Anda di halaman 1dari 9

TUGAS PRAKTIKUM

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH I

SAP PENDIDIKAN KESEHATAN

PASIEN PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronik)

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Keperawatan Medikal Bedah I

OLEH:

FEBRINA RIZKI YULIONO (1911312030)

KELAS 3A’19

JURUSAN ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ANDALAS

2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

TEKNIK PURSED LIP BREATHING

UNTUK MENURUNKAN FREKUENSI PERNAPASAN PADA PASIEN PPOK

Pokok Bahasan : Teknik pursed lip breathing

Sub Pokok Bahasan : Melakukan teknik pursed lip breathing untuk mengurangi

frekuensi pernafasan pada pasien PPOK

Sasaran  : Ny. A yang menderita penyakit PPOK

Waktu                                : 10 menit

Hari / Tanggal                   :  Selasa / 24 November 2020

Tempat                              :  Rumah Ny. A

A. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan selama 10 menit, Ny. A diharapkan mampu
melakukan teknik pursed lip breathing.

2. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah mendapatkan penyuluhan diharapkan Ny. A mampu:
1. Melakukan teknik pursed lip breathing secara mandiri
2. Menerapkan teknik pursed lip breathing apabila sesak nafasnya kambuh
3. Melakukan pursed lip breathing ketika gejala sesak mulai terasa
4. Mengurangi rasa cemas karena takut sesak napas kambuh
5. Merasa lebih siap menghadapi sesak yang timbul karena sudah mempelajari
teknik yang dapat menurunkan frekuensi pernafasan

B. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
C. Media
Lembar bolak balik

D. Materi
Terlampir

E. Setting Tempat

Keterangan:
Penyuluh
Pasien (Ny. A)

F. Pengorganisasian
Penyuluh
 Menyajikan materi penyuluhan

G. Strategi Pelaksanaan
NO WAKTU KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN PESERTA
1. Pembukaan 

2 menit  Membuka kegiatan dengan  Menjawab salam


mengucapkan salam  Mendengarkan
 Memperkenalkan diri  Memperhatikan
 Menjelaskan tujuan dari
penyuluhan
 Menyebutkan materi yang
akan diberikan
        
2. Pelaksanaan 
5 menit  Menjelaskan tentang tujuan  Memperhatikan
melakukan teknik pursed lip
breathing  Bertanya dan
 Menjelaskan langkah-langkah menjawab pertanyaan
melakukan teknik pursed lip yang diajukan
breathing  Memperhatikan
 Memberi kesempatan kepada  Bertanya dan
peserta untuk bertanya menjawab pertanyaan
 Menjelaskan langkah-langkah yang diajukan
melakukan teknik pursed lip
   
breathing dan
mendemonstrasikannya
   
bersama klien
 Menyuruh pasien melakukan
teknik pursed lip breathing
secara mandiri
 Memberi kesempatan kepada
peserta untuk bertanya
3. Evaluasi 
 Menanyakan hal
2 menit  Menanyakan kepada peserta
yang belum jelas
tentang materi yang telah
diberikan
4. Penutup 

1 menit  Mengucapkan terimakasih  Mendengarkan


atas peran serta peserta.  Menjawab salam
 Mengucapkan salam penutup

H. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi struktur
 Ny. A hadir dalam kegiatan penyuluhan
 Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan di rumah Ny. A
2. Evaluasi proses
 Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
 Peserta tidak meninggalkan tempat sebelum kegiatan selesai
 Peserta terlibat aktif dalam kegiatan penyuluhan
3. Evaluasi hasil
Peserta dapat mendemonstrasikan tindakan yang telah diajarkan dan
mengaplikasikannya ketika dibutuhkan.

I. Referensi

Pamungkas, Ratnaningtyassih, dkk. 2016. Efektivitas Pursed Lip Breathing dan Deep
Breathing Terhadap Penurunan Frekuensi Pernafasan Pada Pasien Ppok di RSUD
Ambarawa. Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan (JIKK). 5 (1): 1-7.

Widowati, Ria. 2010. Efektivitas Pursed-Lip Breathing Exercise Terhadap Frekuensi


Serangan Pasien PPOK. Skripsi. Jurusan Pendidikan Dokter. Fakultas Kedokteran.
Universitas Sebelas Maret: Surakarta.

LAMPIRAN

A. MATERI
Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) ialah suatu keadaan yang menyebabkan
terganggunya pergerakan udara masuk dan keluar paru. Masalah utama yang biasanya di
alami oleh pasien PPOK adalah terjadinya dispnea (sesak napas). Upaya yang biasanya
dilakukan untuk mengurangi sesak nafas adalah dengan pemberian terapi oksigen.
Menurut Kowalski dan Rosdahl (2014, hlm.1636), bahwa pemberian oksigen pada
pasien PPOK harus dengan hati-hati. Jumlahnya tidak boleh lebih dari 3 liter/menit
karena banyak penderita PPOK menahan karbondioksida dalam tubuhnya. Terlalu tinggi
kadar oksigen dapat menekan upaya pernapasan seseorang yaitu orang menjadi
kehilangan stimulus alami untuk bernapas. Sebagai seorang perawat, kita harus
mengetahui bagaimana cara untuk melatih pasien bernapas secara mandiri dengan suatu
tujuan untuk mengurangi masalah sesak nafasnya. Salah satu terapi mandiri yang dapat
diberikan adalah dengan Pursed Lip Breathing.

1. Pengertian Pursed Lip Breathing

Pursed Lip Breathing (PLB) adalah latihan pernapasan yang dianjurkan untuk membantu
seseorang mengendalikan pernapasan. Pernapasan ini diindikasikan karena dapat
menimbulkan suatu tahanan terhadap udara yang keluar dari paru, yang kemudian
meningkatkan tekanan pada bronkus (jalan utama udara) dan selanjutnya meminimalkan
kolapsnya jalan napas yang lebih sempit, yang merupakan masalah utama pada penderita
PPOK (Kozier & Erb, 2009, hlm.548).

Pursed lip breathing adalah teknik dimana udara ekspirasi sengaja dihambat melalui
bentuk bibir yang menyempit. Melalui bibir yang menyempit ini udara akan sulit keluar,
sehingga dibutuhkan konstraksi otot abdomen dan diafragma. Diafragma dilatih agar
bekontraksi secara maksimal. Ketika diafragma berkontraksi maksimal maka volume
paru meningkat, yang mana diikuti dengan peningkatan volume tidal (Spahija, 2005).

2. Tujuan Pursed Lip Breathing

Latihan pursed lip breathing bertujuan memperbanyak ekspirasi, mempermudah pasien


untuk mengeluarkan jumlah karbon dioksida yang terjebak di dalam paru dan dengan
mengatur inspirasi secara beraturan akan membantu pasien mengurangi penggunaan
otot-otot pernafasan. Maka dalam kondisi ini, akan terjadi penurunan frekuensi
pernafasan. Hal ini dikarenakan pursed lip breathing meningkatkan tekanan parsial
oksigen dalam arteri yang menyebabkan penurunan tekanan terhadap kebutuhan oksigen
dalam proses metabolisme tubuh, sehingga menyebabkan penurunan sesak nafas dan
frekuensi pernafasan (Kowalski & Rosdahl, 2014, hlm.661).

3. Langkah-Langkah Atau Cara Melakukan Teknik Pursed Lip Breathing


- Mengatur posisi nyaman pasien dengan posisi setengah duduk
- Menginstruksikan pasien untuk rileks dengan melemaskan otot-otot leher dan bahu
- Meletakkan satu tangan pasien di abdomen (tepat dibawah proc.sipoideus) dan
tangan lainnya ditengah dada untuk merasakan gerakan dada dan abdomen saat
bernafas
- Menarik nafas dalam melalui hidung selama 4 detik sampai dada dan abdomen terasa
terangkat maksimal lalu jaga mulut tetap tertutup selama inspirasi dan tahan nafas
selama 2 detik
- Hembuskan nafas melalui bibir yang dirapatkan dan sedikit terbuka sambil
mengkontraksikan otot – otot abdomen selama 4 detik
- Mengevaluasi kondisi pasien
Menurut (Rachma, 2005) Langkah-Langkah Melakukan Teknik Pursed Lip
Breathing, yaitu:
- Posisi supinasi/duduk dengan posisi kepala dijatuhkan ke bawah sekitar 15- 25 derjat
- Satu tangan diletakkan di bagian perut dan tangan satu lagi di dada tepat di bawah
klavikula
- Lakukan inspirasi
- Tahan selama 5 detik lepaskan dengan pursed lip
- Lakukan latihan secara teratur

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake


nutrisi in adekuat, keyakinan budaya, pola hidup monoton. Tujuannya pasien
dapat mengidentifikasi hubungan antara hipertensi dengan kegemukan,
menunjukan perubahan pola makan, melakukan/membuat program olah raga
yang tepat secara individu. Intervensi : Kaji pemahaman pasien tentang
hubungan langsung antara hipertensi dengan kegemukan. Bicarakan pentingnya
menurunkan masukan kalori dan batasi masukan lemak, garam dan gula sesuai
indikasi. Tetapkan keinginan klien menurunkan berat badan. Kaji ulang masukan
kalori harian dan pilihan diet. Tetapkan rencana penurunan berat badan yang
realistis dengan pasien, Misalnya : penurunan berat badan 0,5 kg per minggu.
Dorong pasien untuk mempertahankan masukan makanan harian termasuk
kapan dan dimana makan dilakukan dan lingkungan dan perasaan sekitar saat
makanan dimakan. Intruksikan dan Bantu memilih makanan yang tepat, hindari
makanan dengan kejenuhan lemak tinggi (mentega, keju, telur, es krim, daging
dan lain-lain) dan kolesterol (daging berlemak, kuning telur, produk kalengan,
jeroan). Kolaborasi dengan ahli gizi sesuai indikasi.

Modifikasi Gaya Hidup Penerapan gaya hidup sehat oleh semua orang sangat penting
untuk pencegahan tekanan darah tinggi dan merupakan bagian tak terpisahkan dari
manajemen penderita hipertensi.10 Penurunan berat badan sedikitnya 10 lbs (4,5 kg)
mengurangi tekanan darah dan / atau mencegah hipertensi. pada sebagian besar orang
yang kelebihan berat badan, meskipun yang ideal adalah mempertahankan berat
badan normal.92,93 BP juga diuntungkan dengan penerapan pola makan Dietary
Approaches to Stop Hypertension (DASH), 94 yang merupakan diet kaya buah-buahan,
sayuran , dan produk susu rendah lemak dengan kandungan kolesterol makanan yang
dikurangi serta lemak jenuh dan lemak total (modifikasi diet keseluruhan). Ini kaya
akan kandungan kalium dan kalsium.95 Natrium makanan harus dikurangi hingga
tidak lebih dari 100 mmol per hari (2,4 g natrium) .94–96 Setiap orang yang mampu
harus melakukan aktivitas fisik aerobik secara teratur seperti jalan cepat setidaknya 30
menit per hari hampir setiap hari dalam seminggu.97,98 Asupan alkohol harus dibatasi
tidak lebih dari 1 ons (30 mL) etanol, setara dengan dua minuman, per hari pada
kebanyakan pria dan tidak lebih dari 0,5 ons etanol (satu minuman) per hari pada
wanita dan orang berbobot ringan. Minuman adalah 12 ons bir, 5 ons anggur, dan 1,5
ons minuman keras tahan air (Tabel 9) .99 Modifikasi gaya hidup mengurangi tekanan
darah, mencegah atau menunda kejadian hipertensi, meningkatkan kemanjuran obat
antihipertensi, dan menurunkan risiko kardiovaskular. Misalnya, pada beberapa
individu, rencana makan 1600 mg sodium DASH memiliki efek BP yang mirip dengan
terapi obat tunggal.94 Kombinasi dari 2 (atau lebih) modifikasi gaya hidup dapat
mencapai hasil yang lebih baik.100 Untuk pengurangan risiko kardiovaskular secara
keseluruhan, pasien harus sangat menasihati untuk berhenti merokok.

Table 5. Lifestyle modifications to manage hypertension*†


Modification Recommendation
Approximate SBP Reduction (Range) Weight reduction Maintain normal body
weight 5–20mmHg/10 kg (body mass index 18.5–24.9kg/m2). weight loss23,24
Adopt DASH eating plan Consume a diet rich in fruits, 8–14 mmHg25,26
vegetables, and lowfat dairy products with a reduced content of saturated and total
fat.
Dietary sodium reduction Reduce dietary sodium intake to 2–8 mmHg25–27 no
more than 100 mmol per day (2.4 g sodium or 6 g sodium chloride).
Physical activity Engage in regular aerobic physical 4–9 mmHg28,29 activity such
as brisk walking (at least 30min per day, most days of the week).
Moderation of alcohol Limit consumption to no more than 2–4 mmHg30
consumption 2 drinks (1 oz or 30 mLethanol; e.g., 24 oz beer, 10oz wine, or 3 oz 80-
proof whiskey) per day in most men and to no more than 1 drink per day in
women and lighter weight persons.

Anda mungkin juga menyukai