Anda di halaman 1dari 17

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Bronkopneumonia

Pokok Bahasan : Bronkopneumonia


Sub Bahasan : Meningkatkan pengetahuan ibu tentang penyakit
Bronkopneumonia pada anak.
Waktu Pertemuan : 30 menit
Tanggal : 16 April 2020
Tempat : Posyandu
Pelaksana : Mahasiswa Poltekkes Kemenkes RI Padang
Sasaran : Ibu Balita
Metode : Ceramah dan Tanya Jawab

A. LATAR BELAKANG
Bronkopneumonia adalah radang paru-paru yang mengenai satu atau beberapa
lobus paru-paru yang ditandai dengan adanya bercak-bercak infiltrat yang
disebabkan oleh bakteri,virus, jamur dan benda asing.

Pada kasus bronkopneumonia anak mengalami sesak nafas, batuk, demam


tinggi, gelisah, muntah-muntah, diare, kejang, dan kebiruan pada hidung dan
mulut. Pada keadaan dimana penderita tidak dapat penanganan yang tepat akan
menimbulkan komplikasi-komplikasi seperti ateletaksis, empisema, abses paru,
endokarditis jika menyebar ke jantung dan meningitis jika menyebar ke otak.
Hal tersebut dapat menimbulkan keadaan yang membahayakan bagi anak.

Untuk itu, perlu dilakukan penyuluhan tentang penanganan bronkopneumonia,


agar masyarakat, terutama orang tua yang memiliki anak yang menderita
bronkopneumonia bisa mengetahui dan melakukan tindakan penanganan yang
tepat.

B. TUJUAN
A. Tujuan Umum

Setelah mengikuti penyuluhan selama 1x60 menit tentang konsep perawatan


dan pencegahan Bronkopneumonia di masyarakat, diharapkan pengetahuan
masyarakat meningkat tentang Bronkopneumonia.

B. Tujuan Khusus

Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 1x60 menit, masyarakat


mampu menjelaskan kembali tentang :
a. Pengertian Bronkopneumonia
b. Penyebab Bronkopneumonia
c. Klasifikasi Bronkopneumonia
d. Patofisiologi Bronkopneumonia
e. Tanda dan gejala Bronkopneumonia
f. Komplikasi Bronkopneumonia
g. Penanganan bagi anak yang Bronkopneumonia
h. Perawatan untuk anak Bronkopneumonia

C. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya jawab

D. Media/ Alat Bantu


1. LCD
2. Leaflet
3. Laptop

E. Materi
1. Pengertian Bronkopneumonia
2. Penyebab Bronkopneumonia
3. Klasifikasi Bronkopneumonia
4. Patofisiologi Bronkopneumonia
5. Tanda dan gejala Bronkopneumonia
6. Komplikasi Bronkopneumonia
7. Penanganan bagi anak yang Bronkopneumonia
8. Perawatan untuk anak Bronkopneumonia

F. Kegiatan Penyuluhan
NO Waktu Kegiatan

Presentator Audiens

1. 5 Menit Pembukaan
 Memberi salam  Menjawab salam
 Memperkenalkan diri,  Mendengarkan dan
anggota kelompok dan memperhatikan
pembimbing
 Menjelaskan topik
penyuluhan  Menjawab
 Membuat kontrak pertanyaan
waktu dan bahasa  Menyetujui kontrak
 Menjelaskan tujuan waktu
kegiatan  Mendengarkan dan
memperhatikan
2. 45 menit Pelaksanaan
 Menggali pengetahuan  Mengemukakan
masyarakat tentang pendapat
Bronkopneumonia
 Memberikan penjelasan  Mendengarkan dan
tentang pengertian Memperhatikan
Bronkopneumonia
 Menjelaskan penyebab
 Mendengarkan dan
Bronkopneumonia
Memperhatikan
 Menjelaskan klasifikasi
 Mendengarkan dan
Bronkopneumonia
Memperhatikan
 Menjelaskan tanda dan
 Mendengarkan dan
gejala
Memperhatikan
Bronkopneumonia

 Memberikan
 Peserta bertanya
kesempatan kepada
peserta untuk bertanya
 Menjawab pertanyaan
 Mendengarkan dan
 Memberi reinforcement
Memperhatikan
positif pada audiens atas
pendapatnya

 Menjelaskan komplikasi
Bronkopneumonia  Mendengarkan dan

 Menjelaskan Memperhatikan

penanganan  Mendengarkan dan

Bronkopneumonia Memperhatikan

 Menjelaskan Perawatan  Mendengarkan dan

Bronkopneumonia Memperhatikan

 Memberikan
kesempatan kepada  Peserta bertanya
peserta untuk bertanya
 Memberikan
kesempatan kepada  Peserta lain menjawab
pesertaa lain untuk pertanyaan
menjawab pertanyaan
 Menjawab pertanyaan
 Memberi reinforcement  Mendengarkan dan
positif pada audiens atas Memperhatikan
pendapatnya
3. 5 menit Evaluasi Memperhatikan dan
 Menyimpulkan inti menjawab
penyuluhan
 Menyampaikan secara
singkat materi
penyuluhan
 Memberi kesempatan
kepada ibu-ibu untuk
bertanya
 Memberi kesempatan
kepada ibu-ibu untuk
menjawab pertanyaan
yang dilontarkan
4. 5 menit Penutup :
 Menyimpulkan materi  Ikut menyimpulkan
penyuluhan yang telah
disampaikan secara
bersama-sama dengan
peserta
 Menyampaikan terima  Menjawab
kasih atas perhatian dan
waktu yang telah di
berikan kepada peserta
 Mengucapkan salam  Menjawab salam

G. SETTING TEMPAT
Keterangan :

Keterangan :

Co Leader Fasilitator

Leader Dokumentator

Observer Peserta
H.

I. Pengorganisasian
Penanggung Jawab : Alfinhandika
Leader : Nisrina Nur Hanifah
Co Leader : Silfa Murtafi’ah
Observer : Diana Syenli Akhirta
Rizka Islami Azda
Fasilitator : Danisa Fitriany
Fitrah Hayati
Wina
Dokumentator : Anggie Bellina Pratiwi
Gina Fadillah

Uraian Tugas
1. Moderator
a. Memperkenalkan diri dan anggota kelompok
b. Mengkoordinasikan semua kegiatan
c. Membuka dan menutup kegiatan
d. Menjelaskan topic, kontrak waktu dan tujuan kegiatan
e. Mengarahkan jalannya kegiatan
f. Memberi kesempatan audience untuk bertanya dan mengemukakan
pendapat
g. Menyimpulkan kegiatan
2. Penyuluh
a. Menyusun rencana kegiatan SAP
b. Mengarahkan kelompok dalam mencapai tujuan
c. Menjelaskan dan mendemonstrasikan kegiatan yang dilakukan
kepada audience
d. Memotivasi anggota mengemukakan pendapat dan memberikan
umpan balik

3. Fasilitator

a. Memotivasi audience agar berperan aktif selama kegiatan


b. Memfasilitasi dalam kegiatan
c. Membuat dan menjalankan absensi kegiatan
4. Observer

a. Mengamati jalannya kegiatan


b. Mencatat perilaku verbal dan non kegiatan berlangsung
c. Membuat laporan hasil kegiatan yang dilakukan

J. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Struktur pengorganisasian sesuai dengan yang direncanakan.
b. Setting tempat sesuai dengan yang direncanakan.
c. Tempat dan media sesuai dengan yang direncanakan.
2. Evaluasi Proses
a. Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan yang direncanakan.
b. Waktu sesuai dengan yang direncanakan.
c. Selama proses berlangsung diharapkan audience dapat mengikuti
seluruh kegiatan penyuluhan/tidak ada yang meninggalkan ruangan.
d. Selama kegiatan berlangsung diharapkan audience berperan aktif.
3. Evaluasi Hasil
a. Sebanyak 80% peserta yang hadir mampu menyebutkan pengertian
dari kejang demam.
b. Sebanyak 80% peserta yang hadir mampu menyebutkan penyebab
dari kejang demam.
c. Sebanyak 80% peserta yang hadir mampu menyebutkan klasifikasi
dari kejang demam.
d. Sebanyak 80% peserta yang hadir mampu menyebutkan
patofisiologi dari kejang demam.
e. Sebanyak 80% peserta yang hadir mampu menyebutkan tanda dan
gejala dari kejang demam.
f. Sebanyak 80% peserta yang hadir mampu menyebutkan komplikasi
dari kejang demam.
g. Sebanyak 80% peserta yang hadir mampu menyebutkan penanganan
dari kejang demam.
h. Sebanyak 80% peserta yang hadir mampu menyebutkan pengobatan
dari kejang demam.

MATERI PENYULUHAN BRONKOPNEUMONIA


A. Pengertian

Bronchopneumonia adalah suatu infeksi saluran pernafasan akut bagian bawah


dari parenkim paru yang melibatkan bronkus / bronkiolus yang berupa distribusi
berbentuk bercak-bercak yang disebabkan oleh bermacam-macam etiologi seperti
bakteri, virus, jamur dan benda asing. (Price Sylvia A, 2005)
Bronchopneumoni adalah peradangan yang mengenai parenkhim paru distal dari
bronchiolus terminalis yang mencakup bronchiolus respiratorius dan alveoli serta
menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat.
(Tjokronegoro, 2001)
Broncho pneumonia adalah suatu infeksi akut pada paru – paru yang secara
anatomi mengenai bagian lobulus paru mulai dari parenkim paru sampai perbatasan
bronkus yang dapat disebabkan oleh bermacam – macam etiologi seperti bakteri, virus,
jamur dan benda asing ditandai oleh trias (sesak nafas, pernafasan cuping hidung,
sianosis sekitar hidung/mulut). (Smeltzer, Suzanne C, 2001)
Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa
bronkopneumonia adalah radang paru-paru yang mengenai satu atau beberapa lobus
paru-paru yang ditandai dengan adanya bercak-bercak infiltrat yang disebabkan oleh
bakteri,virus, jamur dan benda asing.

B. Etiologi (Penyebab)
1. Bakteri
Organisme gram posifif seperti : Steptococcus pneumonia, S. aerous, dan
streptococcus pyogenesis. Bakteri gram negatif seperti Haemophilus influenza,
klebsiella pneumonia dan P. Aeruginosa.
2. Virus
Disebabkan oleh virus influensa yang menyebar melalui transmisi droplet.
Cytomegalovirus dalam hal ini dikenal sebagai penyebab utama pneumonia
virus.
3. Jamur
Infeksi yang disebabkan jamur seperti histoplasmosis menyebar melalui
penghirupan udara yang mengandung spora dan biasanya ditemukan pada
kotoran burung, tanah serta kompos.
4. Protozoa
Menimbulkan terjadinya Pneumocystis carinii pneumonia (CPC). Biasanya
menjangkiti pasien yang mengalami immunosupresi. (Reeves, 2001)
5. Aspirasi benda asing
6. Faktor lain yang mempengaruhi timbulnya bronchopnemonia adalah daya tahan
tubuh yang menurun misalnya akibat malnutrisi energi protein (MEP), penyakit
menahun, pengobatan antibiotik yang tidak sempurna. (Smeltzer, Suzanne C,
2001)

C. Klasifikasi
Pembagian pneumonia sendiri pada dasarnya tidak ada yang memuaskan, dan
pada umumnya pembagian berdasarkan anatomi dan etiologi. Beberapa ahli telah
membuktikan bahwa pembagian pneumonia berdasarkan etiologi terbukti secara klinis
dan memberikan terapi yang lebih relevan.
a. Berdasarkan lokasi lesi di paru
Pneumonia lobaris
Pneumonia lobularis (bronkopneumoni)
Pneumonia interstitialis
b. Berdasarkan asal infeksi
Pneumonia yang didapat dari masyarkat (community acquired pneumonia =
CAP)
Pneumonia yang didapat dari rumah sakit (hospital-based pneumonia)
c. Berdasarkan mikroorganisme penyebab
Pneumonia bakteri
Pneumonia virus
Pneumonia mikoplasma
Pneumonia jamur
d. Berdasarkan karakteristik penyakit
Pneumonia tipikal
Pneumonia atipikal
e. Berdasarkan lama penyakit
Pneumonia akut
Pneumonia persisten

Klasifikasi Pneumonia Berdasarkan Lingkungan dan Pejamu

Tipe Klinis Epidemiologi


Pneumonia Komunitas Sporadis atau endemic; muda atau orang
tua
Pneumonia Nosokomial Didahului perawatan di RS
Pneumonia Rekurens Terdapat dasar penyakt paru kronik
Pneumonia Aspirasi Alkoholik, usia tua
Pneumonia pada gangguan imun Pada pasien transplantasi, onkologi, AIDS

D. Patofisiologi
Bronkopneumonia merupakan infeksi sekunder yang biasanya disebabkan oleh
virus penyebab bronchopneumonia yang masuk ke saluran pernafasan sehingga terjadi
peradangan broncus dan alveolus. Inflamasi bronkus ditandai adanya penumpukan
sekret, sehingga terjadi demam, batuk produktif, ronchi positif dan mual. Bila
penyebaran kuman sudah mencapai alveolus maka komplikasi yang terjadi adalah
kolaps alveoli, fibrosis, emfisema dan atelektasis.
Kolaps alveoli akan mengakibatkan penyempitan jalan napas, sesak napas, dan
napas ronchi. Fibrosis bisa menyebabkan penurunan fungsi paru dan penurunan
produksi surfaktan sebagai pelumas yang berpungsi untuk melembabkan rongga fleura.
Emfisema (tertimbunnya cairan atau pus dalam rongga paru) adalah tindak lanjut dari
pembedahan. Atelektasis mengakibatkan peningkatan frekuensi napas, hipoksemia,
acidosis respiratori, pada klien terjadi sianosis, dispnea dan kelelahan yang akan
mengakibatkan terjadinya gagal napas. (Smeltzer, Suzanne C, 2001)
Pederita sakit berat yang Jamur, virus, bakteri, protozoa
dirawat di RS
Penderita dengan supresi
sistem kekebalan tubuh
Kontaminasi peralatan RS
Saluran napas bagian bawah

Peningkatan produksi Bronchiolus


secret Stimulasi chemoreseptor
hipotalamus

Alveolus
Akumulasi secret
Set point bertambah
Reaksi peradangan pada
Obstruksi jalan napas bronchus dan alveolus

Fibrosus dan
pelebaran Respon menggigil
Gangguan ventilasi Rangsangan batuk

Atelektasis Reaksi
peningkatan
Bersihan jalan panas tubuh
Nyeri pleuritik
nafas tidak efektif Gangguan
difusi
Hipertermi
Gangguan rasa
Peningkatan nyaman nyeri Gangguan
frekuensi pertukaran
napas gas
Evaporasi
meningkat

Perangsangan RAS Resiko penyebaran O2 kejaringan


infeksi menurun Cairan tubuh
berkurang

Susah tidur Distensi abdomen Kelemahan


Defisit volume
cairan
Perubahan pola tidur Muntah, anoreksia Intoleransi
aktifitas
Ancaman kehidupan
Metabolisme Kompensasi
meningkat cadangan lemak
digunakan tubuh
Ansietas (orang tua)
Nutrisi kurang
dari kebutuhan
Gangguan tumbang Penurunan status gizi
E. Manifestasi Klinis
a. Kesulitan dan sakit pada saat pernafasan
 Nyeri pleuritik
 Nafas dangkal dan mendengkur
 Takipnea
b. Bunyi nafas di atas area yang menglami konsolidasi
 Mengecil, kemudian menjadi hilang
 Krekels, ronki, egofoni
c. Gerakan dada tidak simetris
d. Menggigil dan demam 38,8  C sampai 41,1C, delirium
e. Diafoesis
f. Anoreksia
g. Malaise
h. Batuk kental, produktif
 Sputum kuning kehijauan kemudian berubah menjadi kemerahan atau
berkarat
i. Gelisah
j. Sianosis
 Area sirkumoral
 Dasar kuku kebiruan
k. Masalah-masalah psikososial : disorientasi, ansietas.

F. Komplikasi
Menurut Ngastiyah (2002), bronchopneumonia pada anak bila tidak
ditangani dengan baik akan mengakibatkan komplikasi sebagai berikut :

a. Atelektasis adalah pengembangan paru-paru yang tidak sempurna atau


kolaps paru merupakan akibat kurangnya mobilisasi atau refleks batuk
hilang.
b. Empisema adalah suatu keadaan dimana terkumpulnya nanah dalam
rongga pleura terdapat di satu tempat atau seluruh rongga pleura.
c. Otitis Media Acute
d. Infeksi sitemik
e. Meningitis yaitu infeksi yang menyerang selaput otak.

G. Penatalaksanaan

Kylie & Carman (2014), menjelaskan penatalaksanaan terapeutik yang dapat


dilakukan meliputi :
a. Antipiretik, hidrasi yang adekuat, dan observasi yang cermat untuk anak-anak
yang sakit yang tidak parah.
b. Antibiotik (oral atau IV) pada bronkopneumonia bacterial.
c. Hospitalisasi jika anak mengalami takipnea, retraksi yang signifikan, asupan
oral yang buruk atau letargi agar suplemen oksigen atau hidrasi IV dapat
diberikan.

Penanganan medis terutama bersifat suportif dan mencakup memperbaiki


oksigenisasi dengan oksigen dan terapi pernafasan. Antibiotik digunakan untuk
mengobati pneumonia bacterial berdasarkan kultur dan uji sensitivitas.
Hospitalisasi bergantung pada keparahan penyakit, usia anak, perlunya suplemen
oksigen, organisme yang dicurigai dan keadekuatan lingkungan rumah. Jika
terjadi efusi pleura, mungkin diperlukan torasentesis atau drainase slang toraks
(Betz & Sowden, 2009).

Penatalaksanaan menurut Ngastiayah (2014) :

a. Menjaga kelancaran pernafasan


b. Kebutuhan istirahat
c. Kebutuhan nutrisi dan cairan
d. Mengontrol suhu tubuh
e. Mencegah komplikasi

H. Perawatan Bronkopneumonia

1. Beri kompres jika anak demam


2. Jika anak muntah dan diare berikan minum yang banyak
3. Longgarkan pakaian jika anak sesak nafas
4. Segera bawa ke unit pelayanan kesehatan

DAFTAR PUSTAKA

Betz, Cecily Lynn., dan Linda A. Sowden. 2009. Buku Saku Keperawatan Pediatri.
Jakarta: EGC

Ngastiyah. 2014. Perawatan Anak Sakit Ed 2. Jakarta: EGC

Nursalam. 2011. Konsep dan Penerapan Metodologi penelitian Ilmu Keperawatan.


Jakarta: Salemba Medika

Prihaningtyas, Rendi Aji. 2014. Deteksi dan cepat Obati 30+ penyakit yang Sering
Menyerangi Anak. Yogyakarta : Media Pressindo.

Terri, Kyle., dan Susan Carman. 2014. Keperawatan Pediatri. Jakarta: EGC

Utama, Saktya Yudha Atdhi. 2018. Keperawatan Medikal Bedah Sistem Respirasi.
Yogyakarta: CV Budi Utama

Widia, Lidia. 2015. Anatomi & Fisiologi Tubuh Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika

Wijayaningsih. 2013. Asuhan keperawatan Anak. Jakarta: Trans Info Media.

Anda mungkin juga menyukai