KELOMPOK 7
A. LATAR BELAKANG
Pursed lip breathing adalah latihan pernapasan dengan menghirup udara melalui
hidung dan mengeluarkan udara dengan cara bibir lebih dirapatkan atau dimonyongkan
dengan waktu ekshalasi lebih di perpanjang. Terapi rehabilitasi paru paru dengan pursed
lips breathing ini adalah cara yang sangat mudah dilakukan, tanpa memerlukan alat bantu
apapun, dan juga tanpa efek negative seperti pemakaian obat-obatan (Smeltzer & Bare,
2017).
Manfaat dari pursed lips breathing ini adalah untuk membantu klien memperbaiki
transport oksigen, menginduksi pola napas lambat dan dalam, membantu pasien untuk
mengontrol pernapasan, mencegah kolaps dan melatih otot-otot ekspirasi untuk
memperpanjang ekshalasi dan meningkatkan tekanan jalan napas selama ekspirasi, dan
mengurangi jumlah udara yang terjebak. Latihan pernapasan dengan pursed lips breathing
memiliki tahapan yang dapat membantu menginduksi pola pernafasan lambat,
memperbaiki transport oksigen, membantu pasien mengontrol pernapasan dan juga
melatih otot respirasi, dapat juga meningkatkan pengeluaran karbondioksida yang
disebabkan oleh terperangkapnya karbondioksida karena alveoli kehilangan elastistitas,
sehingga pertukaran gas tidak dapat dilakukan dengan maksimal dan meningkatkan ruang
rugi di paru-paru.
B. TUJUAN
Setelah memberikan ronde 20 menit diharapkan klien dan keluarga mampu memahami
dan selanjutnya melaksanakan tekhnik pernapasan pursed lips breathing sesuai dengan
instruksi.
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
C. RENCANA KEGIATAN
1. Materi
2. Metode
1) Ceramah dan Diskusi, yaitu komunikasi dua arah dengan pemaparan materi yang
disampaikan oleh seorang perawat kepada klien dan keluarga dan adanya timbal
balik dari sasaran untuk bertanya dan menjawab.
2) Demonstrasi, yaitu metode pengaplikasian teori yang telah diberikan pada klien
untuk meningkatkan respon terhadap materi yang diberikan.
3) Tanya jawab, yaitu metode pemberian pertanyaan dari klien/keluarga kepada
perawat sebagai respon terhadap materi yang telah disampaikan dan sebaliknya
sebagai bahan evaluasi kegiatan.
3. Media
D. KEGIATAN
1. Menggali 1. Ceramah
Penyajian dan 1. Menjawab
pengetahuan peserta
diskusi pertanyaan 2. Demonstrasi
tentang pursed lips
dari perawat
breathing 3. Tanya jawab
( 10 menit)
2. Memperhatikan
2. Memberikan
reinformen positif
3. Menjelaskan 3. Mendengarkan
pengertian pursed keterangan
lips breathing penyaji
5. Menjelaskan indikasi
pelaksanaan pursed
lips breathing
6. Menjelaskan dan
mendemonstrasikan
cara melakukan
pursed lips
breathing
1. Mengevaluasi atau
menanyakan kembali
materi yang telah
disampaikan pada
peserta
2. Menyimpulkan
kembali materi yang
telah disampaikan
4. Memotivasi untuk
pengaplikasian
5. Memberi salam
penutup
E. KRITERIA EVALUASI
a. Evaluasi terstruktur
1. Adanya koordinasi antara pemateri, peserta ronde dan panitia penyelenggara
selama acara ronde berlangsung.
2. Persiapan acara ronde dapat dilakukan dengan baik, misalnya dalam
penyiapan kursi, dan absensi.
3. Sebelum ronde telah dilakukan perjanjian ronde dengan pihak Karu
Ruangan Interne Pria
b. Evaluasi proses
1. Peserta aktif mendengarkan dan menyimak acara ronde
2. Peserta aktif bertanya topik yang dibahas pada sesi tanya jawab.
3. Peserta mampu merespon pertanyaan yang diberikan pemateri..
c. Evaluasi hasil
Peserta mampu menjelaskan kembali materi yang telah disampaikan dengan
benar melalui pertanyaan lisan (75%).
Lampiran 1
MATERI RONDE
A. Pengertian
Pursed lip breathing (PLB) adalah latihan pernapasan dengan menghirup udara
melalui hidung dan mengeluarkan udara dengan cara bibir lebih dirapatkan atau
dipipihkan dengan waktu ekshalasi lebih diperpanjang (Smeltzer & Bare, 2013).
PLB adalah teknik pernapasan yang terdiri dari mengeluarkan napas melalui bibir
yang mengerut (kerucut) dan bernapas melalui hidung dengan mulut tertutup. Dokter,
perawat, ahli terapi fisik, ahli terapi okupasi, dan ahli terapi pernapasan mengajarkan
teknik ini kepada pasien mereka untuk meredakan sesak napas dan meningkatkan
pernapasan dalam, juga disebut sebagai pernapasan perut atau diafragma. Tujuan PLB
adalah untuk menciptakan tekanan balik di saluran udara untuk membukanya; udara
yang bergerak karenanya membutuhkan lebih sedikit kerja.Bernafas melalui bibir yang
mengerucut baik dalam pernapasan maupun inhalasi adalah salah satu tanda yang
digunakan petugas kesehatan untuk mendeteksi kemungkinan penyakit pada sistem
pernapasan. Beberapa penelitan juga menunjukkan bahwa menggunakan PLB
memiliki efek positif dalam mengobati gangguan terkait stres dan kecemasan.
B. Tujuan
1. Untuk membantu memperbaiki perpindahan oksigen, menginduksi pola napas yang
lambat dan dalam
2. Membantu pasien untuk mengontrol pernapasan dan mencegah kolaps paru
3. Melatih otot-otot pernapasan untuk memperpanjang ekshalasi / penegluaran udara
4. Meningkatkan tekanan jalan napas selama ekspirasi dan mengurangi jumlah udara
yang terjebak
1-2-3
1-2-3-4-5-6-7
3) Fase Terminasi
a. Evaluasi perasaan klien
b. Evaluasi objektif
c. Terapkan rencana tindak lanjut klien
d. Salam penutup
DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer, S. (2015). Buku ajar keperawtan medikal bedah. Jakarta: EGC. Perry
& Potter. Funamental Keperawatan. Jakarta: EGC.
Kowalak , J. (2017). Buku ajar patofisiologi. Jakarta: EGC.
Rab, T. (2010). Ilmu penyakit paru. Jakarta: TIM.
Tamsuri, A. (2018). Asuhan keperawatan klien gangguan pernafasan. Jakarta: EGC.