Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gangguan fungsi pendengaran merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang
dapat menimbulkan keadaan ketergantungan dari anggota masyarakat yang terkena terhadap
kelompok masyarakat yang sehat. Salah satu bentuk gangguan tersebut adalah tuli saraf
(sensorineural hearing loss) atau tuna rungu (bisu tuli). Menurut survey Departemen Kesehatan
tahun 1994 - 1996 ditemukan 1 orang tuna rungu dalam 1000 orang penduduk. Untuk orang
dewasa dan anak-anak yang mengalami tuli saraf dari tingkat ringan sampai tingkat sedang dapat
dibantu dengan alat bantu dengar.

Alat bantu dengar adalah suatu intrumen dimana suara baik wicara maupun suara
lingkungan, diterima oleh mikrofon, kemudian dikonversi kembali menjadi sinyal akustik. Ada
beberapa alat bantu yang tersedia untuk kehilangan pendengaran sensorineural yang dapat
mendepresi frekuensi tinggi. suatu panduan yang sangat berguna namun tidak terlalu kritis
adalah adalah bahwa alat bantu dengar akan sangat membantu bagi pasien kehilangan
pendengaran lebih 30n Db dengan kisaran 500 sampai 2000 Hz ditelinga dan pendengarannya
lebih baik. Berbagai jenis alat bantu dengar tersedia dengan teknologi terkini dan alat bantu
tersebut harus disesuaikan dengan kebutuhan pasien (mis. Jenis kehilangan pendengaran, tangan
yang lebih dominan;daripada merek dagangnnya.

Diperkirakan dari 98 % dari semua alat bantu dengar yang tersedia dipasaran sekarang dapat
berupa Implan koklea (CI) adalah alat elektronik yang dimasukkan melalui pembedahan bagi
memberikan deria bunyi kepada seseorang yang pekak atau pendengaran terjejas teruk. Implan
koklea sering digelar bionik telinga, alat belakang telinga (BTE, Bihind the ear), didalam telinga
(ITE in the ear), atau di dalam kanalis(in the canal).Implan Koklea merupakan terobosan besar di
bidang kedokteran. Implan Koklea merupakan alat prostetik dengan komponen internal yang
dipasang lewat pembedahan dan komponen eksternal yang memerlukan penyesuaian dan
pemrograman.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa definisi implan koklea?
2. Apa fungsi implan koklea?
3. Apa komponen implan koklea?
4. Bagaimana cara kerja implan koklea?
5. Bagaimana proses pemasangan implan koklea ?
6. Apa kelebihan dan kerugian implan koklea ?
7. Apa perbedaan implan koklea dengan alat bantu?
8. Bagaimana trend dan issue dari sistem sensori persepsi mata mengenai implan koklea
pada pasien neuropati audiotori?

1
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi implant koklea.
2. Untuk mengetahui fungsi implan koklea.
3. Untuk mengetahui Komponen implan koklea.
4. Untuk mengetahui cara kerja implan koklea.
5. Untuk mengetahui proses pemasangan implan koklea.
6. Untuk mengetahui kelebihan dan kerugian implan koklea.
7. Untuk mengetahui perbedaan implan koklea dengan alat bantu.
8. Untuk mengetahui trend dan issue dari sistem sensori persepsi mata mengenai implan
koklea pada pasien neuropati audiotori.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Implan Koklea

Implan koklea merupakan alat yang menggantikan fungsi rumah siput (koklea), yaitu
bagian dari organ pendengaran manusia. Dalam koklea manusia normal, terdapat cairan
untuk meneruskan stimulus berupa suara yang ditangkap telinga, serta serabut-serabut saraf
untuk menangkap stimulus tersebut. Implant ini menukarkan gelombang bunyi akustik ke
dalam arus elektrik yang lemah, yang kemudian dihantarkan ke kawasan terdekat saraf
auditori dalam koklea, atau telinga. Selanjutnnya dirangsang oleh arus saraf kemudian
menyampaikan impuls ke otak, di mana mereka ditafsirkan sebagai bunyi.Implant ini
biasanya digunakan pada orang yang menderita tuli berat atau sangat berat. Cochlear Implant
tidak sama dengan hearing aid biasa karena alat ini ditanamkan dengan pembedahan.
Cochlear Implant tidak memperkuat suara, akan tetapi bekerja secara langsung merangsang
fungsi nervus auditorius didalam koklea menggunakan medan listrik.

Implan Koklear Adalah prosthesis auditorius yang digunakan orang dengan kehilangan
pendengaran sensorineural berat bilateral yang tak terbantu oleh alat bantu dengar
konvensional. Kehilangan pendengaran bisa karena kongenital atau didapat. Implan ini
merupakan alat telinga dalam yang dapat membantu seseorang mendeteksi media yang
berlingkungan suara keras dan mungkin percakapan tertentu, tidak mengembalikan
pendengaran normal. Kandidat yang sesuai untuk implant koklear, yang berumur paling tidak
2 tahun, dipilih setelah penyaringan yang cermat dengan riwayat otologia, pemeriksaan fisik,
penguji audiologik,dan uji radiologic dan fisiologik. Kriteria umum untuk memilih seorang
dewasa yang mungkin terbantu dengan implant koklear adalah sebagai berikut:

1. Kehilangan pendengaran sensorineural berat pada kedua telinga


2. Ketidakmampuan mendengar dan memahami pembicaraan melalui alat dengar biasa
3. Ketulian setelah belajar wicara oral dan bahasa (ketulian postlinguistik)
4. Tak ada kontraindikasi terhadap implant koklear atau anastensi umum
5. Indikasi bahwa kemampuan mendengar akan dapat memperbaiki kehidupan pasien.

Pembedahannya meliputi penanaman penerima kecil di tulang temporal, melalui insisi


postaurikuler,dan meletakan elektroda ke dalam telinga tengah. Mikrofon dan transmitter
dikenakan sebagai unit ekternal, yang diukur untuk pengepasan sesudah operasi. Pasien
sebaiknnya kemudian menjalani rehabilitasi koklear dengan tim multidisiplin, yang
melibatkan seorang ahli audiologi dan patologi wicara, dan mungkin memerlukan beberapa
minggu sampai bulan untuk belajar dengan baik menginterpretasikan suara yang didengar.
Misalnya, pasien akan belajar membedakan antara suara yang ditimbulkan oleh bel pintu dan

3
yang ditimbulkan oleh telepon. Ada bervariasi yang luas mengenai keberhasilan implant
koklear dan berbagai kontroversi mengenai kegunaannnya, khususnnya dalam komunitas
orang tuli.

2.2 Fungsi Implan Koklea

Koklea implan mempunyai beberapa fungsi yang dapat membantu klien yang mempunyai
masalah pendengaran atau pekak. Ia juga sebuah alat elektronik kecil yang dapat membantu
mereka yang kurang mendengar dan ia juga dikenali sebagai telinga bionik. Koklea implan
ini dibagikan kepada beberapa komponen seperti mikrofon,pemancar, penerima, prosessor,
elektrode, dan perangsang isyarat. Koklea implan ini bekerja secara langsung dalam
merangsang fungsi saraf auditorius didalam koklea menggunakan medan elektrik.

2.3 Komponen Implan Koklea

Pembedahan implan ini akan dilakukan di bawah kulit belakang telinga. Bagian-bagian
alat pembedahan termasuk :

1. Bagian Dalam

Termasuk penerima dan elektrod. Penerima terletak di bawah kulit belakang telinga.
Penerima mengambil isyarat elektrik yang berkod dari pemancar dan menyampaikan
mereka ke array elektrod yang telah dimasukkan melalui pemedahan ke dalam koklea.
Elektrod merangsang gentian saraf auditori, dan sensasi bunyi diterima.

2. Bagian Luar
a. Mikrofon

4
Pemproses ucapan yang berfungsi untuk menapis ucapan yang didengar dan
menghantar bunyi elektrik dengan memberikan isyarat melalui kabel yang nipis
kepada pemancar.

b. Pemancar

Merupakan satu lapisan magnetik yang diletakkan di belakang telinga luar, dan
memancarkan isyarat-isyarat bunyi yang telah diproses oleh induksi elektromagnetik

Komponen lain dari implan koklea terdiri

1) Sebuah mikrofon yang menangkap suara dari lingkungan


2) Sebuah speech processor yang memfilter suara secara selektif untuk
memprioritaskan kata-kata dan mengirimkan sinyal suara listrik melalui kabel
tipis ke pemancar.
3) Sebuah pemancar atau transmitter, yg dipegang oleh sebuah magnet dan
ditempatkan di belakang telinga luar. Transmitter ini akan mengirimkan
sinyal-sinyal suara yang diproses untuk perangkat internal oleh induksi
elektromagnetik.
4) Sebuah receiver (penerima) dan stimulator ditanamkan pada tulang di bawah
kulit, yang mengubah sinyal menjadi impuls listrik dan mengirimkannya
melalui kabel internal ke elektroda.

2.4 Cara Kerja Implan Koklea


1. Pertama sekali, mikrofon akan dipasang di belakang cuping telinga. Bunyi kemudian
akan dihantar oleh mikrofon akan diproses untuk mengaktifkan elektrod. Ia
menggunakan konsep FFT untuk dibahagikan kepada beberapa frekuensi yang
berlainan.
2. Kemudian, bunyi yang telah diproses akan dihantar menggunakan radio frekuensi ke
dalam bahagian dalaman implan. Radio frekuensi ini digunakan supaya tiada
hubungan fizikal yang terlibat yang mana boleh memberi sebarang jangkitan serta
penyakit kepada bahagian dalaman telinga. Pemancar ini dilekatkan kepada penerima
menggunakan magnet yang ditekapkan di kulit pesakit.
3. Selepas itu, komponen penerima akan menerima arahan daripada prosesor percakapan
yang menyaring bunyi terutamanya bunyi yang dapat didengar menggunakan magnet.
Isyarat yang dihasilkan oleh prosesor ucapan dihantar kepada penerima dalaman,yang
mana diambil oleh isyarat radio frekuensi dan dihantar bersama-sama elektrod dalam
koklea. Penerima merupakan komputer yang boleh menukarkan bunyi yang telah
diproses serta mengawal arus elektrik untuk dihantar kepada elektrod didalam koklea.
4. Eloktrod koklea diperbuat daripada sejenis platinum serta bahan yang mempunyai
penebat yang tinggi. Ia menyambung alat dalaman penerima dan dimasukkan jauh ke
dalam koklea. Kemudian isyarat-isyarat elektrik dihalakan kepada elektrod,

5
seterusnya medan elektrik akan dijana dan merangsang gentian saraf auditori. Dari
gentian saraf auditori,isyarat yang diterima akan dihantar terus kepada otak untuk
diproses. Akhirnya, bunyi yang dihasilkan dapat didengar oleh pengguna.

2.5 Proses Pemasangan Dan Pasca Operasi


1. Proses seleksi dan evaluasi kandidat. Dilakukan pemeriksaan gangguan pendengaran
seperti BERA, Otoakustik Emisi, Timpanometri, Audiometri. Dilanjutkan dengan
Auditory-Verbal Therapy (AVT) dengan memakai ABD untuk melatih kandidat
berbicara dengan fokus pendengaran selama + 2 bulan. Setelah ABD diyakini tidak
memberi manfaat, maka direncanakan untuk dilakukan operasi.
2. Tindakan operasi dilakukan setelah pemeriksaan laboratorium, CT Scan dan atau
MRI, konsultasi dokter Spesialis Anak, dokter Spesialis Anestesi dan psikologi.
Operasi pemasangan Cochlear Implant harus dilaksanakan di rumah sakit. Operasi
dilaksanakan dengan pembiusan total dengan tahap-tahap mastoidektomi,
timpanostomi posterior, membuat tatakan (pad), kokhleostomi dan memasukkan
electrode ke kokhlea. Perangkat pembedahan ditanamkan di bawah anestesi
umum, dan operasi biasanya mengambil dari 1 sampai 5 jam. Pertama area kecil
dari kulit kepala tepat di belakang telinga adalah dicukur dan dibersihkan. Kemudian
insisi kecil dibuat di kulit tepat di belakang telinga dan ahli bedah akan mengebor
tulang mastoid dan telinga dalam di mana array elektroda dimasukkan ke koklea.
Biasanya pasien pulang hari yang sama atau sehari setelah operasi, meskipun
beberapa penerima implan koklea tinggal di rumah sakit selama 1 hingga 2
hari,pasien dianggap rawat jalan.Seperti halnya dengan setiap prosedur medis, operasi
melibatkan sejumlah resiko, dalam kasus ini, termasuk resiko infeksi kulit, onset
tinnitus, kerusakan pada sistem vestibular, dan kerusakan pada saraf wajah yang
dapat menyebabkan kelemahan otot, gangguan sensasi wajah, atau, dalam kasus-
kasus terburuk, terjadi kelumpuhan pada otot wajah. Ada juga resiko kegagalan
komponen implan, biasanya di mana luka sayatan tidak benar-benar sembuh. Hal ini
terjadi pada 2% kasus dan komponen harus dikeluarkan. Operasi juga dapat merusak
pendengaran residu pasien mungkin telah tertanam di telinga; sebagai akibatnya,
beberapa dokter menyarankan implantasi telinga tunggal, menyelamatkan telinga lain
dalam kasus perawatan biologis akan tersedia di masa mendatang.
3. Proses rehabilitasi dilakukan dengan menyalakan elektroda / switch on ( pada
minggu ke 2 - 3 pasca operasi) dan pemetaan / mapping, selanjutnya diteruskan
dengan AVT untuk latihan bicara yang berfokus pada kemampuan mendengar.

2.6 Kerugian Dan Kelebihan Implan koklea


1. Kerugian

Beberapa efek implantasi yang ireversibel misalnya komponen dari implan dapat
merusak system saraf yang ada di dalam koklea dan akhirnya menyebabkan kehilangan

6
pendengaran secara total pada kandidat. Sementara baru-baru ini diusahakan perbaikan
teknologi, dan teknik penanaman untuk meminimalkan kerusakan seperti itu namun
resiko dan tingkat kerusakan masih bervariasi.

Selain itu, saat perangkat penerima dapat membantu lebih baik mendengar dan
mengerti suara di lingkungan mereka, itu tidak sebagus kualitas suara yang diproses oleh
koklea alami. Masalah utama adalah dengan usia penerima. Sementara implan koklea
mengembalikan kemampuan fisik untuk mendengar, ini tidak berarti otak dapat belajar
untuk memproses dan membedakan pidato jika penerima melewati periode kritis remaja.
Akibatnya, mereka yang lahir tuli yang menerima implan sebagai orang dewasa hanya
dapat membedakan perbedaan antara suara sederhana, seperti telepon, dering bel pintu,
sementara yang lain yang menerima implant pada tahap tuli yang awal mengerti dengan
jelas dan dapat berbicara.Tingkat keberhasilan tergantung pada berbagai faktor, yang
paling penting adalah usia penerima, tetapi juga harus dilakukan dengan teknologi yang
digunakan dan kondisi penerima koklea. Banyak pengguna, audiologists, dan ahli bedah
juga melaporkan bahwa bila ada infeksi telinga yang menyebabkan cairan di telinga
tengah, hal itu dapat mempengaruhi koklea implan, sehingga untuk sementara berkurang
pendengaran.

2. Kelebihan

a. Keberadaannya tidak tampak dari luar

b. Membuat kanal telinga terbuka

c. Mengurangi distorsi pengeras suara.

2.7 Perbedaan Implan Koklea Dan Alat Bantu Dengar

IMPLAN KOKLEA ABD (ALAT BANTU


DENGAR)
Semua karakter dapat di Hanya beberapa karakter
mengerti
Kode sinyal kemungkinan Kode sinyal terbatas
tidak terbatas
Membutuhkan operasi Tidak ada operasi
Perlu 3 baterai atau lebih Hanya 1 baterai
Baterai : 1-3 hari Baterai : 1-2 minggu
Keberhasilan tergantung Keberhasilan turut
individu tergantung individu
Bisa di cas berulang kali Tidak dapat di cas

7
2.8 Trend dan issue dari sistem sensori persepsi mata mengenai implan koklea pada
pasien neuropati audiotori

Pasien dengan neuropati auditori membutuhkan penanganan masalah pendengaran dan


komunikasi yang berbeda dengan tuli sensorineural lainnya. Penanganan pasien dengan
neuropati auditori hingga saat ini masih kontroversi.

Penggunaan alat bantu dengar (ABD) konvensional memberikan manfaat pada beberapa
pasien dengan neuropati auditori, sementara pasien yang lain dengan gangguan yang berat
tidak menunjukkan perbaikan. Berbagai penelitian telah dilakukan pada pasien anak dan
dewasa yang menderita neuropati auditori dan didapatkan berbagai derajat manfaat dalam
penggunaan amplifikasi ABD, tetapi belum dapat menjawab secara sistematis apakah ABD
memberikan keuntungan pada neuropati auditori. Keterbatasan dalam angka prevalensi dan
adanya heterogenitas membuat kelainan ini sulit untuk dianalisis.

Banyak ahli audiologi berpendapat bahwa ABD tidak dapat membantu pada kasus
neuropati auditori. Alat bantu dengar dapat menghilangkan persepsi dan intensitas suara yang
tinggi dapat merusak koklea yang masih utuh. Namun terdapat penemuan lain yang
melaporkan hilangnya respon OAE secara spontan pada pasien neuropati auditori meskipun
tanpa pemasangan ABD. Selain itu juga dilaporkan pasien dengan amplifikasi ABD secara
ekstensif tetap menunjukkan respon OAE yang normal.

Pemasangan ABD harus diseleksi secara hati-hati, terutama dalam pengaturan


amplifikasinya. Pemasangan ABD dengan gain dan output yang terbatas pada tingkat
ambang dengar terutama pada pasien dengan tuli ringan harus dipertimbangkan agar
didapatkan manfaat tanpa menimbulkan risiko yang besar. Meskipun fitting ABD dengan
gain yang ringan telah diterima secara klinis, namun sulit untuk mengevaluasi apakah
terdapat manfaat yang tepat dalam penggunaan ABD pada pasien ini. Secara umum,
amplifikasi konvensional tidak dapat memperbaiki pemahaman bicara pada pasien dengan
neuropati auditori selama nervus koklearis terganggu. Oleh karena itu, penggunaan ABD
sebagai tatalaksana pada pasien ini masih belum jelas.

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Rance dkk (2002) yang membandingkan
kemampuan persepsi bicara setelah pemasangan alat bantu dengar pada 15 anak dengan
neuropati auditori, didapatkan hasil sebesar 50% menunjukkan perbaikan pada persepsi
bicara dan 50% tidak mengalami perbaikan yang berarti

Pemasangan ABD dapat membantu pada beberapa kasus, tetapi harus dipastikan pasien
menggunakannya dengan tepat dan konsisten.Sebelum pemasangan ABD, sebaiknya
diberikan konseling terhadap orang tua bahwa ABD mungkin dapat atau tidak akan
memperbaiki fungsi bicara dan bahasa pada anak dengan neuropati auditori. Kuesioner
menggunakan IT-MAIS dan Early Listening Function (ELF) dapat membantu dalam evaluasi
amplifikasi ABD pada anak yang lebih muda. Anak dengan neuropati auditori seharusnya

8
dimonitor setiap bulan untuk perubahan sensitivitas pendengarannya yang berguna dalam
pengaturan amplifikasi

ABD dan evaluasi perkembangan bicaranya. Lamanya waktu yang dibutuhkan untuk
mengevaluasi manfaat atau kerugian dari amplifikasi ditentukan oleh tingkat perkembangan
anak dan konsistensi penggunaan amplifikasi Pada beberapa kasus, anak segera tidak
menunjukkan perbaikan respon terhadap amplifikasi. Berbagai data meliputi hasil audiologi,
laporan orang tua, dan perbaikan dalam perkembangan bicara dan bahasa dapat membantu
dalam menentukan lamanya percobaan untuk amplifikasi. Bila ABD menunjukkan sedikit
manfaat, evaluasi lebih lanjut diperlukan untuk menentukan apakah anak dapat sebagai
kandidat dalam penggunaan implan koklea. Adanya pengaruh negatif lingkungan bising pada
pemahaman bicara pasien dengan neuropati auditori, teknologi frequency modulation (FM)
dapat dipertimbangkan baik pada pasien dengan pemasangan ABD atau implan koklea.

Setelah beberapa tahun neuropati auditori dikenal, terdapat berbagai penelitian yang
menyatakan adanya manfaat pemasangan implan koklea. Pada kasus neuropati auditori yang
pertama kali dilaporkan dengan pemasangan implan koklea, terdapat perbaikan yang
progresif pada kemampuan bicara dan bahasa pada satu tahun pertama. Sininger dan
Trautwein (2000) melaporkan kasus dengan hasil temuan BERA yang normal setelah
pemasangan implan koklea.

Hal yang sama juga dilaporkan oleh Fabry (2000) bahwa terdapat perbaikan pada fungsi
auditori setelah pemasangan implan koklea. Pada beberapa kasus neuropati auditori, implan
koklea dapat membuat jalan pintas pada lokasi lesi (sel rambut dalam atau sinaps). Selain itu
stimulasi listrik dapat mengembalikan sinkronisasi nervus koklearis. Stimulasi listrik lebih
efektif dalam produksi sinkronisasi respon neural dibandingkan stimulasi akustik. Lebih
lanjut, stimulasi pulsatil bifasik yang dihasilkan dari elektroda implan dapat meningkatkan
sinkronisasi aktivitas nervus koklearis Dari penelitian yang dilakukan oleh Rance dan Barker
(2008) pada 20 pasien dengan neuropati auditori yang membandingkan persepsi bicara pada
10 pasien dengan pemasangan ABD dan 10 pasien dengan implan koklea, didapatkan hasil
perbaikan yang sama antara keduanya.

Shehata dkk (2008) melakukan penelitian pada 16 anak dengan neuropati auditori,
didapatkan sebanyak dua anak dapat sembuh spontan, dua anak menggunakan ABD dan 12
anak menggunakan implan koklea setelah tidak didapatkan cukup manfaat dengan ABD.Dari
pemeriksaan audiometri tutur, didapatkan hasil diskriminasi kata yang lebih besar pada
implan koklea dibandingkan ABD

Meskipun beberapa pasien menunjukkan perbaikan dengan implan koklea, tetapi terdapat
beberapa kasus yang tidak menunjukkan perbaikan.Selain itu persepsi bicara pada neuropati
auditori dengan implant koklea lebih buruk dibandingkan kelompok sensorineural dengan
implan koklea. Rekomendasi implan koklea pada pasien neuropati auditori tidak secara

9
otomatis dilakukan. Pada kasus dengan amplifikasi masih memberikan hasil yang baik,
implan koklea belum perlu digunakan.

10
BAB III

PENUTUP

3.1 SIMPULAN

Implan Koklea merupakan terobosan besar di bidang kedokteran. Penelitian tentang


Implan Koklea telah dilakukan sejak awal tahun 1950 dan diakui oleh FDA (Food and
Drug Administration) pada pertengahan 1980-an. Implan Koklea merupakan alat
prostetik dengan komponen internal yang dipasang lewat pembedahan dan komponen
eksternal yang memerlukan penyesuaian dan pemograman. Untuk menentukan apakah
seseorang dapat menjadi kandidat Koklea, memerlukan pemeriksaan dan berbagai tes
oleh dokter spesialis telinga, hidung, tenggorokan-kepala leher.

Prosedur pemasangan Implan Koklea diawali dengan melakukan tindakan bedah


untuk memasang komponen internal. Dengan hanya memasang komponen internal, maka
pasien masih belum bisa mendengar. Setelah luka bekas operasi sembuh dan bengkaknya
hilang (sekitar 3-6 minggu) dapat dilanjutkan dengan pemasangan transmitter eksternal
dan prossesor suara. Sehingga pasien dapat mulai mendengar suara layaknya normal.

Pasien dengan Implan Koklea memerlukan rehabilitasi khusus untuk menyesuaikan


dengan pendengaran barunya. Program rehabilitasi terfokus pada belajar mendengarkan
dan menyediakan lingkungan auditif, sehingga memaksimalkan potensi kinerja pasien
dengan Implan Koklea.

Walau bagaimanapun Implan Koklea masih terdapat kerugian dan kelebihannya


tersendiri berbanding alat bantu dengar yang biasa. Aspek-aspek seperti individu yang
siap dengan konsekuensi dari efek samping pemasangan implan dan keluarga yang cukup
mendukung sangat menentukan keberhasilan fungsi dari implan itu sendiri.

3.2 Saran

Dengan di terlesaikannya makalah ini, penulis mengetahui bahwa masih banyak


kekurangan untuk itu penulis berharap mendapatkan kritik dan saran yang membangun
agar dalam pembuatan makalah yang akan datang bisa lebih baik dari yang sekarang, dan
semoga dengan membaca makalah ini dapat menambah pengetahuan tentang Indra
Penglihatan.

11
12

Anda mungkin juga menyukai