Anda di halaman 1dari 4

SKENARIO ROLEPLAY DISKUSI REFLEKSI KASUS (DRK)

1. Nanda Amelia : Kepala Ruangan

2. Shintia Lara D : Ketua Tim A (Fasilitator)

3. Yessica Carmelia : Ketua Tim B (Penyaji)

4. Nilam Septia E : Perawat Pelaksana

5. Nur Azizah Putri : Perawat Pelaksana

6. Desri Yola Ramadhani : Perawat Pelaksana

7. Laila Sa’adah : Perawat Pelaksana

8. Natasya : Perawat Pelaksana

9. Fitriatul Munnawarroh : Perawat Pelaksana

DRK dilakukan pada tanggal 7 Februari 2023 di ruang perawat pukul 14.00 WIB.
DRK dihadiri seluruh anggota kelompok.
(Di ruang perawat…)

Shintia : Assalamualaikum wr wb. Selamat siang rekan-rekan semuanya. Selamat


datang di diskusi refleksi kasus yang sudah rutin kita adakan. Seperti yang
rekan sejawat ketahui, DRK adalah suatu metode dalam merefleksikan
pengalaman klinis perawat dalam menerapkan standar dan uraian tugas.
Tujuannya adalah untuk mengembangkan profesionalisme perawat,
meningkatkan aktualisasi diri dan membangkitkan motivasi belajar. Hari ini
kita melakukan refleksi kasus yang telah kita sepakati. Sebelumnya kita
sepakati terlebih dahulu waktu diskusi kita hari ini. Bagaimana kalau diskusi
kita laksanakan selama 30 menit ?
Sebelum kita mulai kita serahkan kepada ibu kepala ruangan untuk
membuka kegiatan kita pada hari ini.

Amel : Assalamualaikum wr wb Selamat pagi! Saya ucapkan terimakasih,


sebelum kita mulai kegiatan hari ini mari kita mulai dengan membaca
fatihah. Untuk selanjutnya saya kembalikan kepada fasilitator.
Shintia :Hari ini kita akan melakukan refleksi kasus yang telah kita sepakati
sebelumnya yaitu tentang pasien dengan diagnosa Post Debridement
Sitostomy Colostomy Diversi + Ulkus Dekubitus. Sebelumnya kita
sepakati terlebih dahulu waktu diskusi kita hari ini. Bagaimana kalau
diskusi kita laksanakan selama 30 menit?

Peserta : Setuju

Shintia : Baiklah seperti biasa, diharapkan semua peserta dapat mengikuti


diskusi dengan baik dan mengikuti perjalanan diskusi dengan aktif.
Untuk acara hari ini, materi akan disajikan oleh Penyaji selama 15
menit, dilanjutkan diskusi selama 15 menit. Kepada penyaji
dipersilahkan untuk menyampaikan materinya.

Yessica : (Mempresentasikan PPT)


Dalam kasus ini, bahwa kasus pasien Tn.J menarik untuk diangkat sebagai
kasus diskusi refleksi kasus (DRK), dikarenakan pasien sudah hari rawat ke
27, dan pasien memiliki luka dekubitus karena sudah lama berbaring serta
pasien sulit untuk miring ke kanan dan miring kiri sehingga belum terdapat
penurunan yang signifikan pada keadaan yang dirasakan pasien.

Shintia : Baik, langsung saja, jika ada yang ingin disampaikan dari teman-
teman, silahkan untuk menyampaikan satu per satu.

Pa (nur) : Bagaimana dengan kaki pasien saat ini ? apakah benar-benar tidak
bisa digerakkan sendiri ?

Yessica : Pasien mengatakan bahwa kakinya hanya bisa dipindahkan jika dibantu, terkadang
kakinya berpindah posisi hanya karena reflek sendiri.

Pa (laila) : Kita juga harus memonitor mobilisasi pasien, karena dengan mobilisasi miring
kanan dan kiri dapat membantu penyembuhan pada luka dekibutis pasien. Selain itu
luka dekubitus pasien sudah dilakukan pengobatan menggunakan madu. Apakah
menggunakan madu ini tidak mempengaruhi perawatan luka pada pasien ini?
Berdasarkan jurnal yang saya baca. Sebagai agen pengobatan luka, madu mudah
diserap kulit, sehingga dapat menciptakan kelembaban kulit dan memberi nutrisi yang
dibutuhkan. Madu terbukti mempunyai kemampuan membasmi sejumlah bakteri di
antaranya bakteri gram positif dan gram negatif. Madu menyebabkan peningkatan
tekanan osmosis di atas permukaan luka. Hal tersebut akan menghambat tumbuhnya
bakteri kemudian membunuhnya

Yessica : Ya benar sekali, saat ini Tn J sudah menggunakan madu pada perawatan
luka, akan tetapi alangkah baiknya jika ada alternatif lain yang lebih
memberikan pemulihan yang cepat untuk perawatan luka ini dapat kita
terapkan pada perawatan luka dekubitus pasien ini.

Shintia : Oke, bisa dilanjutkan dengan saran dan masalah yang lain

Pa (Tassa) : Saya ingin menambahkan. Saya pernah membaca jurnal terkait dengan
penggunaan tumbuhan merupakan cara alternatif yang tepat untuk
pengobatan terhadap luka kronis decubitus. Salah satu diantara berbagai
tumbuhan obat yang diketahui berkhasiat bagi kesehatan yaitu lidah buaya.
Aloe vera dapat menguatkan sel dan jaringan, menjaga kesehatan,
memperlambat penuaaan dini, meningkatkan metabolisme tubuh, membantu
menyembuhkan dan menguatkan fungsi-fungsi tubuh, mengeluarkan
bahan kimia beracun, dapat digunakan untuk mengatasi luka akibat sinar X
dan luka bakar akibat radiasi sinar radium. Kandungan gel aloe vera dapat
berpengaruh bagi kesembuhan luka, dan pada teori di sebutkan bahwa pada fase
poliferasi terjadi dalam waktu 3–24 hari sedangkan pada penelitian dengan
pemberian gel lidah buaya mengalami fase poliferasi yang cukup singkat yaitu
antara minggu pertama hingga minggu kedua sekitar hari ke 5–14.

Shintia : Bagaimana, apakah ada tambahan lain?

Pa (Fitri) : saya ingin menambahkan mengenai lidah buaya tersebut. Dari hasil
beberapa analisis peneliti mengenai perawatan luka dengan lidah buaya (aloe vera)
didapatkan hasil terhadap penyembuhan luka dapat ditarik kesimpulan bahwa
pemberian gel lidah buaya dapat mempercepat proses penyembuhan luka akut jenis
luka bakar, luka insisi dan luka episiotomi serta luka kronik jenis luka diabetik dan
luka dekubitus, sehingga dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif pilihan dalam
perawatan luka.

Shintia : Baik, ada lagi yang ingin disampaikan?

Peserta : Cukup.

Amel : alhamdulillah, diskusi hari ini telah berakhir. Dapat saya simpulkan bahwa
pasien diagnosa Post Debridement Sitostomy Colostomy Diversi + Ulkus
Dekubitus dengan diagnosa keperawatan kerusakan integritas kulit.
Tetap dilakukan perawatan luka seperti sebelumnya dan kita terapkan
terapi komplementer yang disarankan oleh rekan-rekan semua.
Baik trimakasih kepada rekan-rekan semua karna sudah mau ikut
berpartisipasi dalam diskusi refleksi kasus kita pada siang ini. Untuk saran
yang rekan-rekan semua berikan, sudah bagus dan semua nya sudah berperan
aktif dalam diskusi kali ini.

Anda mungkin juga menyukai