Anda di halaman 1dari 13

SEJARAH KEPERAWATAN KOMUNITAS

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah "Keperawatan Komunitas I”

Dosen Pengampu: Dr. Rika Sabri, S.Kp., M.Kes.,Sp.Kep.Kom

Oleh:

Kelompok 3

Niken Larassati 1911311012

Elvira Rahma Yuni 1911311024

Siti Nurhidayah 1911311042

Widya Nofrianti 1911312015

Febrina Rizki Yuliono 1911312030

Nindy Zumratul Qadri 1911312054

Tasya Desriza 1911313008

Edelweis Rinjani Oktaviola 1911313026

Kelas 3 A 2019

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Alah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat meyelesaikan makalah yang berjudul “Sejarah Keperawatan
Komunitas " dengan baik. Kami juga berterima kasih kepada dosen mata kuliah
Keperawatan Komunitas I, yang telah memberikan tugas ini untuk membimbing kami.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Komunitas I,
mahasiswa Ilmu Keperawatan, Universitas Andalas.

Penulis berharap makalah ini bermanfaat dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita semua mengenai Sejarah Keperawatan Komunitas. Serta dapat
mengaplikasikan ilmu dan pemahaman yang didapat. Semoga makalah sederhana ini dapat
dipahami bagi pembaca.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat banyak


kekurangan. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan. Kami mohon kritik, saran, dan masukan yang membangun dari para
pembaca demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.

Padang, 4 September 2021

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..................................................................................................i

DAFTAR ISI.......................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...........................................................................1


1.2 Rumusan Masalah.....................................................................1
1.3 Tujuan .......................................................................................1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Keperawatan Komunitas.........................................3


2.2 Tujuan Keperawatan Komunitas...............................................3
2.3 Sejarah Keperawatan Komunitas..............................................4

BAB III ANALISIS KASUS

3.1 Kasus Terkait Keperawatan Komunitas.....................................6


3.2 Analisis Kasus............................................................................7

BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan.........................................................................9
4.2 Saran..................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................10

i
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seiring berkembangnya zaman dan pengetahuan di bidang kesehatan, serta
bertambahnya penduduk dan masyarakat, maka perlu adanya perawat kesehatan
komunitas yang dapat melayani masyarakat dalam hal pencegahan, pemeliharaan,
promosi kesehatan dan pemulihan penyakit, yang tidak hanya ditujukan kepada individu,
keluarga, tetapi juga dengan masyarakat dan inilah yang disebut dengan kolaborasi
komunitas (Mubarak, 2009).
Keperawatan komunitas merupakan suatu sistem dari praktek keperawatan dan
praktik kesehatan masyarakat yang diterapkan untuk meningkatkan serta memelihara
kesehatan penduduk.
Seiring dengan berjalannya waktu dan bertambahnya kebutuhan pelayanan
kesehatan menuntut perawat saat ini memiliki pengetahuan dan keterampilan di
berbagai bidang. Saat ini dunia keperawatan semakin berkembang, dimana perawat
memiliki peran yang lebih luas dengan penekanan pada peningkatan kesehatan dan
pencegahan penyakit, juga memandang klien secara komprehensif. Perawat dianggap
sebagai salah satu profesi kesehatan yang harus dilibatkan dalam pencapaian tujuan
pembangunan kesehatan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah definisi Keperawatan Komunitas?
2. Bagaimanakah Sejarah Perkembangan Keperawatan Komunitas?
3. Apakah Tujuan Keperawatan Komunitas?
4. Bagaimana Peran Perawat Komunitas?
5. Apa sajakah Fungsi Keperawatan Komunitas ?

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
1. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan konsep perkembangan sejarah
keperawatan komunitas
2. Untuk mengetahui penyelesaian dari kasus yang telah diberikan
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui definisi keperawatan komunitas
2. Untuk mengetahui sejarah perkembangan keperawatan komunitas
3. Untuk mengetahui tujuan keperawatan komunitas

1
4. Untuk mengetahui peran perawat komunitas
5. Untuk mengetahui fungsi keperawatan komunitas

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Keperawatan Komunitas

Keperawatan komunitas merupakan suatu sintesis dari praktik keperawatan dan


praktik kesehatan masyarakat yang diterapkan untuk meningkatkan serta memelihara
kesehatan penduduk. Komunitas berarti sekelompok individu yang tinggal pada wilayah
tertentu, memiliki nilai-nilai keyakinan dan minat yang relative sama, serta berinteraki satu
sama lain untuk mencapai tujuan.

Keperawatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang ditujukan


kepada masyarakat dengan pendekatan pada kelompok resiko tinggi, dalam upaya
pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan
kesehatan dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan
melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan
keperawatan. Pelayanan Keperawatan Komunitas adalah seluruh masyarakat termasuk
individu, keluarga dan kelompok yang beresiko tinggi seperti keluarga penduduk didaerah
kumuh, daerah terisolasi dan daerah yang tidak terjangkau termasuk kelompok bayi, balita,
lansia dan ibu hamil

2.2 Tujuan Keperawatan Komunitas


a. Tujuan keperawatan umum

Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat sehingga tercapai derajat


kesehatan yang optimal agar dapat menjalankan fungsi kehidupan sesuai dengan kapasitas
yang mereka miliki. Tujuan proses keperawatan dalam komunitas adalah untuk pencegahan
dan peningkatan kesehatan masyarakat melalui upayaupaya sebagai berikut:

1. Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care) terhadap individu, keluarga,


kelompok, dalam konteks komunitas.

2. Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakt (health general community)


dengan mempertimbangkan permasalahan atau isu kesehatan masyarakat yang dapat
mempengaruhi keluarga, individu dan kelompok.

b. Tujuan Khusus

Selanjutnya, secara spesifik diharapkan individu, keluarga, kelompok, dan


masyarakat mempunyai kemampuan untuk:

a. Mengidentifikasi masalah kesehatan yang dialami

3
b. Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan masalah tersebut

c. Merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah kesehatan atau keperawatan

d. Menanggulangi masalah kesehatan atau keperawatan yang mereka hadapi

e. Mengevaluasi sejauh mana pemecahan masalah yang mereka hadapi, yang akhirnya
dapat meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan secara mandiri (selfcare).

f. Penilaian hasil kegiatan dalam memecahkan masalah kesehatan atau keperawatan.

g. Mendorong dan menigkatkan partisipasi masyarakat dalam pelayanan kesehatan atau


keperawatan.

h. Meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan secara mandiri.

i. Menanamkan perilaku sehat melalui upaya pendidikan kesehatan.

2.3 Sejarah Keperawatan Komunitas

Perkembangan kesehatan masyarakat di Indonesia dimulai pada abad ke-16, yaitu


dimulai dengan adanya upaya pembatasan penyakit cacar dan kolera yang sangat ditakuti
oleh masyarakat saat itu. Penyakit kolera masuk ke Indonesia tahun 1927, dan pada pada
tahun 1937 terjadi wabah kolera eltor. Selanjutnya tahun 1948 cacar masuk ke Indonesia
melalui Singapura dan mulai berkembang di Indonesia, sehingga berawal dari wabah kolera
tersebut pemerintah Belanda (pada waktu itu Indonesia dalam penjajahan Belanda)
melakukan upaya-upaya kesehatan masyarakat.

Gubernur Jendral Deandles pada tahun 1807 telah melakukan upaya pelatihan
dukun bayi dalam praktik persalinan. Upaya ini dilakukan dalam rangka menurunkan angka
kematian bayi dalam praktik persalinan. Upaya ini dilakukan dalam rangka menurunkan
angka kematian bayi (infan mortality rate) yang tinggi. Namun, upaya ini tidak bertahan
lama, akibat langkanya tenaga pelatih kebidanan. Baru kemudian di tahun 1930, program ini
dimulai lagi dengan didaftarkannya para dukun bayi sebagai penolong dan perawat
persalinan.pada tahun 1851 berdiri sekolah dokter jawa oleh dr. Bosch dan dr. Blekker-
kepala pelayanan kesehatan sipil dan militer di Indonesia. Sekolah ini dikenal dengan nama
STOVIA (SCHOOL Tot Oplelding van Indiche Arsten) atau sekolah pendidikan dokter
pribumi.

Pada tahun 1913 didirikan sekolah dokter yang ke-2 di Surabaya dengan nama
NIAS (Nederland Indische Artsen School). Pada tahun 1927 STOVIA berubah menjadi
sekolah kedokteran dan sejak berdirinya Universitas Indonesia tahun 1947, STOVIA

4
berubah menjadi Fakulitas Kedokteran Universitas Indonesia. Selain itu, perkembangan
kesehatan masyarakat di indonesia juga ditandai dengan berdirinya pusat laboratorium
Kedokteran di Bandung tahun 1888- tahun 1938 pusat laboratorium ini berubah menjadi
lembaga Eykman. Selanjutnya, laboratorium-laboratorium lain juga didirikan di kota-kota
seperti Medan, Semarang, Makasar, Surabaya, dan Yokyakarta dalam rangka menunjang
pemberantasan penyakit malaria, lepra, cacar serta penyakit lainnya. Bahkan lembaga gizi
dan sanitasi juga didirikan.

Pada tahun 1922, penyakit pes masuk ke indonesia dan tahun 1933-1935
penyakit ini menjadi epidemis di beberapa tempat, terutama di pulau Jawa. Pada tahun 1935
dilakukan program pemberantasan penyakit pes dengan cara melakukan penyemprotan
DDT terhadap rumah-rumah penduduk dan vaksinasi masal. Tercatat sampai pada tahun
1941, 15 juta orang telah di vaksinasi. Pada tahun 1945, Hydrich- seorang petugas
kesehatan pemerintah Belanda- melakukan pengamatan terhadap masalah tingginya angka
kematian dan kesakitan di Banyumas, Purwokerto. Dari hasil pengamatan dan analisisnya,
disimpulkan bahwa tingginya angka kesakitan dan kematian dikedua daerah tersebut
dikarenakan buruknya kondisi sanitasi lingkungan, masyarakat buang air besar di
sembarangan tempat, dan pengguna air minum dari sungai yang telah tercemar.

Kesimpulan yang diperoleh adalah bahwa rendahnya sanitasi lingkungan


dikarenakan perilaku penduduk yang kurang baik, sehingga Hydrich memulai upaya
kesehatan masyarakat dengan mengembangkan daerah percontohan, yaitu dengan cara
melakukan promosi mengenai pendidikan kesehatan. Sampai sekarang usaha Hydrich ini
dianggap sebagai awal kesehatan masyarakat di Indonesia.

5
BAB III

ANALISIS KASUS

3.1 Kasus Terkait Keperawatan Komunitas

Bayu bekerja sebagai perawat kesehatan keluarga di komunitas pinggiran


kotanya. Dia mengunjungi 7-10 klien setiap hari. Pada kunjungan hari ini, Bayu akan
memberikan perawatan untuk empat klien yang pulih dari operasi reposisi pinggul dan tiga
klien yang pulih dari operasi jantung, dan dia akan memberikan antibiotik intravena (IV)
untuk seorang pria dengan luka yang terinfeksi.

Di antara daftar klien ini, Bayu mengunjungi Ny. T., seorang wanita etnis Cina
berusia 87 tahun yang tinggal sendirian dan sedang dalam pemulihan dari operasi bypass
tiga kali yang dia jalani sebulan yang lalu. Tujuan Bayu adalah untuk memeriksa kemajuan
pemulihannya, memasukkan kembali obat-obatannya ke dalam wadah obat mingguannya,
dan memberikan vaksin influenza.

Saat memasuki rumah kecil Ny. T., Bayu menemukan rumahnya berantakan:
pakaian berserakan, piring kotor dengan makanan berkerak berjejer di konter dapur, dan
tidak ada lampu yang menyala. Bayu menemukan Ny. T. berbaring di tempat tidur sambil
menonton televisi. Nyonya T. mengeluh kepada Bayu karena merasa terlalu lelah untuk
melakukan apa pun; dia hanya makan apa yang sudah disiapkan (misalnya, makan malam
beku atau makanan ringan seperti keripik kentang) karena memasak membutuhkan terlalu
banyak usaha. Dia menghabiskan sebagian besar hari-harinya berbaring di tempat tidur dan
belum mandi dalam seminggu.

Bayu membantu Ny. T. turun dari tempat tidur dan membantunya mandi. Setelah
mandi, Michael menyiapkan makan siang cepat untuk Ny. T dan mengisi ulang kotak
obatnya saat dia makan. Bayu mendorong Ny T. untuk mulai berolahraga dengan
melakukan pekerjaan rumah tangga agar jantungnya bisa lebih kuat. “Semakin kuat hati
Anda, semakin banyak energi yang Anda miliki,” kata Michael kepada Ny T. Michael juga
meminta beberapa layanan untuk Ny T. Seorang asisten kesehatan rumah akan datang ke
rumah tiga kali seminggu untuk membantu Ny T., mandi, dan Meals-on-Wheels akan
membawakan sarapan dan makan siangnya. Akhirnya, Perawat Bayu memberikan vaksin
influenza.

Selama kunjungan Perawat Bayu minggu berikutnya, Ny. T. menunjukkan


peningkatan. Dia memberi tahu Bayu, “Saya suka gadis kecil yang datang untuk membantu

6
saya; dia sangat manis. Dan program Meals-on-Wheels adalah berkah, saya sekarang
memiliki lebih banyak energi untuk menjaga tempat ini tetap bersih seperti yang saya suka.”

3.2 Analisis Kasus

1. Tantangan apa yang dihadapi Perawat Bayu dalam kunjungan pertamanya dengan Ny. T.
yang juga dihadapi oleh perawat kesehatan masyarakat (CHN) di akhir 1800-an?

Jawaban:

Tantangan yang dihadapi oleh perawat kesehatan masyarakat (CHN) pada akhir 1800-an
adalah berupa pencemaran lingkungan di daerah pemukiman seperti tempat pembuangan
sampah yang terlalu padat dan polutan yang mempengaruhi udara, air, dan tanah. Hal ini
berdampak pada timbulnya berbagai penyakit menular yang dapat menyerang populasi
manusia. Seperti difteri, kolera, demam tiroid, dan lain-lain. Hal yang sama juga dialami
oleh Perawat Bayu dalam kunjungan pertamanya ke rumah Ny.T, dimana Perawat Bayu
menemukan rumah Ny.T dengan kondisi lingkungan yang kotor dan berantakan, pakaian
berserakan, piring kotor dengan makanan berkerak berjejer di konter dapur, dan tidak ada
lampu yang menyala.

2. Dari pengetahuan Anda tentang sejarah kesehatan masyarakat, bandingkan contoh


asuhan yang ditampilkan oleh pemimpin keperawatan di masa lalu versus aktivitas Perawat
Bayu saat ini. Misalnya, bagaimana asuhan keperawatan Perawat Bayu mirip dengan apa
yang diberikan Mary Breckinridge di Frontier Nursing Service (FNS)?

Jawaban:

Bentuk asuhan keperawatan yang dilakukan dimasa lalu oleh Mary Breckiridge secara
konsepnya sama dengan yang dilakukan perawat Bayu, yaitu mendatangi klien yang ada di
piggiran kota. Perawat Bayu dan Mary Breckinridge memberikan asuhan keperawatan pada
masyarakat yang tidak tersentuh oleh layanan kesehatan. Namun, dari dua kejadian
tersebut terdapat perbedaan dimana dahulu Mary Breckinridge memberikan asuhan kepada
wanita hamil dan anak-anak sehingga mampu menekan angka kematian pada wanita. Mary
Brickinridge mendatangi klien memberikan asupan nutrisi dan pakaian serta mengenalkan
bidan, kesehatan masyarakat dan perawat. Sedangkan yang dilakukan oleh perawat Bayu
mendatangin klien dengan masalah kesehatan seperti klien post operasi reposisi panggul
dan post operasi jantung. Perawat Bayu mendatangi rumah klien wanita berusia 87 tahun, ia
membatu klien mandi dan membersihkan rumah. Ia memberikan dorongan motivasi pada
klien untuk melakukan olahraga seperti melakukan kegiatan rumah tangga dan akan dibantu
oleh asisten rumah tangga yang datang 3x seminggu. Setelah satu minggu klien tampak
lebih berenergi dan menjaga kebersihan rumahnya.

7
3. Bagaimana jenis penyakit klien Perawat Bayu berbeda dengan jenis penyakit yang
dialami klien PHN di awal tahun 1900-an?

Jawaban:

Jenis penyakit klien perawat Bayu berbeda dengan jenis penyakit yang dialami klien PHN di
awal tahun 1900 an dimana pada awal tahun 1900 penyakit yang meluas dan mematikan
pada masyarakat adalah penyakit menular karena pada masa itu Perawat membantu
mengurangi kematian akibat penyakit menular melalui kampanye imunisasi, pendidikan gizi,
dan penyediaan higiene dan sanitasi yang lebih baik. Faktor tambahan termasuk perbaikan
obat, perumahan yang lebih baik, dan layanan darurat dan perawatan kritis yang inovatif.
Sedangkan jenis penyakit pada klien-klien yang dikunjungi perawat Bayu rata-rata adalah
penyakit kronis seperti jantung.

8
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Keperawatan komunitas adalah bidang perawatan khusus yang merupakan
gabungan keterampilan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan bantuan sosial,
sebagai bagian dari program kesehatan masyarakat secara keseluruhan guna
meningkatkan kesehatan, penyempurnaan kondisi sosial, perbaikan lingkungan fisik,
rehabilitasi, pencegahan penyakit dan bahaya yang lebih besar ditujukan kepada individu,
keluarga yang mempunyai masalah dimana hal itu mempengaruhi masyarakat secara
keseluruhan.

4.2 Saran
Penyusun senantiasa mengharapkan dapat menambah wawasan dan pemahaman
pembaca tentang konsep sejarah perkembangan keperawatan komunitas. Penyusun juga
menyarankan kepada pembaca rekan-rekan calon perawat dan perawat untuk memahami
peran dan fungsi perawat sehingga kita dapat menjalankan tugas dengan baik tanpa
menyalahi aturan yang sudah di tentukan.

9
DAFTAR PUSTAKA

Dieckmann, Janna. History of Public Health and Public and Community Health Nursing:
Part I Influencing Factors in Health Care and Population-Centered Nursing. Halaman
22-43.

Mubarak, W., I. (2009). Keperawatan Komunitas I. Jakarta: Salemba Medika.

Mubarak, W., I., & Chayatin., N. (2011). Ilmu Keperawatan Komunitas Pengantar dan
Teori. Jakarta: Salemba Medika.

Potter & Perry. (2010). Fundamental of Nursing. Jakarta: Salemba Medika.

10

Anda mungkin juga menyukai