Anda di halaman 1dari 5

TUGAS KEPERAWATAN MENJELANG AJAL DAN PALIATIF

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah "Keperawatan Menjelang Ajal dan Paliatif”

Dosen Pengampu: Ns. Boby Febri Krisdianto, M.Kep

Oleh:
Febrina Rizki Yuliono (1911312030)

Kelas 3 A 2019

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2021
SOAL

1. Apa itu perawatan paliatif?


Jawab:
Perawatan paliatif adalah pendekatan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas
hidup pasien (dewasa dan anak-anak) dan keluarga dalam menghadapi penyakit
yang mengancam jiwa, dengan cara meringankan penderita dari rasa sakit melalui
identifikasi dini, pengkajian yang sempurna, dan penatalaksanaan nyeri serta
masalah lainnya baik fisik, psikologis, sosial atau spiritual (World Health Organization
(WHO), 2016). Penyakit dengan perawatan paliatif merupakan penyakit yang sulit
atau sudah tidak dapat disembuhkan, perawatan paliatif ini bersifat meningkatkan
kualitas hidup (WHO, 2016). Perawatan paliatif meliputi manajemen nyeri dan gejala;
dukungan psikososial, emosional, dukungan spiritual; dan kondisi hidup nyaman
dengan perawatan yang tepat, baik dirumah, rumah sakit atau tempat lain sesuai
pilihan pasien.
2. Apa prinsip perawatan paliatif?
Jawab:

Adapun prinsip dalam perawatan paliatif yaitu:

1)      Menghargai setiap kehidupan.

2)      Menganggap kematian sebagai proses yang normal.

3)      Tidak mempercepat atau menunda kematian.

4)      Menghargai keinginan pasien dalam mengambil keputusan.

5)      Menghilangkan nyeri dan keluhan lain yang menganggu.

6)      Mengintegrasikan aspek psikologis, sosial, dan spiritual dalam perawatan


pasien dan keluarga.

7)      Menghindari tindakan medis yang sia-sia

8)      Memberikan dukungan yang diperlukan agar pasien tetap aktif sesuai dengan
kondisinya sampai akhir hayat.

9)      Memberikan dukungan kepada keluarga dalam masa duka cita


3. Apa tujuan perawatan paliatif?
Jawab:

Tujuan perawatan paliatif untuk mengurangi penderitaan pasien, meningkatkan


kualitas hidupnya, juga memberikan support kepada keluarganya. Jadi, tujuan utama
perawatan paliatif bukan untuk menyembuhkan penyakit dan yang ditangani bukan
hanya penderita, tetapi juga keluarganya. Meski pada akhirya pasien meninggal,
yang terpenting sebelum meninggal dia sudah siap secara psikologis dan spiritual,
serta tidak stres menghadapi penyakit yang dideritanya. Kualitas hidup pasien adalah
keadaan pasien yang dipersepsikan sesuai konteks budaya dan sistem nilai yang
dianutnya, termasuk tujuan hidup, harapan, dan niatnya.

4. Gambarkan apa yang ada di hospis!


Jawab:
Setelah menonton film Rockin’ on Heaven’s Door, menurut saya hospis adalah suatu
rumah perawatan untuk pasien terminal dimana pasien merasa nyaman berada
disana dan merasa seperti tinggal di rumah sendiri. Hospis merupakan suatu tempat
tinggal yang nyaman dimana disana ada tenaga kesehatan seperti dokter dan
perawat serta ada biarawati yang menjaga pasien terminal yang tinggal disana.
Dalam film, hospis digambarkan sebagai tempat untuk merawat pasien akan tetapi
perawatan yang diberikan berbeda dengan perawatan di Rumah Sakit. Di hospis
pasien dapat melakukan apa yang mereka inginkan tanpa adanya larangan dari
siapapun. Seperti pasien bebas jika ingin merokok, bebas jika tidak mau meminum
obat dan bebas jika tidak menerima pengobatan. Hal yang terpenting dalam hospis
adalah kebahagiaan pasien dan bagaimana pasien dapat tersenyum menunggu
kematiannya. Perawatan yang diberikan di hospis yaitu, memenuhi kecukupan gizi
pasien, membantu pasien membersihkan diri, dan membuat pasien merasa senang
selama sisa waktunya. Hospis membuat pasien terminal berkumpul disuatu tempat
dan saling mensupport satu sama lain dan membuat kenangan indah di akhir hidup
mereka tanpa memikirkan betapa menakutkannya kematian.

5. Siapa saja tim dalam perawatan paliatif di film tersebut?


Jawab:
- Dokter
- Perawat
- Biarawati
- Kim Anna
- Chung Ui
6. Apa peran perawat paliatif?
Jawab:
Perawat merupakan tim paling penting dalam tim perawatan paliatif karena perawat
menghabiskan waktu yang lama dibanding tim perawatan paliatif lainnya (Qadire,
2013). Peran perawat sebagai tim paliatif diantaranya yaitu memberikan dukungan
pada pasien dan keluarga, menyediakan dan meningkatkan manajemen gejala fisik
dan emosional, melakukan kolaborasi untuk memenuhi kebutuhan pasien serta
memberikan informasi mengenai prognosis penyakit pasien (Rasjidi, 2010). Perawat
sebagai pemberi perawatan paliatif memiliki peranan penting, menurut ANA (2016)
perawat bertanggung jawab untuk mengenali gejala-gejala pasien, mengambil
tindakan, memberikan obat-obatan, menyediakan langkah-langkah lain untuk
mengurangi gejala, dan berkolaborasi dengan profesional lain untuk mengoptimalkan
kenyamanan pasien dan keluarga (ANA, 2016). Sedangkan menurut Kementrian
Kesehatan RI, peran perawat dalam melakukan perawatan paliatif adalah
penatalaksanaan nyeri, penatalaksanaan keluhan fisik lain, melakukan asuhan
keperawatan, memberikan dukungan psikologis, sosial, kultural dan spiritual serta
memberikan dukungan persiapan dan selama masa dukacita (bereavement)
(Kepmenkes RI, 2007)

7. Seandainya teman-teman menjadi perawat paliatif, keterampilan apa yang teman-


teman ingin tingkatkan dan sarana apa yang teman-teman butuhkan?
Jawab:
Jika saya menjadi perawat paliatif saya ingin meningkatkan kemampuan saya dalam
mendengarkan orang bercerita sampai saya menjadi seorang pendengar yang baik
yang tidak bosan apabila orang-orang bercerita kepada saya sepanjang waktu. Saya
ingin mengajak pasien bercerita kembali tentang masa-masa bahagia dalam
hidupnya sehingga pasien dapat merasakan kebahagiaan itu lagi. Dan saya ingin
mengabadikan momen tersebut dalam bentuk video. Agar nanti apabila pasien
sudah tiada saya ingin memberikan video-video pasien yang tersenyum dan tertawa
saat bercerita itu pada keluarganya. Saya berharap dengan melihat raut wajah
bahagia itu keluarga dapat menjadi lebih tenang dan merasa kalau pasien sudah
cukup bahagia selama hidupnya. Dalam hal ini saya membutuhkan sebuah kamera
dan saya juga butuh belajar untuk menjadi pendengar yang baik. Dan juga saya ingin
membuat suatu program makanan favorit, karena saya pernah menonton suatu
drama dimana makanan dapat menyembuhkan mental dan membuat seseorang lupa
akan masalahnya. Saya ingin membuat program sekali seminggu atau berapa kali
dalam sebulan dimana makanan yang disediakan adalah makanan favorit pasien.
Saya ingin pasien merasa semangat karena memakan makanan favoritnya. Akan
tetapi untuk mewujudkan hal ini mungkin akan butuh banyak sarana dan persiapan
bahan-bahan makanannya.

Anda mungkin juga menyukai