Anda di halaman 1dari 15

KEPERAWATAN PALIATIVE

SKENARIO ROLE PLAY PADA TN.S DENGAN


PENYAKIT GAGAL JANTUNG

Di Susun Oleh :
Kelompok IV
1. Febri Triansyah
2. Devia Asriningsih
3. Anisa Febriani
4. Cindy Septarini
5. Eliza Sumantri
6. Puja Pebriani Helmi
7. Dwi Amaningsih
8. Fety Susanti
9. Melly Widiastuti

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


STIKES BHAKTI HUSADA BENGKULU
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
KONSEP DASAR KEPERAWATAN PALLIATIF

1. Pengertian Keperawatan Palliatif 

Perawatan paliatif (dari bahasa Latin''palliare,''untuk jubah) adalah setiap bentuk


perawatan medis atau perawatan yang berkonsentrasi pada pengurangan keparahan
gejala penyakit, daripada berusaha untuk menghentikan, menunda, atau sebaliknya
perkembangan dari penyakit itu sendiri atau memberikan menyembuhkan.
Tujuannya adalah untuk mencegah dan mengurangi penderitaan dan
meningkatkan kualitas hidup orang menghadapi yang serius, penyakit yang
kompleks. Non-rumah sakit perawatan paliatif tidak tergantung pada prognosis dan
ditawarkan dalam hubungannya dengan kuratif dan semua bentuk lain yang sesuai
perawatan medis.
Di Amerika Serikat, pembedaan dibuat antara perawatan paliatif rumah sakit
umum dan''''perawatan, yang memberikan perawatan paliatif untuk mereka pada akhir
kehidupan; dua aspek perawatan berbagi filosofi yang sama tetapi berbeda dalam
sistem pembayaran mereka dan lokasi layanan.
Di tempat lain, misalnya di Inggris, pembedaan ini tidak operatif: di samping
penampungan khusus, tim paliatif non-perawatan berbasis rumah sakit memberikan
perawatan kepada mereka dengan membatasi hidup penyakit pada setiap tahap
penyakit. Istilah "perawatan paliatif" umumnya mengacu pada setiap perawatan yang
meredakan gejala, apakah ada atau tidak ada harapan penyembuhan dengan cara lain,
dengan demikian, WHO baru-baru pernyataan panggilan perawatan paliatif
"pendekatan yang meningkatkan kualitas hidup pasien dan mereka keluarga
menghadapi masalah yang terkait dengan penyakit yang mengancam jiwa. "
Perawatan paliatif juga dapat digunakan untuk mengurangi efek samping dari
pengobatan kuratif, seperti mengurangi rasa mual yang berhubungan dengan
kemoterapi. Istilah "perawatan paliatif" semakin digunakan berkaitan dengan
penyakit lain selain kanker seperti kronis, gangguan paru progresif, penyakit ginjal,
gagal jantung kronis, HIV / AIDS, dan kondisi neurologis progresif. Selain itu,
bidang yang berkembang pesat perawatan paliatif pediatrik telah menunjukkan
dengan jelas kebutuhan untuk layanan diarahkan khusus untuk anak-anak dengan
penyakit serius. Meskipun konsep perawatan paliatif bukanlah hal yang baru,
kebanyakan dokter secara tradisional berkonsentrasi pada mencoba untuk
menyembuhkan pasien. Pengobatan untuk pengentasan gejala dipandang sebagai
berbahaya dan dilihat sebagai kecanduan mengundang dan efek samping yang tidak
diinginkan.
Fokus pada kualitas hidup pasien telah meningkat sangat selama dua puluh tahun
terakhir. Di Amerika Serikat saat ini, 55% dari rumah sakit dengan lebih dari 100
tempat tidur menawarkan program perawatan paliatif, dan hampir seperlima dari
rumah sakit masyarakat memiliki program perawatan paliatif. Sebuah perkembangan
yang relatif baru adalah konsep dari tim perawatan kesehatan khusus yang
sepenuhnya diarahkan untuk perawatan paliatif: tim perawatan paliatif. Ada sering
kebingungan antara istilah rumah sakit dan perawatan paliatif. Di Amerika Serikat,
rumah sakit layanan dan program perawatan paliatif berbagi tujuan yang sama untuk
memberikan bantuan gejala dan manajemen nyeri. Non-rumah sakit perawatan
paliatif yang sesuai untuk orang dengan penyakit serius, kompleks, apakah mereka
diharapkan untuk pulih sepenuhnya, untuk hidup dengan penyakit kronis untuk waktu
yang lama, atau mengalami perkembangan penyakit. Sebaliknya, meskipun
perawatan rumah sakit juga paliatif, yang berlaku untuk jangka rumah sakit
perawatan diberikan menjelang akhir kehidupan.
Definisi Perawatan palliative telah mengalami beberapa evolusi. menurut
WHO pada 1990perawatan palliative adalah perawatan total dan aktif dari untuk
penderita yang penyakitnya tidaklagi responsive terhadap pengobatan kuratif.
Berdasarkan definisi ini maka jelas Perawatan Paliatif hanya diberikan kepada
penderita yang penyakitnya sudah tidak respossif terhadap pengobatankuratif. Artinya
sudah tidak dapat disembuhkan dengan upaya kuratif apapun. Tetapi
definisiPerawatan Paliatif menurut WHO 15 tahun kemudian sudah sangat berbeda.
Definisi PerawataanPaliatif yang diberikan oleh WHO pada tahun 2005
bahwa perawatan paliatif adalah sistemperawatan terpadu yang bertujuan
meningkatkan kualitas hidup, dengan cara meringankan nyeridan penderitaan lain,
memberikan dukungan spiritual dan psikososial mulai saat diagnosaditegakkan
sampai akhir hayat dan dukungan terhadap keluarga yang kehilangan/berduka.
Di sini dengan jelas dikatakan bahwa Perawatan Paliatif diberikan sejak
diagnosa ditegakkansampai akhir hayat. Artinya tidak memperdulikan pada stadium
dini atau lanjut, masih bisadisembuhkan atau tidak, mutlak Perawatan Paliatif harus
diberikan kepada penderita itu.Perawatan Paliatif tidak berhenti setelah penderita
meninggal, tetapi masih diteruskan denganmemberikan dukungan kepada anggota
keluarga yang berduka.
Perawatan paliatif tidak hanyasebatas aspek fisik dari penderita itu yang
ditangani, tetapi juga aspek lain seperti psikologis, sosialdan spiritual.Titik sentral
dari perawatan adalah pasien sebagai manusia seutuhnya, bukan hanya penyakit
yangdideritanya. Dan perhatian ini tidak dibatasi pada pasien secara individu, namun
diperluas sampaimencakup keluarganya. Untuk itu metode pendekatan yang terbaik
adalah melalui pendekatanterintegrasi dengan mengikutsertakan beberapa profesi
terkait. Dengan demikian, pelayanan padapasien diberikan secara paripurna, hingga
meliputi segi fisik, mental, social, dan spiritual. Makatimbullah pelayanan palliative
care atau perawatan paliatif yang mencakup pelayanan terintegrasiantara dokter,
perawat, terapis, petugas social-medis, psikolog, rohaniwan, relawan, dan profesilain
yang diperlukan.Lebih lanjut, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menekankan
lagi bahwa pelayanan paliatif berpijak pada pola dasar berikut ini :

 Meningkatkan kualitas hidup dan menganggap kematian sebagai proses yang


normal

 Tidak mempercepat atau menunda kematian.

 Menghilangkan nyeri dan keluhan lain yang menganggu.

 Menjaga keseimbangan psikologis dan spiritual.


 Berusaha agar penderita tetap aktif sampai akhir hayatnya

 Berusaha membantu mengatasi suasana dukacita pada keluarga.

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan dari perawatan palliative
adalah untukmengurangi penderitaan pasien, memperpanjang umurnya,
meningkatkan kualitas hidupnya, jugamemberikan support kepada keluarganya.
Meski pada akhirnya pasien meninggal, yang terpentingsebelum meninggal dia sudah
siap secara psikologis dan spiritual, serta tidak stres menghadapipenyakit yang
dideritanya.

2. Perkembangan Keperawatan Palliatif 

Di negara maju, perawatan khusus bagi mereka yang akan segera


meninggalmerupakan kolaborasi antara keluarga dan para profesional, dan
memberikan layanan medis,psikologis, social dan spiritual.Pengobatan paliatif
bermaksud mengurangi nyeri dan mengurangi symptom selain nyeri sepertimual,
muntah dan depresi. Perawatan bagi mereka yang akan segera meninggal pertama
didirikandi Inggris melalui lokakarya cicely Saunders di RS Khusus St. Christopher,
RS khusus tersebut pindahke AS pada tahun 1970-an. RS khusus pertama di AS
adalah RS New Haven yang kemudian menjadi RSkhusus Connecticut. RS tersebut
kemudian menyebar ke seluruh Negara.Di Indonesia perawatan paliatif baru dimulai
pada tanggal 19 Februari 1992 di RS Dr. Soetomo(Surabaya), disusul RS Cipto
Mangunkusumo (Jakarta), RS Kanker Dharmais (Jakarta), RS WahidinSudirohusodo
(Makassar), RS Dr. Sardjito (Yogyakarta), dan RS Sanglah (Denpasar).Di RS Dr.
Soetomo perawatan paliatif dilakukan oleh Pusat Pengembangan Paliatif dan Bebas
Nyeri.Pelayanan yang diberikan meliputi rawat jalan, rawat inap (konsultatif), rawat
rumah,day care, danrespite care.Pengertian rawat jalan dan rawat inap sudah cukup
jelas. Rawat rumah (home care) dilakukandengan melakukan kunjungan ke rumah-
rumah penderita, terutama yang karena alasan-alasantertentu tidak dapat datang ke
rumah sakit. Kunjungan dilakukan oleh tim yang terdiri atas dokterpaliatif, psikiater,
perawat, dan relawan, untuk memantau dan memberikan solusi atas masalah-masalah
yang dialami penderita kanker dan keluarganya, bukan hanya menyangkut
masalahmedis/biologis, tetapi juga masalah psikis, sosial, dan spiritual.
Day caremerupakan layanan untuk tindakan medis yang tidak memerlukan
rawat inap, misalnyaperawatan luka, kemoterapi, dsb. Sedangrespite caremerupakan
layanan yang bersifat psikologis.Di sini penderita maupun keluarganya dapat
berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater,bersosialisasi dengan penderita kanker
lain, mengikuti terapi musik, atau sekedar bersantai danberistirahat. Bisa juga
menitipkan penderita kanker (selama jam kerja), jika pendamping ataukeluarga yang
merawatnya ada keperluan lain

3. Perkembangan Hospice Care

Di Indonesia, perawatan di hospis atauHospice caremerupakan hal yang baru.


Falsafah Hospice Care adalah manusia yang menderita harus dibantu dan diringankan
penderitaannya, agar kualitas hidupnya dapat ditingkatkan selama sakit sampai ajal,
dan meninggal dengan tenang.
Lembaga Pelayanan Kesehatan, terdiri dari :
1.      Rawat Jalan
2.      Institusi
3.      Hospice.
4.      Community Based Agency
Hospice care
Adalah perawatan pasien terminal (stadium akhir) dimana pengobatan terhadap
penyakitnya tidak diperlukan lagi. Perawatan ini bertujuan meringankan penderitaan
dan rasa tidaknyaman dari pasien, berlandaskan pada aspek bio-psiko-sosial-spiritual.
(Hospice Home Care, 2011)The focus of hospice relies on the belief that each of us
has the right to die pain-free and withdignity, and that our loved ones will receive the
necessary support to allow us to do so.
 Hospice focuses on caring, not curing and, in most cases; care is
provided in the persons home.
 Hospice care also is provided in freestanding hospice centers,
hospitals, and nursing homes andother long-term care facilities. 
 Hospice services are available to patients of any age, religion, race, or
illness.
 Hospice care is covered under Medicare, Medicaid, most private
insurance plans, HMOs, andother managed care organizations.

Ruang lingkup :
1.      Pasien yg tinggal di daerah pedalaman.
2.      Pasien dg Ca,heart disease,AIDS,kidney and lung disease.
3.      Pasien di nursing home.
4.      Pasien yg tinggal sendirian
Tujuan Pelayanan Hospice Care :
1. Meringankan pasien dari penderitaannya.
2. Memberikan dukungan moril, spirituil maupun pelatihan praktis dalam hal
perawatan pasienbagi keluarga pasien dan pelaku rawat.
3. Memberikan dukungan moril bagi keluarga pasien selama masa duka cita.

Tim Pelaksana Hospice Care :


1.      Dokter.
2.      Perawat.
3.      Pekerja Sosial.
4.      Relawan
Bentuk Hospice Care :
1.      The InstitutionHospice Care
2.      HospiceHome Care
3.      Palliative Care
Standar Asuhan Keperwatan :

1. Standard IPerawat mengumpulkan data kesehatan klien


2. Standard IIDalam menetapkan diagnosa keperawatan, perawat melakukan analisa
terhadap data yangtelah terkumpul
3. Standard IIIPerawat mengidentifikasi hasil yang diharapkan baik dari klien
maupun lingkungannya.
4. Standard IVPerawat mengembangkan rencana asuhan keperawatan dengan
menetapkan intervensi yangakan dilakukan untuk mencapai hasil
yang diharapkan.
5. Standard VPerawat melaksanakan rencana intervensi yang telah di tetapkan
dalam perencanaan
6. Standard VIPerawat melakukan evaluasi terhadap kemajuan klien yang
mengarah ke pencapaian hasil yangdiharapkan.

Standar Kinerja Profesional (Profesional Performance)

1. Standard IKualitas asuhan keperawatan, perawat melakukan evaluasi terhadap


kualitas dan efektifitaspraktik keperawatan secara sistematis
2. Standard IIPerformance Appraisal , perawat melakukan evaluasi diri sendiri
terhadap praktik keperawatanyang dilakukannya dihubungkan dengan standar
praktik professional, hasil penelitian ilmiahdan peraturan yang berlaku.
3. Standard IIIPendidikan, perawat berupaya untuk selalu meningklatkan
pengetahuan dan kemampuandirinya dalam praktik keperawatan.
4. Standard IVKesejawatan, perawat berinteraksi dan berperan aktif dalam
pengembangan professionalismsesama perawat dan praktisi kesehatan lainnya
sebagai sejawat.
5. Standard VEtika, putusan dan tindakan perawat terhadap klien berdasarkan
pada landasan etika profesi
6. Standar VIKolaborasi, dalam melaksanakan asuhan keperawatan, perawat
berkolaborasi dengan klien,keluarga dan praktisi kesehatan lain.
7. Standar VIIPenelitian, dalam praktiknya, perawat menerapkan hasil penelitian
8. Standard VIIIPemanfaatan sumber, perawat membantu klien atau keluarga
untuk memahami resiko,keuntungan dan biaya perencanaan dan pelaksanaan
asuhan keperawatan.

ROLE PLAY KEPERAWATAN PALIATIF DENGAN PASIEN TERMINAL


KELOMPOK II

Tn. S berusia 65 tahun sudah dirawat selama 2 minggu di ruang ICU dengan
penyakit jantung koroner yang di deritanya selama 3 tahun belakangan ini. Selama ini
Tn.S sering mengkonsumsi makanan yang tidak sehat, dan salah satu perokok aktif.
Pada waktu itu Tn. S sering mengalami nyeri dada, keringat dingin dan mual yang
tidak dapat disembuhkan dengan hanya istirahat saja,Tn.S mendapat perawatan yang
intensive.
Pada suatu hari, di sebuah ruangan ICU terlihat seseorang yang sedang
berbaring terkulei lemah tak berdaya. Kemudian perawat I dan II menyapa pasien
sambil menyanyakan keadaan pasien.

Perawat I : “selamat pagi pak, kami perawat yang berjaga pada sift pagi hari ini.
Saya perawat A dan saya perawat B
Pasien : Pagi sus
Perawat II: bagaimana tidurnya semalam pak? Apakah bisa tidur?
Pasien : semalam saya kurang tidur sus, saya merasa cemas.
Perawat II : “oh begitu pak, kalau begitu sekarang kami akan memandikan bapak ya,
supaya terlihat lebih tampan”
Pasien : “iya sus”
Susterpun melakukan tindakan memandikan pasien. Setelah selesai, tiba-tiba pasien
bertanya kepada suster tentang hasil perkembangan penyakitnya.
Pasien : “maaf sus, sebenernya saya ada kemungkinan untuk sembuh atau tidak,
soalnya satu pekan kemarin, saya merasa selalu dibuntuti oleh orang berjubah hitam
sus, itulah yang membuat saya susah tidur”.
Perawat I : “maaf pak, masalah perkembangan penyakit bapak, akan langsung
disampaikan oleh dokter ya pak, sekarang bapak rajin berdo’a dan beribadah saja,
serahkan semua pada Tuhan, baik dan buruk hasil nanti sudah ada yang mengatur”.
Pasien : “iya sus, terimakasih”.
Perawat I: “nanti saya akan kembali lagi pak, untuk mengganti infuse bapak”.
(kemudian perawat II menemui dokter)
Perawat II : Pagi dokter, hari ini kita akan melakukan visite pada Tn. S ini hasil
observasi kemarin dan pada pagi hari ini.
Dokter: apakah semua terapi obat sesuai dengan keadaan pasien ?
Perawat II : sudah dokter, semua terapi sudah diberikan
Dokter: baiklah, mari kita lakukan visite pada Tn.S
(Dokter melakukan visite ditemani perawat)
Dokter : “selamat pagi pak, bagaimana perkembangan kesehatan bapak, apakah
merasa sudah membaik,?”
Pasien : “alhamdulilah sudah tidak terlalu lemas seperti kemarin dok, cuma akhir-
akhir ini saya selalu merasakan kecemasan dok, apakah itu efek obat,?”
Dokter : ”yaudah bapak tidak usah khawatir, kami akan melakukan semaksimal
mungkin untuk kesembuhan bapak”.
Perawat II : bapak harus semangat ya pak dengan penyakit yang bapak derita. Benar
apa yang dikatakan dokter tadi, bapak tidak usah khawatir ya pak. Kami dan tim akan
melakukan semaksimal mungkin untuk kesembuhan bapak.
Perawat II: kami permisi dulu ya pak
(Disisi lain dokter ingin berdiskusi dengan keluarga pasien)
Dokter: sus saya ingin berbicara dengan keluarga pasien
Perawat II ; “baik dok, saya akan panggilkan”
( Susterpun segera memanggil salah satu keluarga pasien )
Perawat II : “keluarga dari bapak S………. “
Istri  : “iya sus, saya istrinya”
Perawat II: “ibu disuruh keruangan dokter, karena ada hal yang ingin dokter
sampaikan mengenai perkembangan kesehatan bapak”
Istri : “iya sus, makasih”
( Dengan muka harap-harap cemas, ibu ……pun segera menuju ruangan dokter.)
Istri  : “assalamualaikum”
Dokter : “waalaikumsalam, silahkan duduk bu”
Istri : ”dokter memanggil saya.?”
Dokter : “iya bu, saya akan membacakan hasil perkembangan penyakit suami ibu.
Penyakit suami ibu sekarang sudah terlalu kronis, kami sudah melakukan semua
dengan semaksimal mungkin terapi pengobatanpun sudah kami berikan semaksimal
mungkin, semua itu sudah menjadi kehendak yang Maha Kuasa. Kami akan selalu
memantau perkembangan suami ibu, agar suami ibu tidak cemas menghadapi ini
semua, dan ibu harus tetap semangat dan bergairah mendampingi sumai ibu ya”
Istri : “astaghfirullah…tolong dok, lakukan yang terbaik untuk suami saya, berapapun
biayanya”. (sambil menarik-narik baju dokter)
Dokter : “ saya tahu, ini memang berat untuk ibu dan keluarga, tapi ini diluar kuasa
kami. Saya harap ibu bisa mendampingi suami ibu, agar di hari-harinya suami ibu
tidak merasa kesepian dan merasa tenang”.
Ibu pun keluar sambil menangis sejadi-jadinya
Anak-anaknya pun segera menghampiri ibunya dan berteriak setelah mendengar
kabar tersebut.
Anak : mah, gimana kata dokter ?”
Istri: (hanya bisa menangis tersedu-sedu)
Anak : (seolah bisa mengartikan tangisan ibunya anak pun ikut menangis).
Istri: yang sabar yah nak, kita harus siap dengan kenyataan ini”.
Anak : “maksud ibu apa?..aku makin gak ngerti”.
Istri: “penyakit bapak kamu sudah tidak bisa disembuhkan lagi, dan harapan
hidupnya kecil”.
Anak : (semakin histeris).
Perawat I pun tiba menghampiri keluraga pasien dan memberikan dukungan kepada
keluarga Tn.S
Perawat I : “ibu yang sabar yah, tenangkan diri ibu. Serahkan semua ini pada Allah,
karena kita semua pasti akan kembali pada-Nya. Tidak ada satupun orang yang
menginginkan penyakit seperti suami ibu, tetapi ini semua nikmat yang diberikan
nikmat oleh Allah dan salah satu untuk mengurangi dosa dosa bapak. Ibu yang tabah
ya, serahkan semua ini pad Allah, karena kita semua pasti akan kembai pada-Nya.
Istri : “kenapa ini terjadi pada keluarga saya?”
Perawat I : “Allah memberikan cobaan pada setiap makhluknya, dan setiap manusia
diberikan cobaan yang berbeda. Pasti dibalik ini semua akan ada hikmah untuk
keluarga ibu, ibu harus bisa mengikhlaskan semua ini”.
Istri: “baik sus, saya akan berusaha untuk menerima semua ini, dan mengikhlaskan
semuanya, bantu saya untuk menyampaikan berita ini kepada suami saya yah sus”.
Perawat I : “yah bu, berita ini akan disampaikan oleh dokter, dan tolong hubungi
keluarga jauh ibu, agar di hari terakhir semua keluarga bisa hadir”.
Istri: “baik sus, terima kasih atas sarannya”.
Perawat I : “yah sama-sama ibu, itu sudah menjadi tugas saya.”
(Keadaan pasien mulai memburuk)
Istri: (melamun)
Pasien : “bu? (dengan nada yang halus)
Pasien pun mulai bingung
Pasien : (sekali lagi) “bu?”.
Istri: “iya pak (terkaget)
Pasien : “ibu kenapa, kok dari tadi melamun saja?
Istri: “tidak apa apa, ibu hanya sedikit lelah, gimana pak keadaannya?”
Pasien : “bapak mulai merasa tidak enak mah, tolong jaga anak-anak yah mah, bapak
harap kalian anak-anak menjadi anak-anak yang baik dan berguna, dan jangan selalu
berharap sama bapak lagi yah..!!
Istri: “iya pak, ibu akan jaga anak-anak, dan bapak juga harus tenang dan ikhlas
menghadapi semua ini yaa”.
(Dokter tiba di kamar pasien bersama perawat)
Dokter : “saya akan menyampaikan hasil perkembangan penyakit bapak, saya harap
bapak bisa menerima dan mengikhlaskan semuanya”.
Pasien : “memang apa yang terjadi dengan penyakit saya dok?”
Dokter : “berdasarkan pemeriksaan bahwa penyakit bapak sudah tidak bisa
disembuhkan lagi dan umur bapak sudah tidak lama lagi”.
Pasien : (pasien terkaget dan kemudian teriak)..”tidak mungkin dok, saya masih ingin
hidup, dan saya masih punya keluarga yang membutuhkan saya.”
Suster : “bapak sabar yah, bapak pasti kuat dan bapak harus bisa melewati semuanya,
percayakan semuanya pada yang maha kuasa”.
Pasien : “ dok, apakah ada alternatif lain agar penyakit yang saya derita sembuh?,
saya mohon dok, 
Dokter : ( menghela nafas panjang, sambil menunduk ) “ tim kami akan melakukan
yang terbaik untuk kesembuhan bapak, baiklah pak, saya tinggal dulu karena ada
keperluan lain, apabila bapak butuh bantuan, bapak bisa langsung panggil saya, atau
suster,
Perawat II : “ bapak  istirahat ya “ ( sambil merapikan pasien )
Setelah itu pasien pun beristirahat dengan didampingi istri dan anak-anaknya.
Keesokan harinya tepatnya pada Pukul 08.00 pagi timpun kembali memeriksa kondisi
pasien, dan membawakannya sarapan.
Perawat I: “ selamat pagi pak, bagaimana tidurnya semalem ?
Pasien : “ pagi sus, alhamdulillah nyenyak sus,
Perawat I: “ bagaimana keadaan bapak sekarang ?
Pasien : “ baik sus”
Perawat I : “ baiklah pak, sekarang saatnya sarapan, apakah bapak ingin dibantu atau
melakukannya sendiri ? “
Pasien : “biar keluarga saya saja sus yang membantu”.
Perawat I : “Oh yasudah pak.. kalau begitu saya tinggal yaa..” 
Pasien pun sarapan dengan dibantu keluarganya, Sesudah sarapan pasien pun
beristirahat kembali.tidak lama kemudian tiba-tiba pasien mengalami sesak nafas
Istri : “ pak, bapak kenapa, ko tiba-tiba sesak nafas? ( ibu terlihat cemas )
Pasien : “bapak enggak tau bu, aduh bu.. tolong” ( kesakitan )
ibu pun langsung pergi keluar untuk memanggil suster dan tim kesehatan lainnya
sambil tergesa-gesa dan cemas.
Istri : “ sus, tiba-tiba suami saya mengalami sesak nafas, tolong dia sus” L
Perawat I : “ baik bu, kami akan segera kesana,”
Suster dan tim kesehatan lainnya pun tiba,
Ibu : “cepat sus, tolong suami saya.”
Perawat II : “iya bu, ibu berdoa saja, semoga tidak terjadi apa-apa, tenang ya bu kami
akan melakukan yang terbaik utuk ibu
Tim kesehatan pun berusaha untuk membantu pasien bernafas, segala cara telah
dilakukan untuk menolong pasien akan tetapi tidak ada respon dari pasien, satu-
satunya tindakan yang harus dilakukan adalah RJP. Dokterpun melakukan RJP dan
tim kesehatan lain memonitor keadaan pasien
Istri : “ Dok, tolong selamatkan suami saya Dok, “ ( ibu menangis tersedu )
Perawat II: “ibu yang tenang ya, sekarang ibu hanya bisa berharap kepada yang maha
kuasa dan terus berdoa.”
Istri: “ baik sus”
Tidak lama kemudian, kondisi pasien semakin kritis dan tim kesehatan pun tidak bisa
memberikan pertolongan kepada pasien, mereka hanya bisa membimbing dengan dua
kalimat syahadat.
Perawat I: mari bu kita bimbing bersama dengan 2 kalimat syahadat
(Ibupun menangis tersedu-sedu)
Perawat I : Ibu yang kuat dan tabah ya bu. Inilah kehidupan bu, harus kuat
menjalaninya. Yang kuat ya bu
(perawat I dan perawat II sambil menenangkan Ibu)

**Bersyukurlah ketika jiwa dan ragamu mendapatkan kesehatan, ikhlas dan


berabarlahketika dirimu mendapatkan cobaan dan raihlah hari-hari indah yang
memang layak untuk kamu dapatkan.
Ya Allah kuyakin bahwa takdirmu lebih baik dari semua yang aku inginkan,
beri au kekuatan untuk memahami ini sebagai anugerah darimu.**

Anda mungkin juga menyukai