Anda di halaman 1dari 16

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

BERSIHAN JALAN NAFAS TIDAK EFEKTIF B.D PENUMPUKKAN


SECRET PADA PASIEN PERTUSIS

Yang Di Bimbing Oleh :

Ns. Sulastri, M.Kep., Sp. Jiwa

DISUSUN OLEH :

NABILA SYAFIRA
1814401066

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG

TAHUN AKADEMIK 2020


SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Pembahasan :Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d penumpukan secret pada
pasien pertusis
Sasaran : Pasien dan keluarga
Hari/Tanggal : Jumat, 10 April 2020
Waktu/Waktu : 09.00-09.20 (20 menit)
Tempat : Ruang alamanda RSUD abdul moelok bandar lampung
Penyuluh : Nabila Syafira

A. Analisa Situasi

ketidakefektifan bersihan jalan nafas adalah ketidakmampuan untuk membersihkan secret atau
obstruksi saluran nafas guna mempertahankan jalan nafas yang bersih. Ketidakefektifan
bersihan  jalan nafas merupakan suatu keadaan dimana seorang individu mengalami suatu
ancaman yang nyata atau potensial pada status pernafasan.  ketidakefektifan bersihan  jalan
nafas dapat disebabkan karena adanya secret pada saluran nafas sehingga mengganggu sirkulasi
pernafasan. Berdasarkan hasil penelitian dr. Yosef Agung Nugroho  menyebutkan  Penelitian
yang dilakukan pada 15 responden tanggal 15 Mei – 15 Juni 2011 di Instalasi Rehabilitasi Medik
Rumah Sakit Baptis Kediri dapat disimpulkan bahwa :

perlakuan batuk efektik pada pasien dengan ketidakefektifan bersihan jalan nafas di Instalasi
Rehabilitasi Medik RS Baptis Kediri. perlakuan batuk efektif penting untuk menghilangkan
gangguan pernapasan dan menjaga paru – paru agar tetap bersih. Batuk efektif dapat di berikan
pada pasien dengan cara diberikan posisi yang sesuai agar pengeluaran dahak dapat lancar. Batuk
efektif ini merupakan bagian tindakan keperawatan untuk pasien dengan gangguan penapasan
akut dan kronis (Kisner & Colby, 1999). Batuk efektif yang baik dan benar akan dapat
mempercepat pengeluaran dahak pada pasien dengan gangguan saluran pernafasan. Hasil
penelitian menunjukkan ada perubahan yang signifikan sebelum dan sesudah diberikan tindakan
batuk efektif, dengan riwayat penyakit responden yang berbeda – beda seperti asma
bronchial, bronkopneumonia, bronchitis, efusi pleura.

Penyakit Batuk rejan, atau batuk seratus hari atau pertusis adalah satu penyakit menular. Di


dunia terjadi sekitar 30 sampai 50 juta kasus per tahun, dan menyebabkan kematian pada
300.000 kasus (data dari WHO). Penyakit ini biasanya terjadi pada

anak berusia di bawah 1 tahun, dan 90 persen kasus ini terjadi di negara berkembang. Penyakit
ini biasanya diakibatkan oleh bakteri Bordetella pertussis, tetapi tidak jarang diakibatkan oleh B.
parapertussis. Pertusis merupakan penyakit yang toxin mediated, toksin yang
dihasilkan kuman (melekat pada bulu getar saluran napas atas) akan melumpuhkan bulu getar
tersebut sehingga gangguan aliran sekret saluran pernapasan, dan berpotensi
menyebabkan pneumonia.

B. Diagnosa Keperawatan
Bersihan Jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan secret

C. Masalah/ Diagnosis Promosi Kesehatan


Kurang pengetahuan tentang bersihan jalan nafas tidak efektif pada pasien pertusis b/d tidak
familiarnya diri/kurang terpapar informasi

D. Tujuan
1.Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 20 menit, diharapkan keluarga pasien (anak)
dapat memahami bersihan jalan nafas tidak efektif
2.Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 20 menit, diharapakan keluarga pasien (anak) akan
dapat :

a.menjelaskan pegertian bersihan jalan nafas tidak efektif


b.menjelaskan penyebab jalan nafas tidak efektif
c.menjelaskan tanda dan gejala jalan nafas tidak efektif
d.menjelaskan akibat jalan nafas tidak efektif
e.Menjelaskan dan mempraktekkan cara meningkatakan jalan nafas kembali efektif
f. Menjelaskan pengertian pertusis
g. Menjelaskan penyebab pertusis
h. Menjelaskan tanda dan gejala pertusis
i. menjelaskan pencegahan pertusis

E. Isi Materi (Uraian materi penyuluhan terlampir/dilampirkan)


1.Pengertian bersihan jalan nafas tidak efetif
2.penyebab jalan nafas tidak efektif
3.tanda dan gejala jalan nafas tidak efektif
4.komplikasi pada bersihan jalan nafas tidak efektif
5.cara meningkatkan jalan nafas kembali efektif
6. Pencegahan jalan nafas tidak efektif
7. pengertian pertusis
8. penyebab pertusis
9. tanda dan gejala pertusis
10. komplikasi pertusis
11. pencegahan pertusis

F. Metode
1. Ceramah
2. diskusi
3. Tanya jawab

G. Media
1.Leaflet
2. lembar balik
H. Kegiatan Pembelajaran
Wakt Kegiatan Kegiatan Penyuluh Kegiatan Sasaran
u

3 Pembukaan
:
menit 1. Memberi salam 1. Menjawab salam
pembukaan 2. Mendengarkan
2. Memperkenalkan 3. Memperhatikan
diri
3. Menjelaskan tujuan
penyuluhan
4. Kontak waktu yang
diperlukan
5. Menjelaskan
tatatertib

1. Menjawab pertanyaan
1. Menanyakan audien
Appersepsi
2 apa yang diketahui
menit tentang jalan nafas tidak
2. Menerima pujian
efektif dan pertusis.
2. Memberi
pujian/penguatan

10 Inti: 1. Menjelaskan materi 1. Menyimak (mendengarkan dan


menit tentang: memperhatikan)
Penjelasan
pengertian,penyeba
materi b, tanda dan gejala,
pencegahan
bersihan jalan nafas
tidak efektif
2. Memberi 2. Mengajukan Pertanyaan
kesempatan
bertanya pada 3. Mendengarkan penjelasan
audiens penyuluhan
3. Menjawab
pertanyaan audiens
4. Memperhatikan
4. Menjelaskaan
tentang: pengertian,
penyebab, tanda dan
gejala, pada pertusis
5. Mengajukan Pertanyaan
5. Memberi
kesempatan
6. Mendengarkan penjelasan
bertanya pada
audiens
6. Menjawab
pertanyaan

5 penutup 1. Memberikan
1. Menjawab pertanyaan
pertanyaan atau
menit
mengajukan
pertanyaan tentang
pengertian,
penyebab, tanda dan
gejala dari jalan
nafas tidak efektif
dan pertusis.
2. Menerima pujian yang diberikan
2. Memberikan pujian
pada jawaban yang
tepat.
3. Memperbaiki
3. Mendengarkan
jawaban yang
belum tepat
4. Menyimpulkan hasil 4. Memperhatikan
pertemuan
5. Salam penutup 5. menjawab salam penutup

I. .Evaluasi
1.Evaluasi Struktural
a sarana alat yang dipakai dapat berfungsi dengan baik
b. penyuluhan berjalan dengan baik
2.Evaluasi Proses
a. penyuluhan hadir ditepat sasaran sesuai waktu yang dijadwalkan
b. Sasaran antusias terhadap materi penyuluhan
c. Tidak ada sasaran yang meninggalkan tempat penyuluhan sampai acara berakhir
d. Sasaran mengajukan pertanyaan dan dapat menyimpulkan hasil penyuluhan
3.Evaluasi Hasil
1. keluarga pasien dapat menjelaskan dengan tepat pengertian jalan nafas tidak efektif dan
pertusis
2. anggota keluarga pasien menjelaskan penyebab jalan nafas tidak efektif
3. anggota keluarga pasien dapat mengikuti penyuluhan dengan baik dan tertip
4. anggota keluarga pasien dapat menjelaskan penyebab pertusis

DAFTAR PUSTAKA

 PPNI (2019). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.


 Menurut Tim Pokja SDKI DPP PPNI (2016),
 (Lynda Juall, Carpenito 2006)
 (Nanda 2005-2006)

Menurut:

 Yosef Agung Nugroho  (2011)


 Hundak dan gallo (1999)
 Darmanto (2006)
 Dari WHO

LAMPIRAN 1:

MATERI PENYULUHAN
A. Pengertian jalan nafas tidak efektif
Bersihan jaalan nafas tidak efektif merupakan suatu keadaan ketika seseorang individu
mengalami suatu ancaman yang nyata atau potensial pada status pernafasan sehubungandengan
ketidak mampuan untuk batuk secara efektif (Lynda Juall, Carpenito 2006). Bersihan Jalan
nafas tidak efektif merupakan ketidak mampuan dalam membersihkan sekresi atau obstruksi
dari saluran pernafasan untuk menjaga bersihan jalan nafas (Nanda 2005-2006). Bersihan jalan
nafas tidak efektif adalah ketidakmampuan membersihkan sekret atau obstruksi jalan nafas
untuk mempertahankan jalan nafas tetap paten.

B. Penyebab jalan nafas tidak efektif


Menurut Tim Pokja SDKI DPP PPNI (2016), penyebab dari bersihan jalan napas tidak efektif
antara lain.
 Adanya Sekresi /lendir atau darah yang banyak dan menyubat jalan nafas
1. Fisiologis

 Spasme jalan nafas

 Hiperseksresi jalan nafas

 Disfungsi Neuromuskuler

 Benda Asing dalam jalan nafas

 Adanya jalan nafas buatan

 Sekresi yang tertahan

 Hiperplasia dinding jalan nafas

 Proses infeksi

 Respon allergi

 Efek agen farmakologis (mis. Anestesi)

2. Situasional
 Merokok aktif

 Merokok pasif

 Terpajan polutan

C. Tanda dan gejala


Apa tanda tanda jaan nafas yang tidak efektif? Tanda tanda yang dapat dilihat adalah sesak
(kesulitan ernafas), nafas berbunyi,dan kesulitan batuk karena adanya secret yangental.
Adapun tanda tanda lain seperti:

 Batuk tidak efektif

 Tidak mampu batuk

 Sputum berlebih

 Mengi, wheezing dan/atau ronkhi kering

 Mekonium di jalan nafas (pada neonatus)


 Gelisah

 Sianosis (kebiruan pada kulit)

 Bunyi nafas menurun

 Frekuensi nafas berubah

 Pola nafas berubah

Menurut: PPNI (2019). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.

D. Cara meningkatkan jalan nafas kembali efektif


a. Minum air hangat 2,5 liter per hari (untuk mengencerkan secret sehingga mudah
dikeluarkan)
b. Mengatur posisi semi fowler
c. Mempraktekkan cara nafas dalam
d. Mempraktekkan cara batuk efektif
e. Tindakan terapi nebulizer

E. Pengertian pertusis atau batuk rejan

Dikenal juga dengan istilah pertusis, batuk rejan merupakan infeksi bakteri pada paru-paru dan
saluran pernapasan yang mudah sekali menular. Umumnya, pengidap batuk rejan adalah anak-
anak. Namun, orang dewasa juga juga berisiko mengalami batuk rejan. Perlu diingat bahwa
apabila terjadi pada anak-anak dan lansia, batuk rejan dapat berakibat fatal, terutama pada bayi
yang belum cukup umur untuk mendapatkan vaksin pertusis. Batuk rejan ditandai dengan batuk
keras yang terjadi secara terus-menerus yang biasanya diawali dengan tarikan napas panjang
lewat mulut. Batuk rejan biasanya juga berlangsung selama tiga bulan, sehingga sering disebut
juga sebagai batuk seratus hari. Bila tidak ditangani dengan baik, pengidap batuk rejan bisa
kekurangan oksigen dalam darah. Selain itu, batuk ini juga bisa menyebabkan komplikasi seperti
pneumonia. Dalam beberapa kasus, pengidap batuk rejan bahkan bisa tidak sengaja melukai
tulang rusuk mereka karena batuk terlalu keras. Perlu diperhatikan bahwa batuk rejan dapat
menular dengan cepat, sehingga kamu butuh vaksin pertusis untuk mencegah terkena batuk
rejan.
F. Penyebab Batuk Rejan

Penyebab batuk rejan adalah bakteri bernama bordetella pertussis yang bisa menyebar melalui
udara. Bakteri ini menyerang dinding trakea dan bronkus (percabangan trakea yang menuju ke
paru-paru kanan dan kiri). Terjadinya pembengkakan saluran udara adalah salah satu cara tubuh
bereaksi terhadap infeksi oleh bakteri. Saluran udara yang membengkak bisa membuat pengidap
harus menarik napas dengan kuat melalui mulut karena kesulitan bernapas. Hasil tarikan napas
yang kuat inilah yang memunculkan bunyi dengkingan yang panjang. Saat bakteri menginfeksi
dinding saluran udara, maka tubuh akan memproduksi lendir kental. Inilah mengapa tubuh akan
merangsang pengidap untuk mengeluarkan lendir kental tersebut dengan cara batuk.

G. Gejala Batuk Rejan

Umumnya, gejala batuk rejan dapat muncul antara 7 hingga 21 hari setelah bakteri bordetella
pertussis masuk ke dalam saluran pernapasan. Gejala batuk rejan dapat terbagi menjadi tiga
tahapan terutama pada bayi dan anak-anak, yaitu:

1. Tahap Pertama

Pada tahap awal ini, gejala yang muncul masih termasuk ringan, seperti bersin-bersin, hidung
berair dan tersumbat, mata berair, radang tenggorokan, batuk ringan, hingga demam. Tahap ini
bisa berlangsung hingga dua minggu, dan di tahap inilah, pengidap batuk rejan berisiko
menularkannya ke orang-orang di sekelilingnya.

2. Tahap Kedua

Tahap ini ditandai dengan meredanya semua gejala-gejala flu, tetapi batuk justru bertambah
parah dan tak terkontrol. Di tahap ini, terjadi batuk keras terus-menerus yang diawali tarikan
napas panjang lewat mulut. Setelah serangan batuk, bayi dan anak-anak yang mengalami batuk
rejan bisa mengalami muntah serta tubuh mengalami kelelahan. Tahap ini bisa berlangsung
sekitar dua hingga empat minggu atau lebih.

3. Tahap Ketiga
Pada tahap inilah tubuh mulai membaik, tetapi gejala batuk rejan tetap ada bahkan bisa batuk
lebih keras. Tahap pemulihan ini bisa bertahan hingga dua bulan atau lebih tergantung dari
pengobatan. Berikut ini beberapa kondisi yang harus segera menerima penanganan dokter:

 Bayi berusia 0-6 bulan yang terlihat sangat tidak sehat.


 Pengidap mulai mengalami kesulitan untuk bernapas.
 Pengidap mengalami komplikasi serius, seperti kejang atau pneumonia.
 Pengidap mengeluarkan bunyi saat menarik napas.
 Pengidap muntah akibat batuk rejan yang parah.
 Tubuh menjadi memerah atau membiru. 

H. Komplikasi Batuk Rejan

Komplikasi yang mungkin terjadi adalah:

 Napas terputus-putus.
 Dehidrasi dan berkurangnya berat badan akibat muntah secara berlebihan.
 Pneumonia
 Tekanan darah rendah.
 Mengalami kejang-kejang.
 Kerusakan otak karena kurangnya pasokan oksigen menuju ke otak.
 Gagal ginjal.

Komplikasi pada bayi bisa berakibat fatal, sehingga menyebabkan gagal ginjal jika tidak diatasi
secara tepat. Sedangkan pada orang dewasa, komplikasinya cenderung lebih ringan. Seperti
tulang rusuk mengalami memar atau retak, hernia perut, mimisan, infeksi telinga, pecahnya
pembuluh darah di kulit atau putih mata, munculnya sariawan pada lidah dan mulut, serta wajah
mengalami pembengkakan. 
I. Pencegahan Batuk Rejan

Cara terbaik untuk mencegah batuk rejan adalah dengan mendapatkan vaksinasi pertusis.
Biasanya vaksin ini diberikan bersamaan dengan vaksin difteri, tetanus, polio (vaksin DPT) dan
Hib. Ibu hamil juga perlu mendapatkan vaksinasi pertusis. Mendapatkan vaksinasi pertusis saat
hamil membantu melindungi bayi terserang batuk rejan pada minggu-minggu awal usai
kelahiran. Vaksinasi pertusis akan ditawarkan pada semua wanita hamil saat usia kehamilan
mereka antara 28-38 minggu. Jika ingin mendapatkan vaksinasi pertusis saat hamil, sebaiknya
bicarakan dahulu dengan dokter kandungan. Selain pada ibu hamil dan bayi, vaksinasi pertusis
tambahan (booster) perlu diberikan karena fungsi perlindungannya cenderung melemah.
Vaksinasi tambahan ini bisa diberikan ketika:

 Hal ini karena kekebalan vaksin pertusis akan melemah mulai saat seseorang berusia 11
tahun. Maka usia tersebut menjadi waktu yang tepat untuk mendapatkan booster
vaksinasi pertusis.
 Beberapa jenis vaksin tetanus dan difteri yang diberikan secara berkala setiap 10 tahun
sekali juga memiliki fungsi untuk melindungi dari batuk rejan. Vaksin jenis ini juga
mengurangi risiko untuk menularkan batuk rejan kepada bayi.
LAMPIRAN 2

EVALUASI HASIL

No. Evaluasi hasil Respons Nilai

1. Menjelaskan pengertian jalan nafas


tidak efektif

2. Menjelaskan penyebab jalan nafas


tidak efektif

3. Menyebutkan tanda jalan nafas tidak


efektif

4. Menjelaskan pencegahan jalan nafas


tidak efektif

5. Menjelaskan pengertian pertusis

6. Menjelaskan penyebab pertusis

7. Menjelaskan pencegahan pertusis

Anda mungkin juga menyukai