jika dicurigai terjadi komplikasi, pemeriksaan penunjang bisa dilakukan (misalnya untuk mendeteksi
sepsis).
Pemeriksaan Darah
Pada infeksi sistemik berat, pemeriksaan darah dilakukan untuk mendeteksi terjadinya sepsis
pada neonatus. Berikut adalah pemeriksaan yang dapat dilakukan:
Analisis gas darah : Ditemukannya asidosis merupakan prediktor prognosis yang buruk pada
pasien.
Protein fase akut : Dua protein fase akut yang sering dapat diperiksa adalah protein reaktif C
dan prokalsitonin. Keduanya akan meningkat saat terjadi inflamasi, namun prokalsitonin lebih
spesifik untuk infeksi bakteri.
Elektrolit dan gula darah : Pemeriksaan elektrolit mencakup pemeriksaan natrium, kalium,
klorida, kalsium, dan magnesium. Hipokalsemia dan atau hipoglikemia merupakan indikator
prognosis yang lebih buruk.
Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan rontgen abdomen dapat membantu visualisasi gas di dalam abdomen akibat
inflamasi yang meluas ke fascia atau peritoneum. Pemeriksaan USG dapat menilai kelainan
pada umbilikus serta kelainan anatomi yang mendasari terjadinya omfalitis. Pasien dengan
omfalitis akan menunjukkan gambaran umbilikus yang hipoekoik pada 90,7% kasus. Selain
itu, umbilikus akan tampak membesar dan disertai dengan peningkatan vaskularisasi yang
terlihat melalui Doppler. Kelainan anatomi yang biasanya ditemukan pada omfalitis adalah
sisa strukur urakal dan sisa duktus omfalomesenterik.
Pemeriksaan CT scan digunakan untuk melihat kelainan pada struktur abdomen yang lebih
dalam seperti otot dan fascia. CT scan juga dapat melihat adanya kelainan anatomi yang
menyebabkan inflamasi pada umbilikus.