DEFINISI
Audiometri berasal dari kata audire dan metrios yang berarti mendengar
dan mengukur (uji pendengaran).
2,6
2. MANFAAT AUDIOMETRI
3. TUJUAN AUDIOMETRI
Pada audiometri terdapat pilihan nada dari oktaf yaitu 125, 250, 500, 1000, 2000,
4000 dan 8000 Hz yang memungkinkan intensitas lebih dari 110 dB. Standar alat
yang digunakan berdasarkan BS EN 60645-1(IEC 60645-1).2,6,7
b) Lingkungan Pemeriksaan yang Baik
Orang yang diperiksa seharusnya dapat dilihat sepenuhnya oleh pemeriksa.
Orang tersebut tidak boleh melihat atau mendengar pemeriksa dan audiometernya.
Pemeriksaan dilakukan di dalalam ruangan dengan tingkat kebisingan terendah
sehingga kepekaan pendengaran pasien tidak terganggu. Suara tambahan tidak
boleh lebih dari 38 dB. Pemeriksaan ini sesuai standard BS EN ISO 8253-1.6,7
c) Kontrol Infeksi
Alat yang telah terkena kontak dengan pasien harus dilakukan prosedur
kontrol infeksi. Alat yang dipakai harus dibersihkan dan disinfeksi setiap kali
pemakaian. Pemakaian disposable ear phone sangat direkomendasikan. Pemeriksa
harus cuci tangan dengan sabun ataupun alkohol sebelum menyentuh pasien.6
7. PROSEDUR PEMERIKSAAN
Sebelum dilakukan pemeriksaan, anamnesis mengenai riwayat penyakit harus
telah didapatkan dan pemeriksaan otoskopi telah dilakukan. Tanyakan apakah
menderita tinnitus atau apakah tidak tahan suara keras. Tanyakan pula telinga
yang mendengar lebih jelas. 2,6
Pemberian instruksi
Seleksi telinga
Urutan frekuensi
Dengan memulai dari 1000 Hz, dimana pendengaran paling stabil, lalu
secara bertahap meningkatkan oktaf lebih tinggi hingga terdengar.
ii.
Familiarization tidak selalu dilakukan pada setiap kasus. Terutama pada kasus
forensic atau pasien dengan riwayat ketulian.6
Masking
dimana
Air bone gap=ACtest earunmasked BC
10
narrowband noise, speech spectrum noise, and white noise. Tujuan utama kita
adalah untuk memilih suatu masker yang efisien. Suatu masker yang efisien
adalah masker yang menghasilan tingkatan masking yang efektif dengan tingkat
tekanan suara keseluruhan.
8. INTERPRETASI AUDIOGRAM
Terdapat ambang dengar menurut konduksi udara (AC) dan menurut
konduksi tulang (BC). Apabila ambang dengar ini dihubungkan dengan garis, baik
AC maupun BC, maka akan didapatkan didalam audiogram.
i.
7,8,9,10
Audiogram Normal
1.
Gambar 5. Gambar audiogram pada orang normal
ii.
Tuli Konduktif
11
12
13
Tuli Campuran
Kemungkinan tarjadinya kerusakan koklea disertai sumbatan
serumen yang padat dapat terjadi. Level konduksi tulang menunjukkan
gangguan fungsi koklea ditambah dengan penurunan pendengaran karena
sumbatan
konduksi
udara
mengambarkan
tingkat
ketulian
yang
14
9.
Dari audiogram dapat dilihat apakah pendengaran normal (N) atau tuli, jenis
ketulian yaitu tuli konduktif, tuli sensorineural atau tuli campur.
Derajat ketulian berdasarkan ISO 1964:8,10,11,12
AMBANG
PENDENGARAN
0-25 dB
26-40 dB
41-54 dB
INTERPRETASI
Normal
Tuli ringan
Tuli sedang
Tuli sedang
55-70 dB
berat
Tuli berat
Tuli total
71-90 dB
>90 dB
ambang
dengar
(AD)
DAFTAR PUSTAKA
1
15
16