Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM

BIOPSIKOLOGI

Tugas ini dibuat bertujuan untuk memenuhi nilai tugas dan UAS mata kuliah
Biopsikologi

Dosen Pengampu:

Alfiana Indah Muslimah,M.Psi

Asistensi:

Aldila Nursalma

Oleh :

Hedy Ady Nugraha 41183507200015

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM 45 BEKASI

2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Puji Syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat-Nya laporan hasil Praktikum Biopsikologi ini dapat diselesaikan.

Dalam penyusunan laporan, saya ucapkan terimakasih kepada dosen


pengampu mata kuliah Biopsikologi saya yaitu ibu Alfiana Indah,M.Psi dan juga
kelompok asisten saya yaitu kak Aldila Nursalma yang telah banyak sekali
membantu dan membimbing saya.

Laporan kegiatan ini semoga dapat menjadi bahan evaluasi dan tolak ukur
dalam mengetahui dan memahami reaksi-reaksi yang terjadi pada alat indra kita
dan menjadi bahan perbaikan untuk masa yang akan datang

Akhir kata saya mengucapkan terimakasih, semoga hasil laporan ini


bermanfaat bagi para pembacanya.

Bekasi,

Hedy Ady Nugraha

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................. i

DAFTAR ISI............................................................................................... ii

BAB I LAPORAN PRAKTIKUM REAKSI PUPIL................................ 1

A. Tujuan Percobaan.............................................................................. 1
B. Dasar Teori........................................................................................ 1
C. Alat Yang Digunakan........................................................................ 3
D. Jalannya Percobaan............................................................................ 3
E. Hasil Percobaan................................................................................. 3
F. Kesimpulan........................................................................................ 4
G. Aplikasi.............................................................................................. 4

BAB II LAPORAN PRAKTIKUM PERASA PADA KULIT................. 5

A. Tujuan Percobaan.............................................................................. 5
B. Dasar Teori........................................................................................ 5
C. Alat Yang Digunakan........................................................................6
D. Jalannya Percobaan............................................................................ 7
E. Hasil Percobaan................................................................................. 7
F. Kesimpulan.........................................................................................8
G. Aplikasi.............................................................................................. 8

DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 9

ii
Tata Tertib Praktikum

Tata tertib umum praktikum adalah:

1) Kehadiran
a) Praktikan yang tidak hadir maksimal 3x pertemuan, tidak
diperkenankan mengikuti praktikum.
b) Bagi praktikan yang tidak dapat mengikuti praktikum dikarenakan
sakit harus membawa surat dokter atau surat inap rumah sakit.
2) Keterlambatan
a) Praktikan diharapkan datang tepat waktu untuk mengikuti praktikum.
b) Toleransi keterlambatan akan diberikan bila keterlambatan berkisar: 1-15
menit : praktikan diperbolehkan mengikuti kegiatan praktikum dengan
mendapatkan blanko keterlambatan.
c) > 15 menit: praktikan tidak diperkenankan mengikuti kegiatan praktikum
dan dianggap tidak masuk.
3) Berpakaian sopan dan rapi
a) Pakaian untuk wanita : kemeja atau blouse tidak pendek dan ketat (bukan
bahan jeans dan kaos)
b) Rok dibawah lutut (bukan bahan jeans dan kaos)
c) Sepatu tertutup atau pantofel (formal)
d) Pakaian untuk pria : kemeja rapi (bukan jeans dan kaos).
e) Celana bahan (bukan jeans dan kaos)
f) Sepatu tertutup atau pantofel (formal)
4) Rambut
Rambut harus rapi dan tidak di berwarna.
5) Aksesoris
a) Boleh menggunakan aksesoris namun tidak berlebihan.
b) Bagi pria tidak diperbolehkan menggunakan anting.
c) Tidak boleh menggunakan cat kuku (kuteks).
6) Diwajibkan kepada seluruh praktikan untuk mematuhi peraturan di atas.

Hal-hal yang belum diatur dalam peraturan ini, akan diatur kemudian.

iii
Panduan Praktikum Biopsikologi

A. DESKRIPSI PANDUAN PRAKTIKUM

Mata kuliah Biopsikologi diberikan pada mahasiswa Psikologi semester 1.


Mata kuliah ini akan membahas mengenai cara genetika berperan dalam
menentukan perilaku, menyebutkan bagian-bagian neuron dan cara neuron
berkomunikasi, peran obat-obatan pada neuron, menyebutkan sistem syaraf pusat
dan sistem syaraf tepi, menyebutkan struktur-struktur penting pada otak dan
perannya pada perilaku, menyebutkan anatomi dan peran alat indera, serta
menyebutkan kelenjar, proses sekresi hormon, dan peran hormon manusia. Selain
pemberian materi di kelas dilakukan juga praktikum untuk menambah
pemahaman mahasiswa dan membantu mahasiswa dalam menerapkan materi
dalam praktek.

B. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM

Setelah mengikuti praktikum ini, mahasiswa memahami dan dapat


menerapkan materi dapat menyebutkan beberapa aspek biologis dasar untuk
menjelaskan perilaku yaitu cara syaraf berkomunikasi dan peran substansi
kimiawi pada syaraf, peran struktur otak dan sistem syaraf pusat dan sistem syaraf
tepi, peran alat indera dan hormon dan gangguan perilaku yang dikaji dalam
psikologi

C. MATERIPRAKTIKUM

1. Reaksi Pupil

2. Perasa Pada Kulit

D. PENILAIAN HASIL

Nilai praktikum memberikan kontribusi sebesar 25% dari nilai matakuliah


Biopsikologi Penilaian diberikan secara individual dan menjadi prasyarat bagi
ujian akhir semester yang terdiri dari nilai :

1.Kehadiran praktikum 40 %

iv
2. Laporan 35%

3. Etika 25 %

v
BAB I
REAKSI PUPIL

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM PSIKOLOGI FAAL

Praktikum : I
Nama Percobaan : Reaksi Pupil
Nama OP (Objek Percobaan) : Dimas Satrio
Usia OP : 18
Pendidikan OP : SMK
Nama PP (Pelaku Percobaan) : Hedy Ady Nugraha
Tanggal Percobaan : 17 Januari 2021
Waktu Percobaan : 10.00 s/d 10.30 WIB
Tempat Percobaan : Rumah

A. TUJUAN PERCOBAAN

Melihat adanya pengecilan pupil pada akomondasi dan konvergensi


serta pengecilan pupil karena cahaya.

B. DASAR TEORI
Mata merupakan alat indra yang terdapat pada manusia yang secara
konstan menyesuaikan pada jumlah cahaya yang masuk, memusatkan
perhatian pada objek yang dekat dan jauh serta menghasilkan gambaran
yang kontinu yang dengan segera di hantarkan pada otak. Penglihatan
pada manusia melibatkan deteksi gelombang cahaya yang sangat sempit
dengan panjang gelombang sekitar 400 sampai 750 nm. Panjang
gelombang terpendek dipersepsi sebagai warna biru, dan panjang
gelombang terpanjang dipersepsi sebagai warna merah. Mata memiliki
fotoreseptor yang mampu mendeteksi cahaya, tetapi, sebelum cahaya
mengenai reseptor yang bertanggung jawab untuk deteksi ini, cahaya harus
difokuskan ke retina (ketebalan 200 μm) oleh kornea dan lensa.
Dari kornea, cahaya akan diteruskan ke pupil. Pupil menentukan kuantitas
cahaya yang masuk ke bagian mata yang lebih dalam. Pupil mata akan
melebar jika kondisi ruangan yang gelap, dan akan menyempit jika kondisi
ruangan terang.

1
Kornea merupakan jaringan yang transparan dan avaskuler yang
membentuk permukaan anterior bola mata dengan ukuran diameter
horizontal 11-12 mm dan diameter vertikal 10-11 mm. Bagian sentral
kornea memiliki ketebalan 0,5 mm, sedangkan bagian perifer memiliki
ketebalan 1 mm. Sifat kornea yang avaskuler membuat kornea
mendapatkan nutrisinya dari jaringan di sekitarnya yaitu humor akuos
melalui proses difusi, lapisan air mata, dan pembuluh darah limbus.
Sumber nutrisi utama kornea adalah glukosa dan oksigen. Kornea juga
merupakan jaringan yang memiliki serabut saraf sensorik terbanyak (300-
400 serabut saraf), yang berasal dari nervus trigeminus (American
Academy of Ophthalmology, 2011-2012a,b; Edelhauser, 2003).
Secara histologi, struktur kornea terdiri dari lima lapisan yaitu
epitel, membrana bowman, stroma, membrana descemet dan endotel.
Epitel kornea memiliki ketebalan 50-60 µm atau 5% dari total ketebalan
kornea, dan terdiri dari tiga lapisan yang berbeda yaitu lapisan sel
superfisial, lapisan sel sayap, dan lapisan sel basal. Membran Bowman
merupakan lapisan aseluler yang dibentuk oleh serat kolagen dan
merupakan modifikasi dari bagian anterior stroma dengan ketebalan 8-14
µm. Lapisan ini tidak dapat mengalami regenerasi dan akan digantikan
oleh jaringan parut bila terjadi trauma. Stroma kornea menyusun 90% dari
seluruh ketebalan kornea. Stroma kornea tersusun atas fibril kolagen
dengan 8 ukuran yang seragam, meluas di seluruh permukaan kornea dan
membentuk kelompok yang disebut lamella; serta tersusun atas sel-sel
kornea (keratosit) dan matriks ekstraseluler yang terdiri dari glikoprotein
dan glikosaminoglikan. Membran Descemet merupakan lamina basalis sel-
sel endotel kornea. Membran ini terutama tersusun dari kolagen tipe IV
dan memiliki ketebalan 10-12 µm. Endotel kornea merupakan lapisan
paling dalam dari kornea. Lapisan ini terdiri atas satu lapis sel berbentuk
heksagonal yang sel-selnya tidak dapat membelah. Endotel kornea
mempunyai pengaruh yang besar dalam mempertahankan transparansi
kornea (American Academy of Ophthalmology, 2011-2012a; Kanski,
2007; Berta, 2013).

2
C. ALAT YANG DIGUNAKAN
1. Cermin
2. Senter (Flashlight)
3. Pulpen
D. JALANNYA PERCOBAAN
1. Mengecilnya Pupil pada akomodasi dan konfergency.
a. PP bertindak sekaligus sebagai OP, menggunakan cermin kemudian
melihat jauh di dalam cermin dan sekonyong-konyongnya melihat
bayangan PP di cermin.
b. OP di suruh melihat jauh, kemudian diminta tiba-tiba melihat jari
PP yang ditempatkan kirakira 20 cm di muka mata OP.
2. Mengecilnya Pupil oleh karena cahaya.
a. OP disuruh melihat ke tempat yang terang kemudian disuruh
menutup matanya, setelah menunggu sebentar kemudian disuruh
membuka mata matanya sehingga akan terlihat pupilnya mengecil.
b. OP disuruh melihat ketempat yang terang dan satu mata ditutup
dengan tangan, setelah ditutup kemudian di buka.
c. PP menyinari mata OP dengan Senter kemudian lihat perubahan
Pupil.
E. HASIL PERCOBAAN
1. Mengecilnya pupil pada akomodasi dan konvergensi
a. Jika cermin di dekat kan pada pupil mata maka pupil mata akan
mengecil sedangkan jika cermin di jauhkan pada pupil mata maka
pupil mata akan membesar
b. Ketika pupil mata melihat pulpen dengan jarak kira-kira 3cm di
depan mata, pupil mata akan mengecil dan pandangan sekitar akan
menjadi kabur, namun ketika pulpen di jauhkan kira-kira 20cm di
depan muka maka pupil mata akan kembali normal.
2. Mengecilnya pupil karena cahaya
a. Pupil mata akan mengecil apabila disorot cahaya dari lampu senter,
karena adanya cahaya yang masuk ke dalam mata.

3
b. Setelah mata yang tertutup dibuka kembali, maka pupil mata OP
mengecil, walaupun cahaya tak berubah.
c. Pada saat pupil mata belum tersorot cahaya senter pupil mata
masih normal, kemudia saat disorot lampu senter pupil mata
mengecil karena adanya cahaya yang masuk ke dalam pupil mata.
F. KESIMPULAN

Refleks pada mata ialah respon mata terhadap rangsangan dan


berlangsung di luar kesadaran. Kalau sinar yang masuk kedalam mata
mempengaruhi bentuk pupil. Yang diakibatkan oleh intensitas sinar yang
masuk kedalam mata. Bila sinar yang masuk sangat cerah sehingga pupil
hendak mengecil, serta bila tidak terdapat sinar yang masuk hingga pupil
akan membesar. Refleks pada mata ialah reaksi mata terhadap rangsang
serta terjadi di luar pemahaman kesadaran.

G. APLIKASI
1. Pekerjaan seorang Masinis yang harus melihat jauh ke depan
sehingga pupil mata akan membesar.
2. Saat seseorang berjalan pada malam hari dengan minim cahaya
maka pupil mata akan mengecil
3. Ketika membaca buku di tempat yang gelap maka pupil mata akan
mengecil.
Bekasi, 19 Januari 2021

Hedy Ady Nugraha

BAB II
PERASA PADA KULIT

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM PSIKOLOGI FAAL

Praktikum : II

4
Nama Percobaan : Perasa Pada Kulit
Nama OP (Objek Percobaan) : Hedy Ady Nugraha
Usia OP : 19
Pendidikan OP : Mahasiswa Psikologi Semester 1
Nama PP (Pelaku Percobaan) : Hedy Ady Nugraha
Tanggal Percobaan : 16 Januari 2021
Waktu Percobaan : 21.30 s/d 22.00 WIB
Tempat Percobaan : Rumah

A. TUJUAN PERCOBAAN

Untuk mengetahui adanya reseptor tekanan, sakit, sentuhan,


dingin, dan panas pada kulit, serta mengetahui letak masing-masing
reseptor.
H. DASAR TEORI
Kulit beserta turunannya, meliputi rambut, kuku, kelenjar sebasea,
kelenjar keringat, dan kelenjar mamma disebut juga integumen. Fungsi
spesifik kulit terutama tergantung sifat epidermis. Epitel pada epidermis
ini merupakan pembungkus utuh seluruh permukaan tubuh dan ada
kekhususan setempat bagi terbentuknya turunan kulit, yaitu rambut, kuku,
dan kelenjar-kelenjar.
Pada epidermis tidak terdapat pembuluh darah dan sel saraf. Epidermis
tersusun atas empat lapis sel:
a. Lapisan germinatum. Lapisan ini juga disebut lapisan basal.
Disusun oleh sel basal aktif yang terus menerus membelah diri, sel
di bagian ini mempunyai inti berwarna gelap yang sangat penting
dalam proses pembelahan sel, sehingga bagian inilah yang terus
menerus membuat sel-sel kulit baru untuk mengantikan bagian sel-
sel yang tua dan rusak, oleh karena itu sel basal disebut juga
sebagai sel induk.
b. Lapisan stratum soinosum. Lapisan ini biasa juga disebut prickle-
cell layer. Yaitu lapisan di atas sel basal yang tersusun dari sel
keratinocyt. Berfungsi melindungi lapisan sel basal yang aktif
membelah agar terhindar dari subtansi yang dapat merusak seperti

5
infeksi mikro organisme dan mengurangi kehilangan kelembaban
sel.
c. Lapisan stratum granulosum. Lapisan ini merupakan lapisan sel
kulit mati dan tidak dapat membelah diri yang tersusun dari selsel
keratin atau sel yang sudah berisi bahan protein dan mengeras.
Karena letak lapisan ini makin jauh dari pembuluh darah maka
sedikit saja aliran darah yang mengalir sehingga jika karena suatu
hal aliran darah terhambat, maka sel kulit di lapisan ini akan
menjadi semakin pipih dan mati sebelum waktunya.
d. Lapisan stratum corneum. Lapisan ini juga disebut lapisan horny
atau lapisan tanduk atau lapisan bersisik. Lapisan ini terbanyak
berada pada telapak tangan dan kaki dan jarang dijumpai dilapisan
kulit wajah. Merupakan lapisan paling atas tersusun dari 5 - 20
lapisan sel, diantara sel-selnya terdapat lemak yang berfungsi
sebagai perekat antara sel-sel

I. ALAT YANG DIGUNAKAN


a. Serabut-serabut ijuk dari berbagai ukuran
b. Kikiran kuning
c. Tempat air panas dan air dingin
d. Gelas
J. JALANNYA PERCOBAAN
a. Tempat Reseptor Tekanan dan Sakit OP sekaligus bertindak sebagai
PP mengambil serabut yang sudah dibengkokkan, kemudian serabut
itu ditekankan pada kulit punggung OP. Selanjutnya OP juga
mengambil serabut ijuk yang agak tebal dan kaku. Serabut ini juga
ditekankan pada kulit punggung tangan OP, maka akan terasa sakit.
b. Tempat Reseptor Dingin dan Panas Kerucut – kerucut kecil dari
kuningan yang ada tangkainya dimasukan ke dalam tempat yang ada
kikiran kuninganya, kemudian tempat ini dimasukan kedalam sebuah
gelas dengan air es. Dengan kerucut – kerucut tersebut kulit OP

6
disentuh. Kemudian dilakukan lagi dengan percobaan menggunakan
air panas

K. HASIL PERCOBAAN
1. Tempat reseptor dan rasa sakit
a. OP merasakan adanya tekanan saat punggung dan telapak tangan
ditekan dengan serabut yang dibengkokkan.
b. OP merasakan adanya sakit saat telapak dan punggung tangan
ditekan dengan serabut yang kaku dan tajam.
2. Tempat reseptor dingin dan panas
a. Logam yang sebelumnya direndam air dingin lalu disentuhkan ke
kulit, maka kulit OP pada bagian punggung tangan akan terasa
dingin sedangkan pada telapak tangan terasa biasa saja.
b. Logam yang sebelumnya direndam air hangat lalu ditempelkan
pada bagian punggung tangan OP rasa hangatnya seperti
terlambat namun rasa hangatnya sedikit lama sedangkan pada
bagian telapak tangan OP rasa hangat lebih terasa namun rasa
hangatnya hanya sebentar saja.

L. KESIMPULAN
1. Apabila kulit ditekan maupun terkena jarum sehingga sel-sel yang
terdapat di dalam kulit hendak merespon rangsangan tersebut serta
disalurkan kedalam otak sehingga seseorang akan merasakannya.
2. Apabila kulit yang terkena suhu panas dan dingin maka sel yang ada di
dalam kulit akan merespon suhu tersebut dan disalurkan kepada otak
sehingga seseorang bisa merasakan suhu tersebut.

M. APLIKASI

7
1. Dengan adanya reseptor panas dan dingin kita dapat mengecek suhu
tubuh.
2. Jika kulit terkena benda tajam maka kita akan segera merasakan rasa
sakitnya.
3. Apabila kaki terinjak dengan keras oleh seseorang. (tekanan)
Bekasi, 19 Januari 2021

Hedy Ady Nugraha

DAFTAR PUSTAKA

Berta, American Academy of Ophthalmology, 2011-2012a; Kanski, 2007;


2013.
Evelyn c. pearce, Anatomi dan fisiologi untuk paramedic, (Jakarta;
gramedia, 2012) h.318.
Edelhauser , American Academy of Ophthalmology, 2011-2012a,b; 2003.
Kalangi, Sonny J.R. HISTOFISIOLOGI KULIT. Jurnal Biomedik (JBM),
Vol. 5, No. 3, Suplemen, November 2013, hlm. S12-20

8
Pearce E.C, Anatomy & Physiology for Nurse (Anatomi dan Fisiologi
untuk Paramedis), (terj: Sri Yuliani Handoyo,) Jakarta: PT Gramedia,
Cetakan ke-28, 2006) h. 120
Wijono, dkk. Jurnal EECCIS Vol. 7, No. 1, Juni 2013

Anda mungkin juga menyukai