Disusun oleh:
Anatomi telinga dibagi menjadi 3 yaitu telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam:
3. Telinga Dalam
Telinga dalam tertanam jauh di dalam bagian tulang temporal. Organ untuk
pendengaran (koklea) dan keseimbangan (kanalis semisirkularis), begitu juga kranial
VII (nervus fasialis) dan VIII (nervus koklea vestibularis) semuanya merupakan
bagian dari komplek anatomi. Koklea dan kanalis semisirkularis bersama menyusun
tulang labirint. Ketiga kanalis semisi posterior, superior dan lateral terletak
membentuk sudut 90 derajat satu sama lain dan mengandung organ yang berhubungan
dengan keseimbangan. Organ akhir reseptor ini distimulasi oleh perubahan kecepatan
dan arah gerakan seseorang.
Labyrinth terdiri dari dua bagian, yang satu terletak dalam yang lainnya. Labirin
tulang adalah serangkaian saluran kaku sedangkan didalamnya terdapat labirin
membran. Di dalam saluran ini, dikelilingi oleh cairan yang disebut perilymph, adalah
labirin membran. Struktur membran lebih kurang serupa dengan bentuk saluran
tulang. Bagian ini diisi dengan cairan yang disebut endolymph, dan tidak ada
hubungan antara ruang yang berisi endolymph dengan ruangan yang dipenuhi dengan
perilymph.
Koklea berbentuk seperti rumah siput dengan panjang sekitar 3,5 cm dengan dua
setengah lingkaran spiral dan mengandung organ akhir untuk pendengaran,
dinamakan organ Corti. Di dalam lulang labirin, labirin membranosa terendam dalam
cairan yang dinamakan perilimfe, yang berhubungan langsung dengan cairan
serebrospinal dalam otak melalui aquaduktus koklearis. Labirin membranosa tersusun
atas utrikulus, sakulus, dan kanalis semisirkularis, duktus koklearis, dan organan
korti. Labirin membranosa berisi cairan yang dinamakan endolimfe. Terdapat
keseimbangan yang sangat tepat antara perilimfe dan endolimfe dalam telinga dalam.
Banyak kelainan telinga dalam terjadi bila keseimbangan ini terganggu. Percepatan
angular menyebabkan gerakan dalam cairan telinga dalam di dalam kanalis dan
merangsang sel-sel rambut labirin membranosa. Akibatnya terjadi aktivitas elektris
yang berjalan sepanjang cabang vestibular nervus kranialis VIII ke otak. Perubahan
posisi kepala dan percepatan linear merangsang sel-sel rambut utrikulus. Ini juga
mengakibatkan aktivitas elektris yang akan dihantarkan ke otak oleh nervus kranialis
VIII. Di dalam kanalis auditorius internus, nervus koklearis (akustik), yang muncul
dari koklea, bergabung dengan nervus vestibularis, yang muncul dari kanalis
semisirkularis, utrikulus, dan sakulus, menjadi nervus koklearis (nervus kranialis
VIII). Yang bergabung dengan nervus ini di dalam kanalis auditorius internus adalah
nervus fasialis (nervus kranialis VII). Kanalis auditorius internus mem-bawa nervus
tersebut dan asupan darah ke batang otak
Dalam melakukan wawancara riwayat keperawatan hal-hal yang perlu dilakukan adalah:
1. Melakukan perkenalan
2. Menjelaskan tentang apa yang akan dilakukan, menjelaskan tentang tujuan dari
wawancara tersebut,
3. Kontrak dengan pasien
4. Memvalidasi data data pasien
5. Memulai wawacara dengan menanyakan kabar dan apa yang menjadi keluhan.
6. Setelah mengetahui keluhan, tanyakan lebih lanjut terkait keluhan tersebut dan lebih
spesifik.
7. Menanyakan keluhan lain yang dapat timbul
8. Menanyakan kepada pasien apakah tidak keberatan untuk membicarakan tentang hal
yang lebih mendalam seperti Sexual History
9. Menanyakan tentang Psychological Issues
10. Menanyakan tentang riawayat operasi
11. Menanyakan tentang riwayat kesehatan pasien dan keluarga apakah ada riwayat
penyakit tertentu
12. Menanyakan tentang obat yang diminum
13. Menanyakan tentag alergi
14. Menanyakan tentang Social History
15. Menanyakan riwayat merokok
16. Menanyakan konsumsi alcohol
17. Menanyakan diet
18. Menanyakan kebiasaan exercise
19. Memberitahukan hasil kesimpulan wawancara sambil mengkonfirmasi
20. Setelah mengkonfirmasi riwayat memberitahukan dan meminta persetujuan untuk
dilakukan pemeriksaan yang lain sepeti TTV
1. Memperkenalkan diri
2. Konfirmasi pasien
3. Mencuci tangan
Langkah:
Untuk mengaktifan garpu ala dapat dengan seperti mencubit kedua sisi garpu tala atau
membenturkannya ke lutut.
1. Pastikan mastoid
2. Aktifkan garpu tala dan tempatkan ujung garpu tala pada mastoid lalu yang meiliki 2
sisi ke dekat telinga
3. Tanyakan pada pasien, suara mana yang lebih jelas tedengar? Jika pasien menjawab
yang ke dua maka normal
Test webers
1. Memperkenalkan diri
2. Konfirmasi pasien
3. Mencuci tangan
Langkah:
1. Inspeksi hidung bagian luar, apakah ada luka atau apapun kelainan lain.
2. Untuk memeriksa bagian dalam hidung menggunakan otoscop
3. Instruksikan pasien untuk mendangak
4. Stabilisasikan dengan memgang forehead pasien
5. Masukan secara peralahan otoscop ke dalam hidung
6. Lihat bagaiaman keadaan mukosa dan lihat apakah ada kelainan yang lain
7. Lakukan pada bagian hidung yang satunya
8. Pemeriksaan sinus
9. Palpasi frontal sinus
10. Palpasi maksilaris sinus
11. perkusi frontal sinus dan maksilaris sinus