Waktu : 30 menit
- Ceramah
- Tanya jawab
1
V. Media
- Leaflet
4. Menanyakan kepada
4. Menjawab
audiens mengenai
pertanyaan.
pemahaman mereka
seputar asma
5. Memberikan
5. Menerima
reinforcement positif
reinforcement positif
dari jawaban peserta
yang diberikan.
penyuluhan.
6. Membagikan leflet
6. Menerima
2. Tahap 15 1. Menyebutkan 1. Memperhatikan dan
pelaksanaan menit pengertian asma mendengarkan.
2
penanganan asma mendengarkan.
5. Menjelaskan cara 5. Memperhatikan dan
pencegahan penyakit mendengarkan.
asma.
6. Peserta aktif untuk
6. Peserta kesempatan
bertanya
untuk bertanya.
7. Menerima
7. Memberikan
reinforcement positif
reinforcement positif
yang diberikan.
atas pertanyaan yang
diajukan dan
menjawab pertanyaan
peserta.
3. Tahap 10 1. Menanyakan kembali 1. Menjawab
evaluasi menit pada peserta tentang pertanyaan.
materi yang telah
diberikan,
2. Berikan 2. Menerima
reinforcement kepada reinforcement
peserta penyuluhan positif yang
yang dapat menjawab diberikan.
pertanyaan. 3. Memberikan
3. Meminta salah satu simpulan.
peserta untuk
menyimpulkan hasil
penyuluhan yang
telah disampaikan.
4. Mengucapkan terima 4. Menjawab salam.
kasih dan memberi
salam.
3
VII. Evaluasi
1 Evaluasi Struktur.
- 90% ibu hamil dan ibu rumah tangga hadir di tempat penyuluhan.
- Penyelenggaraan penyuluhan di ruangan Universitas
Muhammadiyah Banjarmasin.
2 Evaluasi Proses.
- Ibu hamil dan ibu rumah tangga antusias terhadap materi
penyuluhan.
- Ibu hamil dan ibu rumah tangga mengajukan pertanyaan dan
menjawab pertanyaan secara benar.
3 Evaluasi Hasil.
- Ibu hamil dan ibu rumah tangga memahami tentang materi yang
telah diberikan dan mengetahui tentang penyakit asma
- Ibu hamil dan ibu rumah tangga mampu menyebutkan kembali
pengertian asma dengan benar.
- Ibu hamil dan ibu rumah tangga mampu menyebutkan trias gejala
dari asma dengan benar
- Ibu hamil dan ibu rumah tangga mampu menyebutkan 2 faktor
utama dan 5 dari 6 penyebab utama dari asma dengan benar
- Ibu hamil dan ibu rumah tangga mampu menyebutkan komplikasi
penyakit asma dengan benar.
- Ibu hamil dan ibu rumah tangga mampu menjelaskan
penatalaksanaan atau penanganan asma dengan benar
- Ibu hamil dan ibu rumah tangga mampu menyebutkan 8 dari 12 cara
pencegahan dari asma dengan benar.
4
LAMPIRAN MATERI
Kita ketahui bahwa peran perawat yang paling utama adalah melakukan
promosi dan pencegahan terjadinya gangguan pada system pernapasan,
sehingga dalam hal ini masyarakat perlu diberikan pendidikan kesehatan yang
efektif guna meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat. Oleh karena itu,
penyuluhan tentang asma ini merupakan cara yang tepat untuk mengubah
perilaku hidup yang tidak sehat. Disamping sebagai upaya promotif dan
preventif bagi masyarakat yang terkena maupun yang belum.
A. Pengertian Asma
Istilah asma berasal dari kata Yunani yang artinya “terengah-engah” dan
berarti serangan nafas pendek (Price, 1995). Menurut Global Initiative for
Asthma (GINA) didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik saluran
nafas dengan banyak sel yang berperan, khususnya sel mast, eosinofil, dan
limfosit T. Pada orang yang rentan inflamasi ini menyebabkan mengi
berulang, sesak nafas, rasa dada tertekan dan batuk, khususnya pada malam
atau dini hari. Gejala ini biasanya berhubungan dengan penyempitan jalan
5
nafas yang luas namun bervariasi, yang sebagian bersifat reversibel baik
secara spontan maupun dengan pengobatan, inflamasi ini juga berhubungan
dengan hiperreaktivitas jalan nafas terhadap berbagai rangsangan (GINA,
2006).
B. Penyebab (Etiologi)
Sampai saat ini etiologi asma belum diketahui dengan pasti, suatu hal yang
menonjol pada semua penderita asma adalah fenomena hiperaktivitas
bronkus. Bronkus penderita asma sangat peka terhadap rangsangan imunologi
maupun non imunologi. Karena sifat inilah maka serangan asma mudah
terjadi akibat berbagai rangsangan baik fisis, metabolik, kimia, alergen,
infeksi.
1. Faktor Ekstrinsik/luar tubuh (asma imunologik / asma alergi)
1) Reaksi antigen-antibodi
2) Inhalasi alergen (debu, serbuk-serbuk, bulu-bulu binatang)
6
Rangsangan atau pencetus yang sering menimbulkan asma perlu diketahui
dan sedapat mungkin dihindarkan. Faktor-faktor tersebut adalah:
a. Alergen utama debu rumah, spora jamur dan tepung sari rerumputan.
Karena tubuh sangat responsive terhadap allergen ini sehingga terjadi
pembengkakkan pada membran yang melapisi bronkus yang
menyebabkan sesak nafas. Sama halnya dengan iritan seperti asap, bau-
bauan, polutan yang mengiritasi membran bronkus sehingga terjadi
produksi sekret yang berlebih oleh reaksi imunitas yang memfagosit
bakteri-bakteri atau virus yang masuk kedalam saluran pernafasan.
b. Perubahan cuaca yang ekstrim seperti udara yang dingin, emosi dan
olahraga yang berlebihan memicu terlepasnya histamine dan leukotrien
sehingga terjadi kontraksi otot polos yang menyebabkan penyempitan
saluran udara.
C. Manifestasi Klinik
Gejala asma terdiri atas :
a. Dispnea (sesak nafas), terjadi karena pelepasan histamine dan leukotrien
yang menyebabkan kontraksi otot polos sehingga saluran nafas menjadi
sempit.
b. Batuk, adalah reaksi tubuh untuk mengeluarkan hasil dari inflamasi atau
benda asing yang masuk ke saluran nafas.
c. Mengi (bengek), suara nafas tambahan yang terjadi akibat penyempitan
bronkus.
7
1) Gambaran klinis pasien yang menderita asma :
Gambaran objektif:
- Sesak nafas parah dengan ekspirasi memanjang disertai
wheezing.
- Dapat disertai dengan sputum kental dan sulit dikeluarkan.
d. Bernafas dengan menggunakan otot-otot nafas tambahan.
e. Sianosis, takikardia, gelisah dan pulsus paradoksus.
f. Fase ekspirasi memanjang dengan disertai wheezing (di afek dan hilus)
1) Gambaran subjektif adalah pasien mengeluhkan sukar bernafas,
sesak dan anoreksia.
2) Gambaran psikososial adalah cemas, takut, mudah tersinggung dan
kurang pengetahuan pasien terhadap situasi penyakitnya.
D. Pencegahan
Pencegahan meliputi pencegahan primer yaitu mencegah tersensitisasi
dengan bahan yang menyebabkan asma, pencegahan sekunder
adalahpencegahan yang sudah tersensitisasi untuk tidak berkembang menjadi
asma, dan pencegahan tersier adalah mencegah agar tidak terjadi
serangan/bermanivestasi klinis asma pada penderita yang sudah menderita
asma (PDPI, 2010).
1. Pencegahan Primer
Perkembangan respon imun jelas menunjukan bahwa periode prenatal
dan perinatal merupakan periode untuk diintervensi dalam melakukan
pencegahan primer penyakit asma. Banyak factor terlibat dalam
meningkatkan dan menurunkan sensitisasi allergen pada fetus, tetapi
pengaruh factor-faktor tersebut sangat kompleks dan bervariasi denga
usia gestasi, sehingga pencegahan primer waktu ini adalah belum
mungkin. Walaupun penelitian kearah itu berlangsung dan menjanjikan
(PDPI, 2010).
a. Periode perinatal
Kehamilan trimester kedua yang sudah terbentuk cukup sel penyaji
antigen (antigen presenting cells) dan sel T yang matang, merupakan
8
saat fetus tersensisitasi allergen dengan rute yang paling mungkin
adalah melalui usus, walau konsentrasi allergen yang dapat penitrasi
keamnion adalah penting. Konsentrasi allergen yang rendah lebih
mungkin menimbulkan sensitisasi daripada konsentrasi tinggi.
Faktor konsentrasi allergen dan waktu pajanan sangat mungkin
berhubungan dengan terjaidnya sensitisasi atau toleran immunologis
(PDPI, 2010).
2. Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder mencegah yang sudah tersensitisasi untuk tidak
berkembang menjadi asma. Studi terbaru mengenai pemberian
antihitamin H-1 dalam menurunkan onset mengi pada penderita anak
dermatitis atopik. Studi lain yang sedang berlangsung, mengenai peran
imunoterapi dengan alergen spesifik untuk menurunkan onset asma
(PDPI, 2010).
9
pengurangan/resolusi total dari gejala daripada jika pajanan terus
berlangsung (PDPI, 2010).
3. Pencegahan tersier
Sudah asma tetapi mencegah terjadinya serangan yang dapat
ditimbulkan oleh berbagai jenis pencetus. Sehingga menghindari pajanan
pencetus akan memperbaiki kondisi asma dan menurunkan kebutuhan
medikasi/ obat (PDPI, 2010).
10
mast, monosit dan platelet. Nedokromil menghambat perkembangan
respon bronko konstriksi baik awal dan maupun lanjut terhadap antigen
terinhalasi (Departemen Kesehatan RI, 2007).
11
DAFTAR PUSTAKA
12