SERUMEN TELINGA
STASE KDP RUANG POLI THT
RSUD DR. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN
OLEH :
KELOMPOK 2A.5
ANGGOTA :
Nama NPM
Afridhani Fizi 1814901110004
Ellysa Seprina 1814901110025
Farisa Munira 1814901110031
Firda Apriyanti 1814901110032
Hadijatul Jannah 1814901110033
Jabal Rahmah 1814901110042
A. Latar Belakang
Serumen adalah hasil sekresi kelenjar sebasea, kelenjar cerumeninosa dan proses
deskuamasi epitel pada bagian kartilaginea kanalis auditorius eksternus. Produksi
serumen pada dasarnya sebuah konsekuensi yang timbul dari anatomi lokal yang
unik. Kanalis auditorius adalah satu-satunya cul-desac dari stratum korneum
dalam tubuh. Oleh karena itu, erosi fisik tidak dapat secara rutin menghapus
stratum korneum dalam saluran pendengaran. Ada dua jenis serumen yaitu jenis
kering berwarna kekuning-kuningan atau abuabu rapuh atau keras dan jenis
basah berwarna coklat, licin, lengket dan dapat berubah warna menjadi gelap bila
terpapar udara bebas. (Hawke, 2002).
B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan diharapkan peserta kegiatan memiliki
pengetahuan tentang serumen pada telinga.
C. Materi (Terlampir)
D. Sasaran/Target
Sasaran : Pasien/Keluarga Klien yang melakukan pemeriksaan di Poliklinik THT
RSUD Dr.H. Moch. Anshari Saleh Banjarmasin
E. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
H. Setting Tempat
3 2
5 6 5
4 5
Keterangan :
1. Layar
2. Moderator
3. Penyaji
4. Observer
5. Fasilitator
6. Audiens
I. Pengorganisasian
1. Moderator : Afridhani Fizi
2. Penyaji : Hadijatul Jannah
3. Observer : Firda Apriyanti
4. Fasilitator :
a. Ellysa Seprina
b. Farisa Munira
c. Jabal Rahmah
1. Evaluasi Struktur
a) Kesiapan mahasiswa sebagai pembicara dalam kegiatan penyuluhan.
b) Kesiapan peserta dalam mengikuti kegiatan penyuluhan.
c) Media yang digunakan sesuai dengan topik dan tepat guna.
d) Tempat yang sesuai dan kondusif untuk pelaksanaan kegiatan
penyuluhan.
e) Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan tugas yang disepakati oleh
mahasiswa.
2. Evaluasi Proses
a) Kegiatan penyuluhan sesuai dengan waktu yang direncanakan.
b) Peserta penyuluhan kooperatif dan aktif berpartisipasi selama proses
penyuluhan.
c) Suasana dalam kegiatan penyuluhan kondusif.
3. Evaluasi Hasil
Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan maka peserta akan:
a) Menjelaskan apa yang dimaksud tentang serumen pada telinga
b) Menjelaskan apa saja penyebab terjadinya serumen pada telinga
c) Dapat menjelaskan kembali tentang tanda dan gejala dari serumen
d) Dapat menjelaskan cara mengatasi serumen
e) Dapat menjelaskan personal hygiene dalam islam
Lampiran
MATERI PENYULUHAN
SERUMEN PADA TELINGA
Serumen berfungsi untuk melapisi kulit liang telinga dan melindungi telinga
dari kerusakan dan infeksi. Pada kondisi tertentu, serumen (kotoran telinga)
dapat menggumpal dan mengeras membatu membentuk sumbatan serumen
atau serumen prop.
B. Penyebab
Penyebab serumen prop ternyata adalah karena telinga terlalu sering
dibersihkan dengan cara dikorek-korek cukup dalam. Kebiasaan terlalu sering
membersihkan telinga dengan cara seperti itu ternyata tidak tepat. Telinga
yang terlalu sering dibersihkan dengan cara dikorek-korek cukup dalam dapat
membuat kotoran telinga (serumen) semakin terdorong ke dalam. Kotoran
telinga (serumen) yang semakin masuk ke dalam tersebut akan menumpuk di
dalam liang telinga, menggumpal, dan akhirnya mengeras. Gumpalan kotoran
telinga yang mengeras itu terjadi secara perlahan-lahan dan dalam waktu yang
cukup lama, sehingga sering kali kita tidak menyadarinya. Gumpalan kotoran
telinga (serumen prop) baru diketahui setelah menimbulkan dampak yang
mengganggu berupa gangguan atau keluhan pada indera pendengaran kita.
Kebiasaan terlalu sering membersihkan telinga ternyata cukup berisiko. Oleh
karena itu, kebiasaan tersebut harus dihindari. Sebaiknya, bersihkan telinga
sekali-sekali saja. Tak perlu terlalu sering dibersihkan, apalagi sampai
dikorek-korek terlalu dalam. Karena sebenarnya, telinga memiliki mekanisme
sendiri dalam membersihkan dan mengeluarkan kotoran di dalamnya.
Tanpa dikorek-korek dan dibersihkan dengan alat pembersih telinga pun
(dengan cutton buds, misalnya), kotoran telinga dapat keluar dengan
sendirinya. Adanya rambut halus pada dinding dalam telinga dan gerakan
mulut saat mengunyah dapat membuat kotoran telinga keluar sendiri dan
menguap. Bila proses penguapan tidak berjalan sempurna, maka sebagian
kotoran telinga yang telah keluar tadi akan berkumpul di ujung paling luar
dari lubang telinga. Kumpulan kotoran telinga pada ujung luar lubang telinga
inilah yang perlu dan boleh dibersihkan. Seperti yang sudah disebutkan
sebelumnya di atas, setiap hari kotoran telinga (serumen) akan diproduksi
oleh kelenjar seruminosa.
Jika kedua hal tersebut sudah pulih, maka pengeluaran kotoran telinga
(serumen) dapat berjalan secara alami lagi.