Bina Putera Banjar
Hari/ tanggal : Selasa, 21 Mei 2019
Waktu : 09.00 s.d 10.00 WIB
Pemateri : Nadia Dwi Ningtiyas

Tujuan Intruksi Umum


Setelah mendapatkan penyuluhan, diharapkan mahasiswa mampu mengetahui,
memahami dan mengaplikasikan Pentingnya Menjaga Kesehatan dan Kebersihan
Telinga Dengan Benar.
Tujuan Intruksi Khusus
Setelah diberikan penyuluhan, diharapkan mahasiswa mampu mengetahui,
memahami dan mengaplikasikan :

1. Pengertian dan fungsi telinga


2. Pengertian kesehatan dan kebersihan telinga
3. Gangguan pendengaran yang terjadi akibat tidak merawat telinga dengan
benar
4. Cara merawat telinga dengan baik dan benar

Metode : Ceramah dan tanya jawab


Media Penyuluhan : Power Point
Materi Penyuluhan : Terlampir
Proses Pengajaran

Kegiatan Peserta
No Kegiatan Pendidik Metode Waktu
Didik
Pre interaksi :
1. Membuka pertemuan Menjawab Salam Ceramah 5 Menit
dengan mengucapkan
salam
2. Memperkanalkan diri Mendengarkan
3. Mengucapkan Memperhatikan
terimakasih atas waktu
yang telah diberikan
4. Menjelaskan tema &
tujuan kegiatan
5. Menyampaikan kontrak
waktu
6. Apersepsi
(Memberikan
pertanyaan mengenai
materi yang akan
diberikan)
7. Memberikan sedikit
gambaran mengenai
informasi yang akan
disampaikan pada
penyuluhan kali ini.
Interaksi
Menjelaskan materi Mendengarkan Ceramah 10
penyuluhan tentang: Memperhatikan & Menit
1) Pengertian dan fungsi Demontrasi

telinga
2) Pengertian kesehatan
dan kebersihan telinga
3) Gangguan pendengaran
yang terjadi akibat tidak
merawat telinga dengan
benar
4) Cara merawat telinga
dengan baik dan benar
Post Interaksi
1. Memberikan Menjawab Ceramah 5 Menit
kesempatan tanya
jawab Mendiskusikan
materi yang sudah
dibahas
2. Merangkum materi Mendengarkan &
3. Melakukan evalausi Memperhatikan
4. Menyampaikan
kesimpulan materi
5. Mengucapkan
terimakasih atas
perhatiannya
6. Mengucapkan salam Menjawab Salam
penutup

Tinjauan Pustaka

Monika Nanda(2019). “Tak Bisa Sembarangan, Begini Cara Membersihkan


Telinga yang Benar dan Aman”. From: https://hellosehat.com/hidup-sehat/tips-
sehat/cara-sehat-membersihkan-telinga/ , 12 Mei 2019

Berbagairiviews(2018). “Telinga (Lengkap), Pengertian, Bagian-bagian dan


Fungsi Telinga, Cara Kerja dan Kelainan Telinga, Ear Function”. From:
https://www.berbagaireviews.com/2018/07/telinga-lengkap-pengertian-
bagian.html . (14Mei 2019)

Aprinda Puji(2018). “3 Macam Gangguan Pendengaran yang Paling Sering


Terjadi”. From: https://hellosehat.com/hidup-sehat/fakta-unik/jenis-gangguan-
pendengaran/ . (16 Mei 2019)

Eryani Yesti Mulia, dkk.2017.Faktor Risiko Terjadinya Gangguan Pendengaran


Akibat Bising. FK Universitas Lampung.Medula Volume 7.
https://ejournal.unila.ac.id . 13 Mei 2019

Timbuleng Tamira T., dkk.2016.Kesehatan telinga mahasiswa


Sekolah Polisi Negara Karombasan Manado. Jurnal e-Clinic (eCl). Volume 4,
Nomor 2. https://ejournal.unsrat.ac.id . 14 Mei 2019

Wijayati Lilik, dkk.2018.Hubungan Antara Tuli Konduktif dengan Kebiasaan


Membersihkan Telinga dengan Cotton Bud.Stikes Al-Irsyad Al-Islamiyah. Vol
XI, No 1. https://jka.stikesalirsyadclp.ac.id . 11 Mei 2019

Perry, Anne Grefin, Potter, Patricia A. 2005 . Buku Ajar Fundamental


Keperawatan: Konsep,proses dan Praktik, Vol 1, E/4. Asih,Yasmin, dkk. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC. Terjemahan dari: Fundamentals of Nursing:
Concepts, Process and Practice, 4/E

Evaluasi
1. Pertanyaan
1) Jelaskan pengertian dan fungsi telinga !
2) Jelaskan pengertian kesehatan telinga !
3) Sebutkan dan jelaskan beberapa kesalahan dalam menjaga kebersihan
telinga !
4) Jelaskan macam-macam gangguan pendengaran !
5) Bagaimana cara membersihkan telinga dengan benar?
6) Sebutkan bagaimana menjaga kesehatan telinga secara umum !

Lampiran materi
Menjaga Kesehatan dan Kebersihan Telinga
Telinga merupakan salah satu alat indra yang penting bagi tubuh manusia
yang berfungsi sebagai alat pendengaran dan keseimbangan tubuh. Telinga ini
dirancang sedemikian rupa sehingga menangkap rangsangan pendengaran
maksimum dari atmosfer dan transfer ke otak untuk menerjemahkan ke dalam
respon pendengaran.

1. Pengertian dan fungsi telinga


Telinga menurut kamus besar Bahasa Indonesia yaitu Organ
Pendengaran dan berperan dalam keseimbangan serta posisi tubuh.
Telinga merupakan salah satu panca indera manusia yang berfungsi untuk
mendengar. Telinga berperan terhadap pendengaran kita akan suara atau
bunyi, hal ini dapat terjadi karena telinga memiliki reseptor khusus yang
berfungsi untuk mengenali getaran suara yang datang melalui gendang
telinga. Maka dari itu, manusia mampu mengenali bunyi dalam not balok
dengan baik.
Telinga adalah organ tubuh manusia yang berfungsi sebagai indra
pendengaran dan organ yang menjaga keseimbangan. Telinga merupakan
organ yang berperan terhadap pendengaran kita akan suara atau bunyi, hal
ini dapat terjadi karena telinga memiliki reseptor khusus yang berfungsi
untuk mengenali getaran suara. Namun telinga memiliki batasan frekuensi
suara yang dapat didengar, yaitu yang frekuensinya 20 Hz – 20.000 Hz.
Secara garis besar, telinga manusia terdiri dari tiga bagian, yaitu:

 Telinga luar (outer ear). Bagian ini berfungsi untuk menangkap


suara dan melokalisasi suara.
 Telinga tengah (middle ear). Bagian ini berfungsi untuk
menghantirkan suara yang telah dikumpulkan dari daun telinga ke
telinga bagian dalam.
 Telinga bagian dalam (inner ear). Bagian telinga ini disebut dengan
rongga labirin yang berfungsi membantu menjaga keseimbangan
tubuh dan menyalurkan suara ke sistem saraf pusat.
Ketiga bagian telinga tersebut menjadi saluran suara dari luar untuk masuk
dan diterjemahkan di otak. Otak lalu menerjemahkan sinyal ini sebagai
suara.

Di dalam telinga juga dihasilkan cairan berwarna kuning. Banyak orang


yang mengira bahwa cairan kuning (earwax) di dalam telinga adalah
kotoran telinga. Padahal, tidak begitu. Faktanya setiap manusia akan
menghasilkan earwax, substansi yang berbentuk agak lengket dan
berwarna kuning untuk mencegah infeksi, melembapkan saluran telinga,
hingga melindungi gendang telinga. Setiap orang menghasilkan jumlah
dan jenis earwax yang berbeda-beda, tergantung dari faktor genetik dan
mungkin kondisi kesehatan yang mendasarinya. Strukturnya yang lengket
membuat benda-benda asing seperi polutan, serangga, kotoran, yang
masuk ke dalam telinga terperangkap sehingga tidak mengganggu kerja
telinga. Telinga akan otomatis membersihkan kotoran saat kita berbicara,
mengunyah, dan menggerakkan rahang. Earwax akan bergerak ke arah
luar saluran telinga dan biasanya mengering lalu akan keluar dengan
sendirinya dari lubang telinga.

2. Pengertian kesehatan dan kebersihan telinga


Pengertian sehat menurut UU Pokok Kesehatan No. 9 tahun 1960, Bab I
Pasal 2 adalah keadaan yang meliputi kesehatan badan (jasmani), rohani
(mental), dan sosial, serta bukan hanya keadaan bebas dari penyakit, cacat,
dan kelemahan. Kebersihan telinga adalah kondisi dimana telinga dalam
keadaan yang bersih, tanpa kotoran dan tanpa penyakit yang terjangkit
dalam telinga.

3. Gangguan pendengaran yang terjadi akibat tidak merawat telinga dengan


benar
Pendengaran merupakan salah satu dari kelima pancaindra manusia yang
digunakan untuk berkomunikasi dan berinteraksi baik antara sesama
manusia maupun dengan lingkungannya.
Gangguan pendengaran adalah salah satu gangguan kesehatan pada indra
pendengar yaitu telinga yang umumnya disebabkan oleh faktor usia atau
karena sering terpapar suara yang nyaring/keras. Terjadinya gangguan
pendengaran akan mengurangi kemampuan menerima informasi dan
berkomunikasi melalui suara sehingga akan menyulitkan pelaksanaan
pekerjaan.
Gejala Gangguan Pendengaran
Gangguan pendengaran dapat terjadi tiba-tiba, tetapi seringkali terjadi
bertahap dan tidak disadari pada awalnya. Beberapa tanda dan gejala awal
gangguan pendengaran adalah:
 Meminta orang lain untuk mengulang perkataannya.
 Selalu kelelahan atau stres karena harus berkonsentrasi saat
mendengarkan.
 Menarik diri dari pembicaraan.
 Kesulitan mendengar dering telepon atau bel pintu.
 Kesulitan mendengarkan perkataan orang lain secara jelas,
khususnya ketika berdiskusi dengan banyak orang atau dalam
keramaian.
 Kesulitan mendengarkan huruf-huruf konsonan, misalnya “S”, “F”,
dan “T”.
 Mendengarkan musik atau menonton televisi dengan volume suara
lebih keras dari orang lain.
 Kesulitan menentukan arah sumber suara.
Tiga jenis gangguan pendengaran adalah tuli konduktif, tuli sensorineural,
dan tuli campuran.
a. Tuli Konduktif
Tuli konduktif adalah kerusakan pada bagian telinga luar dan tengah,
sehingga menghambat bunyibunyian yang akan masuk ke dalam
telinga (Indro Soetirto, 2003). Tuli konduktif mengganggu gelombang
suara pada saat mengalir dari telinga luar ke koklea telinga dalam
karena gelombang suara tersebut tidak ditransmisikan melalui struktur
telinga luar dan tengah.
Contoh penyebab tuli konduktif adalah :
 Kotoran telinga yang menumpuk. Telinga menghasilkan lilin
yang berbau dan membuat telinga gatal ketika sudah cukup
banyak. Membersihkan kotoran telinga dengan cotton buds,
sering kali mendorong kotoran lebih ke dalam, membuat
kotoran menumpuk dan menggumpal sehingga menghalangi
suara yang masuk.
 Swimmer’s ear. Air yang masuk ke dalam telinga membuat
telinga jadi lembap dan menimbulkan infeksi. Kondisi ini
disebut juga dengan otitis eksterna. Infeksi menyebabkan
pembengkakan sehingga mengganggu pendengaran.
 Telinga tersumbat. Potongan kapas dari cotton buds dapat lepas
dan tertinggal di dalam telinga. Kondisi ini bisa menyumbat
telinga sehingga suara yang masuk jadi kurang terdengar.
 Adanya cairan di telinga tengah. Flu, alergi, infeksi telinga,
atau penyakit pada saluran pernapasan bisa menyebabkan
cairan menumpuk dan mengganggu kerja tabung eustachius
yang harus membuka dan menutup.
 Cacat. Saluran telinga luar yang tidak sempurna saat lahir bisa
menyebabkan pendengaran terganggu. Kondisi ini disebut
dengan atresia dan bisa diatasi dengan operasi rekonstruksi
telinga.
 Otosklerosis. Pertumbuhan bentuk tulang yang tidak normal di
bagian tengah telinga bisa membuat telinga tidak responsif dan
tidak bergetar. Akibatnya, telinga tidak bisa mendengar suara
dengan baik.
 Cholesteatoma. Pertumbuhan tumor jinak pada telinga bagian
tengah akibat infeksi telinga berulang. Jika tumor yang ada
lebih dari satu, kondisi ini bisa merusak telinga dan
menyebabkan gangguan pendengaran.
b. Tuli Sensorineural
Tuli sensorineural melibatkan telinga dalam, saraf auditorius, atau
pusat pendengaran di otak. Suara dikonduksi melalui struktur telinga
luar dan tengah, tetapi transmisis suara selanjutnya diinterupsi pada
titik yang sama setelah tulang osikel.
Jenis gangguan pendengaran sensorineural biasanya disebabkan oleh
berbagai hal dan masalah medis tertentu, seperti:
 Penuaan. Semakin tua, kemampuan telinga untuk mendengar
akan semakin menurun. Kondisi ini disebut juga dengan
presbiakusis.
 Trauma akustik. Kondisi ini terjadi akibat paparan suara keras
dalam waktu yang lama. Lingkungan yang bising dengan suara
musik keras, bunyi mesin, atau suara keras lainnya bisa
meningkatkan peluang kerusakan telinga.
 Penyakit autoimun yang menyerang telinga bagian dalam.
Kelainan sistem imun bisa memengaruhi kesehatan telinga.
Kondisi ini dapat memburuk kesehatan telinga sehingga telinga
jadi berdengung atau bindeng.
 Penyakit meniere. Kondisi kronis ini menyebabkan gangguan
pendengaran seperti gejala vertigo dan tinnitus.
 Perubahan tekanan udara mendadak. Kegiatan seperti scuba
diving, naik pesawat, atau terjun payung bisa meningkatkan
risiko kerusakan saraf telinga bagian dalam. Saat mendarat atau
kembali ke darat, cairan pada telinga bagian dalam dapat
bergeser, bocor, dan pecah.
 Neuroma akustik. Tumor non-kanker ini bisa memengaruhi
saraf yang mengirim sinyal suara ke telinga bagian dalam dan
otak. Pendengaran yang terganggu menjadi tanda awal kondisi
ini.
c. Tuli campuran
Tuli campuran adalah gabungan dari gangguan pendengaran konduktif
dan sensorineural. Orang dengan kondisi ini biasanya mengalami
gangguan pendengaran sensorineural lebih dulu. Seiring waktu tanpa
perawatan, gangguan pendengar jadi bertambah buruk dan
menimbulkan gangguan konduktif.
4. Cara merawat telinga dengan baik dan benar
a. Menjaga kebersihan telinga
Kotoran telinga atau serumen umumnya berupa gumpalan lunak, yang
merupakan produksi alami dari kelenjar minyak di liang telinga.
Gumpalan ini justru berfungsi untuk melindungi telinga, berperan
memerangkap debu, menghambat pertumbuhan kuman, dan menjaga
agar air tidak masuk ke dalam telinga. Kotoran telinga sebenarnya
tidak akan menyebabkan gangguan, jika jumlahnya tidak berlebihan.
Jika terlalu banyak, kotoran telinga dapat menyumbat telinga hingga
menyebabkan nyeri pada telinga dan gangguan pendengaran. Kondisi
ini dinamakan serumen prop, dan perlu dibersihkan. Namun jika salah
metode, pembersihan telinga justru akan mengakibatkan kotoran
makin terdorong ke dalam telinga.
Berikut beberapa kesalahan yang sering dilakukan banyak orang ketika
membersihkan telinga:
a) Menggunakan cotton bud atau alat lain
Ada beberapa cara membersihkan telinga yang salah namun
masih sering dilakukan banyak orang. Misalnya, menggunakan
cotton bud, pengorek telinga, bahkan penjepit rambut (bobby
pins). Padahal, cara membersihkan telinga satu ini dinilai
berbahaya. Sebenarnya kotoran telinga memiliki mekanisme
sendiri untuk keluar dari telinga tanpa harus di korek-korek
menggunakan cooton bud, jari, bahkan penjepit rambut.
Kotoran telinga ini akan keluar dengan sendirinya di daun
telinga bersama debu berkat dorongan mekanisme otot pipi saat
kita mengunyah makanan.
Jadi, seharusnya kita tidak perlu mengambil risiko dengan
mengorek-ngorek telinga sampai ke bagian tengah maupun
bagian terdalam telinga. Cukup membersihkan bagian daun
telinga ataupun telinga bagian luar saja.
Apabila terus mengorek kotoran telinga, maka kotoran tersebut
justru akan semakin terdorong masuk ke bagian dalam telinga.
Akibatnya, kotoran tidak bisa keluar dan malah mengendap di
dalam telinga. Nah, kotoran yang mengendap ini akan
mengeras dan membantu sehingga akan menyumbat sirkulasi
di dalam telinga. Hal inilah yang kerap menjadi salah satu
penyebab berkurangnya kualitas pendengaran seseorang.
Tak hanya itu saja, kotoran telinga alias earwax yang terjebak
di dalam telinga juga bisa menyebabkan infeksi. Pasalnya, bisa
saja earwax membawa bakteri yang berasal dari luar telinga.
Jika telinga mengalami infeksi, maka akan menimbulkan rasa
sakit yang pada akhirnya juga memengaruhi pendengaran.
Mengorek telinga juga bisa merusak saluran telinga, bahkan
dan dalam kasus yang lebih parah dapat merobek gendang
telinga dan akhirnya kemampuan pendengaran menghilang.
Gendang telinga merupakan organ yang sangat rapuh, sehingga
akan dengan mudah pecah bahkan saat menerima tekanan yang
lembut sekalipun dari dorongan cotton bud. Rasa sakitnya
termasuk cukup parah dan telinga mungkin akan mengeluarkan
cairan bening dari dalam.
b) Hindari menggunakan ear candle atau lilin telinga
Prinsip cara membersihkan telinga menggunakan terapi ear
candle adalah menggunakan lilin untuk mengangkat earwax
dan kotoran lain yang terdapat di dalam telinga.
Terapis akan memasukkan ujung lilin ke dalam telinga dan
menyalakan api di ujung lainnya. Dengan menggunakan api
yang menyala, cara membersihkan telinga satu ini dipercaya
dapat “menyedot” kotoran – kotoran yang terdapat di telinga.
Meskipun perawatan ini diklaim memiliki banyak manfaat
untuk kesehatan, sayangnya, sampai saat ini belum ada
penelitian yang menyebutkan bahwa terapi ini efektif
membersihkan kotoran telinga. Bahkan, tidak sedikit kasus
kerusakan telinga yang disebabkan oleh ear candle. Misalnya,
lelehan lilin yang malah masuk ke saluran telinga bahkan
menempel di gendang telinga atau bagian telinga yang
mengalami luka bakar.
Menurut American Academy of Audiology, tidak ada bukti
ilmiah bahwa ear candling mampu menarik keluar kotoran
yang berada di dalam telinga. Hal ini didasari dari pengukuran
yang dilakukan pada saluran telinga sebelum dan sesudah
melakukan terapi ear candle. Hasil pengukuran menunjukkan
jika kotoran yang berada di dalam telinga tidak mengalami
pengurangan. Para peneliti justru menemukan jika terdapat
serpihan abu yang mengendap akibat dari pembakaran lilin.
Tidak hanya itu, beberapa peneliti bahkan menganggap jika
terapi ear candle ini hanya sebuah mitos belaka. Kotoran yang
ditunjukkan terapis setelah melakukan terapi sebenarnya adalah
sisa pembakaran lilin, bukan kotoran pada telinga. Jika
dibiarkan, sisa pembakaran tersebut akan bercampur dengan
kotoran telinga yang menumpuk dan menjadi kering. Lama
kelamaan, hal ini akan membuat pendengaran terganggu.
Karena sampai saat ini belum ada bukti ilmiah, maka bisa
dikatakan jika cara membersihkan telinga menggunakan terapi
ear candle tidak direkomendasikan.
Cara membersihkan telinga yang benar :
a) Gunakan tetes telinga
Obat tetes telinga memudahkan earwax untuk keluar dengan
sendirinya. Agar obat bekerja efektif mempercepat
kesembuhan, penting untuk memastikan cairan obat benar-
benar masuk hingga ke dalam saluran telinga. Beberapa jenis
tetes telinga di antaranya hidrogen peroksida atau sodium
bikarbonat. Biasanya obat ini banyak dijual bebas di apotek
atau toko obat. Pastikan untuk selalu membaca petunjuk
pemakaian obat yang tertera pada label kemasan. Jika memiliki
kulit sensitif dan memiliki riwayat kelainan pada telinga, lebih
baik berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter.
b) Pakai minyak zaitun atau baby oil
Penumpukan earwax dapat terjadi karena bagian dalam telinga
yang terlalu kering. Kita bisa melembapkan bagian dalam
telinga dengan menggunakan minyak zaitun atau baby oil.
Cukup dengan meneteskan beberapa tetes minyak ke telinga
yang bermasalah dan tunggu kira-kira lima menit. Penggunaan
minyak zaitun jarang menyebabkan alergi atau iritasi, tetapi
membutuhkan waktu lama untuk earwax yang mengeras
menjadi lunak lalu keluar dengan sendirinya. Anda mungkin
harus mengulangi perawatan ini beberapa kali secara rutin
untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
c) Lakukan pemeriksaan telinga rutin ke dokter THT
Cara membersihkan telinga terbaik sebenarnya dengan
mengunjungi dokter THT untuk mendapatkan pembersihan
telinga profesional. Atau jika tidak sengaja melukai telinga
dengan cotton bud dan merasa sakit pada bagian dalam telinga,
harus segera memeriksakannya ke dokter. Secara umum,
periksakan telinga ke dokter THT secara rutin setidaknya
sebulan sekali atau sesuai dengan instruksi dokter. Pemeriksaan
ke dokter penting untuk dilakukan, terlebih lagi saat usia mulai
menua. Pasalnya, gangguan pendengaran berkembang secara
bertahap, sehingga perlu memastikan kondisi telinga dalam
keadaan sehat setiap waktu.
b. Menjaga kesehatan telinga secara umum
a) Jangan pasang volume musik terlalu keras
Jika mendengarkan musik, pastikan mengatur volume pemutar
musik tidak terlalu keras dan seminimal mungkin. Sementara
bila mendengarkan musik melalui headphone dan suaranya
terdengar oleh orang di dekat kita atau kits sampai tidak dapat
mendengar suara lain, artinya volume musik Anda terlalu
keras. dan kita harus menurunkannya.
b) Batasi penggunaan headset
Usahakan untuk tidak mendengarkan musik terlalu sering
menggunakan headset. Berilah waktu telinga untuk beristirahat.
Dengan mengikuti aturan 60/60 saat mendengarkan musik
melalui headset. Artinya, batas volume musik adalah tidak
lebih dari 60 persen dan menggunakannya tidak lebih dari 60
menit sehari.
c) Gunakan pelindung telinga jika diperlukan
Jika lingkungan kerja selalu menciptakan suara keras, seperti
saat saat memotong rumput, menggunakan alat-alat listrik yang
mengeluarkan suara, dan sebagainya, sebaiknya menggunakan
pelindung telinga. Sementara bila suka menonton konser, ke
bioskop, atau pergi ke tempat yang memutar musik dengan
suara keras, sebaiknya menggunakan penyumbat telinga. Hal
ini dilakukan untuk meredam efek suara yang bervolume tinggi
tersebut.
Kebisingan adalah bunyi yang tidak dikehendaki yang dapat
menimbulkan gangguan kesehatan dan kenyamanan
lingkungan pada tingkat dan waktu tertentu. Gangguan
pendengaran akibat bising atau Noise Induced Hearing Loss
(NIHL) adalah gangguan pendengaran tipe sensorineural yang
disebabkan oleh pajanan bising yang cukup keras dalam jangka
waktu yang lama, biasanya akibat bising lingkungan kerja.
d) Jangan mendengarkan dua sumber suara keras dalam satu
waktu
Ini lebih meningkatkan resiko untuk dapat merusak
pendengaran. Misalnya, saat ada orang yang sedang
membersihkan rumah dengan vacuum cleaner yang
mengeluarkan suara berisik, jangan membesarkan volume
televisi atau malah mendengarkan musik dengan suara keras.
e) Pastikan telinga Anda selalu kering
Jika hobi berenang, ada baiknya menggunakan penyumbat
telinga untuk renang untuk mencegah air masuk ke dalam
telinga. Jika kita merasa ada air yang masuk ke dalam telinga,
segera miringkan kepala dan tarik cuping telinga untuk
merangsang air ke luar. Jangan lupa, untuk selalu
mengeringkan telinga dengan handuk kering setiap selesai
berenang dan juga setiap selesai mandi, karena ini sangat
penting untuk memastikan telinga tetap kering.

Anda mungkin juga menyukai