Anda di halaman 1dari 9

VISI

Pada tahun 2025 menghasilkan Ners yang unggul dalam


Asuhan Keperawatan lanjut usia dengan menerapkan
Ilmu dan Teknologi Keperawatan

TUGAS PRAKTIKUM KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II


RESUME THT

Disusun oleh:

Nurul Izzatul Maula


P3.73.20.2.18.029

PRODI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA TERAPAN DAN


PRODI PENDIDIKAN PROFESI NERS PROGRAM PROFESI JURUSAN
KEPERAWATAN POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III
TAHUN 2020
Resume Anatomi Fisologi Pendengaran

Anatomi telinga dibagi menjadi 3 yaitu telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam:

1. Telinga Luar (Auris Eksterna)


Telinga luar terdiri dari aurikula (atau pinna) dan kanalis auditorius eksternus,
dipisahkan dari telinga tengah oleh membran timpani. Aurikulus melekat ke sisi
kepala oleh kulit dan tersusun terutama oleh kartilago, kecuali lemak dan jaringan
bawah kulit pada lobus telinga. Aurikulus membantu pengumpulan gelombang suara
dan perjalanannya sepanjang kanalis auditorius eksternus. Tepat di depan meatus
auditorius eksternus adalah sendi temporal mandibular. Kaput mandibula dapat
dirasakan dengan meletakkan ujung jari di meatus auditorius eksternus ketika
membuka dan menutup mulut. Kanalis auditorius eksternus panjangnya sekitar 2,5
cm. Sepertiga lateral mempunyai kerangka kartilago dan fibrosa padat di mana kulit
terlekat. Dua pertiga medial tersusun atas tulang yang dilapisi kulit tipis. Kanalis
auditorius eksternus berakhir pada membrana timpani. Kulit dalam kanal mengandung
kelenjar khusus, glandula seruminosa, yang mensekresi substansi seperti lilin yang
disebut serumen. Mekanisme pembersihan diri telinga mendorong sel kulit tua dan
serumen ke bagian luar tetinga. Serumen nampaknya mempunyai sifat antibakteri dan
memberikan perlindungan bagi kulit.
a. Aurikula/Pinna/Daun Telinga Menampung gelombang suara datang dari luar
masuk ke dalam telinga. Suara yang ditangkap oleh daun telinga mengalir melalui
saluran telinga ke gendang telinga. Gendang telinga adalah selaput tipis yang
dilapisi oleh kulit, yang memisahkan telinga tengah dengan telinga luar.
b. Meatus Akustikus Eksterna/External Auditory Canal (Liang Telinga) Saluran
penghubung aurikula dengan membrane timpani panjangnya ±2,5 cm yang terdiri
tulang rawan dan tulang keras, saluran ini mengandung rambut, kelenjar sebasea
dan kelenjar keringat, khususnya menghasilkan secret – secret berbentuk serum.
Kulit dalam kanal mengandung kelenjar khusus, glandula seruminosa, yang
mensekresi substansi seperti lilin yang disebut serumen. Mekanisme pembersihan
diri telinga mendorong sel kulit tua dan serumen ke bagian luar tetinga. Serumen
nampaknya mempunyai sifat antibakteri dan memberikan perlindungan bagi kulit.
MAE ini juga berfungsi sebagai buffer terhadap perubahan kelembaban dan
temperature yang dapat mengganggu elastisitas membrane timpani. Fungsi dari
daun telinga dan liang telinga adalah mengumpulkan bunyi yang berasal dari
sumber bunyi

2. Telinga Tengah (Auris Media)


Telinga tengah merupakan rongga udara diisi dengan tulang temporal yang terbuka ke
udara luar melalui tuba estachius ke nasofaring dan melalui nasofaring ke lingkungan
luar. Tuba Eustachius ini biasanya tertutup, tetapi selama menelan, mengunyah, dan
menguap ia akan membuka, untuk menjaga tekanan udara pada kedua sisi gendang
telinga tetap sama. Tuba juga berfungsi sebagai drainase untuk sekresi. Membrana
timpani terletak pada akhir kanalis aurius eksternus dan menandai batas lateral
telinga. Membran ini berdiameter sekitar 1 cm dan selaput tipis normalnya berwarna
kelabu mutiara dan translulen.Telinga tengah merupakan rongga berisi udara
merupakan rumah bagi osikuli (tulang telinga tengah) dihubungkan dengan nasofaring
melalui tuba eustachii, dan berhubungan dengan beberapa sel berisi udara di bagian
mastoid tulang temporal.
Tiga tulang pendengaran, maleus, inkus, dan stapes, terletak di telinga tengah.
Manubrium (pegangan maleus) adalah melekat pada belakang membran timpani.
Kepala dari maleus melekat pada dinding telinga tengah, dan bagian pendeknya
melekat pada inkus, yang pada akhirnya berartikulasi dengan kepala stapes. Plat kaki
pada stapes terpasang oleh ligamentum melingkar pada dinding jendela oval. Dua otot
kerangka kecil, tensor timpani dan stapedius, juga terletak di telinga tengah. Kontraksi
membrane timpani akan menarik manubrium maleus medial dan mengurangi getaran
dari membran timpani; kontraksi terakhir menarik kaki stapes dari stapes keluar dari
jendela oval.

3. Telinga Dalam
Telinga dalam tertanam jauh di dalam bagian tulang temporal. Organ untuk
pendengaran (koklea) dan keseimbangan (kanalis semisirkularis), begitu juga kranial
VII (nervus fasialis) dan VIII (nervus koklea vestibularis) semuanya merupakan
bagian dari komplek anatomi. Koklea dan kanalis semisirkularis bersama menyusun
tulang labirint. Ketiga kanalis semisi posterior, superior dan lateral terletak
membentuk sudut 90 derajat satu sama lain dan mengandung organ yang berhubungan
dengan keseimbangan. Organ akhir reseptor ini distimulasi oleh perubahan kecepatan
dan arah gerakan seseorang.
Labyrinth terdiri dari dua bagian, yang satu terletak dalam yang lainnya. Labirin
tulang adalah serangkaian saluran kaku sedangkan didalamnya terdapat labirin
membran. Di dalam saluran ini, dikelilingi oleh cairan yang disebut perilymph, adalah
labirin membran. Struktur membran lebih kurang serupa dengan bentuk saluran
tulang. Bagian ini diisi dengan cairan yang disebut endolymph, dan tidak ada
hubungan antara ruang yang berisi endolymph dengan ruangan yang dipenuhi dengan
perilymph.
Koklea berbentuk seperti rumah siput dengan panjang sekitar 3,5 cm dengan dua
setengah lingkaran spiral dan mengandung organ akhir untuk pendengaran,
dinamakan organ Corti. Di dalam lulang labirin, labirin membranosa terendam dalam
cairan yang dinamakan perilimfe, yang berhubungan langsung dengan cairan
serebrospinal dalam otak melalui aquaduktus koklearis. Labirin membranosa tersusun
atas utrikulus, sakulus, dan kanalis semisirkularis, duktus koklearis, dan organan
korti. Labirin membranosa berisi cairan yang dinamakan endolimfe. Terdapat
keseimbangan yang sangat tepat antara perilimfe dan endolimfe dalam telinga dalam.
Banyak kelainan telinga dalam terjadi bila keseimbangan ini terganggu. Percepatan
angular menyebabkan gerakan dalam cairan telinga dalam di dalam kanalis dan
merangsang sel-sel rambut labirin membranosa. Akibatnya terjadi aktivitas elektris
yang berjalan sepanjang cabang vestibular nervus kranialis VIII ke otak. Perubahan
posisi kepala dan percepatan linear merangsang sel-sel rambut utrikulus. Ini juga
mengakibatkan aktivitas elektris yang akan dihantarkan ke otak oleh nervus kranialis
VIII. Di dalam kanalis auditorius internus, nervus koklearis (akustik), yang muncul
dari koklea, bergabung dengan nervus vestibularis, yang muncul dari kanalis
semisirkularis, utrikulus, dan sakulus, menjadi nervus koklearis (nervus kranialis
VIII). Yang bergabung dengan nervus ini di dalam kanalis auditorius internus adalah
nervus fasialis (nervus kranialis VII). Kanalis auditorius internus mem-bawa nervus
tersebut dan asupan darah ke batang otak

Resume Anatomi Fisiologi Mulut dan Tenggorokan


Rongga mulut depan adalah penampakan mulut yang bisa terlihat. Rongga ini meliputi bibir
(tampak depan dan sisi dalam), pipi dalam, gusi dan gigi, lidah, langit-langit mulut, amandel
(tonsil), serta uvula (daging kecil yang menggantung di langit-langit lunak mulut)

Rongga mulut dalam

Resume Wawancara Riwayat Keperawatan

Dalam melakukan wawancara riwayat keperawatan hal-hal yang perlu dilakukan adalah:

1. Melakukan perkenalan
2. Menjelaskan tentang apa yang akan dilakukan, menjelaskan tentang tujuan dari
wawancara tersebut,
3. Kontrak dengan pasien
4. Memvalidasi data data pasien
5. Memulai wawacara dengan menanyakan kabar dan apa yang menjadi keluhan.
6. Setelah mengetahui keluhan, tanyakan lebih lanjut terkait keluhan tersebut dan lebih
spesifik.
7. Menanyakan keluhan lain yang dapat timbul
8. Menanyakan kepada pasien apakah tidak keberatan untuk membicarakan tentang hal
yang lebih mendalam seperti Sexual History
9. Menanyakan tentang Psychological Issues
10. Menanyakan tentang riawayat operasi
11. Menanyakan tentang riwayat kesehatan pasien dan keluarga apakah ada riwayat
penyakit tertentu
12. Menanyakan tentang obat yang diminum
13. Menanyakan tentag alergi
14. Menanyakan tentang Social History
15. Menanyakan riwayat merokok
16. Menanyakan konsumsi alcohol
17. Menanyakan diet
18. Menanyakan kebiasaan exercise
19. Memberitahukan hasil kesimpulan wawancara sambil mengkonfirmasi
20. Setelah mengkonfirmasi riwayat memberitahukan dan meminta persetujuan untuk
dilakukan pemeriksaan yang lain sepeti TTV

Resume Pemeriksaan Fisik Telinga Luar

1. Pastikan pasien merasa nyaman sebelum dilakukan pemeriksaan fisik


2. Memulai pemeriksaan telinga
3. Memakai highlight atau penerangan untuk memperjelas
4. Kaki pasien dan kaki pemeriksa berada di arah yag berlawanan, walaupun harus dekat
dengan pasien namun kaki tidak bersentuhan.
5. Jika ingin melakukan pemeriksaan haru saling berhadapan.
6. Pemeriksaan yang pertama adalah inspeksi
7. Pada inspeksi dilihat bentuk, posisi, dan ukuran.
8. Periksa ada luka, sinus, atau yang lain.
9. Periksa apakah ada nyeri jika ditekan.
10. 3 titik untuk pemeriksaan. Mastoid, triangular fossa, dan …
11. Jika tidak dilihat ada kesalahan selama pemeriksaan maka lanjut pemeriksaan dalam.

Resume Peretiksaan Fisik Telinga Otoscop

1. Ambil otoscop dan nyalakan otoscop


2. Jika memeriksa teling kanan pasien, otoscop dipegang menggunakan tangan kiri. Dan
sebaliknya
3. Secara perlahan masukkan otoscop ke dalam twlinga dan pastikan pasien tidak
membuat pasien merasakan sakit
4. Pastikan ujung otoscop tidak menyentuh bagian telinga pasien
5. Setelah otoscop masuk, lihat bagian membran timpani
6. Dilihat adakah adaka perforasi membrane timpani
7. Ada 4 ukuran perforasi, yaitu small, moderate, large, subtative
8. Small mengenai kuadran Satu
9. Moderate mengenai 2 kuadran
10. Large mengenai lebih dari 2 kuadran
11. Jika terjadi perforasi, deskrpsikan ukurannya, mukosanya (normal atau pucat).
Uji Fungsi Degan Gross Hearing & Test Garpu Penala

Pastikan sebelum memulai pemeriksaan

1. Memperkenalkan diri
2. Konfirmasi pasien
3. Mencuci tangan

Langkah:

1. Menjelaskan apa yang akan dilakukan


2. Berdiri dibelakng pasien,
3. Tutup telinga pasien pada bagian yang tidak dites
4. Bisikan 3 angka pada telinga yang akan dites
5. Lakukan bergantian pada kedua telinga

Garpu penala, membutuhkan garpu penala dengan 256Hz atau 512Hz

Untuk mengaktifan garpu ala dapat dengan seperti mencubit kedua sisi garpu tala atau
membenturkannya ke lutut.

1. Pastikan mastoid
2. Aktifkan garpu tala dan tempatkan ujung garpu tala pada mastoid lalu yang meiliki 2
sisi ke dekat telinga
3. Tanyakan pada pasien, suara mana yang lebih jelas tedengar? Jika pasien menjawab
yang ke dua maka normal

Test webers

1. Aktifkan garpu tala


2. Tempatkan ujung garpu tala pada kening
3. Tanyakan pada bagian mana suaranya terdengar? Jika normal, suara akan terdengar
ditengah.

Untuk mengakhiri pemeriksaan

1. Berterima kasih kepada pasien atas waktunya


2. Pastikan pasien nyaman
3. Cuci tangan
Resume Pemeriksaan Fisik Mulut

Pastikan sebelum memulai pemeriksaan

1. Memperkenalkan diri
2. Konfirmasi pasien
3. Mencuci tangan

Langkah:

1. Gunakan spatela lidah untuk membuka mulut pasien


2. Instruksikan pasien untuk membuka mulutnya
3. Inspeksi rongga mulut, gigi atas, gigi bawah
4. Instruksikan pasien untuk menjulurkan lidahnya dan menggerakkan ke kanan dan
kekiri untuk dilihat adakah sesuatu yang abnormal
5. Palpasi lidah
6. Palpasi bawah lidah

Resume Pemeriksaan Fisik Hidung dan Sinus Pranasal

1. Inspeksi hidung bagian luar, apakah ada luka atau apapun kelainan lain.
2. Untuk memeriksa bagian dalam hidung menggunakan otoscop
3. Instruksikan pasien untuk mendangak
4. Stabilisasikan dengan memgang forehead pasien
5. Masukan secara peralahan otoscop ke dalam hidung
6. Lihat bagaiaman keadaan mukosa dan lihat apakah ada kelainan yang lain
7. Lakukan pada bagian hidung yang satunya
8. Pemeriksaan sinus
9. Palpasi frontal sinus
10. Palpasi maksilaris sinus
11. perkusi frontal sinus dan maksilaris sinus

Resume Irigasi Serumen Telinga

1. siapkan alat alat dan bahan untuk irigasi


2. gunakan spuit untuk mengambil cairan H202
3. posisikan pasien
4. masukan beberapa tetes cairan h2o2 hingga menjadi foam
5. biarkan serumen terkena foam selama 15-30 menit
6. tarik daun telinga ke atas
7. arahkan caira dari bagian liang telinga menggunakan spuit
8. biarkan mengalir ke bengkok
9. keringkan bagian luar telinga setelah irigasi

Resume Pemberian Obat Pada Lubang Telinga

1. jika pasien memiliki drainase gunakan sarung tangan bersih


2. jika tidak ada kontraindikasi, intruksikan pasien untuk memiringkan tubuhnya ke
samping dengan telinga yang akan diobati menghadap ke atas, gunakan tanggannya
untuk menstabilkan tubuhnya.
3. Untuk pasien lebih dari usia 3 tahun, tarik daun telinga keatas dan kebelakang untuk
meluruskan saluran telinga.
4. Jika untuk anak berusa 3 tahun ke bawah, tarik daun telinga kebawah dan kebelakang.
5. Jika bagian terluar saluran tersubat oleh serumen, degan perlahan keluarkan serumen
dengan cotton bud.
6. Teteskan obat di saluran telinga
7. Tutup telinga menggunakan kapas untuk mencegah obat tetes keluar
8. Jangan menekan kapas ke dalam telinga
9. Lepaskan sarung tangan
10. Jangan lupa melepaskan kapas setelah 15 menit

Anda mungkin juga menyukai