Anda di halaman 1dari 8

PROPOSAL

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK 5 BENAR CARA MINUM OBAT

DI WISMA PUNTADEWA RSJ Prof. Dr. SOEROJO MAGELANG

DISUSUN OLEH

KHARISMA LALA DEWI


220104048

PRATIK PROFESI NERS STASE KEPERAWATAN JIWA

UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA

2022/2023
I. Topik : Terapi aktivitas kelompok 5 Benar Cara Minum Obat
II. Diagnosa Keperawatan : Gangguan Persepsi Sensori Halusinasi
III. Tujuan
a. Tujuan Umum
- Setelah dilakukan TAK klien mampu mengetahui tentang
mengatasi halusinasi dengan 5 benar cara minum obat
b. Tujuan Khusus
- Klien mampu menjelaskan apa itu obat
- Klien mampu menyebutkan 5 benar cara minum obat
- Klien mampu menyebutkan manfaat dari minum obat
IV. Latar Belakang
a. Bagaimana kondisi pasien gangguan jiwa
Masalah gangguan jiwa semakin meningkat, ini dipengaruhi oleh
pola perilaku atau psikologis yang ditunjukkan oleh individu yang
menyebabkan distress, disfungsi, dan menurunkan kualitas
kehidupan. hal ini mencerminkan disfungsi psikobiologis dan
bukan sebagai akibat dari penyimpangan sosial atau konflik dengan
masyarakat (Stuart, 2016).
Menurut Mahmuda (2018) gangguan jiwa menyebabkan
terjadinya kegagalan individu dalam kemampuannya mengatasi
keadaan sosial. Rendahnya harga diri, rendahnya tingkat
kompetensi, dan system pendukung yang berinteraksi dimana
individu berada pada tingkat stress yang tinggi.
Menurut (WHO, 2016) bahwa gangguan jiwa terutama skizofrenia
merupakan gamgguan mental yang parah yang mempengaruhi
lebih dari 21 juta orang diseluruh dunia. Menurut Kemenkes RI
(2016), di Dunia terdapat sekitar 35 juta orang terkena depresi, 60
juta orang terkena bipolar, 21 juta terkena skizofrenia, serta 47,5
juta terkena dimensia. Menurut laporan riset Kesehatan dasar
(Riskesdas) tahun 2018, prevalensi rumah tangga dengan anggota
keluarga yang mengalami gangguan jiwa berat pada penduduk di
Indonesia sebesar 7,0 per mil. Prevalensi di Daerah Istimewa
Yogyakarta sebesar 10 per mil dan menjadi daerah contributor
tertinggi ke dua kasus gangguan jiwa di Indonesia setelah daerah
Bali.
Menurut data Dinkes Kesehatan Sleman didapatkan data
bahwa pada tahun 2018 puskesmas dengan capaian pelayanan
kesehatan jiwa dengan posisi terendah pertama ditempati oleh
Godean 1 dengan presentase 14.94 %, posisi terendah kedua yaitu
Puskesmas Minggir dengan presentase 66.67 %. Berdasarkan data
laporan di Puskesmas Godean 1 didapatkan data penderita
gangguan jiwa pada tahun 2018 tercatat sebanyak 157orang. WHO
(2016) menyatakan bahwa gangguan jiwa berat yang sering terjadi
yaitu skizofrenia.
Pada skizofrenia ditandai dengan penurunan atau
ketidakmampuan dalam berkomunikasi, gangguan kognitif seperti
tidak mampu berpikir abstrak, afek tidak wajar atau tumpul,
gangguan realitas, serta kesukaran dalam melakukan aktivitas
sehari-hari (Keliat, dkk 2011). Menurut Mahmuda (2018)
Skizofrenia merupakan salah satu dari gangguan jiwa berat pada
pasien skizofrenia 90 % akan memunculkan beberapa karakteristik
yang menonjol salah satunya pasien mengalami halusinasi.
Halusinasi merupakan gangguan penerimaan panca indra tanpa
stimulasi eksternal seperti halusinasi pendengaran, penglihatan,
pengecapan, penciuman, dan perabaan.
Menurut Yosep & Sutini (2014) halusinasi juga dapat
diartikan sesuatu distorsi persepsi palsu yang terjadi pada respon
neurobiologis maladaptif. Menurut keliat, 2016. Pada penderita
tidak ada namanya stimulasi eksternal ataupun stimulasi internal
yang di identifikasi sehingga mampu muncul pada salah satu panca
indera.
Menurut Yosep & Sutini (2014) menyatakan bahwa pasien
dengan diagnosis medis skizofrenia sebanyak 20% mengalami
halusinasi pendengaran dan penglihatan secara bersamaan, 70%
mengalami halusinasi pendengaran, 20% mengalami halusinasi
penglihatan, dan 10% mengalami halusinasi lainnya. Halusinasi
terjadi karena hilangnya kemampuan manusia dalam membedakan
rangsangan internal atau pikiran dan rangsangan eksternal atau
dunia luar (Kusumawati & Hartono, 2010).
b. Mengapa perlu dilakukan terapi aktivitas kelompok.
1. Sebagai sarana sosialisasi dengan pasien lain.
2. Memecahkan masalah yang dialami pasien.
c. Bagaimana penatalaksaan selama ini.
Penatalaksaan dilakukan secara berkelompok di ruang Puntadewa dan
berjalan secara baik dan tertib.
V. Seleksi Pasien
Klien pada terapi aktivitas kelompok adalah pasien dengan gangguan
persepsi sensori Halusinasi yang sudah kooperatif, yang sudah dikontrak
waktu dan bersedia mengikuti TAK.
VI. Jadwal Kegiatan
a. Tempat pelaksanaan terapi aktivitas kelompok
Tempat Makan Wisma Puntadewa
b. Lama pelaksanaan terapi aktivitas kelompok.
20-30 menit.
c. Waktu pelaksanaan terapi aktivitas kelompok.
Rabu, 7 April 2022.
Pukul 12.30 WIB.
VII.Metode
Ceramah dan tanya jawab
VIII. Media dan Alat
Obat pasien
IX. Pengorganisasian
Leader : Kharisma Lala Dewi, S.Kep
Fasilitator : Khairin Wanda Aurelia, S.Kep
Observer : Kholifah Nur Azzakiyah, S.Kep

X. Setting Tempat

Peserta Observer Peserta

Leader
Peserta Observer Peserta

XI. Antisipasi Kegiatan


a. Jika klien tiba tiba tidak dapat mengikuti kegiatan maka
penyelenggara TAK maka digantikan dengan klien cadangan
b. Jika semua peserta TAK tidak dapat mengikuti kegiatan TAK yang
sudah dijadwalkan karena suatu acara di wisma maka
penyelenggara TAK menggunakan hari esok untuk mengganti
TAK yang sudah terjadwal
c. TAK dilaksanakan di wisma puntadewa jika wisma terpakai maka
penyenggara TAK mengganti tempat TAK di sebuah Gazebo dekat
wisma puntadewa
XII.Langkah Kegiatan TAK
a. Persiapan
1. Mempersiapkan klien sebanyak 3-8 orang.
2. Mempersiapkan tempat yang nyaman dan cukup longgar.
3. Ada topik TAK
4. Buku terapi aktivitas kelompok.
b. Orientasi
Selamat pagi teman-teman (menyapa semua pasien yang ikut
dalam kegiatan TAK). Perkenalkan saya Melinda, bisa dipanggil Meli
saya mahasiswi profesi ners yang praktik di ruang Puntadewa pada pagi
hari ini mulai pukul 07.00-14.00. Disini saya juga dengan kedua teman
saya, ada mba Lutfia sebagai Fasilitator dan mba Milina sebagai
Observer, selama nanti kita melakukan terapi aktivitas kelompok.
Sebelumnya, sekarang teman-teman saling memperkenalkan diri yah
(semua klien memperkenalkan diri). Baik, bagus yah semua sudah
memperkenalkan diri. Sekarang teman-teman dikumpulkan disini
bertujuan untuk mengikuti kegiatan TAK, di mana tujuan TAK adalah
untuk bersosialisasi dengan anggota lain, sebagai sarana pemecahan
masalah, dan melatih kerjasama dalam kelompok. Bagaimana perasaan
teman-teman hari ini?. (Klien menjawab senang, bahagia).
Alhamdulillah, semoga kita semua selalu berbahagia nggih,
sebelumnya ada yang masih ingat kegiatan TAK kita kemarin tentang
apa?. (menjawab dengan benar, lalu menyebutkan pengertian interaksi,
manfaat interaksi dan tujuan interaksi), nah bagus yah teman-teman
masih ingat semua kegiatan TAK kemarin (reinforcement positif).
Nah, disini nanti kita akan melakukan terapi aktivtas kelompok
bercakap-cakap tentang 5 benar cara minum obat, dimana tujuan dari
TAK ini adalah supaya panjenengan termotivasi untuk minum obat.
Tempatnya di tempat makan wisma Puntadewa, waktunya kurang lebih
20-30 menit, untuk aturannya nanti panjenengan harus mengikuti
kegiatan TAK dari awal sampai akhir dengan baik dan tertib. Jika ada
yang ingin ijin ke belakang, silahkan langsung ijin ke saya yah.
Sebelumnya apakah ada yang ingin ditanyakan?. (baik kalau tidak ada
kita langsung saja nggih memulai TAK).
c. Kerja
Disini nanti tata cara diskusinya yaitu secara bergiliran
menjawab satu persatu pertanyaan yang saya tanyakan terkait 5 benar
cara minum obat. Lalu diikuti dengan pengulangan jawaban apakah
masih paham materi yang sudah dijawab oleh teman-teman semua. Nah
sekarang coba dari bapak ini, lalu ke kiri bapak ini jawab tentang
manfaat minum obat (dan seterusnya). Wah bagus sekali, semuanya
bisa menjawab. Lalu sekarang coba bapak (sebutkan nama) ulangi lagi
tentang jawaban yang sudah dijawab oleh pasien lain (dilakukan sampai
semua pasien dapat giliran). Jadi, saya simpulkan nggih tentang 5 benar
cara minum obat (simpulkan dari semua yang sudah dijelaskan).
Sekarang kita lakukan tepuk pandu secara bersama-sama yah!.
d. Terminasi
Bagaimana perasaan panjenengan semua setelah dilakukan TAK
ini, lalu masih ada yang ingat tentang apa yang tadi kita bicarakan?.
Untuk rencana tindak lanjut dari TAK ini mohon nanti diterapkan
prinsip 5 benar minum obat selanjutnya akan dilakukan TAK dengan
topik yang berbeda dan perawat yang berbeda. Kontrak selanjutnya
bagaimana kalau tempatnya disini?. Waktunya mau jam berapa dan
lamanya sekitar 20-30 menit. (Mendokumentasikan ke dalam buku
TAK).
XIII. Evaluasi
Evaluasi proses : Semua klien hadir dalam kegiatan TAK, mengikuti
kegiatan dari awal sampai akhir.
Evaluasi hasil : Semua klien sudah mampu mengidentifikasi dan
menjelaskan 5 benar cara minum obat serta manfaat minum obat dengan
benar dan tepat.
XIV. Lampiran
Observasi kegiatan berjalan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Keliat, B. A., Akemat, Daulima, N. H. C, &Nurhaeni. (2011).
Keperawatan
kesehatan jiwa komunitas CMHN (basic course). Jakarta: Penerbit
Buku
Kedokteran EGC.
Kusumawati F & Hartono Y. (2010).Buku Ajar Keperawatan
Jiwa.Jakarta:Salemba Medika.
Mahmuda, I.R, & Jumaini, A. (2018). Perbedaan Efektivitas Antara
Membaca
Dengan Mendengarkan Surah Al Fatihah Terhadap Skor
Halusinasi.
Jurnal JOM FKp, Vol. 5 No. 2, 318-319.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). 2018. Badan Penelitian dan
Pengembangan Riset Kesehatan Kementerian RI tahun 2018.
https://www.depkes.go.id/resources/download/info-terkini/hasil-
riskesdas-2018 .pdf – Diakses pada tanggal 6 Desember 2019
Stuart, G. W., Keliat, B. A., & Pasaribu, J. (2016). Prinsip dan praktik
keperawatan kesehatan jiwa stuart. Edisi Indonesia. Singapore:
Elsevier
Yosep, H. I., dan Sutini, T. (2014). Buku Ajar Keperawatan Jiwa dan
Advance Mental Health Nursing. Bandung: Refika Aditama.

Anda mungkin juga menyukai